Share

Anggur Kuno

Penulis: Biru_kuning
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-20 21:32:09

Suasana di hotel itu gemerlap dengan lampu-lampu kristal yang memantulkan cahaya ke seluruh ruangan. Gaun malam Lana yang elegan menyapu lantai dengan anggun setiap kali ia melangkah. Setiap mata memandanginya, tetapi Lana hanya fokus pada lengan Rudi yang ia genggam erat. Sebuah senyuman dipaksakan terpasang di wajahnya, tetapi matanya menyiratkan kekecewaan yang sulit disembunyikan.

Seiring langkah mereka mendekati meja perjamuan bisnis yang penuh dengan orang-orang berjas dan wanita-wanita berdandan mewah, Lana merasakan kekecewaan membeku di dalam dirinya. Apa yang seharusnya menjadi malam yang menyenangkan berdua dengan suaminya berubah menjadi malam yang membosankan dan formal.

Ketika Rudi berhenti sejenak untuk berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya, Lana melihat peluang untuk melepaskan diri. Dia mengelus pergelangan tangannya yang mulai terasa kaku karena genggaman Rudi yang terlalu kuat. "Maaf, aku harus ke kamar mandi sebentar," ucapnya, berusaha tersenyum lebar.

Tanpa menunggu jawaban Rudi, Lana bergegas menjauhi meja perjamuan itu. Lana memasuki lorong menuju kamar mandi dan kemudian keluar melalui pintu samping menuju balkon. Udara segar malam di Paris membuatnya merasa lebih baik. Ia membutuhkan sedikit ketenangan dan jauh dari keramaian dalam ruangan.

Namun, keheningan di balkon itu hanya berlangsung sebentar. Lana tiba-tiba merasa tangan yang kuat meraih lengannya, dan dia hampir saja teriak histeris, tetapi Raka segera menutup mulutnya dengan tangan besar yang kokoh. Pria itu memandangnya dengan penuh keinginan yang sulit diabaikan.

"Sst, jangan teriak," bisik Raka pelan saat melepaskan tangannya dari mulut Lana.

Lana yang masih terengah-engah memandang Raka dengan bingung. "Kenapa kamu—"

"Kita harus berbicara," potong Raka dengan serius.

Lana menoleh ke arah Raka dengan pandangan bertanya. "Tentang apa?"

Raka merengkuh pinggang Lana, dan dalam satu gerakan yang mantap, ia menariknya ke sudut balkon yang lebih tersembunyi. Mereka berdua kini berdiri berdekatan, dan meskipun tubuh mereka sangat dekat, ada jarak emosional yang terasa begitu besar.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Raka?" tanya Lana dengan suara yang masih diisi dengan kebingungan.

Raka menatap tajam ke mata Lana, lalu ia mendekap Lana, memeluknya begitu erat seakan memungkinkan dirinya melepaskan rindu yang telah lama ia pendam. "Aku mau melihat kamu," ucapnya dengan suara yang rendah.

Lana merasa dadanya naik turun dengan cepat, dan dengan lembut ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Raka. "Raka, ini bukan tempat yang tepat untuk—"

Raka menyentuh bibir Lana dengan jarinya yang lembut, membuat kata-kata Lana terhenti. “Sebentar saja, aku mau kamu bertahan sebentar.”

 Lana pasrah, tahu bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan dalam situasi ini. Dia bisa merasakan detak jantung Raka yang cepat, dan aroma maskulinnya mulai mengisi hidungnya. Meskipun dia tahu ini salah, bagian dalam dirinya merindukan pelukan itu.

Mereka berdua berdiri di sudut ruangan yang gelap, Raka memeluknya dengan erat, sementara di luar, acara perjamuan bisnis berlanjut dengan riuhnya. Lana tidak tahu berapa lama mereka berdua akan berada di sana, tetapi dia merasa campur aduk antara keinginan dan keharusan yang tak terelakkan.

***

Suara langkah mereka bergema di dalam ruangan yang dipenuhi oleh aroma anggur yang kuno. Rak-rak kayu besar dipenuhi oleh botol-botol anggur yang terkenal, setiap botolnya memiliki cerita dan sejarahnya sendiri. Lana memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu yang mendalam. Dia merasa seakan masuk ke dalam dunia rahasia yang tersembunyi di dalam hotel mewah itu.

Lana berdiri di dalam ruangan penyimpanan anggur yang gelap, di bawah sinar samar-samar dari lampu gantung yang bergantung di atas kepala mereka. Bau anggur yang kuat mengisi udara, menciptakan atmosfer yang begitu berbeda dari keramaian perjamuan bisnis yang mereka tinggalkan di luar sana.

"Kenapa kamu membawa saya ke sini?" tanya Lana, suaranya bergema di antara dinding-dinding kayu yang tebal.

Raka tersenyum, matanya berkilat di bawah cahaya temaram ruangan. “Karena aku nggak mau ada yang mengganggu momen kita.”

Lana mengernyitkan dahinya. "Ini tempat yang aneh untuk membawa seseorang, Raka. Apa sebenarnya yang kamu mau?"

Raka tersenyum dengan ramah. "Apa yang kamu tahu tentang rasa anggur kuno?" tanyanya sambil menatap Lana.

Lana menatap beberapa botol yang ada di belakang Raka. "Anggur? Apa kamu membawa saya ke sini hanya untuk minum anggur?"

"Tidak hanya untuk itu. Ini adalah anggur yang sangat spesial. Rasanya akan mengubah cara kamu melihat dunia."

Sementara Lana menatapnya dengan heran. Ada keberanian di mata pria itu, seolah-olah dia tahu persis apa yang dia inginkan dan bagaimana mendapatkannya. Sebuah rasa penasaran mencuat di dalam hati Lana, meskipun dia mencoba untuk menahannya.

Raka melangkah ke arah sebuah rak kayu yang terlihat lebih tua dari yang lainnya. Dia mengeluarkan sebuah botol anggur merah tua yang terlihat sangat mahal. Dengan hati-hati, dia membuka segel botol itu dan menuangkan anggur merah ke dalam dua gelas kristal yang telah disiapkan di atas meja kayu tua di tengah ruangan.

"Anggur ini adalah Château Margaux 1787," kata Raka sambil tersenyum, seolah-olah dia membaca keheranan di mata Lana. "Sangat langka dan sangat mahal. Tapi aku pikir momen spesial seperti ini memang membutuhkan anggur yang spesial juga."

Lana merasa tercengang. Dia bukanlah penikmat anggur, tapi bahkan dia tahu bahwa Château Margaux 1787 adalah salah satu anggur terbaik di dunia. Rasa hormat yang tumbuh di dalam dirinya untuk Raka, meskipun dia masih merasa bingung dengan semua ini.

"Sekarang, ayo kita rayakan momen ini," ucap Raka, mengangkat gelasnya.

Lana merasa ragu, tapi akhirnya dia menaikkan gelasnya juga. Mereka bersentuhan dalam semacam penghormatan, dan Lana mencicipi anggur itu. Rasanya begitu kompleks, dengan lapisan-lapisan rasa yang menggoda lidahnya. Lana menelan dengan hati-hati, mencoba merasakan setiap nuansa yang ditawarkan oleh anggur itu.

Rasa anggur itu langsung mengisi mulutnya dengan kaya dan hangat, dengan sentuhan manis yang memeluk lidahnya. Dia merasa seolah terbawa ke zaman yang lebih lambat dan tenang, di bawah sinar matahari yang lembut dan di antara ladang-ladang anggur yang tak berujung. Ini adalah pengalaman yang jauh berbeda dari segala sesuatu yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Raka memperhatikan Lana saat dia menikmati setiap teguk anggur itu. Setelah Lana selesai, dia bertanya, "Bagaimana rasanya?"

Lana menatap Raka dengan tatapan takjub. "Ini berbeda. Saya belum pernah merasakan anggur sebaik ini sebelumnya."

Raka tersenyum dengan bangga, dan tanpa aba-aba, dia melangkah mendekat ke arah Lana. Wajah mereka semakin mendekat satu sama lain, dan sebelum Lana menyadari apa yang terjadi, bibir Raka menyentuh bibirnya dalam sebuah ciuman yang hangat dan mendalam. Mata Lana membulat dan tak percaya saat bibir mereka bertemu, tetapi setelah beberapa saat, dia membiarkan dirinya terbawa oleh keintiman yang tumbuh di antara mereka.

Ketika ciuman itu berakhir, Raka tersenyum sambil menyeka sisa-sisa anggur yang ada di bibir Lana. "Anggur ini begitu manis, sama seperti rasa bibirmu."

"Nggak," bisiknya, meskipun suaranya serak oleh keinginan yang belum selesai. "Ini salah, Raka. Kita nggak boleh melanjutkan ini."

Lana menutup mata sejenak, mencoba mengatasi rasa campur aduk dalam dirinya. Ini adalah kesalahan besar, ia tahu itu. Raka adalah seseorang yang seharusnya tidak ia libatkan dalam hidupnya. "Kita harus berhenti, Raka. Ini nggak benar."

Tetapi Raka terlalu kuat, terlalu berbahaya, dan terlalu menarik. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Lana dan mengatakan dengan suara serak, "Apa kamu yakin itu yang hati kamu mau?”

Bab terkait

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Mawar Merah

    Lana memasuki ruang rapat dengan langkah tegas, mengenakan setelan bisnis yang sempurna dan tatapan mata yang penuh otoritas. Sebagai wakil direktur utama dalam perusahaan besar ini, dia telah menghabiskan banyak waktunya di ruangan seperti ini. Semua karyawan tampak sangat menghormati Lana karena pembawaan wanita itu dengan kemampuan dan kecerdasannya yang membuatnya layak menjabat sebagai wakil direktur utama. Mata-mata para karyawan melirik saat Lana melintasi koridor menuju ruangannya, tetapi dia tidak memberikan perhatian lebih dan hanya memberikan senyuman ramah sebagai sambutan.Hari ini adalah hari pertama Lana kembali bekerja setelah liburan singkat yang ia lakukan beberapa waktu lalu. Meskipun dia sempat merasa terganggu dengan perasaan bercampur aduk yang melibatkan Rudi dan Raka, Lana sekarang bertekad untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Dia tidak ingin menyia-nyiakan lagi waktunya untuk memikirkan berbagai perasaan dan masalah pribadi yang menghampirinya. Lana ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Kejutan Istimewa

    Lana telah menciptakan suasana yang sempurna untuk malam itu, memilih gaun yang memancarkan keanggunan dan kepribadian yang kuat. Setiap detailnya diperhatikan, rambutnya diatur dengan indah, riasan wajahnya menyempurnakan penampilannya. Dia ingin menampilkan diri terbaiknya dalam pertemuan ini.Ketika tiba saatnya, Lana melangkah keluar dari kamarnya dan melihat sebuah mobil mewah yang sudah menunggunya. Pengemudi dengan santainya membuka pintu untuknya."Selamat malam, Nyonya," kata pengemudi dengan ramah saat Lana masuk ke dalam mobil.Lana tersenyum dan membalas salam. Selama perjalanan ke restoran, Lana merenung tentang Rudi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa pria itu akan mengatur malam yang begitu istimewa baginya. Lana yang telah mengenal Rudi selama hampir lima belas tahun belum pernah melihat sisi romantisnya seperti ini sebelumnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut halus Lana saat dia turun dari mobil mewah itu. Sentuhan dinginnya membuatnya merinding meskipun gaun malamn

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hasrat dan Gairah

    Dalam gemuruh malam yang sunyi, Lana melangkah gontai menuju kamarnya, langkahnya tidak lagi seindah ketika dia tiba di restoran tadi. Rasa hangat dari alkohol yang merasuki tubuhnya mulai memudar, digantikan oleh kekosongan hatinya yang dalam. Begitu pintu kamar terbuka, sinar tipis lampu di ruangan itu menyilaukan matanya yang lelah. Rudi telah tidur, lengkap dengan tatanan rambut cokelatnya yang kusut dan wajahnya yang damai saat dia tertidur.Sayangnya, damai bukanlah kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan Lana saat ini. Dia merasa terjebak dalam labirin emosionalnya sendiri, dan malam ini alkohol telah menjadi penyelamat sementara dari kenyataan yang sulit dia terima. Lana melihat bingkai foto pernikahan mereka yang selalu berada di meja nakasnya. Tatapan mereka dalam foto itu terlihat bahagia, ceria, dan penuh cinta. Pandangannya terpaku pada foto itu ketika senyuman mereka yang dulu begitu riang kini terasa seperti kenangan yang jauh.Dalam ledakan emosi, Lana me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Rintik Hujan

    Lana melangkah dengan penuh percaya diri menuju kantornya. Setelah seminggu berlalu sejak malam yang penuh gairah dan kasih sayang, kehidupan pernikahan Lana dan Rudi semakin membaik. Suasana hatinya jauh lebih cerah daripada sebelumnya, dan dia merasa seperti hubungan mereka akhirnya bisa dipulihkan.Ketika Lana tiba di kantor, ia merasa seperti ada atmosfer yang berbeda. Sejumlah wajah baru tampak sibuk di sekitarnya, dan beberapa karyawan baru tampak bersemangat menyambutnya. Lana tersenyum dan membalas sapaan beberapa karyawan yang menyapanya, merasa senang dengan semangat dan antusiasme mereka. Ia merasa bahwa semuanya berjalan dengan baik, hingga pandangannya tertuju pada seorang pria di tengah kerumunan, yang tampaknya menjadi pusat perhatian.Pria itu adalah Raka. Ia berdiri di tengah kumpulan karyawan baru, tersenyum cerah, dan terlihat sangat percaya diri. Pria itu tersenyum hangat ketika melihat Lana memasuki ruangan. Lana terdiam, dan hatinya berdegup lebih cepat. Lana te

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Penuh Perhatian

    Raka membuka matanya perlahan, merasakan tubuhnya yang lelah. Beberapa hari terakhir, ia telah bekerja keras, mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya tak pernah terbayangkan akan ia lakukan. Ia telah mengorbankan segala energinya untuk membuktikan diri kepada Lana, wanita yang memenuhi pikiran dan hatinya dengan kerumitan yang tak terbayangkan sebelumnya. Perasaan tergila-gila pada sosok wanita yang lebih dewasa, tegas, dan independen seperti Lana adalah hal baru bagi Raka. Ia lebih terbiasa dengan para wanita yang mendekatinya terlebih dahulu, bukannya sebaliknya.Wajah cantik Lana muncul di depan matanya, bahkan dalam keadaan separuh sadar seperti ini. Aroma harum parfum dari tubuh wanita itu menyelinap ke hidungnya, membuatnya semakin terhanyut dalam pesona Lana. Tanpa sadar, bibirnya membisikkan nama wanita itu dengan lemah."Lana..."Suara lembut Lana memecah keheningan. "Di luar hujan," katanya dengan nada penuh perhatian. "Kamu harus segera pulang dan beristirahat, Raka."Raka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Jangan Pergi

    Untuk sesaat Lana membiarkan Raka memeluknya, merasakan dekapan erat yang membuat hatinya berdebar kencang. Tubuhnya bergetar saat Raka melepaskan pelukan itu. "Lana," desah Raka, matanya masih memandang penuh hasrat.Lana berbalik, menatapnya dengan pandangan yang penuh kebingungan dan keragu-raguan. Raka merengkuh Lana lagi, mencium bibirnya dengan penuh gairah, tanpa memberi kesempatan pada Lana untuk berkata apa-apa. Lana mencoba mendorongnya lagi, tetapi Raka terlalu kuat dan tak terkendali. Bibir mereka bersatu dalam ciuman yang mendalam dan membara.Sesaat, Lana merasa terhanyut dalam pesona Raka yang tiba-tiba menguasai seluruh dirinya. Panas dan dingin bergulir di tubuhnya, menciptakan sensasi yang tak terlupakan. Ia merasa lemah, tetapi di saat yang bersamaan, gairah meletup di dalam dirinya.Ciuman Raka sangat membara, bahkan lebih bergairah daripada ciumannya saat mereka berada di Paris. Sekejap kenangannya melayang pada saat-saat indah yang pernah mereka habiskan bersama

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Itu Rahasiaku

    Raka merasa kehangatan tangan Lana yang lembut seakan-akan memberinya sedikit ketenangan di tengah-tengah kekacauan emosinya. Matanya yang tadinya penuh dengan kebingungan dan keputusasaan, kini mencoba mencari pengertian dalam sorot mata hangat Lana. Dia bisa merasakan denyut nadi yang berdetak cepat di telapak tangan wanita itu, seolah-olah merasakan getaran emosi yang sama di dalam hatinya.Lana duduk di samping tempat tidur, tetapi matanya masih terlihat ragu dan penuh pertanyaan. Dia membiarkan Raka menggenggam tangannya, tidak menghindar atau menariknya.Raka duduk dengan perlahan, mencoba mengusir rasa pusing yang masih mengganggunya. Dia melepaskan tangannya dari Lana dan memandang wajah wanita itu dengan ekspresi yang tampak bersalah."Maaf, Lana," katanya dengan suara lembut, penuh penyesalan. "Aku tidak seharusnya melampiaskan amarahku seperti tadi. Itu tidak adil untuk kamu. Aku... aku kehilangan kendali diri. Tapi aku tidak bermaksud menyakiti kamu."Raka menatapnya denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Air mata

    Lana melangkah keluar dari bangunan proyek hotel yang sedang dibangun, merasa puas dengan perkembangan yang telah dicapai. Proyek ini adalah salah satu yang cukup penting bagi perusahaannya, dan melihat perkembangannya membuatnya merasa yakin bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar.Lana melangkah keluar dari bangunan proyek dan menuju tempat mobilnya terparkir. Sinar matahari menyinari wajahnya, dan angin sejuk membuatnya merasa lebih baik. Lana membuka pintu mobil dan duduk di dalam, bersiap untuk kembali ke kantor. Namun, ketika dia menyalakan mesin mobilnya dan berbalik untuk meninggalkan tempat itu, pandangannya tertangkap oleh sesuatu yang sangat tak terduga.Rudi baru saja keluar dari salah satu toko perhiasan yang terletak tidak jauh dari tempat ia berada. Dia tidak sendirian; di belakangnya terlihat Sandra, sekretarisnya yang cantik, yang mengikuti langkahnya. Mata Lana melebar dalam ketidakpercayaan saat dia memandang pemandangan itu. Lana tahu bahwa Rudi sedang melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04

Bab terbaru

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Extra Part

    Saat salah satu perawat membuka bagian depan pakaian rumah sakit Lana, Lana merasakan udara ruangan menyapu lembut di sekeliling tubuhnya. Dia menatap Sera, bayi mungilnya, yang sekarang berada di dadanya. Detik itu, dunia di sekitarnya seakan melambat. Kulit Sera yang halus menyentuh kulitnya, menghadirkan kehangatan yang begitu mengalirkan kebahagiaan ke dalam hati Lana.Raka, yang sejak awal berdiri di sampingnya, menyaksikan momen ini dengan mata yang dipenuhi dengan kekaguman. Dia bisa melihat pancaran kebahagiaan dan cinta yang begitu kuat dari istrinya ketika Lana memeluk Sera dengan lembut. Napas lega keluar dari dadanya, seolah melepaskan semua kekhawatiran dan kecemasan yang telah membebani bahunya selama proses persalinan.Dengan perlahan, Raka meraih tangan Lana yang bebas dan menggenggamnya erat. Dia bisa merasakan getaran kebahagiaan dan kelegaan dari tubuh istrinya."Dia cantik, ya?" tanya Lana dengan suara yang penuh kebanggaan.Raka tersenyum, matanya masih tertuju pa

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Epilog

    Raka merasakan tekanan yang begitu besar menindih dadanya saat dia melihat Lana sedang berjuang dengan rasa sakit yang begitu hebat. Dia hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak mencengkram tangannya erat-erat ketika melihat keringat membasahi wajah cantik istrinya. Setiap desahan dan setiap rintihan dari Lana menusuk hatinya dengan tajam, membuatnya merasa tak berdaya.Proses persalinan telah berlangsung hampir dua puluh empat jam, dan rasa sakit yang Lana rasakan semakin terasa intens. Raka merasa hampir tidak tahan melihat istrinya dalam keadaan seperti itu. Rasa khawatir Raka semakin bertambah karena usia Lana yang sudah mencapai lebih dari empat puluh tahun. Segala kemungkinan bisa saja terjadi, dan itu membuat Raka merasa takut kehilangan Lana. Namun, dia mencoba menepis semua pikiran negatif itu, berusaha untuk tetap kuat demi Lana dan bayi mereka.Ketika dokter kandungan, Dr. Hernandez, yang menangani Lana kembali memeriksa kondisi istrinya, Raka menghampiri dengan langkah

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Cinta yang tak pernah pudar

    Malam itu, suasana Miami begitu hangat dengan angin sepoi-sepoi yang mengalun lembut. Raka memutuskan untuk mengajak Lana makan malam romantis di sebuah restoran yang menyajikan pemandangan pantai yang menakjubkan. Saat mereka tiba di restoran, cahaya lampu gemerlap yang memantul di atas ombak memberikan nuansa yang begitu magis.Raka menggandeng tangan Lana sambil tersenyum lebar, matanya penuh dengan kelembutan saat menatap istrinya. "Ini malam yang sempurna, Sayang," ucapnya dengan suara lembut.Lana tersenyum sambil mengangguk setuju, matanya bersinar cerah. "Iya, ini begitu indah," sahutnya, memandang sekeliling dengan penuh kekaguman.Selama makan malam, Raka dan Lana terlihat begitu mesra. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling bercanda seperti dulu kala. Sudah lama mereka tidak menikmati momen seperti ini bersama-sama.Tiba-tiba, Raka menyelinapkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak kecil berwarna biru terpampang di hadapan Lana. Mata Lana membulat kaget saat meliha

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hadiah terindah

    Raka merasa sangat menyukai perut Lana yang semakin membesar, karena menandakan bahwa sebentar lagi wanita itu akan melahirkan putri mereka. Terlepas dari semua masalah yang terjadi, Raka berjanji pada dirinya sendiri bahwa Lana akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupnya dan ibu dari anak-anaknya."Merasakan tubuhmu adalah pengingat sempurna bagiku, Lana," ucap Raka dengan suara penuh kehangatan. "Kamu begitu luar biasa, dan aku sangat beruntung memilikimu sebagai istriku."Sambil berhati-hati supaya tidak menekan perut Lana, Raka menumpukan berat tubuhnya ke siku dan lutut, kemudian memosisikan Lana dengan lembut. "Kamu baik-baik saja, Sayang?" tanyanya dengan penuh perhatian.Lana tersenyum lembut, merasakan kehangatan dari dekapan Raka. "Aku baik-baik saja, Raka," jawabnya sambil mengangguk. "Aku bahagia bisa bersamamu."Raka tersenyum puas mendengarnya, lalu tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul dalam pikirannya. "Nama apa yang akan kita berikan untuk putri kita, Lana?" tanyanya

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada kata pisah

    Setelah bermain dan menemani Aiden tidur, Raka melangkah dengan langkah-hati menemui Lana di kamarnya. Saat itu Lana sedang duduk di ranjang, membaca bukunya dengan ekspresi campuran antara konsentrasi dan kekosongan. Jejak-jejak air mata di sudut matanya masih terlihat meskipun dia berusaha menyembunyikannya.Saat Raka masuk, Lana meletakkan bukunya dengan lembut dan memandang ke arah Raka. Untuk sesaat, pandangan mereka bertemu. Sorot mata mereka menampilkan rasa penyesalan dan kerinduan yang tak terucapkan.Raka mendekati Lana dengan langkah perlahan, lalu memeluknya dengan penuh kerinduan. Lana membalas pelukan itu dengan erat, membenamkan wajahnya di dada Raka sambil menangis tersedu-sedu. "Maafkan aku, Raka... aku begitu bodoh dan egois," bisiknya dengan suara tercekat oleh tangis.Raka melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Lana dengan lembut menggunakan jemarinya yang hangat. "Tidak, Lana... aku yang seharusnya minta maaf. Aku harusnya lebih sabar dan lebih memahami,"

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pertemuan yang haru

    Sudah hampir enam bulan sejak Lana dan Aiden pergi meninggalkannya. Setiap hari, Raka merasa kehidupannya terasa hampa dan menyakitkan. Awalnya, dia merasa marah atas kepergian mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan itu berubah menjadi rindu yang mendalam. Raka menyadari bahwa dia sangat merindukan kehadiran Lana dan Aiden di dalam hidupnya.Mencari cara untuk menemukan mereka, Raka akhirnya memutuskan untuk menyewa detektif swasta. Setiap hari, dia menantikan kabar dari detektifnya, berharap bisa mendapatkan petunjuk keberadaan Lana dan Aiden.Setelah berbulan-bulan menunggu dengan sabar, akhirnya detektif memberikan kabar bahwa mereka telah menemukan keberadaan Lana dan Aiden."Apakah kamu sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan?" tanya Raka tanpa bisa menyembunyikan kegelisahannya.Detektif itu mengangguk. "Ya, Pak. Saya telah berhasil menemukan alamat anak dan istri Anda."Raka merasakan lega yang begitu besar. "Bagus. Di mana mereka berada?"Detektif itu memberika

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Miami

    Setelah percakapan yang menyakitkan di dalam mobil, Lana merasa semakin yakin bahwa keputusannya untuk meninggalkan Raka adalah yang terbaik bagi dirinya dan Aiden. Meskipun hatinya hancur, dia merasa bahwa dia harus melindungi dirinya sendiri dan anaknya.Ketika mereka tiba di kantor Raka, Lana berusaha menahan tangisnya saat berpisah dengan pria yang pernah dia cintai. Dia memberikan senyuman tipis, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya di balik topeng ketegasan.Setelah berpisah dengan Raka, Lana segera kembali ke rumah dan mulai mempersiapkan semuanya untuk pergi. Dia mengemasi beberapa barangnya dan Aiden, bersiap-siap untuk meninggalkan semua kenangan yang ada di rumah itu.Saat siang menjelang, Lana menjemput Aiden dari sekolah. Anak itu senang melihat ibunya datang menjemputnya. Namun, kegembiraannya segera reda saat Aiden menyadari bahwa papanya tidak ikut."Mama!" serunya gembira sambil berlari mendekati Lana.“Hai, Sayang,” sapa Lana sambil menggendong Aiden dan membawanya m

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada yang bisa menggantikanmu

    Lana merasakan beban yang tak terlukiskan di dadanya semakin berat ketika melihat Raka dan Aiden berdua. Meskipun berusaha menunjukkan wajah tenang, dalam hati, dia merasa hancur. Momen-momen seperti ini membuatnya semakin yakin bahwa keputusan yang akan dia ambil tidak akan mudah.Saat Raka mencium Aiden sebelum berangkat, Lana merasa seperti hatinya hancur berkeping-keping. Dia ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia harus bertahan. Dia tidak bisa menunjukkan kerapuhannya di depan Raka, terutama di depan Aiden.Ketika Raka mendekatinya dan mencium pipinya, Lana hampir tak kuasa menahan air matanya yang ingin tumpah. Dia merasakan getaran perasaan campur aduk di dalam dirinya. Cinta, penyesalan, ketakutan, dan keputusasaan bersatu dalam satu rasa."Selamat pagi," kata Raka dengan senyum tipis yang mencoba menutupi ketegangan di antara mereka."Selamat pagi," jawab Lana dengan suara yang hampir bergetar.Aiden, yang tak menyadari keadaan tegang di antara kedua orang tuanya, tersenyu

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada jalan untuk kembali

    Raka menatap tajam Lana, tatapannya penuh dengan kekecewaan dan kemarahan yang sulit disembunyikan. "Bagaimana kau bisa melakukan ini kepadaku dan Aiden, Lana?" desisnya dengan suara penuh amarah, matanya menyala dengan api kemarahan. "Apakah belum cukup bagimu untuk mengkhianatiku dan pernikahan kita dengan menjalin hubungan kembali bersamanya?"Lana merasa dadanya terasa sesak mendengar kata-kata suaminya itu. Dia menatap Raka dengan tatapan penuh penyesalan. "Raka, aku tidak pernah bermaksud menyakitimu atau Aiden," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kehancuran.Raka menatap Lana dengan penuh kekecewaan. "Kamu pikir aku bodoh, Lana?" bentaknya dengan suara gemetar. "Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Jangan mencoba membodohiku dengan alasan-alasan yang malah membuatku semakin...."Lana menyela, "Aku tidak berbohong, Raka," ujarnya dengan suara yang rapuh. "Apa yang kamu lihat di restoran itu, itu tidak seperti yang kamu kira. Semuanya hanya kesalahpahaman."Raka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status