Share

96. Perbincangan dua lelaki.

Aku menendang nendang ban belakangku keras. Bagaimana bisa banku bocor begini. Padahal tadi masih baik-baik saja.

"Kenapa Intan? Apa ada masalah?"

Aku menoleh dan menatap Langit sangar. Wajah polos tak berdosanya membuatku bertambah kesal.

"Nggak usah sok tak tahu deh ... ini pasti ulah kamu, kan? Iseng banget jadi orang!" tuduhku. Langit melebarkan matanya seakan kaget mendengar ucapanku.

"Jangan su'udzon sama orang. Bagaimana aku melakukannya, sedangkan aku saja makan sama kamu tadi. Memang bannya ban kamu kempes. Apa kempes saat kamu datang kesini? Kamu aja yang nggak merasa," dalihnya. Dia pikir aku baru belajar naik mobil apa. Sampa-sampai ban mobil oleng nggak kerasa.

Aku mengambil ponselku yang ada di saku celana. Merapatkan jaket yang aku kenakan. Angin malam yang berhembus terasa dingin menusuk tulang. Aku menekan kombinasi angka yang di berikan Mas Yoga padaku waktu itu. Nomor seorang montir yang dapat membantuku.

"Kamu menelpon siapa?" tanya Langit penuh selidik.

"Su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status