Share

95. Bukan Mantan Terindah.

Mataku memindai setiap saung, satu demi satu. Hingga tak sengaja mataku bertemu pada mata seorang pria yang sangat aku kenal. Ia sedang duduk berdua dengan temannya.

Senyum tipisnya terukir menyapaku. Aku hanya diam dan mengalihkan pandangan. Di antara banyak tempat, kenapa kami harus bertemu di tempat ini? Seketika aku merutuki kebodohanku. Tentu saja saja kami akan bertemu di sini. Bukannya ini adalah tempat favorit kami saat masih pacaran dulu. Tempat yang paling aku sukai.

"Apa kabar Intan?" sapanya padaku membuatku terkejut. Baru sebentar mengalihkan pandangan, pria ini sudah berada di hadapanku saja seperti hantu. Tanpa izin dariku dia langsung naik dan duduk di hadapanku.

Bola mataku melebar. "Kabar baik. Kenapa kamu di sini?"

"Kenapa? Apa tak boleh?" tanyanya balik dengan wajah sok polos.

"Tentu! Kamu tadi bersama temanmu jadi duduklah dengannya. Lagi pula tak enak di lihat orang," jelasku. Namun pria di hadapanku ini seolah tak peduli. Dari dulu langit memang begitu, ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status