Share

99. Kado Terindah.

"Mana Nini? Kenapa Mama tak melihat dia pagi ini?" tanyanya. Mata Mama mengitari setiap sudut dapur yang terjangkau oleh pandangannya.

"Nini ke pasar. Bahan stok yang ada di kulkas pada habis. Jadi dia menawarkan diri untuk berbelanja," jawabku. Mama mengangguk.

Aku menoleh pada Ammar yang tampak diam menikmati sarapannya.

"Sayang, kamu kenapa diam saja?" tanyaku. Pertanyaan basa-basi di pagi hari. Sejak kecil hingga sekarang putraku memang seperti itu, tak banyak omong kecuali jika ada sesuatu yang penting saja, atau ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Tak ada, Ma. Lagi mikirin jawaban soal yang aku hapal tadi malam. Masuk ke dalam otak atau tidak? Atau justru keluar lagi melalui telinga," jawabnya asal. membuatku tersenyum sambil menyugar rambutnya yang masih basah.

Waktu berjalan begitu cepat, Ammar yang perfect tidak mau masuk ke sekolah dalam keadaan terlambat. Jadi aku mengantar dirinya ke sekolah.

Sepanjang perjalanan, putraku ini masih membuka buku dan menghapal. Men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status