Share

98. Berusaha Pasrah Pada Takdir.

"Tak tertarik, menikah itu merepotkan. Kecuali jika kamu yang mengajakku menikah, dengan senang hati aku menerimanya," jawabnya yang terdengar asal di telingaku.

"Jangan ngaur. Aku tak berminat menjalin rumah tangga lagi setelah apa yang terjadi. Menyendiri lebih baik sambil fokus untuk membesarkan Ammar," balasku tegas.

Wajah Langit seketika berubah datar. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Sudah selesai! Mungkin untuk beberapa hari kamu akan merasakan nyeri di bibirmu. Untung hanya sobek sedikit!" Aku memundurkan bangkuku menjauh sedikit darinya, lalu menyusun kembali peralatan yang aku gunakan tadi.

"Menikahlah Langit. Carilah wanita untuk menjadi pendamping hidupmu. Apa kamu tak risih dengan tanggapan orang yang negatif padamu. Kisah di antara kita telah usai. Kamu baik, aku yakin kamu pasti akan mendapatkan yang lebih baik. Jangan sia-siakan hidupmu untuk sesuatu yang tak pasti," tegurku.

Mungkin terdengar begitu jahat. Tapi lebih baik mengatakan apa adanya tanpa ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status