Lelaki Berengsek Yang Ternyata Ku Cinta

Lelaki Berengsek Yang Ternyata Ku Cinta

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-08
Oleh:  Diny Nia  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Peringkat. 6 Ulasan-ulasan
66Bab
17.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Melody Cinta, bukan nama judul lagu atau judul sinetron, adalah nama seorang gadis putri tunggal sebuah keluarga pengusaha. Alfata Langit, sesosok cowok dingin, angkuh, cuek , egois dan suka bertindak semau gue putra dari sahabat orang tua Melody. Mereka berdua di perkenalkan, di paksa menjadi kekasih dengan tujuan pertunangan dan pernikahan. Di satu sisi, ada seorang penggemar rahasia yang begitu perhatian pada Melody dan mampu membuat hati gadis itu selalu berbunga dan penuh warna setiap harinya. Hanya saja dia belum mau menampakkan diri dan bertemu secara langsung dengan Melody. Jadi gimana dong, Melody harus meletakkan hati dan pilihannya pada siapa. Setia menunggu sang penggemar rahasia yang entah kapan bersedia bertemu dengannya, atau harus menerima lelaki menyebalkan yang di paksa menjadi kekasih dan tunangannya bahkan berlanjut menjadi suaminya. Lelaki yang seringkali membuat galau hati Melody hingga membuatnya mendapat cap dan panggilan "berengsek" dari bibir dan hati terdalamnya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Di Paksa Jadi Kekasih

Melody Cinta, gadis berusia dua puluh tahun yang masih berstatus mahasiswi semester enam di sebuah perguruan tinggi swasta terkemuka di kotanya. Terbiasa di manja dan di sayang karena merupakan anak tunggal. Seperti pagi ini, jam dinding sudah menunjuk angka hampir delapan nol-nol, namun dia masih bergelung malas berteman mimpi. Tiba-tiba matanya terpaksa mengerjap silau ketika seseorang membuka tirai jendela kamar tanpa aba-aba atau dengan permisi sebelumnya. “Pagi sayang, ayo segera bangun dan segera mandi,” suara lembut itu mengusik mata sipitnya untuk berusaha keras mengerjap lagi supaya indera penglihatannya itu bisa terbuka lebar. “Ini kan hari minggu, Ma. Mel pengin bangun siang dong sekali-sekali,” suara serak khas pagi hari itu menjawab sapaan sayang mamanya yang tengah mengusap lembut pipi mulusnya bersamaan dengan terjatuhnya kembali kepala mungil itu di bantal dengan mata kembali terpejam. Meira, mama Melody hanya tersenyum mendengar suara

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Indri saputra
ceritanya gemeessin, ada lucunya juga siih...top deh pokoknya
2023-01-03 18:00:23
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-02-06 13:26:51
0
user avatar
Ashev Maulana
ceritanya mirip film bolywood shahrukhan yang judulnya rabne bana di jodi, satu orang dua karakter cuma bedanya di sini belum nikah dan belum bertemu..
2021-12-27 02:33:20
1
user avatar
27miielita
ahh sumpaahh bagus bangey thor critanyaa... kadamh sebel kadang baper kadang gemesss
2021-12-22 19:43:08
2
user avatar
Olala
Konyol, bikin penasaran, bikin geregetan
2021-08-24 18:37:08
1
user avatar
Olala
Konyol, bikin penasaran
2021-08-24 18:36:09
0
66 Bab

Bab 1 Di Paksa Jadi Kekasih

Melody Cinta, gadis berusia dua puluh tahun yang masih berstatus mahasiswi semester enam di sebuah perguruan tinggi swasta terkemuka di kotanya. Terbiasa di manja dan di sayang karena merupakan anak tunggal. Seperti pagi ini, jam dinding sudah menunjuk angka hampir delapan nol-nol, namun dia masih bergelung malas berteman mimpi. Tiba-tiba matanya terpaksa mengerjap silau ketika seseorang membuka tirai jendela kamar tanpa aba-aba atau dengan permisi sebelumnya. “Pagi sayang, ayo segera bangun dan segera mandi,” suara lembut itu mengusik mata sipitnya untuk berusaha keras mengerjap lagi supaya indera penglihatannya itu bisa terbuka lebar. “Ini kan hari minggu, Ma. Mel pengin bangun siang dong sekali-sekali,” suara serak khas pagi hari itu menjawab sapaan sayang mamanya yang tengah mengusap lembut pipi mulusnya bersamaan dengan terjatuhnya kembali kepala mungil itu di bantal dengan mata kembali terpejam. Meira, mama Melody hanya tersenyum mendengar suara
Baca selengkapnya

Bab 2 Es Batu Yang Mengesalkan

Entah berapa menit Melody terdampar di dunia tanpa kesadaran. Bau minyak kayu putih yang terendus kuat di penciuman membawa matanya kembali terbuka. Secara reflek bibirnya nyengir menahan satu rasa. Rasa panas di antara hidung dan mulut berasal dari minyak kayu putih yang di oleskan di situ. Begitu mata benar-benar terbuka, sekarang berganti dahinya yang mengernyit. Sejenak dia berfikir dan akhirnya menyadari dimana keberadaannya sekarang. Ya betul, dia berada di kamarnya sendiri. Kembali dia berusaha mengingat apa yang menyebabkan dia terdampar di dunia empuk ini dan tak lain karena beberapa saat lalu dia pingsan efek emosi yang tiba-tiba saja meledak karena ulah seseorang dan beberapa orang di sekitarnya saat itu. Kamar tidurnya sepi, dalam hati Melody merutuk sebal. Dia pingsan tapi tak satupun manusia di rumah rela menjaganya. Terutama kedua orang tuanya. Dengan satu dorongan kuat gadis itu merasa tubuhnya kembali segar. Yang jelas bukan kekuatan dari bulan ala Sailormoo
Baca selengkapnya

Bab 3 Pengumuman Alfa

“Alfa, selamat ya, kamu mendapatkan nilai 100 lagi, kamu emang the best,” suara merdu yang di telinga Melody terdengar genit itu mengudara se-antero kelas pagi ini. Bu Hesta baru saja membagikan hasil ujian minggu kemarin. Dengan malas Melody melirik kertas bernilai 98 di mejanya. Lagi-lagi dia kalah dari Alfa, hanya selisih 2 poin saja. Tajam di tatapnya dosen cantik yang duduk di depan sedang bersiap memberi materi kuliah hari ini. "Jangan-jangan dosen ini emang nepotisme ya, masak iya nilai gue sama Alfa selalu aja selisih 2 sampai 5 poin aja, dan selalu kalah," batin Melody penuh suudzon. "Hari ini gue harus membuktikan kebenarannya", niat Melody menyemangati dirinya sendiri. Empat puluh lima menit kemudian. “Alfa, setelah ini segera susul saya ke ruang dosen. Ada yang mau saya sampaikan ke kamu,” pesan Bu Hesta sebelum melangkah keluar setelah jam kuliah hari ini selesai. “Baik, Bu,” jawab Alfa, kemudian den
Baca selengkapnya

Bab 4 Dengerin Curhat Gue, Sil

Sekian menit menumpahkan isi hati, plot, alur, dongeng dan seribu kisah tentang hidupnya, akhirnya Melody bisa bernafas sedikit lega. “Jadi seperti itu, Sil, nasib gue. Sekarang gue harus gimana dong, elo pokoknya harus bisa bantuin gue. Titik,” penyambung kalimat Melody yang sekaligus sebagai penutup curahan hatinya. Kepalanya menunduk dan tangannya sibuk memukul-mukul guling di pangkuannya penuh emosi. Seolah bantal itu adalah punggung keras Alfa yang ingin dia patahkan tulang-tulangnya sampai terpotong-potong menjadi seukuran satu atau dua sentimeter saja. Psycho banget, ya. Di larang ketawa! Beberapa menit tak mendengar suara Sisil. Melody mengangkat kepalanya kemudian menatap ke arah sahabatnya yang tidur tengkurap tak jauh dari posisi duduknya. “Sisil, dasar lo, ya. Kenapa bengong gitu, sih? Jangan kesambet di kamar gueeee …” teriak melody gemas melihat Sisil yang menatapnya dengan muka bego nan bengong plus mulut terbuka. Merasa teriakannya tidak ada h
Baca selengkapnya

Bab 5 Dia Datang

Melody sedang serius membaca buku di perpustakaan kampus ketika seseorang tiba-tiba duduk di depannya tanpa permisi. Sebuah buku tebal terbuka begitu saja menampilkan deretan abjad yang entah membahas tentang apa. Gadis itu mendongak sekilas, memastikan siapa yang duduk diam-diam tanpa kata permisi padanya padahal banyak bangku kosong yang lain di sana-sini. Begitu mengetahui sosok itu spontan rasa sebal menderanya tanpa ampun. Gadis itu mendengus halus, ungkapan rasa kesal sekaligus penanda kalau dirinya mengakhiri acara membaca di perpustakaan. Padahal sesungguhnya belum genap lima belas menit Melody duduk dan membuka buku yang sejak beberapa hari lalu menjadi incarannya. Tanpa banyak berfikir lagi, gadis itu segera berdiri, menutup buku yang sedang dia baca kemudian berjalan menuju ke meja petugas perpustakaan. “Mbak Atik, buku ini gue pinjem, ya,” ujar Melody sambil menyodorkan kartu anggota perpustakaan. Perempuan setengah baya yang di panggil Melody segera menerima kar
Baca selengkapnya

Bab 6 Seseorang Yang Baru

  Setelah memarkir mobilnya di garasi, Melody melenggang santai masuk rumah dengan lagak tanpa dosa. Padahal aslinya, jangan di tanya seberapa dag dig dug jantung ini saat  membayangkan omelan panjang kedua orang tuanya nanti. Apalagi di garasi tadi sudah di lihatnya mobil papa bertengger dengan gagahnya. Jika sekedar beradu mulut dengan Alfa, semenjak acara kenal-kenalan kapan hari sudah menjadi hal biasa bagi Melody selayaknya iklan pemutih atau pengharum cucian yang tiap hari mondar mandir di layar televisi tanpa pernah mau mengerti pemirsanya pada pengin lihat atau enggak. Namun untuk menerima omelan panjang kedua orang tuanya, terlebih omelan papa, yang parahnya lagi bisa-bisa di bumbui fitnah si tukang jilat calon menantu kesayangan mereka itu benar-benar membuat nyali Melody menciut. Selain karena harus repot-repot menyiapkan jiwa dan raga mendengar omelan yang harus dia terima, mengingat sikap penjilat seorang Alfa yang suka berkata manis di depan o
Baca selengkapnya

Bab 7 Menyebalkan Vs Menyenangkan

Melody tersenyum seorang diri di bangku bawah pohon taman kampus. Tangan gadis itu sibuk memencet abjad-abjad di layar touchscreen handphone-nya. Di sebelahnya Sisil tak kalah sibuk, gadis itu asyik bertelepon ria dengan Kevin calon tunangan pujaan hatinya. Semakin mendekati acara pertunangan sepertinya mereka nampak semakin lengket. "Sil, elo yakin kan si Ansya ini bukan teman atau kenalan elo, dia bener-bener tahu banyak tentang kita, lho," jawil Melody pada sahabatnya yang baru saja mengakhiri acara berteleponnya. "Gue yakin banget, Mel. Sejak elo cerita kapan hari gue udah nyari info kemana-mana, ke teman-teman gue yang lain juga dan pada yakin nggak ada yang kenal dia." "Iya nih orang, akrab sama gue tapi kok misterius juga, ya?" "Di ajak video call sama ketemuan belum mau juga?" "Belum Sil, tapi gue nyaman aja, sih, pada dasarnya gue juga nggak ngebet banget pengin ketemu dia, terserah dia aja, orang dia yang datang ke gue." "But
Baca selengkapnya

Bab 8 Hati Yang Berkata

Tiga hari berlalu dari permintaan Ansya. Setiap harinya mereka masih tetap berkomunikasi dengan baik, penuh dengan canda tawa dan perhatian yang manis dari Ansya untuk Melody. Melody belum berani memberikan keputusan untuk cowok itu. Dia sudah jujur pada hatinya sendiri bahwa dia menyukai Ansya. Sejujurnya juga ingin segera memberi jawaban "iya". Tapi keberadaan Alfa meski penuh dengan tingkah menyebalkan dan juga memikirkan hati orang tua mereka tetap menjadi pertimbangan yang utama. Di satu sisi, meskipun belum pernah bertemu, dia tidak mau asal menjawab sekedar untuk bersenang-senang saja. Melody tetap berusaha menghargai  perasaan Ansya. Gadis itu selalu begitu, meski banyak hati yang dia tolak, tapi dia selalu berusaha untuk melakukannya dengan baik supaya tidak terlalu menyakiti hati orang itu. Bukan tanpa alasan, apalagi untuk seorang Ansya. Melody bisa merasakan dia cowok yang baik, kedekatan komunikasi mereka beberapa hari ini, pendekatan manis dari Ansya yang tanpa pa
Baca selengkapnya

Bab 9 Hari Yang Entah Kenapa

Semilir angin memainkan rambut kecoklatan Melody. Gadis itu duduk santai di balkon kamarnya. Sejauh mata memandang nampak taman kesayangan mama yang segar bersih terawat, kolam ikan koi kesayangannya dan kolam renang tempat biasanya dia dan keluarga bersantai sekaligus berolah raga. "Jadi apa yang pengin elo bicarakan sama gue?" tanya Ansya di telepon mereka sore ini. "Sebelumnya gue minta maaf, Bad. Gue siap apapun yang bakal elo putusin ke gue setelah tahu semua tentang gue." "Iya, Cinta. Gue siap dengerin apapun yang mau elo sampaikan. Gue simak dulu. Sekarang elo bicara dulu aja biar gue sempat memikirkannya." Ini adalah acara bertelepon langsung mereka yang kedua dan kali ini Melody yang berinisiatif menelepon duluan meskipun berawal dengan rasa dag dig dug teleponnya bakal di terima atau enggak. Ada rasa adem dan tenang mendengar suara Ansya yang begitu sabar dan pengertian padanya. "Elo sekarang dimana? Gue ganggu nggak kalau ma
Baca selengkapnya

Bab 10 Kenapa Gue Selalu Kalah?

Melody duduk bersebelahan dengan Sisil yang setia menemani di aula gedung tempat di laksanakan presentasi final lomba karya ilmiah remaja. Total peserta ada 25 mahasiswa dan mahasiswi dari seluruh universitas di kota mereka. Dari total peserta, empat orang adalah perwakilan dari almamater Melody. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan membuat bangga. Dari 25 peserta tersebut hanya akan di ambil enam orang pemenang yaitu juara 1 sampai dengan juara 3 dan juara harapan 1 sampai dengan juara harapan 3. Pemenang pertama otomatis akan mewakili universitas di kota mereka menuju persaingan nasional universitas se-Indonesia. “Nomor peserta sembilan, Melody Cinta Efenira Atma dari Universitas Saktya Jaya di persilahkan ke atas panggung.” Melody segera berdiri dari tempat duduk, menggenggam sejenak tangan sahabatnya yang mengangguk sambil tersenyum memberikan semangat. Menoleh sebentar ke arah dosen-dosen pendamping sekaligus ke teman-teman satu universitasnya. Senyuman dan ac
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status