Kini kedua pasang pengantin itu sudah berdiri di depan banyak orang, menyambut para tamu yang telah menghadiri pernikahan mereka.
Zack dan Nayla juga Stevan dan Arisa secara bergantian mendapatkan ucapan selamat, baik dari keluarga terdekat juga kerabat jauhnya.
"Zack," Suichi yang pertama kali menghampiri sebagai keluarga tertua untuk mengucapkan selamat kepada mempelai pria.
Entah sejak kapan pemandangan langka itu terjadi. Zack dan Suichi saling tersenyum untuk kemudian berpelukan erat. Keduanya seperti keluarga jauh yang baru saja bertemu untuk sekian waktu lamanya.
Bahkan Nayla yang berada di dekat Zack ternganga melihat hal yang tak biasa yang kini terjadi di depannya. Begitu juga dengan Arisa, Stevan dan keluarga Nayla yang lain.
"Selamat ya, Zack. Ingat, jangan membuat keponakanku menangis karena ulahmu. Aku bisa saja membunuhmu jika kau melakukan itu."
Zack menyunggingkan senyum ketika mendengar penuturan bengis yang masih terselip
Stevan memasuki kamarnya setelah tragedi salah masuk kamar itu berlalu. Dilihatnya Arisa masih mengenakan handuk tengah berjinjit mengambil koper yang berada di atas lemari pakaian. Hiroyuki memang menyiapkan pakaian baru di kamar masing-masing untuk kedua mempelai sehingga mereka tidak perlu repot-repot membawa pakaian ganti.Stevan tampak gugup melihat apa yang tersaji di depan matanya. Kaki jenjang Arisa yang tanpa penutup hingga paha atas terekspose sempurna membuat Stevan meneguk ludahnya berkali-kali.Ingin sekali dirinya cepat-cepat memadu kasih dengan si pemilik tubuh itu. Pasti malam ini akan begitu istimewa mengingat ia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Dan Stevan juga tahu jika Arisa juga belum pernah terjamah oleh lelaki mana pun."Biar kuambilkan."Suara Stevan mengagetkan Arisa yang terlalu fokus dengan koper itu. Ia tidak menyadari kehadiran Stevan sebelumnya, hingga suara lelaki itu membuatnya terlonjak terkejut.Disilangkannya
Zack menarik tangan Nayla, ketika perempuan itu ingin pergi karena kecewa dengan sikapnya. Nayla merasa hanya dia yang merasakan rasa itu, tetapi tidak dengan Zack. Lelaki itu tidak memiliki perasaan apapun kepadanya.Cukuplah rasa sakitnya dikhianati, ia tidak ingin merasakan rasa sakit yang ke sekian kalinya karena merasakan cinta yang tidak pernah terbalaskan.Tarikan tangan Zack kepada Nayla begitu kuat, hingga gadis itu jatuh ke dalam pelukannya."Aku ... mencintaimu, Nayla," ucap Zack sambil mengeratkan pelukannya di tubuh samar itu.Sebuah ucapan singkat namun sangat sulit untuk diutarakan. Zack bahkan membutuhkan berhari-hari hanya untuk memutuskan dan mengerti perasaannya.Nayla membulatkan matanya seketika, mendengar pengakuan dari lelaki itu. Ada rasa terkejut dengan ungkapan yang tiba-tiba dari lelaki yang selama ini terlihat ketakutan dan ingin segera mengusir Na
Hari sudah menjelang malam, tetapi hujan tidak juga kunjung berhenti, membuat opsir Zack menungguinya hingga reda.Jam sudah menunjukkan melewati waktu pulang, tetapi ia masih setia menatap langit dari balik jendela kaca ruang kerjanya.Sambil menyesap secangkir kopi panas, ia kembali membaca kasus-kasus yang belum selesai ia tangani.Suara petir kembali bersautan bersamaan dengan angin kencang yang sepertinya berhembus tak mau kalah. Kemungkinan hujan ini akan berlangsung lebih lama.Opsir Zack memutuskan untuk merebahkan sejenak tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di sisi ruangan untuk melepas penat yang sedari tadi sudah bergelayut di sekujur tubuh. Tanpa ia sadari kantuk mulai menyerang sehingga ia tidak mampu menahan diri untuk tidak memejamkan mata sampai ia tertidur lelap.***"Pak, hujan sudah reda. Apakah Anda akan pulang sekarang?" Seorang petugas membangunkan Zack yang saat ini masih terlelap dalam buaian mimpi.Dibu
Dengan tangan gemetar Zack menekan passcode pintu apartemennya. Hampir tiga kali ia melakukannya dan semuanya salah, membuat Zack harus kembali mengumpat.Pertemuannya dengan gadis hantu itu membuat Zack tidak bisa fokus melakukan apapun, bahkan hanya untuk memasuki apartemennya sendiri."Hai, kau seperti melihat hantu saja!" Sebuah tangan yang menepuk bahu Zack, membuat lelaki itu terlonjak kaget.Zack mendengkus kesal, degup jantungnya masih belum stabil dengan wajah yang pucat pasi."Buka pintunya!"Zack memerintah adik sepupunya itu yang tinggal bersamanya di unit apartemen yang sama.Antony Stevan yang merupakan anggota dari kepolisian muda yang baru saja bergabung di kepolisian pusat. Mereka berdua ditugaskan di wilayah kerja yang sama. Untuk sementara Antony Stevan yang belum mendapatkan tempat tinggal terpaksa harus menumpang di unit apartemen Zack sampai ia menemukan tempat tinggal yang cocok.Stevan menekan tombol passcode u
"Kau lihat itu? Sangat aneh sampai saat waktu pembobolan brankas sama sekali tidak ada pergerakan yang mencurigakan di ruangan itu." Opsir Julio mengatakan dengan nada kesal yang bercampur frustrasi.Opsir Zack dan opsir Julio juga beberapa anggota kepolisian sedang melakukan penyelidikan di bank swasta Higashino. Bank swasta milik keluarga Jepang yang memiliki banyak cabang di negara itu telah mengalami pencurian dengan cara yang tidak biasa.Opsir Julio nampak kesal dari raut mukanya. Pasalnya dari hasil rekaman CCTV yang ia putar berulang-ulang ketika bank sedang menyelesaikan jam operasionalnya tidak ada tanda-tanda berarti yang mencurigakan yang mengarah kepada pencurian itu."Kau benar, sangat aneh memang." Zack mengamini perkataan rekannya itu.Bagaimana mungkin uang dalam brankas tiba-tiba bisa hilang begitu saja dan dengan mudahnya beralih ke tangan pencuri itu tanpa ketahuan oleh siapa pun?Zack kembali memeriksa rekaman CCTV itu dengan s
Motor Zack melesat cepat membelah jalanan untuk menemukan si pencuri yang sedari tadi dikejarnya. Netranya menangkap titik-titik lokasi di mana kemungkinan pencuri itu melarikan diri dari alat pemindai jalan yang ia miliki. Nayla yang ada di belakangnya hanya menutup mata sambil memeluk tubuh lelaki di depannya itu, seolah takut akan terjatuh. Kendati ia hanya arwah yang tak berjasad, tetapi naluri manusianya masih ada. Ia mendekap erat tubuh Zack sebagai pengaman terakhirnya dari laju motor Zack yang melaju jauh dari kecepatan normal. Zack menghentikan laju kendaraannya ketika ia melihat sebuah motor terparkir di sebuah rumah kosong yang ada di pinggir jalan. Ia memarkirkan motor kesayangannya itu di bawah pohon yang ada di depan rumah tersebut lalu menghubungi rekan sesama polisi untuk segera mengepung tempat itu. "Tunggu di sini dan jangan kemana-mana! Ini akan berbahaya." pinta Zack kepada Nayla yang dijawab anggukan oleh nona hantu itu. Zac
"Mandy!" Zack menatap gadis yang kini berada di depannya itu dengan perasaan bahagia. Karena kesibukan Zack, ia tidak sempat menemui kekasihnya itu dalam kurun beberapa minggu. Dan kini rasa rindu yang ditahannya selama beberapa minggu terbayar sudah dengan kedatangan Mandy di kamar perawatannya. "Zack, mengapa bisa sampai seperti ini?" ucap Mandy dengan wajah penuh kekhawatiran melihat kondisi Zack yang penuh dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Zack menyunggingkan senyum, merasa bahagia dicemaskan wanita yang dicintainya. "Aku tidak apa-apa, hanya luka ringan. Bagaimana keadaanmu?" "Beginilah, kau terlalu sibuk hingga melupakanku!" Wajah Mandy terlihat lucu dengan pipi menggembung seperti itu, merajuk dengan sang kekasih yang tak pernah menemuinya. Zack terkekeh kecil, wajahnya sedikit nyeri jika digunakan untuk tertawa. "Aku tidak mungkin melupakanmu, hanya saja ada kasus mendesak yang membuatku sangat
"Halo?" Terdengar suara Mandy di seberang sana saat Zack menghubunginya. Meskipun ia ingin memberi kejutan, setidaknya ia memastikan dulu di mana kekasihnya itu berada sehingga ia bisa memberikan kejutan di waktu yang tepat. "Mandy, emm ... kau ada di mana?" Zack sedikit gugup mengatakannya. "Emm, aku di rumah. Tentu saja ada di rumah. Ada apa?" "Tidak, aku hanya ingin memastikan. Karena aku menghubungimu dua kali baru bisa tersambung," ucap Zack sedikit curiga dengan sikap Mandy yang tak biasa. "Aku baru keluar dari toilet. Tidak mungkin 'kan ke toilet membawa ponsel?" "Oh, apa kau yakin?" tanya Zack lagi mencoba memastikan. "Zack, buat apa aku berbohong. Sudahlah, aku sedang kesal," ucap Mandy yang langsung mematikan ponselnya. Zack tersenyum mendengar Mandy kesal kepadanya, karena setelah ini ia akan datang untuk menghiburnya. Dan ia yakin bahwa Mandy tidak akan bertahan lama marah kepadanya, karena seperti itulah biasanya.