Rumah megah keluarga Anderson tampak berbeda malam ini. Suara tepuk tangan terdengar memenuhi ruangan saat seorang wanita dan seorang pria bergantian memasangkan cincin.
Di sisi lain, Davis tersenyum saat memasuki ruangan. Ini kali pertama dalam hidupnya sepanjang 25 tahun menghadiri sebuah pesta. Pria itu mempersiapkan penampilannya sebaik mungkin meski harus menguras tabungannya.
“Selamat atas pertunangan kalian, Ethan, Susan.”
Davis tiba-tiba terdiam ketika mendengar suara tersebut. Pria bertubuh tinggi itu seketika membeku saat melihat dua orang yang dikenalnya tengah berciuman di atas panggung. Senyum bahagianya lenyap dan berganti menjadi rasa sakit hati yang mendalam.
“Apa maksudnya semua ini?” Davis berkata cukup keras hingga perhatian semua orang tertuju padanya. Kerumunan tamu seketika terbelah dua ketika ia berjalan mendekat.
Semua keluarga Anderson tersenyum saat melihat Davis. Mereka sudah sejak lama tidak menyukai pria itu karena menganggapnya sebagai benalu tidak berguna. Malam ini adalah malam terakhir pria itu berada di keluarga mereka.
“Kau datang di saat yang tepat, Davis,” ujar Drake, pemimpin keluarga Anderson, “segera bawa piring-piring kotor itu ke dapur untuk kau cuci.”
Davis mengepalkan erat-erat. “Apa maksud semua ini?”
Drake berjalan mendekat pada Davis. “Apa kau tidak mendengar apa yang aku katakan barusan? Segera bawa piring-piring kotor itu ke dapur sekarang juga.”
Davis tidak menanggapi ucapan Drake. Ia masih terkejut dengan Susan dan Ethan yang tengah bergandengan tangan di atas panggung dengan busana senada. “Apa mereka berdua baru saja bertunangan?”
“Seperti yang kau lihat, putriku Susan baru saja bertunangan dengan Ethan. Mereka adalah pasangan yang sangat cocok dari segi apa pun. Siapa pun akan setuju dengan perkataanku.” Drake tersenyum lebar.
Davis menatap Susan dan Ethan bergantian. “Tapi kakek mengatakan kalau aku akan menikah dengan Susan satu bulan lagi. Aku yakin kau dan semua anggota keluarga Anderson mendengarnya saat kakek mengatakan hal itu.”
“Dasar brengsek! Siapa yang akan menikahkanmu dengan purtiku Susan?” Drake berteriak, mendekat pada Davis dengan langkah lebar. “Bercerminlah untuk tahu siapa dirimu dan di mana posisimu! Kau hanyalah sampah yang beruntung karena dibawa oleh ayahku ke keluarga Anderson. Apa kau pikir aku akan sudi menikahkan Susan dengan pria tidak berguna dan tidak memiliki apa pun sepertimu?”
Davis menatap semua orang yang tertawa dan menatapnya penuh benci, kecuali Susan yang menoleh ke arah lain. “Aku tidak menerima pertunangan ini. Aku—”
Drake melayangkan tamparan pada Davis. Hampir semua orang menahan tawa saat melihat peristiwa itu, kecuali Susan yang hanya diam. “Apa kau pernah berpikir siapa dirimu di dunia ini? Ethan jauh lebih baik darimu dalam segala hal. Kau bahkan tidak memiliki kekayaaan, kedudukan maupun keluarga. Ucapan ayahku tempo hari tidak lain hanya karena dia sedang melantur sebab penyakit yang dideritanya. Siapa pun tahu jika kau tidak pantas untuk putriku Susan.”
Davis sudah terbiasa dipermalukan dan ditatap dengan penuh kebencian. Akan tetapi, ia tidak bisa menerima pertunangan ini.
Davis mencintai Susan sejak pertama kali bertemu wanita itu lima belas tahun lalu, tepatnya saat ia pertama kali datang ke keluarga Anderson sebagai anak adopsi. Susan adalah wanita yang memperlakukannya dengan baik meski beberapa bulan ini sikapnya jauh berubah.
Davis menoleh pada Ethan yang tengah menahan tawa. Ia belum lama mengenal pria bernama Ethan itu. Ethan beberapa kali berkunjung ke rumah ini dan berbicara dengan Drake. Akan tetapi, ia tidak menduga pria itu memiliki hubungan dengan Susan.
Davis berusaha mengingat di mana ia pernah melihat Ethan selain di rumah ini. Setelah berpikir keras, ia mengingat jika Ethan adalah pria yang pernah memukuli seseorang di pinggir jalan hingga tidak sadarkan diri. Ethan jugalah yang pernah pergi ke dalam hotel bersama empat wanita sekaligus.
“Enyahlah dari pesta ini secepatnya, Davis! Kau hanya menganggu kebahagian kami,” ucap Emmely, salah satu sepupu Susan.
“Satu-satunya alasan kenapa kau diizinkan datang ke pesta ini adalah karena kami ingin kau sadar siapa kau dan di mana posisimu. Kau sama sekali tidak pantas untuk Susan.” Rebecca, sepupu Susan yang lain, menambahkan.
“Pergilah sebelum aku menghajarmu, brengsek!” ancam Romeo meski ia tidak yakin dengan ucapannya karena Davis memiliki postur lebih tinggi dan lebih besar darinya.
Davis mendekat ke arah panggung. “Pria bernama Ethan itu tidak lain hanya ingin mempermainkan Susan. Aku pernah melihatnya memukuli seseorang di pinggiran jalan. Dia juga pergi bersama beberapa wanita ke hotel.”
“Apa maksudmu, sialan?” Ethan berteriak kencang, menuruni panggung dengan langkah terburu-buru. “Sampah sepertimu sama sekali tidak pantas berbicara apa pun tentangku.”
“Susan, tolong percayalah padaku. Ethan hanya ingin mempermainkanmu. Dia—”
“Brengsek!” Ethan melayangkan pukulan, tetapi serangannya dapat ditahan oleh Davis. Ia meringis karena Davis meremas pergelangan tangannya dengan kuat. “Lepaskan tanganku sialan! Kau tidak tahu siapa yang kau hina!”
“Lepaskan tangan kotormu dari Ethan!” Drake menampar Davis.
Romeo mengambil gelas, lalu menuangkan isinya pada Davis. “Pergilah sekarang juga!”
Davis menatap Susan yang sama sekali tidak menoleh padanya. Tubuhnya beberapa kali menerima tersiram air. Ia melepas genggamannya pada tangan Ethan, menatap satu per satu orang yang tengah menyiram air dan menatapnya penuh kebencian.
“Kau harus menerima akibat dari perbuatanmu, sampah!” Ethan bersiap memukul Davis.
Davis menangkis tangan Ethan, menarik kerah baju pria itu dengan kuat hingga Ethan sedikit terangkat. “Apa yang sebenarnya kau rencanakan, Ethan? Aku tahu kau hanya ingin mempermainkan Susan. Susan adalah wanita baik yang tidak boleh kau permainkan.”
Semua orang tampak terkejut, tetapi tidak ada yang berani mendekat.
Ethan bisa melihat kemarahan dari pancaran mata Davis. “Lepaskan aku sampah! Kau akan membayar mahal tindakanmu padaku!”
“Hentikan, Davis! Kau sudah keterlaluan!” Susan tiba-tiba berteriak, menuruni panggung dengan langkah terburu-buru.
David perlahan melepas cengkeraman, melihat Susan yang menatapnya dingin. Saat akan bicara, Susan tiba-tiba menamparnya.
“Susan,” gumam Davis tak percaya. Dibandingkan tamparan Drake, tamparan Susan jauh lebih menyakitkan karena membuat hatinya terluka. “Susan, aku—”
“Davis, dengarkan aku baik-baik.” Susan mengembus napas panjang. “Aku dan Ethan sudah resmi bertunangan dan kami akan menikah satu bulan lagi. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa pun padamu. Aku juga tidak akan menikah denganmu sekalipun kakek memintaku. Aku tidak membencimu, tapi kau bukanlah pria pilihanku. Aku berhak memilih pria yang terbaik untukku, begitupun denganmu.”
“Davis, kau sudah keterlaluan karena menuduh Ethan, tapi kau sama sekali tidak bisa membuktikan tuduhanmu.”
Ethan tersenyum, mengandeng tangan Susan. “Apa kau dengar apa yang dikatakan tunanganku? Dia sama sekali tidak menyukaimu. Jadi, aku harap kau tidak menganggu hubungan kami.”
Davis menunduk, mengepal tangan erat. Semua bayangan kedekatannya dengan Susan seketika bermunculan. Susan memang tidak pernah menunjukkan ketertarikan padanya. Susan hanya memperlakukannya lebih baik dibandingkan anggota keluarga Andreson yang lain.
“Susan, percayalah padaku kalau Ethan bukan pria yang baik untukmu. Dia—”
Susan membelakangi Davis. “Pergilah, Davis. Aku tidak ingin melihatmu lagi.”
“Susan, aku ….” Davis mendapati semua orang tersenyum ketika melihatnya hancur. Ia berbalik perlahan, melirik Susan sekilas, berjalan meninggalkan ruangan.
Davis tidak memedulikan suara tawa dan hinaan dari orang-orang. Ia datang dengan senyum bahagia, tetapi pulang dengan hati dan harga diri yang terluka. Wanita yang dicintainya memilih pria lain dan ia sama sekali tidak bisa melakukan apa pun.
Davis berhenti ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. Begitu berbalik, ia mendapati Drake sudah berdiri di depannya.
“Dengarkan aku, brengsek. Malam ini adalah malam terakhir kau menjadi benalu di keluarga Anderson. Aku tidak akan membiarkanmu kembali ke keluarga ini untuk selamanya. Kau beruntung karena aku tidak menuntut ganti rugi sepeser pun atas biaya hidupmu selama ini. Jika kita kembali bertemu di suatu tempat, jangan pernah berbicara padaku dan keluargaku. Kau hanya memiliki waktu setengah jam untuk mengemas barang-barangmu,” ujar Drake. “Izinkan aku bertemu dengan kakek sebagai salam perpisahan. Aku tidak akan mengatakan apa pun soal masalah tadi. Aku … hanya ingin mengucapkan terima kasih padanya.” Davis menunduk sesaat, menoleh ke sisi lain.Drake berdecak. “Jangan mengambil barang apa pun milik ayahku atau milik siapa pun di rumah ini. Jika kau melakukannya, aku akan menyeretmu ke dalam penjara sampai kau membusuk di sana.”“Aku mengerti.” Davis berjalan menuju kamarnya yang berada di belakang rumah.“Sampah sepertimu memang pantas hidup di jalanan.” Drake tersenyum mengejek, menutup pi
[Peringatan!][Host dalam keadaan darurat. Sistem penyelamatan segera diaktifkan][Memulai proses penyembuhan dengan menggunakan MP yang tersedia]Tubuh Davis tiba-tiba diselimuti cahaya hijau selama hampir dua menit. Cincin di tangannya bersinar hijau selama proses penyembuhan. Tubuhnya kembali ke sedia kala setelah penyembuhan selesai seperti tidak pernah mengalami kecelakaan apa pun.[Proses penyembuhan selesai]Davis mulai membuka mata, mengerjap beberapa kali sampai pandangannya menjadi jelas. “Apa aku sudah mati?”Davis duduk di jalan, mengamati tubuhnya, menyenuth kepala, dada, tangan dan betis bergantian. Ia mendapati jejak darah di sebagian besar bajunya, tetapi anehnya ia tidak merasakan sakit apa pun.Davis mengamati keadaan sekitar. “Aku masih berada di tempat kecelakaan. Apa aku benar-benar sudah mati sekarang?”Davis berdiri, kembali mengawasi keadaan sekitar. “Aku tidak melihat jasadku terbaring di tempat ini. Apa seseorang sudah membawa jasadku ke rumah sakit? Jika iya
Davis terkejut ketika melihat informasi di layar hologram, membaca saksama. “Quest pertama sudah muncul dan termasuk quest yang mudah. Aku hanya harus berpakaian seperti keluarga kelas atas. Tapi masalahnya aku tidak memiliki uang untuk membeli barang-barang mewah. Aku menyimpan dompetku di bawah jok sepeda listrikku. Dompetku mungkin sudah hangus terbakar.”[Anda bisa menggunakan Money Power yang Anda miliki untuk membeli barang-barang yang Anda dibutuhkan]“Aku memiliki $999.000.000 Money Power dalam sistem. Jika Money Power itu bisa digunakan, maka aku sangat kaya sekarang. Bahkan, aku mungkin lebih kaya dari siapa pun di kota ini.” Davis tersenyum. “Tapi bagaimana cara menggunakan Money Power?”[Katakan “cetak” jika Anda menginginkan sistem mencetak kartu khusus milik Anda]“Semudah itu?” Davis masih belum mempercayai hal ini sepenuhnya. “Tidak ada salahnya mencoba. Cetak.”Sebuah cahaya putih tiba-tiba muncul di depan Davis. Saat cahaya menghilang, sebuah kartu hitam yang bertul
Davis terdorong mundur hingga terdesak ke dinding bangunan. Saat penjaga akan melumpuhkannya, ia menendang bagian vital si penjaga, menarik kerah baju pria itu, lalu melemparkannya ke bawah dengan kuat.[Ding][Sub Quest : Kalahkan Keempat Penjaga dalam Waktu Dua Menit : 4/4][Host berhasil menyelesaikan Sub Quest][Hadiah 5 EXP + $50.000 dikirim ke status pewaris dan Money Power Anda][Nama Host : Davis][Keluarga : Miller][Status Pewaris : Level 1 (15/100)][Health Point : 16/20][Kekuatan : 12 | Pertahanan : 13 | Kecerdasan : 13 | Kelincahan : 12][Money Power : $999. 040.000][Waktu penyelesaian Quest Utama : 42 menit 30 detik]Davis tersenyum ketika melihat empat penjaga terbaring tak jauh darinya. “Aku bisa mengalahkan keempat penjaga tepat waktu. Tubuhku bergerak dengan sangat ringan.”Davis menatap keempat penjaga, tersenyum. “Sesuai janji, kalian harus membiarkanku memasuki Heavan Hall.”Davis berjalan melewati orang-orang yang mengurumuni jalan. Saat akan memasuki pintu,
[Selamat atas kebersilan Quest Utama pertama Anda, Host][Anda memulai dengan sangat baik]“Kenapa aku tidak melihat pantulan layar hologram di kaca jendela?” tanya Davis.[Layar hologram hanya bisa dilihat oleh Anda][Perhatian][Jika Anda ingin berbicara dengan sistem, Anda perlu menyebut nama “sistem” lebih dahulu agar Anda tidak terlihat sedang berbicara seorang diri. Orang lain hanya akan melihat Anda sedang diam ketika Anda berbicara dengan sistem]“Aku mengerti.” Davis bangkit dari kursi, berjalan hingga ke batas balkon, menatap pemandangan kota Leaventown yang bertabur cahaya. Ia masih berpikir bahwa semua yang terjadi padanya adalah mimpi.“Aku memiliki banyak pertanyaan di kepalaku sejak tadi. Sistem, kenapa kau tiba-tiba muncul dan memilihku?”[Sistem sudah disiapkan untuk Anda sejak dahulu, Host. Alasan sistem muncul karena Anda sudah memenuhi syarat yang dibutuhkan untuk mengaktifkan sistem]“Disiapkan untukku? Siapa yang mempersiapkannya?”[Orang tua Anda yang sudah memp
“Baiklah, aku akan memilih rumah yang akan aku beli. Aku sebaiknya membeli rumah yang memiliki pemandangan bagus, memiliki fasilitas lengkap, dan tidak terlalu luas.”Davis duduk di meja, membuka laptop, membuka satu per satu website agen properti. Setelah memilih beberapa rumah, pilihannya jatuh pada sebuah rumah mewah yang berada di dekat pantai. “Aku tidak memiliki ponsel untuk menghubungi agen properti. Aku sebaiknya bergegas sebelum waktu quest berakhir.”Davis keluar dari hotel. Ia tercengang ketika melihat biaya yang dikeluarkannya untuk menginap selama satu hari. Para pelayan mengantar kepergiannya di halaman depan.“Aku menghabiskan $200.000 hanya untuk menginap satu hari. Aku bisa membeli sebuah mobil bahkan rumah dengan jumlah uang tersebut.”Davis memeriksa berkas pembayaran. Hanya tertulis “Davis” tanpa tambahan nama keluarga “Miller”. Meski cukup bingung, ia mengabaikan hal tersebut.[Money Power : $999. 391.000][Catatan : $200.000 sudah digunakan untuk pembayaran Para
“Apa yang mereka lakukan di sini?” tanya Davis sembari bersembunyi.Davis melihat Ethan menggandeng tangan Susan. Ingatannya mengenai kejadian semalam kembali hadir. Amarahnya tiba-tiba meluap.“Setelah kita menikah nanti, kita akan tinggal di rumah ini, Susan.” Ethan berkata dengan senyum lebar. “Bukankah rumah ini luar biasa? Selain berada di kompleks perumahan mewah, rumah ini juga memiliki pemandangan yang sangat bagus.”“Ethan dan Susan akan tinggal di samping rumahku?” Davis menggertakkan gigi, berusaha menahan amarah.“Ya, rumah ini sangat luar biasa,” balas Susan dengan senyum yang agak terpaksa.Ethan menyentuh bahu Susan. “Susan, apa yang terjadi? Apa kau tidak senang kalau kita akan tinggal di rumah semewah ini? Apa kau ingin aku mengajakmu tinggal di rumah lain? Aku bisa mencari rumah—”“Rumah ini bagus. Aku menyukainya.” Susan mengamati rumah di depannya saksama, berjalan selangkah, mengembus napas panjang.Ethan diam sejenak, menyejajarkan langkah dengan Susan. “Susan, a
[Waktu Penyelesaian Quest : 3 hari 11 Jam 55 Menit]“Aku penasaran dengan kabar kematianku yang aku dengar dari Susan.” Davis mengetikkan kata kunci kecelakaan semalam di kolom pencarian. Beberapa judul artikel seketika bermunculan.Davis membaca artikel paling atas. Ia menemukan gambar seorang pria yang terbakar di sisi jalan dengan sepeda listrik yang juga sudah hangus terbakar. Selain itu, di bagian tengah artikel, ia mendapatkan kartu identitasnya dalam keadaan setengah terbakar.“Susan dan yang lain pasti mengira jika pria yang terbakar itu adalah aku. Aku penasaran siapa pria malang yang hangus terbakar itu?”Davis membaca artikel kedua. Ia menemukan keterangan jika pria itu mengalami kecelakaan tunggal karena menabrak pembatas jalanan saat hujan besar.Davis teringat saat sebuah mobil tiba-tiba menabraknya dari belakang. “Mobil itu seperti dengan sengaja menabrakku. Saat aku terbaring tak berdaya di jalan, aku juga tidak melihat pengemudi mobil turun untuk menolongku. Aku harus
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti
Satu per satu tamu VIP dan VVIP mulai memilih petarung. Dariel masih menimbang beberapa petarung. Akan tetapi, saat akan menekan bel, seorang tamu lebih dahulu memilih petarung pilihannya.“Dia lebih cepat dariku,” ujar Dariel sembari memilih petarung pilihan keduanya.“Sial,” gumam John sembari mengepalkan tangan erat-erat. “Tidak ada satu pun penonton VIP dan VVIP yang memilihku. Mereka menganggapku lemah.”Lexy tertawa. “Kau bukan satu-satunya orang yang merasa kesal, John. Tidak masalah selama kita mendapatkan uang.”“Siapa yang sudah memilihku?” tanya Toba seraya mengamati ruangan VIP dan VVIP. Tubuhnya memutar bersamaan dengan para penonton yang terus berteriak. “Aku harus menang. Tidak, aku harus mendaratkan satu pukulan atau setidaknya aku tidak mempermalukan diriku saat bertarung dengan si Dewa Kematian.”“Semua penonton sudah memilih petarung kedua mereka. Sayangnya, tidak semua petarung dipilih. Apakah mereka terlalu lemah sehingga tidak pantas dipilih?” Si pembawa acara te