Simpanan Tampan Wanita Mapan

Simpanan Tampan Wanita Mapan

last updateLast Updated : 2024-03-28
By:  Biru_kuningCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
115Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Dalam kehidupan yang gemilang di dunia bisnis, Lana seorang wanita berbakat berusia 35 telah memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan dalam rumah tangganya. Kehidupan pernikahannya dengan Rudi terasa hambar, dipenuhi oleh tekanan dari keluarga suaminya yang selalu menyalahkan Lana karena masih belum bisa memberikan keturunan membuat keadaan semakin memburuk.Tapi ketika dunianya yang rapuh bertemu dengan pesona misterius Raka, seorang pria muda dengan cahaya baru, segalanya berubah. Saat cinta dan godaan bersilangan diantara mereka, akankah Lana meraih cinta sejati atau mengorbankan segalanya demi menjaga sebuah pernikahan yang hampir hancur?

View More

Chapter 1

Pertanyaan dan Pertemuan yang Tak Terduga"

“Sudah delapan tahun kamu dan Rudi menikah. Apa kalian masih menunda memiliki anak?” tanya Liza dengan nada yang penuh penasaran.

Lana meremas ujung gaunnya dengan erat, mencoba untuk tetap tenang meskipun dalam hatinya ia merasa terluka. Pertanyaan seperti ini adalah hal yang sudah ia antisipasi, tetapi setiap kali hal itu terjadi, luka lamanya kembali terasa. Namun, dia tidak ingin membuat keributan di depan orang banyak, terutama di resepsi pernikahan kerabat suaminya.

Sorot mata Lana tergelincir sejenak ke arah Rudi, yang terlihat sibuk dengan hidangan yang sedang dinikmatinya. Rudi, suaminya, adalah seorang pria yang sangat tampan dengan rambut hitam pekat dan mata tajam yang selalu tampak dingin. Tetapi sekarang, tatapannya tampaknya tidak lebih dari sekadar ketidaktertarikan pada percakapan ini.

Dengan suara tenang dan senyum tipis, Lana mencoba menjawab pertanyaan Tante Rudi. "Kami sudah berusaha, Tante. Tapi sepertinya Tuhan belum memberikan kami anugerah itu."

Liza mendengus seolah tidak puas dengan jawaban itu. "Tante dengar kamu masih banyak bekerja, Lana. Mungkin kamu harus mengurangi pekerjaanmu dan fokus pada program kehamilan."

"Lana," lanjut Liza dengan nada penuh ketidaksabaran, "Kamu tahu, anak-anak adalah berkah besar dalam hidup kita. Bagaimana bisa keluarga kita berkembang tanpa mereka?"

Maya, ibu mertua Lana, duduk di sebelah Liza, mengangguk setuju. "Itu benar, Lana. Apalagi sekarang Mama dan Papa sudah berumur. Kami juga mau menimang cucu. Mungkin kamu bisa mencari saran dari dokter atau melakukan berbagai perawatan yang bisa membantu."

"Kamu tahu, Lana, usiamu tidak muda lagi. Mungkin kamu harus lebih serius tentang ini," lanjut Maya dengan tegas. 

Lana menghela napas dalam-dalam untuk menahan perasaan yang mendidih dalam dirinya. Pandangannya meluncur ke arah Rudi, yang masih asyik dengan makanannya tanpa satu pun ekspresi emosi yang terlihat di wajahnya. Pria itu seolah-olah tidak peduli dengan semua kesulitan dan penderitaan yang telah Lana alami di tangan keluarga pria itu. Itulah yang paling menyakitkan - perasaan diabaikan oleh suaminya sendiri.

Dengan usaha keras, Lana mencoba menjawab ibu mertuanya tanpa mengungkapkan emosinya yang sebenarnya. "Lana akan mempertimbangkan itu, Ma," ucapnya dengan suara gemetar.

Lana mencoba menahan perasaannya yang semakin campur aduk. Ia bangkit dari tempat duduknya dan dengan halus mengucapkan permintaan maaf kepada tamu-tamu yang hadir. Lalu, dengan langkah panjang dan hati yang berat, ia berjalan pergi menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi yang sepi, Lana mencoba untuk meredakan emosinya. Air mata yang sudah lama tertahan mulai mengalir di pipinya. Ia mencuci wajahnya, mencoba menyingkirkan semua tekanan dan kekecewaan yang ia rasakan. Tetapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.

***

Lana keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang masih bercampur aduk. Ia merasa terjebak dalam perangkap pernikahan yang tak bahagia dan bertanya-tanya apakah ia akan pernah menemukan kebahagiaan yang ia cari dalam hidupnya. Mencari udara segar, ia memutuskan untuk berkeliling sejenak di sekitar tempat pernikahan itu. 

Langkah-langkahnya membawanya ke taman yang indah yang didekorasi dengan cahaya-cahaya gemerlap. Taman itu menjadi tempat yang tenang di tengah keriuhan pesta. Lana berjalan sendirian, tersesat dalam pikirannya yang kacau, ketika tiba-tiba ia mendengar suara teriakan dari sudut taman yang lebih gelap. 

“Jadi apa alasannya, Raka? Kenapa kamu tiba-tiba putusin aku kayak gini? Apa salah aku, Raka?” tanya gadis itu dengan menggebu-gebu.

“Aku nggak mau kita putus, Raka. Aku mohon… kita bahkan baru pacaran tiga bulan,” ujar gadis itu dengan lirih. 

“Aku nggak peduli, Sa. Hubungan ini udah cukup buat aku,” jawab pria itu dengan tatapan dingin.

“Dasar brengsek!”  teriak gadis itu, tangannya gemetar saat ia memegang gelas wine di tangannya.

Tiba-tiba, dengan gerakan cepat yang tak terduga, gadis itu melemparkan seluruh isi gelas wine ke tubuh pria yang berdiri di depannya. Wine merah itu menyiraminya, membasahi kemeja putihnya yang telah berubah warna.  

Lana merasa terhanyut dalam adegan itu, ia menyaksikan semuanya dari kejauhan, perasaannya menjadi semakin rumit. Dia merasa empati terhadap gadis itu, yang tampaknya merasakan keputusasaan yang sama seperti yang dirasakannya dalam pernikahannya sendiri.

Tiba-tiba pikiran Lana melayang entah kemana. Saat Lana melihat kembali ke sudut taman, ia tidak lagi melihat gadis itu. Matanya tanpa sadar berpindah ke pria yang tadi menjadi sasaran amarah gadis itu. Pria itu berdiri di tempatnya yang juga melihat ke arahnya. Sekilas, Lana melihat senyuman tipis di wajah pria itu, yang sedang berjalan mendekatinya.

Lana bisa merasakan kehadiran pria itu semakin mendekat, dan ia tak bisa menghindar dari tatapan lembut pria itu yang terarah padanya.

"Apakah Anda menikmati pertunjukan tadi?" tanya pria itu dengan senyum penuh pesona dan nada santai. 

Lana tetap diam, matanya memandang tajam, dan wajahnya yang tadinya lembut kini terlihat dingin. 

Pria yang tampak jauh lebih muda dari Lana itu tampak tidak terganggu oleh ketidaktertarikan Lana. Ia menjulurkan tangannya dengan ramah, mencoba memperkenalkan diri. “Saya Raka. Kalau boleh tahu siapa nama Anda?” 

Lana masih tetap diam, hanya menatap tangan yang diulurkan Raka tanpa memberikan respons. Ia merasa muak dengan keberanian pria ini yang mendekatinya begitu saja setelah mencampakan seorang gadis yang tadi ia lihat.

Lana memandangnya dengan ketidakpercayaan. Ia mengangkat tangan kanannya dan memperlihatkan cincin pernikahannya dengan jelas. 

“Saya sudah menikah dan saya tidak tertarik dengan basa-basi ini, jadi Anda bisa berhenti sekarang," ucap Lana dengan dingin. 

Raka terkekeh pelan, seolah tak terpengaruh oleh cincin pernikahan itu. "Ah, jadi seperti itu. Tapi, sayang sekali. Tadinya saya pikir mungkin kita bisa berteman."

Beberapa saat kemudian, Rudi muncul di antara mereka. Matanya melempar pandangan tajam pada Raka sebelum berbalik ke Lana. "Ada apa? Kenapa kamu tidak kembali, Lana? Aku mencari kamu sejak tadi.”

Lana tidak menjawab pertanyaan Rudi. Sebaliknya, ia bertanya dengan nada datar, "Sudah selesai acaranya?"

Rudi mengangguk pelan, lalu meletakkan tangannya di pinggang Lana. “Ayo pergi.”

Lana mengangguk lalu mengikuti langkah Rudi. Tetapi sebelum Lana meninggalkan tempat itu, ia masih melihat Raka dari kejauhan, pria itu masih tersenyum padanya dengan penuh ketertarikan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
115 Chapters
Pertanyaan dan Pertemuan yang Tak Terduga"
“Sudah delapan tahun kamu dan Rudi menikah. Apa kalian masih menunda memiliki anak?” tanya Liza dengan nada yang penuh penasaran.Lana meremas ujung gaunnya dengan erat, mencoba untuk tetap tenang meskipun dalam hatinya ia merasa terluka. Pertanyaan seperti ini adalah hal yang sudah ia antisipasi, tetapi setiap kali hal itu terjadi, luka lamanya kembali terasa. Namun, dia tidak ingin membuat keributan di depan orang banyak, terutama di resepsi pernikahan kerabat suaminya.Sorot mata Lana tergelincir sejenak ke arah Rudi, yang terlihat sibuk dengan hidangan yang sedang dinikmatinya. Rudi, suaminya, adalah seorang pria yang sangat tampan dengan rambut hitam pekat dan mata tajam yang selalu tampak dingin. Tetapi sekarang, tatapannya tampaknya tidak lebih dari sekadar ketidaktertarikan pada percakapan ini.Dengan suara tenang dan senyum tipis, Lana mencoba menjawab pertanyaan Tante Rudi. "Kami sudah berusaha, Tante. Tapi sepertinya Tuhan belum memberikan kami anugerah itu."Liza mendengus
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
Kehampaan
Saat satu minggu berlalu setelah acara resepsi pernikahan kerabat Rudi, kehidupan Lana dan Rudi berjalan seperti biasa, atau mungkin bahkan lebih hambar dari sebelumnya. Mereka hidup dalam rutinitas yang monoton, masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. Rudi masih terlalu terikat pada pekerjaannya, seringkali pulang larut malam atau bahkan menginap di kantor untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang tak ada habisnya. Sedangkan Lana, dia terus mencoba memberikan yang terbaik dalam perannya sebagai istri, meskipun hatinya semakin hampa. Pagi itu, Lana bangun lebih awal dari biasanya, memutuskan untuk membuat sarapan khusus untuk Rudi. Selama beberapa minggu terakhir, ia telah memperhatikan bahwa Rudi sering melewatkan sarapan yang telah ia siapkan. Kali ini, ia memilih untuk membuat bekal agar suaminya bisa menikmatinya di perjalanan menuju kantor.Saat Rudi keluar dari kamar tidur dengan setelan jasnya yang rapi, Lana mendekatinya. Dengan lembut, ia membant
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
Penuh Godaan
Lana merasa dunia seakan berputar saat dia membuka matanya. Kepalanya terasa sangat berat, dan dorongan pusing akibat efek alkohol yang dia minum semalam masih membayangi dirinya. Dia meremas kepalanya yang sakit, mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam. Lana memejamkan mata sejenak, berusaha untuk mengingat lebih banyak tentang malam yang ia lalui.Saat Lana mulai memperhatikan sekitarnya, ia merasa lega karena menyadari dirinya berada di kamar hotelnya bukan di tempat asing yang tidak dikenal. Sekali lagi, Lana memalingkan pandangan ke sekeliling kamar, mencari-cari tanda-tanda apa yang sebenarnya telah terjadi semalam. Kemudian, ia memperhatikan bahwa pakaiannya sudah berganti dari yang ia kenakan semalam.Ingatan akan momen-momen mabuk semalam mulai kembali kepadanya. Tapi tiba-tiba, bayangan dirinya yang mencium Raka dengan penuh gairah tiba-tiba melintas dalam benaknya, dan itu membuatnya merasa cemas. Lana meremas selimut dengan kuat, mencoba menyingkirkan bayangan itu
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
Waktu Bersama
Keesokan harinya, Raka tampak bersemangat. Dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama Lana, dan kali ini dia memiliki rencana yang jelas. Ketika dia mengajak Lana untuk mengelilingi Paris, dia tahu itu adalah kesempatan bagus untuk mendekati wanita itu.Lana awalnya menolak, tetapi Raka tidak begitu saja menyerah. Dia memahami bahwa Lana masih merasa tidak nyaman dengan situasi ini, tetapi dia bertekad untuk mengubah pendapatnya. Dia ingin Lana melihatnya sebagai seseorang yang bisa memberinya pengalaman baru dan mungkin mengubah pandangan Lana tentang hubungan mereka.“Sampai kapan kamu akan tetap di sini?” tanya Lana dengan kesal.“Sampai kamu setuju untuk pergi sama saya,” balas Raka.“Oke, tapi setelah ini jangan ganggu saya dan anggap kita nggak kenal,” ketus Lana dengan tatapan tajamnya.“Kita lihat nanti, karena bisa jadi kamu yang akan berubah pikiran,” ujar Raka sambil tersenyum. “Itu nggak akan terjadi,” gumam Lana dengan sinis.Akhirnya setelah Raka berhasil membuju
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
Penuh Kejutan
Lana merasa tubuhnya lelah setelah seharian menghabiskan waktu dengan Raka. Setelah sampai di kamar hotelnya, dia segera bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Air hangat yang mengalir di pancuran terasa begitu menyenangkan, hampir seperti pelukan lembut yang meredakan tegangnya.Namun, meskipun tubuhnya merasa lelah, pikirannya tetap aktif. Perkataan-perkataan Raka masih berputar-putar dalam benaknya seperti lagu yang terus berputar tanpa henti.Dalam kegelapan ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya redup dari lampu tidurnya, Lana berusaha keras untuk mengalihkan pikirannya dari Raka. Dia tahu bahwa dia harus melupakan pria itu dan fokus pada pernikahannya yang semakin hambar dengan Rudi.Ketika Lana sedang sibuk dengan pikirannya yang kacau, tiba-tiba terdengar suara ketukan lembut di pintu kamarnya. Lana, yang begitu terkejut dengan suara itu, langsung berjalan ke arah pintu dengan hati yang berdebar kencang. Dia membuka pintu dengan perasaan yang be
last updateLast Updated : 2023-09-20
Read more
BAB 6 Tugas dan Kewajiban
Suasana kamar hotel terasa sejuk, lampu kecil di sudut ruangan memancarkan cahaya yang lembut. Lana duduk santai di sofa empuk sambil menonton acara TV yang berlangsung begitu monoton. Dia mencoba menekan perasaan kesepian yang menghantuinya. Sementara itu, Rudi, suaminya, tenggelam dalam dunianya sendiri, sibuk memperhatikan panggilan bisnis yang tampaknya tak pernah berakhir.Lana merasa tidak puas. Dia ingin perhatian Rudi, ingin merasakan sentuhan dan kehangatan suaminya. Setelah memutuskan bahwa cukup sudah berdiam diri, dia mengambil langkah nekat. Dengan gerakan lincah, dia mendekati Rudi, menggugurkan kain tipis yang melilit tubuhnya dengan penuh ketegasan.Lana memandang Rudi dengan mata berkilauan, mencoba untuk memancing perhatian suaminya yang tampak sangat sibuk dengan ponselnya. Lana merebut ponsel Rudi dengan tiba-tiba, membuat pria itu menoleh dengan kening berkerut. "Kapan kamu bangun, Sayang?" tanyanya dengan suara lembut.Rudi mencoba meraih ponselnya yang direbut
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more
Anggur Kuno
Suasana di hotel itu gemerlap dengan lampu-lampu kristal yang memantulkan cahaya ke seluruh ruangan. Gaun malam Lana yang elegan menyapu lantai dengan anggun setiap kali ia melangkah. Setiap mata memandanginya, tetapi Lana hanya fokus pada lengan Rudi yang ia genggam erat. Sebuah senyuman dipaksakan terpasang di wajahnya, tetapi matanya menyiratkan kekecewaan yang sulit disembunyikan.Seiring langkah mereka mendekati meja perjamuan bisnis yang penuh dengan orang-orang berjas dan wanita-wanita berdandan mewah, Lana merasakan kekecewaan membeku di dalam dirinya. Apa yang seharusnya menjadi malam yang menyenangkan berdua dengan suaminya berubah menjadi malam yang membosankan dan formal.Ketika Rudi berhenti sejenak untuk berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya, Lana melihat peluang untuk melepaskan diri. Dia mengelus pergelangan tangannya yang mulai terasa kaku karena genggaman Rudi yang terlalu kuat. "Maaf, aku harus ke kamar mandi sebentar," ucapnya, berusaha tersenyum lebar.Tanpa
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more
Mawar Merah
Lana memasuki ruang rapat dengan langkah tegas, mengenakan setelan bisnis yang sempurna dan tatapan mata yang penuh otoritas. Sebagai wakil direktur utama dalam perusahaan besar ini, dia telah menghabiskan banyak waktunya di ruangan seperti ini. Semua karyawan tampak sangat menghormati Lana karena pembawaan wanita itu dengan kemampuan dan kecerdasannya yang membuatnya layak menjabat sebagai wakil direktur utama. Mata-mata para karyawan melirik saat Lana melintasi koridor menuju ruangannya, tetapi dia tidak memberikan perhatian lebih dan hanya memberikan senyuman ramah sebagai sambutan.Hari ini adalah hari pertama Lana kembali bekerja setelah liburan singkat yang ia lakukan beberapa waktu lalu. Meskipun dia sempat merasa terganggu dengan perasaan bercampur aduk yang melibatkan Rudi dan Raka, Lana sekarang bertekad untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Dia tidak ingin menyia-nyiakan lagi waktunya untuk memikirkan berbagai perasaan dan masalah pribadi yang menghampirinya. Lana ingin m
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more
Kejutan Istimewa
Lana telah menciptakan suasana yang sempurna untuk malam itu, memilih gaun yang memancarkan keanggunan dan kepribadian yang kuat. Setiap detailnya diperhatikan, rambutnya diatur dengan indah, riasan wajahnya menyempurnakan penampilannya. Dia ingin menampilkan diri terbaiknya dalam pertemuan ini.Ketika tiba saatnya, Lana melangkah keluar dari kamarnya dan melihat sebuah mobil mewah yang sudah menunggunya. Pengemudi dengan santainya membuka pintu untuknya."Selamat malam, Nyonya," kata pengemudi dengan ramah saat Lana masuk ke dalam mobil.Lana tersenyum dan membalas salam. Selama perjalanan ke restoran, Lana merenung tentang Rudi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa pria itu akan mengatur malam yang begitu istimewa baginya. Lana yang telah mengenal Rudi selama hampir lima belas tahun belum pernah melihat sisi romantisnya seperti ini sebelumnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut halus Lana saat dia turun dari mobil mewah itu. Sentuhan dinginnya membuatnya merinding meskipun gaun malamn
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more
Hasrat dan Gairah
Dalam gemuruh malam yang sunyi, Lana melangkah gontai menuju kamarnya, langkahnya tidak lagi seindah ketika dia tiba di restoran tadi. Rasa hangat dari alkohol yang merasuki tubuhnya mulai memudar, digantikan oleh kekosongan hatinya yang dalam. Begitu pintu kamar terbuka, sinar tipis lampu di ruangan itu menyilaukan matanya yang lelah. Rudi telah tidur, lengkap dengan tatanan rambut cokelatnya yang kusut dan wajahnya yang damai saat dia tertidur.Sayangnya, damai bukanlah kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan Lana saat ini. Dia merasa terjebak dalam labirin emosionalnya sendiri, dan malam ini alkohol telah menjadi penyelamat sementara dari kenyataan yang sulit dia terima. Lana melihat bingkai foto pernikahan mereka yang selalu berada di meja nakasnya. Tatapan mereka dalam foto itu terlihat bahagia, ceria, dan penuh cinta. Pandangannya terpaku pada foto itu ketika senyuman mereka yang dulu begitu riang kini terasa seperti kenangan yang jauh.Dalam ledakan emosi, Lana me
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status