Share

Sir Abraham, Love Story
Sir Abraham, Love Story
Penulis: Aleena

Prolog

Penulis: Aleena
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zack menarik tangan Nayla, ketika perempuan itu ingin pergi karena kecewa dengan sikapnya. Nayla merasa hanya dia yang merasakan rasa itu, tetapi tidak dengan Zack. Lelaki itu tidak memiliki perasaan apapun kepadanya.

Cukuplah rasa sakitnya dikhianati, ia tidak ingin merasakan rasa sakit yang ke sekian kalinya karena merasakan cinta yang tidak pernah terbalaskan.

Tarikan tangan Zack kepada Nayla begitu kuat, hingga gadis itu jatuh ke dalam pelukannya.

"Aku ... mencintaimu, Nayla," ucap Zack sambil mengeratkan pelukannya di tubuh samar itu.

Sebuah ucapan singkat namun sangat sulit untuk diutarakan. Zack bahkan membutuhkan berhari-hari hanya untuk memutuskan dan mengerti perasaannya.

Nayla membulatkan matanya seketika, mendengar pengakuan dari lelaki itu. Ada rasa terkejut dengan ungkapan yang tiba-tiba dari lelaki yang selama ini terlihat ketakutan dan ingin segera mengusir Nayla ketika ia mendekatinya.

"Zack, apakah kau yakin? Kau mencintaiku yang seperti ini?" Nayla masih ragu dengan perkataan Zack.

Bukannya Nayla tidak senang, tetapi ia dan Zack berada di alam yang berbeda. Nayla hanyalah sesosok arwah yang harus terkurung dalam dunia manusia yang tidak ada seorang pun yang bisa melihatnya dan mengetahui keberadaannya. Dia tidak hidup dan juga tidak mati. Apakah hubungan mereka mungkin terjadi?

"Aku tidak peduli orang lain menganggapku gila atau apa. Yang jelas hatiku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Jadi berjanjilah kepadaku, kau akan bertahan untukku. Aku akan menunggumu hingga kau sembuh dan terbangun dari koma."

***

Seorang laki-laki dengan langkah terseok-seok berusaha menyamakan irama langkahnya dengan seorang opsir polisi yang kini sedang menggelandangnya diikuti oleh beberapa polisi lain di belakang.

Wajahnya terlihat lebam dengan darah segar mengucur di pelipis. Mulutnya komat-kamit menyumpah serapahi orang-orang yang telah mengkhianatinya sehingga ia dengan mudah bisa tertangkap. Pria itu melirik sekilas opsir polisi tersebut dengan perasaan marah, tetapi tidak berdaya.

Di balik seragam opsir yang pas di badan, seolah memang sengaja dijahit mengikuti lekuk tubuhnya yang terlihat tegap dan proporsional, terdapat seseorang yang mempunyai jiwa yang dingin dengan banyak misteri dalam dirinya.

Dia berkulit putih, berhidung mancung, garis wajah tegas dengan jambang sedikit tebal di dagu menambah kesan wibawa yang tak terelakkan.

"Masuk!" Opsir tersebut mendorong pria itu masuk ke dalam jeruji besi lalu menguncinya dengan cepat.

"Lepaskan! Lepaskan aku! Kalian tidak bisa melakukan hal ini kepadaku!"

Pria itu berteriak lantang sambil meronta-ronta. Tangannya berusaha membuka jeruji besi itu dengan mendobrak berkali-kali menggunakan tangan juga badannya. Namun, hal itu tampaknya sia-sia belaka. Pintu tahanan itu sama sekali tidak terbuka atau bergeser meski hanya se-inchi.

Opsir tersebut hanya bergeming tidak memedulikan teriakan lelaki itu. Ia mengenakan kaca matanya lalu menganalisa data tahanan baru tersebut yang ia input di komputer yang berada di atas meja kerja. Bola mata spektrum itu bergerak naik turun mengikuti arah gerak bacanya.

"Tuan Zack Abraham, ada seseorang yang ingin menemui Anda." Seorang rekannya yang lain dengan pangkat satu tingkat lebih rendah darinya menyampaikan kedatangan tamu tak diundang itu.

Opsir Zack yang dikenal keras dan tidak pernah takut terhadap penjahat mana  pun menarik  kedua ujung alisnya ke bawah. Tidak biasanya ia mendapatkan tamu di hari kerja. Apalagi sifatnya yang dingin dan pendiam membuat opsir Zack tidak memiliki banyak teman.

Bukan karena ia sombong, tetapi traumanya di masa kecil membuat dia enggan untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Nanun, di balik sifat dingin itu sebenarnya ia adalah orang yang baik dan peduli dengan sesama. Bahkan tak jarang opsir Zack menyumbangkan hampir keseluruhan dari gajinya kepada orang yang membutuhkan.

"Aku akan menemuinya," ucap opsir Zack kemudian.

Opsir Zack beranjak dari duduknya, melangkahkan kaki dengan tegak. Pantulan bunyi sepatu yang keras menandakan pria itu selalu bersikap tegas tanpa ada rasa takut dari dalam dirinya.

Dari balik dinding kaca itu, ia bisa melihat seorang laki-laki dengan rambut disisir ke belakang, mengenakan stelan tuxedo mahal sedang duduk sambil menaikkan satu kakinya di lutut sementara kaki lainnya di bawah. Kedua tangannya terlipat di dada dengan punggung bersandar sedikit santai di sandaran sofa.

Opsir Zack menatapnya sambil terus berjalan mendekat. Dari  tatapan matanya yang berbingkai frame berwarna hitam bulat, Zack melihat lelaki itu dengan penuh selidik, seolah ia bisa membaca pikiran, maksud dan tujuannya berkunjung di kantor kepolisian pusat.

Langkah Zack terhenti ketika kakinya sudah berada di depan tamu yang dimaksudkan.

"Opsir Zack Abraham, akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda."

Lelaki itu mengulas senyum penuh kepalsuan dengan tangan terulur untuk berjabat tangan dengan opsir tersebut.

Opsir Zack menatap tangan yang beberapa detik mengapung di udara menanti sambutan tangannya, ia akhirnya menerima jabatan tangan itu dengan gerakan kaku dan cepat.

"Tuan Hendriq, seorang pengusaha tambang batu bara ternama dengan omset jutaan dollar per bulan dan saat ini sedang ada kasus suap yang mana masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian. Ada keperluan apa Anda datang mencariku?" Opsir Zack berucap frontal dengan lawan bicaranya tanpa ada rasa canggung sedikit pun, kendati ia tahu bahwa tuan Hendriq adalah orang yang berpengaruh dan juga berbahaya.

Tuan Hendriq menampilkan senyumannya lagi, kali ini lebih lebar dari sebelumnya.

"Anda pasti sudah tahu, kenapa saya yang begitu sibuk mau meluangkan waktu saya yang begitu berharga untuk datang ke tempat ini." Tuan Hendriq menjawab dengan santai tanpa peduli ucapan menohok yang dilontarkan opsir Zack kepadanya.

"Jika Anda ingin bernegoisasi untuk mengeluarkan adik Anda, sebaiknya Anda pulang saja karena hal itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Bahkan membayangkannya pun Anda tidak akan bisa," ucap opsir Zack tegas.

Tuan Hendriq yang merasa lebih berkuasa menganga ingin menjawab perkataan opsir Zack, tetapi opsir Zack segera mengangkat satu tangannya penuh dengan peringatan bahwa ia masih ingin melanjutkan bicara tanpa ingin disela.

"Silakan Anda kembali! Jika Anda terus bersikeras bernegosiasi maka bukan hanya adik Anda yang saya masukkan ke dalam sel tahanan. Saya pun bisa menangkap Anda sekarang juga dengan tuduhan menyuap seorang opsir kepolisian. Tentu saja dengan reputasi Anda yang cemerlang dan tanpa cacat itu akan tercela disebabkan Anda dengan mudah tertangkap oleh seorang opsir bawahan seperti saya."

Tuan Hendriq menggertakkan gigi, menahan marah. Dengan tangan terkepal ia mencoba menahan emosi yang hampir meledak.

"Kau akan menyesal, Opsir Zack," ucapnya dengan sorot mata berkilat tajam, mengucapkan sebuah janji yang pasti suatu saat akan ia tepati.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Me Shel
Zack keren, tegas, dan gak pandang bulu dalam bertindak...
goodnovel comment avatar
dyah E utomo
baca lagi ka.. ............ di sebelah udah d hapusss yaakkkk
goodnovel comment avatar
Rindu
awal yg menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sir Abraham, Love Story   Awal Pertemuan

    Hari sudah menjelang malam, tetapi hujan tidak juga kunjung berhenti, membuat opsir Zack menungguinya hingga reda.Jam sudah menunjukkan melewati waktu pulang, tetapi ia masih setia menatap langit dari balik jendela kaca ruang kerjanya.Sambil menyesap secangkir kopi panas, ia kembali membaca kasus-kasus yang belum selesai ia tangani.Suara petir kembali bersautan bersamaan dengan angin kencang yang sepertinya berhembus tak mau kalah. Kemungkinan hujan ini akan berlangsung lebih lama.Opsir Zack memutuskan untuk merebahkan sejenak tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di sisi ruangan untuk melepas penat yang sedari tadi sudah bergelayut di sekujur tubuh. Tanpa ia sadari kantuk mulai menyerang sehingga ia tidak mampu menahan diri untuk tidak memejamkan mata sampai ia tertidur lelap.***"Pak, hujan sudah reda. Apakah Anda akan pulang sekarang?" Seorang petugas membangunkan Zack yang saat ini masih terlelap dalam buaian mimpi.Dibu

  • Sir Abraham, Love Story   Muncul Kembali

    Dengan tangan gemetar Zack menekan passcode pintu apartemennya. Hampir tiga kali ia melakukannya dan semuanya salah, membuat Zack harus kembali mengumpat.Pertemuannya dengan gadis hantu itu membuat Zack tidak bisa fokus melakukan apapun, bahkan hanya untuk memasuki apartemennya sendiri."Hai, kau seperti melihat hantu saja!" Sebuah tangan yang menepuk bahu Zack, membuat lelaki itu terlonjak kaget.Zack mendengkus kesal, degup jantungnya masih belum stabil dengan wajah yang pucat pasi."Buka pintunya!"Zack memerintah adik sepupunya itu yang tinggal bersamanya di unit apartemen yang sama.Antony Stevan yang merupakan anggota dari kepolisian muda yang baru saja bergabung di kepolisian pusat. Mereka berdua ditugaskan di wilayah kerja yang sama. Untuk sementara Antony Stevan yang belum mendapatkan tempat tinggal terpaksa harus menumpang di unit apartemen Zack sampai ia menemukan tempat tinggal yang cocok.Stevan menekan tombol passcode u

  • Sir Abraham, Love Story   Memulai Penyelidikan

    "Kau lihat itu? Sangat aneh sampai saat waktu pembobolan brankas sama sekali tidak ada pergerakan yang mencurigakan di ruangan itu." Opsir Julio mengatakan dengan nada kesal yang bercampur frustrasi.Opsir Zack dan opsir Julio juga beberapa anggota kepolisian sedang melakukan penyelidikan di bank swasta Higashino. Bank swasta milik keluarga Jepang yang memiliki banyak cabang di negara itu telah mengalami pencurian dengan cara yang tidak biasa.Opsir Julio nampak kesal dari raut mukanya. Pasalnya dari hasil rekaman CCTV yang ia putar berulang-ulang ketika bank sedang menyelesaikan jam operasionalnya tidak ada tanda-tanda berarti yang mencurigakan yang mengarah kepada pencurian itu."Kau benar, sangat aneh memang." Zack mengamini perkataan rekannya itu.Bagaimana mungkin uang dalam brankas tiba-tiba bisa hilang begitu saja dan dengan mudahnya beralih ke tangan pencuri itu tanpa ketahuan oleh siapa pun?Zack kembali memeriksa rekaman CCTV itu dengan s

  • Sir Abraham, Love Story   Dihajar

    Motor Zack melesat cepat membelah jalanan untuk menemukan si pencuri yang sedari tadi dikejarnya. Netranya menangkap titik-titik lokasi di mana kemungkinan pencuri itu melarikan diri dari alat pemindai jalan yang ia miliki. Nayla yang ada di belakangnya hanya menutup mata sambil memeluk tubuh lelaki di depannya itu, seolah takut akan terjatuh. Kendati ia hanya arwah yang tak berjasad, tetapi naluri manusianya masih ada. Ia mendekap erat tubuh Zack sebagai pengaman terakhirnya dari laju motor Zack yang melaju jauh dari kecepatan normal. Zack menghentikan laju kendaraannya ketika ia melihat sebuah motor terparkir di sebuah rumah kosong yang ada di pinggir jalan. Ia memarkirkan motor kesayangannya itu di bawah pohon yang ada di depan rumah tersebut lalu menghubungi rekan sesama polisi untuk segera mengepung tempat itu. "Tunggu di sini dan jangan kemana-mana! Ini akan berbahaya." pinta Zack kepada Nayla yang dijawab anggukan oleh nona hantu itu. Zac

  • Sir Abraham, Love Story   Pergi Berkencan

    "Mandy!" Zack menatap gadis yang kini berada di depannya itu dengan perasaan bahagia. Karena kesibukan Zack, ia tidak sempat menemui kekasihnya itu dalam kurun beberapa minggu. Dan kini rasa rindu yang ditahannya selama beberapa minggu terbayar sudah dengan kedatangan Mandy di kamar perawatannya. "Zack, mengapa bisa sampai seperti ini?" ucap Mandy dengan wajah penuh kekhawatiran melihat kondisi Zack yang penuh dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Zack menyunggingkan senyum, merasa bahagia dicemaskan wanita yang dicintainya. "Aku tidak apa-apa, hanya luka ringan. Bagaimana keadaanmu?" "Beginilah, kau terlalu sibuk hingga melupakanku!" Wajah Mandy terlihat lucu dengan pipi menggembung seperti itu, merajuk dengan sang kekasih yang tak pernah menemuinya. Zack terkekeh kecil, wajahnya sedikit nyeri jika digunakan untuk tertawa. "Aku tidak mungkin melupakanmu, hanya saja ada kasus mendesak yang membuatku sangat

  • Sir Abraham, Love Story   Pengkhiantan Mandy

    "Halo?" Terdengar suara Mandy di seberang sana saat Zack menghubunginya. Meskipun ia ingin memberi kejutan, setidaknya ia memastikan dulu di mana kekasihnya itu berada sehingga ia bisa memberikan kejutan di waktu yang tepat. "Mandy, emm ... kau ada di mana?" Zack sedikit gugup mengatakannya. "Emm, aku di rumah. Tentu saja ada di rumah. Ada apa?" "Tidak, aku hanya ingin memastikan. Karena aku menghubungimu dua kali baru bisa tersambung," ucap Zack sedikit curiga dengan sikap Mandy yang tak biasa. "Aku baru keluar dari toilet. Tidak mungkin 'kan ke toilet membawa ponsel?" "Oh, apa kau yakin?" tanya Zack lagi mencoba memastikan. "Zack, buat apa aku berbohong. Sudahlah, aku sedang kesal," ucap Mandy yang langsung mematikan ponselnya. Zack tersenyum mendengar Mandy kesal kepadanya, karena setelah ini ia akan datang untuk menghiburnya. Dan ia yakin bahwa Mandy tidak akan bertahan lama marah kepadanya, karena seperti itulah biasanya.

  • Sir Abraham, Love Story   Kesakitan yang Sama

    Nayla tersenyum cerah ketika berjalan mendekati rumah yang dulunya sering ia pijaki. Sudah lama sekali sejak kecelakaan maut yang menimpanya tiga tahun silam yang mengakibatkan dirinya koma hingga saat ini, tidak bertamu ke rumah Victor yang merupakan kekasih sekaligus calon tunangannya.Nayla berencana bertunangan usai ia berhasil mendapatkam gelar doctor-nya yaitu setelah ia menyelesaikan Coas di sebuah rumah sakit milik keluarga besarnya.Namun, karena kecelakaan maut yang hampir membuatnya tiada, dan mungkin bisa dibilang hidup, tetapi mati membuat Nayla kehilangan semuanya.Nayla hampir putus asa dengan nasibnya, tetapi Victor yang selalu setia menemaninya di saat Nayla mengalami masa-masa sulit, membuat ia yakin suatu saat dia bisa hidup kembali dengan tubuh yang saat ini sedang terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.Selama tiga tahun terakhir, Victor tidak pernah terlupa untuk mengunjungi Byla dengan membawa buket bunga untuk diletakkan di a

  • Sir Abraham, Love Story   Petugas Kebersihan Misterius

    Suasana malam itu terasa begitu dingin, deru ombak pantai bergulung-gulung dan sesekali terpecahkan oleh batu karang yang menjulang kokoh di tengah lautan. Zack dan Nayla merebahkan tubuhnya terlentang beralaskan pasir pantai sambil menengadah memandang hamparan bintang-bintang yang ada di langit. Tatapan keduanya tampak kosong dan hanyut oleh pikiran masing-masing. Zack mengingat kembali bagaimana masa-masa indahnya dulu bersama Mandy. Kenangan itu terasa manis, tetapi menyakitkan jika untuk dikenang. Pun demikian dengan Nayla, kebersamaannya bersama Victor adalah kenangan terindah semasa hidupnya. Ya hidup seperti manusia normal yang dulu pernah ia dapatkan. Entah kapan kehidupan seperti itu akan ia dapatkan kembali, atau mungkin ia akan seperti ini selamanya. "Zack, apakah kau tertidur?" tanya Nayla tanpa melihat ke arah Zack. Zack yang masih termenung hanya menjawab sekenanya. "Heem." Nayla sedikit menyunggingka

Bab terbaru

  • Sir Abraham, Love Story   Bahagia Selamanya

    Stevan memasuki kamarnya setelah tragedi salah masuk kamar itu berlalu. Dilihatnya Arisa masih mengenakan handuk tengah berjinjit mengambil koper yang berada di atas lemari pakaian. Hiroyuki memang menyiapkan pakaian baru di kamar masing-masing untuk kedua mempelai sehingga mereka tidak perlu repot-repot membawa pakaian ganti.Stevan tampak gugup melihat apa yang tersaji di depan matanya. Kaki jenjang Arisa yang tanpa penutup hingga paha atas terekspose sempurna membuat Stevan meneguk ludahnya berkali-kali.Ingin sekali dirinya cepat-cepat memadu kasih dengan si pemilik tubuh itu. Pasti malam ini akan begitu istimewa mengingat ia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Dan Stevan juga tahu jika Arisa juga belum pernah terjamah oleh lelaki mana pun."Biar kuambilkan."Suara Stevan mengagetkan Arisa yang terlalu fokus dengan koper itu. Ia tidak menyadari kehadiran Stevan sebelumnya, hingga suara lelaki itu membuatnya terlonjak terkejut.Disilangkannya

  • Sir Abraham, Love Story   Malam Pertama Penuh Drama

    Kini kedua pasang pengantin itu sudah berdiri di depan banyak orang, menyambut para tamu yang telah menghadiri pernikahan mereka.Zack dan Nayla juga Stevan dan Arisa secara bergantian mendapatkan ucapan selamat, baik dari keluarga terdekat juga kerabat jauhnya."Zack," Suichi yang pertama kali menghampiri sebagai keluarga tertua untuk mengucapkan selamat kepada mempelai pria.Entah sejak kapan pemandangan langka itu terjadi. Zack dan Suichi saling tersenyum untuk kemudian berpelukan erat. Keduanya seperti keluarga jauh yang baru saja bertemu untuk sekian waktu lamanya.Bahkan Nayla yang berada di dekat Zack ternganga melihat hal yang tak biasa yang kini terjadi di depannya. Begitu juga dengan Arisa, Stevan dan keluarga Nayla yang lain."Selamat ya, Zack. Ingat, jangan membuat keponakanku menangis karena ulahmu. Aku bisa saja membunuhmu jika kau melakukan itu."Zack menyunggingkan senyum ketika mendengar penuturan bengis yang masih terselip

  • Sir Abraham, Love Story   Pernikahan Penuh Drama

    KRIIIIINGGGGAlarm berbunyi nyaring membuat kedua lelaki itu menutup telinganya dengan bantal.Semalam Zack dan Stevan harus lembur karena menangani sebuah kasus yang membuat keduanya harus tidur menjelang pagi. Stevan memegangi bantalnya kuat dan membekam telinganya untuk menghalau suara nyaring alarm itu, sementara Zack menggapai jam mungil itu untuk menghentikan deringannya yang memekakkan telinga.Alarm berhenti berbunyi, tetapi masih saja ada satu hal yang membuat tidur keduanya terganggu.Suara dering ponsel Zack yang tidak berhenti berbunyi membuat lelaki itu harus membuka matanya secara paksa. Zack menggeser layar ponselnya untuk menerima panggilan tanpa melihat siapa yang saat ini sedang meneleponnya."Halo!" Suara seraknya khas orang bangun tidur itu akhirnya terdengar di seberang sana."Zack, kau sedang apa?"Lelaki itu mengerjab beberapa saat mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya."Nay, ada apa kau memba

  • Sir Abraham, Love Story   Kekalahan Victor

    Zack menutup kedua mata Nayla menggunakan kedua telapak tangannya. Menuntun gadis itu untuk berdiri di sebuah tempat yang sebelumnya telah menjadi kejutan untuk Nayla."Kejutan!" Zack melepaskan tangannya dari mata Nayla, membuat gadis bernetra hitam itu membuka matanya, menatap sekeliling dengan apa yang telah Zack persiapkan untuknya.Zack mengajak Nayla untuk melakukan makan malam romantis di depan pantai. Tempat di mana mereka sering merajut kasih dengan banyak mimpi yang selama ini keduanya lakukan."Zack, ini sangat indah." Nayla tak bisa menyembunyikan raut kekaguman dengan apa yang telah terlihat di depan matanya.Zack menyiapkan segalanya sejak siang tadi. Acara dadakan itu telah berhasil membuat Nayla terpukau dengan kejutan manis yang Zack berikan kepadanya."Syukurlah kau menyukainya."Tangan kekar itu meraih pinggang Nayla untuk didekatkan kepadanya. Sontak lelaki itu mendapat pelototan dari mata Nayla.Zack terkekeh, men

  • Sir Abraham, Love Story   Kembalinya Seorang Polisi

    Zack menahan lengan Nayla ketika gadis itu akan pergi."Mau ke mana?" tanyanya kemudian dengan tangan mempertahankan lengan Nayla dalam genggamannya.Gadis itu berhenti, mengurungkan niatnya yang akan pergi dari kamar Zack."Aku akan tidur di kamar atas. Kita belum menikah, 'kan?" Sedikit merah wajah Nayla ketika mengatakannya.Zack tersenyum sekaligus merasa gemas dengan sikap Nayla. Apapun yang membuat Nayla malu, dia menyukainya."Tapi ... aku ingin kau menemaniku malam ini. Boleh, 'kan?"Bertambah meronalah pipi Nayla. Zack semakin berani mengatakan hal yang mengarah ke sana."Zack, kau mau apa?" tanya Nayla kemudian, mencoba menantang Zack yang sengaja menggodanya.Zack terkekeh. Dia memang berniat untuj menggoda Nayla saja, tetapi rasa ingin melakukan sesuatu tiba-tiba menghampiri untuk ingin segera dituntaskan."Nay, sepertinya aku sudah tidak bisa menahannya lagi."Nayla menautkan kedua alisnya, gugup mend

  • Sir Abraham, Love Story   Pengakuan Cinta Stevan

    Nayla mendorong kursi roda dengan Zack duduk di atasnya. Kedua insan manusia itu tak bisa melepaskan senyum di bibirnya yang sejak tadi bertengger tanpa jeda.Sesekali Zack menatap ke atas, bertabrakan pandang dengan Nayla lalu saling melempar senyum.Arisa menunggu di depan lobby bersama Stevan. Gadis itu menyiapkan perlengkapan Zack yang kini masih menggunakan kursi roda.Stevan membukakan pintu mobil itu, membantu Zack untuk berpindah tempat dari kursi roda ke kursi mobil. Zack masih terlalu lemah untuk sekedar berjalan ataupun berdiri sendiri.Terhitung tiga minggu sejak dirinya tersadar dari koma, Zack akhirnya memutuskan pulang dengan Nayla yang bertanggung jawab untuk merawatnya.Zack sudah berada di dalam mobil, sementara Nayla berputar untuk mengambil duduk di samping Zack dengan masuk melewati pintu bagian lain.Kursi roda sudah diletakkan di bagasi mobil bersamaan barang-barang Zack yang tertinggal."Hai, lihatlah! Apakah k

  • Sir Abraham, Love Story   Tersadar

    Nayla yang memahami itu, bergegas menuangkan minuman untuk Zack. Namun, dengan cepat Mandy merebut gelas berisi air itu dari tangan Nayla."Zack, minumlah!"Mandy membantu Zack minum dengan membantu lelaki itu duduk dari pembaringannya.Disesapnya air yang berada dalam gelas bening itu. Hanya sedikit saja, untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang telah kering karena selama berbulan-bulan lamanya terbaring tanpa daya di rumah sakit.Mandy membantu Zack berbaring lagi dengan menata bantal yang digunakan untuk menumpu kepalanya.Namun, Zack menolak untuk berbaring. Dia ingin duduk saja, sehingga Mandy mengubah posisi bantal itu menjadi berdiri sebagai sandaran punggung Zack.Tampaknya wajah pucat itu belum sepenuhnya tersadar. Zack mengerjapkan matanya kemudian dengan rasa pusing yang menyergap di kepala. Barulah beberapa saat kemudian, akhirnya Zack menyadari bahwa perempuan yang sedari tadi membantunya adalah Mandy."Mandy," panggil

  • Sir Abraham, Love Story   Empat Bulan Kemudian

    Empat bulan kemudian ...Rumah itu terlihat sangat menyejukkan dengan banyaknya bunga yang tertata cantik di setiap sudut ruangan. Nampak asri dan indah karena dijaga dan dirawat dengan penuh cinta dan kasih sayang.Sejak kepulangan Nayla dari rumah sakit, gadis itu memilih untuk tinggal di rumah Zack. Arisa sempat melarangnya karena kondisi tubuhnya belum pulih benar, tetapi tekad Nayla sudah bulat. Hidupnya akan sepenuhnya ia dedikasikan kepada Zack.Ya, Zack masih belum sadarkan diri. Namun, hal itu tidak membuat rasa cinta Nayla berkurang. Setiap hari setelah menyelesaikan tugasnya di rumah sakit, Nayla selalu menemani Zack hingga malam.Tidak ada rasa bosan dalam diri gadis itu ketika melakukan rutinitasnya setiap hari. Bahkan Nayla menikmatinya seolah sedang mengabdikan dirinya kepada suaminya sendiri.Nayla dengan ceria membacakan Zack kisah-kisah lucu, bercerita tentang rutinitasnya yang ia lakukan setiap hari hingga harapan-harapannya meng

  • Sir Abraham, Love Story   Kebingungan Nayla

    Wajah Nayla nampak pasi mengingat mimpi yang baru saja ia alami. Napasnya masih tersenggal dengan raut muka kebingungan.Apa yang terjadi? Mengapa dia berada di rumah sakit?Ingatannya berputar ke belakang ketika terakhir kalinya ia dan Zack bersama.Kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan, virus Zombie, perbudakan, serum penawar dan ledakan besar bangunan itu. Lalu Zack? Bagaimana dengan Zack? Apakah dia baik-baik saja, atau ....Apakah Zack sudah tiada?Di mana dia?Nayla terlihat kebingunan, banyak pertanyaan di benaknya yang menuntut ingin segera mendapatkan jawaban.Arisa menghampiri Nayla yang sebelumnya menuangkan air dalam gelas bening untuk diberikannya kepada Nayla. Arisa duduk di sisi ranjang Nayla dengan menghadap kepada adik semata wayangnya itu."Nayla, apa yang kau rasakan saat ini?" tanyanya lembut dengan menyentuh tangan Nayla sembari mengulurkan segelas air itu kepada Nayla.Nayla menoleh ke arah Arisa. Ke

DMCA.com Protection Status