[Selamat atas kebersilan Quest Utama pertama Anda, Host]
[Anda memulai dengan sangat baik]
“Kenapa aku tidak melihat pantulan layar hologram di kaca jendela?” tanya Davis.
[Layar hologram hanya bisa dilihat oleh Anda]
[Perhatian]
[Jika Anda ingin berbicara dengan sistem, Anda perlu menyebut nama “sistem” lebih dahulu agar Anda tidak terlihat sedang berbicara seorang diri. Orang lain hanya akan melihat Anda sedang diam ketika Anda berbicara dengan sistem]
“Aku mengerti.” Davis bangkit dari kursi, berjalan hingga ke batas balkon, menatap pemandangan kota Leaventown yang bertabur cahaya. Ia masih berpikir bahwa semua yang terjadi padanya adalah mimpi.
“Aku memiliki banyak pertanyaan di kepalaku sejak tadi. Sistem, kenapa kau tiba-tiba muncul dan memilihku?”
[Sistem sudah disiapkan untuk Anda sejak dahulu, Host. Alasan sistem muncul karena Anda sudah memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sistem]
“Disiapkan untukku? Siapa yang mempersiapkannya?”
[Orang tua Anda yang sudah mempersiapkannya]
“Orang tuaku?” Davis tersenyum. “Siapa orang tuaku sebenarnya dan di mana mereka sekarang? Aku ingin bertemu dengan mereka secepatnya.”
[Informasi ayah dan ibu Anda akan terbuka ketika status pewaris mencapai level 60]
“Aku lupa mengenai hal itu. Aku harus bisa menaikkan status pewaris secepatnya agar bisa mengetahui siapa keluarga Miller sesungguhnya dan mengetahui orang tuaku.”
“Sistem, syarat apa yang sudah aku penuhi?”
[Syarat untuk memunculkan sistem adalah keadaan Anda yang berada di titik paling rendah dalam hidup Anda dan keinginan kuat Anda untuk kembali bangkit dari keterpurukan. Keinginan kuat Anda untuk tetap hidup setelah kejadian buruk malam ini membuat sistem aktif]
[Sistem terhubung dengan cincin yang Anda kenakan sekarang. Akan tetapi, jika syarat belum terpenuhi, maka sistem tidak akan muncul]
“Aku mengerti. Aku sudah memilih pilihan yang tepat untuk tidak menyerah.” Davis mengamati cincinnya sejenak. “Siapa yang menciptakan sistem dan bagaimana sistem membuat quest yang harus aku selesaikan?”
[Sistem belum bisa memberikan informasi mengenai pencipta sistem dan bagaimana Quest dibuat. Anda bisa mengetahuinya saat Status Pewaris Anda mencapai level 60]
“Jadi, Sistem Pewaris Terhebat diciptakan oleh seseorang atau mungkin sekelompok orang yang memiliki hubungan dengan orang tuaku. Siapa pun yang menciptakan sistem ini pastilah orang yang sangat hebat.”
“Apa aku bisa kehilangan sistem?”
[Anda bisa kehilangan sistem ketika Anda tidak memiliki hasrat untuk hidup atau keadaan di mana Anda tidak menginginkan sistem ada. Untuk saat ini, sistem hanya bisa memberikan dua informasi tersebut. Anda bisa mendapatkan informasi lebih banyak mengenai sistem ketika level Status Pewaris Anda sudah meningkat]
“Ini pertanyaan terakhir malam ini. Kenapa sistem menggunakan Money Power bukan Mana Power atau Magic Power seperti dalam permainan?”
[Uang adalah sihir terhebat di masa sekarang]
Davis tiba-tiba tertawa. “Kau benar. Kekuatan uang adalah sihir yang luar biasa. Aku hampir bisa mendapatkan apa pun yang aku mau dengan uang yang kupunya sekarang. Uang juga bisa mengubah sikap seseorang.”
Davis memejamkan mata, membiarkan angin berembus menyentuh kulitnya. Ia ingin memastikan sekali lagi jika semua ini benar-benar kenyataan. Jika setelah membuka mata semua ini tidak menghilang, ia akan percaya sepenuhnya bahwa semua ini adalah nyata.
Davis membuka mata perlahan. Ketika pandangannya sudah sepenuhnya terbuka, ia tiba-tiba menangis. Pria itu dengan cepat menyeka air mata, tersenyum. “Semua ini benar-benar nyata. Ayah, Ibu, aku tidak tahu apa pun soal kalian, tapi sistem yang kalian berikan adalah kado terhebat bagiku.”
[Sistem hadir untuk membantu Anda memperoleh keinginan dan mencapai tujuan Anda]
“Aku memiliki banyak keinginan yang belum terwujud sejak dulu. Aku ingin memiliki rumah yang bagus, kendaraan yang bagus, berjalan-jalan ke tempat menarik, diperlakukan dengan baik, dan juga menginginkan bisa bersama dengan seorang wanita yang ….”
Davis tiba-tiba terdiam ketika teringat Susan. Dadanya kembali sesak saat mengingat wanita itu sudah tidak lagi menginginkannya. Di saat yang sama, ia teringat dengan pesan dari Sebastian yang memintanya untuk menjaga keluarga Anderson.
“Mereka sudah memperlakukanku sangat buruk selama ini, kecuali kakek dan Susan.” Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Susan sepertinya terpengaruh oleh hasutan keluarganya sehingga dia membenciku. Meski Susan tidak ingin melihatku lagi, tapi aku tidak ingin Susan bersama dengan orang yang salah.”
Davis mengembus napas panjang, mengepalkan tangan erat-erat. Tatapannya menerobos jauh ke depan. “Tujuanku sekarang adalah untuk mengetahui siapa aku sebenarnya.”
Davis menoleh saat cincinnya tiba-tiba bersinar keemasan. Sinar itu semakin membesar hingga membuatnya silau. Lambat laun cincin kembali ke sedia kala.
[Sistem sudah mencatat tujuan Anda]
[Sistem mempersiapkan langkah untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda]
Davis tersenyum. “Aku akan menjalani hidup dengan sebaik mungkin mulai sekarang. Aku bukan lagi Davis yang merupakan seorang pecundang dan tidak memiliki apa pun. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghinaku dan memperlakukanku dengan buruk lagi.”
Davis beranjak ke kamar untuk beristirahat. Ia mengabaikan kelima pegawai wanita yang bersamanya karena sibuk dengan kebahagiannya mendapat sistem. Saat memasuki kamar dan akan melepas pakaian, Davis tersadar dengan kehadiran kelima pegawai wanita itu.
Davis menatap satu per satu kelima pegawai wanita. Mereka adalah gadis cantik yang memiliki tubuh seperti model. Tidur bersama mereka pasti akan jadi pengalaman yang menyenangkan baginya.
“Tuan Davis, apa Anda ingin seorang teman untuk menemani Anda—”
“Kalian bisa pergi sekarang. Aku ingin tidur dengan tenang sekarang.” Davis melepas jas, melirik kelima pegawai wanita tadi keluar dari kamarnya. “Aku belum siap untuk hal itu.”
Davis berbaring di kasur setelah mengganti baju. “Kasur ini benar-benar sangat nyaman. Berbeda sekali dengan kasurku yang ada di kamar lamaku. Rasa lelahku seolah terisap.”
Davis menguap beberapa kali. Ia perlahan memejamkan mata dan dengan cepat terlelap.
Keesokan paginya, Davis bangun dengan keadaan bugar. Ia berjalan menuju balkon, mengamati pemandangan pagi kota Leaventown dari ketinggian. “Ini benar-benar luar biasa.”
[Ding]
[Quest Harian sudah dibuat]
[Tingkat kesulitan : Mudah]
[Quest Harian : Berolahraga Pagi Selama Satu Jam Setiap Hari]
[Durasi Quest : 75 menit]
[Hadiah : 5 exp + $50.000]
“Hadiahnya sama seperti saat quest mengalahkan keempat penjaga semalam. Hanya dengan berolahraga pagi, aku bisa mendapatkan uang $50.000. Aku butuh waktu lima bulan lamanya untuk mendapatkan uang tersebut saat tinggal di keluarga Anderson. Kalau mereka mengetahui sekaya apa aku sekarang, sikap mereka pasti akan langsung berubah padaku.”
Davis terdiam ketika mengingat penghinaan keluarga Anderson padanya semalam. Ketika memejamkan mata, perlakuan mereka selama ini mendadak bermunculan. “Dengan uang yang aku miliki, aku bisa membalaskan rasa sakit hatiku pada mereka. Tapi aku memiliki janji pada kakek Sebastian. Meski begitu, aku tidak akan membiarkan mereka menghinaku, tidak akan.”
Davis sudah bersiap dengan setelan olahraga. Ia berolahrga dengan peralatan gym yang ada di kamarnya.
Davis meneguk minuman hingga habis. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Ketika melihat penampilannya di cermin, ia seperti melihat dirinya dalam versi berbeda. “Uang mampu mengubahku secepat ini.”
[Ding]
[Host berhasil menyelesaikan Quest Harian]
[Hadiah 5 exp + $50.000 dikirim ke status pewaris dan Money Power Anda]
[Nama Host : Davis]
[Keluarga : Miller]
[Status Pewaris : Level 1 (71/100)]
[Health Point : 16/20]
[Kekuatan : 12 | Pertahanan : 13 | Kecerdasan : 13 | Kelincahan : 12]
[Money Power : $999. 591.000]
Davis menyeka keringat dengan handuk. Setelah berganti pakaian, ia menuju balkon kamar, memandangi jalan raya di depannya.
Davis melihat gedung Heaven Hall yang cukup ramai dengan orang-orang. Para pegawai sedang mengantar kepergian seorang tamu. “Pria itu memiliki mobil yang sangat bagus. Dia juga memiliki kekasih yang sangat cantik.”
Davis berpikir sesaat. “Aku sebaiknya membeli sebuah rumah. Aku tidak mungkin terus menyewa hotel. Aku juga harus membeli kendaraan untuk memudahkanku pergi ke mana pun.”
[Ding]
[Quest Utama sudah dibuat]
[Tingkat kesulitan : Mudah]
[Quest : Membeli Sebuah Rumah]
[Durasi Quest : 120 menit]
[Hadiah : 50 exp + $500.000]
“Baiklah, aku akan memilih rumah yang akan aku beli. Aku sebaiknya membeli rumah yang memiliki pemandangan bagus, memiliki fasilitas lengkap, dan tidak terlalu luas.”Davis duduk di meja, membuka laptop, membuka satu per satu website agen properti. Setelah memilih beberapa rumah, pilihannya jatuh pada sebuah rumah mewah yang berada di dekat pantai. “Aku tidak memiliki ponsel untuk menghubungi agen properti. Aku sebaiknya bergegas sebelum waktu quest berakhir.”Davis keluar dari hotel. Ia tercengang ketika melihat biaya yang dikeluarkannya untuk menginap selama satu hari. Para pelayan mengantar kepergiannya di halaman depan.“Aku menghabiskan $200.000 hanya untuk menginap satu hari. Aku bisa membeli sebuah mobil bahkan rumah dengan jumlah uang tersebut.”Davis memeriksa berkas pembayaran. Hanya tertulis “Davis” tanpa tambahan nama keluarga “Miller”. Meski cukup bingung, ia mengabaikan hal tersebut.[Money Power : $999. 391.000][Catatan : $200.000 sudah digunakan untuk pembayaran Para
“Apa yang mereka lakukan di sini?” tanya Davis sembari bersembunyi.Davis melihat Ethan menggandeng tangan Susan. Ingatannya mengenai kejadian semalam kembali hadir. Amarahnya tiba-tiba meluap.“Setelah kita menikah nanti, kita akan tinggal di rumah ini, Susan.” Ethan berkata dengan senyum lebar. “Bukankah rumah ini luar biasa? Selain berada di kompleks perumahan mewah, rumah ini juga memiliki pemandangan yang sangat bagus.”“Ethan dan Susan akan tinggal di samping rumahku?” Davis menggertakkan gigi, berusaha menahan amarah.“Ya, rumah ini sangat luar biasa,” balas Susan dengan senyum yang agak terpaksa.Ethan menyentuh bahu Susan. “Susan, apa yang terjadi? Apa kau tidak senang kalau kita akan tinggal di rumah semewah ini? Apa kau ingin aku mengajakmu tinggal di rumah lain? Aku bisa mencari rumah—”“Rumah ini bagus. Aku menyukainya.” Susan mengamati rumah di depannya saksama, berjalan selangkah, mengembus napas panjang.Ethan diam sejenak, menyejajarkan langkah dengan Susan. “Susan, a
[Waktu Penyelesaian Quest : 3 hari 11 Jam 55 Menit]“Aku penasaran dengan kabar kematianku yang aku dengar dari Susan.” Davis mengetikkan kata kunci kecelakaan semalam di kolom pencarian. Beberapa judul artikel seketika bermunculan.Davis membaca artikel paling atas. Ia menemukan gambar seorang pria yang terbakar di sisi jalan dengan sepeda listrik yang juga sudah hangus terbakar. Selain itu, di bagian tengah artikel, ia mendapatkan kartu identitasnya dalam keadaan setengah terbakar.“Susan dan yang lain pasti mengira jika pria yang terbakar itu adalah aku. Aku penasaran siapa pria malang yang hangus terbakar itu?”Davis membaca artikel kedua. Ia menemukan keterangan jika pria itu mengalami kecelakaan tunggal karena menabrak pembatas jalanan saat hujan besar.Davis teringat saat sebuah mobil tiba-tiba menabraknya dari belakang. “Mobil itu seperti dengan sengaja menabrakku. Saat aku terbaring tak berdaya di jalan, aku juga tidak melihat pengemudi mobil turun untuk menolongku. Aku harus
[Peringatan!][Keadaan berbahaya!]Davis segera mengambil jalan lain, bersembunyi di balik dinding, memperhatikan gerak-gerik seorang pria yang akan memasuki bar. Sistem terus memberinya peringatan berkali-kali.“Layar sistem tiba-tiba berubah menjadi warna merah. Siapa pria itu dan kenapa pria itu sangat berbahaya?”[Sistem belum bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Host]Davis menarik tubuhnya dengan cepat ketika pria itu menoleh ke arahnya.[Peringatan!][Segera keluar dari bar secepatnya]Davis perlahan berjalan mundur, menjauh dari dinding dan lorong. Ia setengah berlari dengan sesekali menoleh ke belakang. Ketika Davis sudah sepenuhnya menghilang dari lorong, pria tadi berjalan ke arah tempat persembunyian Davis tadi.Pria itu menoleh sekeliling, memutuskan memasuki bar.Davis keluar dari bar, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia menoleh ke belakang beberapa kali untuk memastikan jika pria tadi tidak mengikutinya.[Keadaan sudah aman][Host tidak diperkenankan m
[Waktu Penyelesaian Quest : 2 hari 3 jam 30 menit]Davis sedang berada tak jauh dari kamar apartemen Ethan. Hampir setengah jam lamanya ia menunggu, tetapi belum ada tanda-tanda Ethan keluar. Saat menoleh ke samping, ia mendapati seorang pria tinggi berjalan menuju kamar Ethan.“Siapa pria itu? Apa mungkin pria itu pria yang bernama Felix?”Pintu kamar apartemen tiba-tiba terbuka. Ethan keluar bersama dua orang wanita.“Sialan, kenapa kau masih belum bersiap-siap, Ethan? Bukankah kau memintaku pergi ke tempat keluarga Anderson siang ini?” tanya pria tinggi itu.Ethan menguap, memberi tanda pada dua wanita itu untuk pergi. “Wanita bodoh bernama Susan itu dan keluarganya tidak akan memarahiku hanya karena aku sedikit terlambat. Masuklah. Kita akan membicarakan rencana kita di dalam.”Ethan dan Felix memasuki kamar. Davis segera mendekat, mengawasi keadaan sekeliling, menempelkan sebuah kamera di lubang bagian atas pintu ketika situasi sudah aman. Ia memeriksa posisi kamera dari ponsel,
“Aku hanya bertanya mengenai pekerjaannya.” Sebastian melajukan kursi roda menuju ke dalam rumah, mendekat pada seorang pengawal. “Antarkan aku ke kamarku sekarang dan jangan biarkan siapa pun mendekat tanpa seizinku.”Susan dan Drake mengawasi Davis.“Hei, jika kau sudah selesai dengan pekerjaanmu, pergilah dengan segera dari rumah ini,” ucap Drake agak berteriak.Davis mengangguk.“Ayah, kenapa kau terkesan mengusirnya?” Susan bertanya.“Aku tidak menyukai pria itu. Dia langsung mengingatkanku pada Davis.” Drake memasuki rumah.“Pria itu memang mirip dengan Davis.” Susan mengamati Davis sesaat, mendekat pada Sebastian. “Kakek, izinkan aku mengantarmu ke kamar.”Susan mengambil alih tugas pengawal, berjalan di belakang kursi roda. “Kakek, kenapa kau terus tersenyum? Apa ada sesuatu yang membuatmu bahagia?”Sebastian melirik Susan sekilas. “Aku hanya sedang bahagia, Susan.”Susan dan Sebastian menaiki tangga khusus.“Kakek, bisakah aku bertanya sesuatu padamu? Ini mengenai Ethan.”Sen
“Sistem tidak memberi peringatan bahaya padaku,” gumam Davis seraya menoleh pada Susan, Romeo, Rebecca, dan Emmely yang datang mendekat ke arahnya.“Segera buka topi, masker, dan maskermu. Aku akan memeriksamu,” perintah pengawal.Davis melakukan seperti yang diperintahkan. Ia sudah mempersiapkan penyamaran sebaik mungkin jika pemeriksaan seperti ini terjadi.Davis memakai rambut dan kumis palsu serta menambahkan beberapa tahi lalat palsu.Susan, Romeo, Rebecaa, dan Emmely mengamati Davis dari atas hingga bawah, menatap satu sama lain sesaat.Pengawal itu mulai memeriksa semua bagian tubuh Davis, lalu beralih pada tas Davis.“Bukankah itu ponsel mewah keluaran terbaru?” Romeo menunjuk ponsel yang dikeluarkan oleh pengawal dari tas Davis.“Kau benar. Harganya mencapai $10.000 di pasaran. Bahkan, ponsel bekasnya pun berharga $8000,” sahut Rebecca dengan wajah terkejut.“Bagaimana mungkin seorang petugas kebersihan sepertimu bisa memiliki ponsel semahal itu?” Emmely menimpali.Romeo sege
Dua hari berlangsung dengan cepat.Sebuah mobil menepi di depan teras rumah keluarga Anderson. Ethan keluar dari mobil dengan penampilan sangat rapi.“Maaf jika aku membuat kalian menunggu,” ujar Ethan sembari mendekati Susan, memandangi wanita itu dari atas hingga bawah. “Kau sangat cantik malam ini, Susan.”Susan tersenyum, menunduk untuk menyembunyikan merah di pipi.“Kau datang tepat waktu, Ethan,” sahut Drake dengan wajah cerah.Romeo dan beberapa pria berbisik-bisik saat melihat mobil mewah yang dikendarai Ethan. Di saat yang sama, Rebecca dan Emmely tampak kagum dengan Ethan dan merasa iri dengan Susan.Ethan menatap Sebastian di kursi roda. “Tuan Sebastian, aku bernar-bernar terhormat karena Anda mau datang ke undangan makan malamku di Paradise Street.”Ethan mengulurkan tangan, tetapi Sebastian justru mengabaikan Ethan.Ethan menarik kembali tangannya, mengepalkan tangan erat sesaat. “Aku harap Anda bisa menikmati malam ini dengan baik.”Ethan melirik jam tangan sesaat, mengu
“Bisakah kau mengendarai mobil lebih cepat?” ketus Helga sembari menendang kursi sopir. “Kau mengendarai mobil seperti siput!” “Kau tampaknya tidak sabar bertemu Davis, Helga.” Harry tertawa terbahak-bahak. “Tenanglah, Davis tidak akan pergi ke mana-mana.” “A-apa maksudmu, Harry?” Helga memutar bola mata, berdecak saat wajahnya memerah. “A-aku hanya ingin segera beristirahat. Aku bahkan akan langsung pergi jika liburan ini membosankan.”“Kenapa Davis memilih tempat itu sebagai tempat liburan?” Helga mendengkus kesal. “Dia memang memiliki selera yang jelek. Dia seharusnya memilih tempat yang aku pilih sejak awal.”“Mengomel tidak akan mengubah apa pun, Helga. Kau harus menikmati liburan ini dengan baik. Bukankah kau sangat menantikan liburan ini sampai kau mempersiapkan banyak hal?”“Aku tidak mempersiapkan apa pun! Aku tidak akan pergi jika ayah tidak memaksaku!”“Kau membeli banyak busana kemarin. Kau bahkan pergi ke salon kecantikan hingga larut malam. Kau tentu ingin tampil luar
Romeo mengamati kamar Sebastian di balik dinding. “Alvin dan Sonya tampaknya masih belum keluar dari kamar kakek. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?”Romeo terdiam saat Sonya keluar dari ruangan sambil membawa sebuah gelas. “Apakah dia menemui Kakek untuk mengambilkan minuman?”Sonya melirik Romeo sekilas, berbelok ke kiri. “Mereka masih mencurigaiku.”Romeo mendengkus kesal saat ponselnya berbunyi. “Ya, aku baru saja selesai bersiap-siap. Tunggu aku di sana, Gabriel.”Romeo mengamati kamar Sebastian sesaat, menuruni tangga. Ia tersenyum saat melihat Drake berjalan dari arah sebaliknya. “Paman.”“Apa yang kau inginkan, Romeo? Katakan sekarang,” ujar Drake. “Aku melihat Alvin dan Sonya memasuki kamar kakek, Paman. Sonya keluar dari kamar sambil membawa gelas, sedangkan Alvin masih berada di kamar Kakek hingga sekarang.”Drake terdiam sesaat. “Jangan halangi jalanku.”Romeo mengamati kepergian Drake. “Paman Drake masih saja ketus seperti biasa. Aku yakin dia pasti akan mendatangi kake
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (1800/4000)][Health Point: 58/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.439.190.000]Rombongan mobil melaju kencang di sebuah jembatan, melewati pepohonan menjulang tinggi ke langit.Sebuah bangunan megah terlihat dari jarak agak jauh. Angin berembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan ranting. Langit tampak sangat cerah.Rombongan mobil keluar dari hutan, melaju di jalanan lurus. Kendaraan-kendaraan itu memasuki gerbang, menepi di depan bangunan. Para penjaga dan pelayan sontak membungkuk saat satu per satu orang turun dari mobil.Davis keluar dari mobil, membantu Sebastian duduk di kursi roda. Ia tersenyum saat mengamati pemandangan sekeliling.“Tempat ini sangat luar biasa. Aku menyukai tempat ini.” Davis tersenyum, mengamati Sebastian. “Kau baik-baik saja, Kakek? Kau terus diam sepanjang perjalanan.”“Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah karena perjalanan panjang.
Dariel sudah berlari mengelilingi danau selama setengah jam. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Meski sudah kelelahan, tetapi ia menyukai kegiatan ini.“Aku merasa sangat bugar dan bersemangat setelah menerima serum kemampuan itu. Aku harus meningkatkan levelku secepat mungkin untuk bisa membuka beragam kemampuan sistem.Dariel mengamati cincinnya sekilas. “Aku belum mendapatkan tanda-tanda pengkhianatan Chris dan Adrian hingga sekarang. Mereka bekerja sangat baik selama ini.”“Aku sejujurnya merasa bimbang sekarang. Siapa yang harus aku percaya antara Arnold, Chris, dan Adrian. Arnold memberikan cincin, dukungan, sekaligus serum kemampuan yang sangat berguna untukku. Meski begitu, aku harus tetap waspada karena aku belum tahu tujuan mereka sebenarnya.”Dariel mengepalkan tangan kuat-kuat. “Selama seminggu ini, aku sudah mencatat beberapa hal mengenai kemampuan penglihatan masa depanku. Aku akan merasakan sakit kepala saat penglihatan muncul. Penglihatan masa depanku muncul secara
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “