Home / Pernikahan / Simpanan Tampan Wanita Mapan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Simpanan Tampan Wanita Mapan: Chapter 1 - Chapter 10

115 Chapters

Pertanyaan dan Pertemuan yang Tak Terduga"

“Sudah delapan tahun kamu dan Rudi menikah. Apa kalian masih menunda memiliki anak?” tanya Liza dengan nada yang penuh penasaran.Lana meremas ujung gaunnya dengan erat, mencoba untuk tetap tenang meskipun dalam hatinya ia merasa terluka. Pertanyaan seperti ini adalah hal yang sudah ia antisipasi, tetapi setiap kali hal itu terjadi, luka lamanya kembali terasa. Namun, dia tidak ingin membuat keributan di depan orang banyak, terutama di resepsi pernikahan kerabat suaminya.Sorot mata Lana tergelincir sejenak ke arah Rudi, yang terlihat sibuk dengan hidangan yang sedang dinikmatinya. Rudi, suaminya, adalah seorang pria yang sangat tampan dengan rambut hitam pekat dan mata tajam yang selalu tampak dingin. Tetapi sekarang, tatapannya tampaknya tidak lebih dari sekadar ketidaktertarikan pada percakapan ini.Dengan suara tenang dan senyum tipis, Lana mencoba menjawab pertanyaan Tante Rudi. "Kami sudah berusaha, Tante. Tapi sepertinya Tuhan belum memberikan kami anugerah itu."Liza mendengus
Read more

Kehampaan

Saat satu minggu berlalu setelah acara resepsi pernikahan kerabat Rudi, kehidupan Lana dan Rudi berjalan seperti biasa, atau mungkin bahkan lebih hambar dari sebelumnya. Mereka hidup dalam rutinitas yang monoton, masing-masing sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari mereka. Rudi masih terlalu terikat pada pekerjaannya, seringkali pulang larut malam atau bahkan menginap di kantor untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang tak ada habisnya. Sedangkan Lana, dia terus mencoba memberikan yang terbaik dalam perannya sebagai istri, meskipun hatinya semakin hampa. Pagi itu, Lana bangun lebih awal dari biasanya, memutuskan untuk membuat sarapan khusus untuk Rudi. Selama beberapa minggu terakhir, ia telah memperhatikan bahwa Rudi sering melewatkan sarapan yang telah ia siapkan. Kali ini, ia memilih untuk membuat bekal agar suaminya bisa menikmatinya di perjalanan menuju kantor.Saat Rudi keluar dari kamar tidur dengan setelan jasnya yang rapi, Lana mendekatinya. Dengan lembut, ia membant
Read more

Penuh Godaan

Lana merasa dunia seakan berputar saat dia membuka matanya. Kepalanya terasa sangat berat, dan dorongan pusing akibat efek alkohol yang dia minum semalam masih membayangi dirinya. Dia meremas kepalanya yang sakit, mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam. Lana memejamkan mata sejenak, berusaha untuk mengingat lebih banyak tentang malam yang ia lalui.Saat Lana mulai memperhatikan sekitarnya, ia merasa lega karena menyadari dirinya berada di kamar hotelnya bukan di tempat asing yang tidak dikenal. Sekali lagi, Lana memalingkan pandangan ke sekeliling kamar, mencari-cari tanda-tanda apa yang sebenarnya telah terjadi semalam. Kemudian, ia memperhatikan bahwa pakaiannya sudah berganti dari yang ia kenakan semalam.Ingatan akan momen-momen mabuk semalam mulai kembali kepadanya. Tapi tiba-tiba, bayangan dirinya yang mencium Raka dengan penuh gairah tiba-tiba melintas dalam benaknya, dan itu membuatnya merasa cemas. Lana meremas selimut dengan kuat, mencoba menyingkirkan bayangan itu
Read more

Waktu Bersama

Keesokan harinya, Raka tampak bersemangat. Dia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama Lana, dan kali ini dia memiliki rencana yang jelas. Ketika dia mengajak Lana untuk mengelilingi Paris, dia tahu itu adalah kesempatan bagus untuk mendekati wanita itu.Lana awalnya menolak, tetapi Raka tidak begitu saja menyerah. Dia memahami bahwa Lana masih merasa tidak nyaman dengan situasi ini, tetapi dia bertekad untuk mengubah pendapatnya. Dia ingin Lana melihatnya sebagai seseorang yang bisa memberinya pengalaman baru dan mungkin mengubah pandangan Lana tentang hubungan mereka.“Sampai kapan kamu akan tetap di sini?” tanya Lana dengan kesal.“Sampai kamu setuju untuk pergi sama saya,” balas Raka.“Oke, tapi setelah ini jangan ganggu saya dan anggap kita nggak kenal,” ketus Lana dengan tatapan tajamnya.“Kita lihat nanti, karena bisa jadi kamu yang akan berubah pikiran,” ujar Raka sambil tersenyum. “Itu nggak akan terjadi,” gumam Lana dengan sinis.Akhirnya setelah Raka berhasil membuju
Read more

Penuh Kejutan

Lana merasa tubuhnya lelah setelah seharian menghabiskan waktu dengan Raka. Setelah sampai di kamar hotelnya, dia segera bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Air hangat yang mengalir di pancuran terasa begitu menyenangkan, hampir seperti pelukan lembut yang meredakan tegangnya.Namun, meskipun tubuhnya merasa lelah, pikirannya tetap aktif. Perkataan-perkataan Raka masih berputar-putar dalam benaknya seperti lagu yang terus berputar tanpa henti.Dalam kegelapan ruangan yang hanya diterangi oleh cahaya redup dari lampu tidurnya, Lana berusaha keras untuk mengalihkan pikirannya dari Raka. Dia tahu bahwa dia harus melupakan pria itu dan fokus pada pernikahannya yang semakin hambar dengan Rudi.Ketika Lana sedang sibuk dengan pikirannya yang kacau, tiba-tiba terdengar suara ketukan lembut di pintu kamarnya. Lana, yang begitu terkejut dengan suara itu, langsung berjalan ke arah pintu dengan hati yang berdebar kencang. Dia membuka pintu dengan perasaan yang be
Read more

BAB 6 Tugas dan Kewajiban

Suasana kamar hotel terasa sejuk, lampu kecil di sudut ruangan memancarkan cahaya yang lembut. Lana duduk santai di sofa empuk sambil menonton acara TV yang berlangsung begitu monoton. Dia mencoba menekan perasaan kesepian yang menghantuinya. Sementara itu, Rudi, suaminya, tenggelam dalam dunianya sendiri, sibuk memperhatikan panggilan bisnis yang tampaknya tak pernah berakhir.Lana merasa tidak puas. Dia ingin perhatian Rudi, ingin merasakan sentuhan dan kehangatan suaminya. Setelah memutuskan bahwa cukup sudah berdiam diri, dia mengambil langkah nekat. Dengan gerakan lincah, dia mendekati Rudi, menggugurkan kain tipis yang melilit tubuhnya dengan penuh ketegasan.Lana memandang Rudi dengan mata berkilauan, mencoba untuk memancing perhatian suaminya yang tampak sangat sibuk dengan ponselnya. Lana merebut ponsel Rudi dengan tiba-tiba, membuat pria itu menoleh dengan kening berkerut. "Kapan kamu bangun, Sayang?" tanyanya dengan suara lembut.Rudi mencoba meraih ponselnya yang direbut
Read more

Anggur Kuno

Suasana di hotel itu gemerlap dengan lampu-lampu kristal yang memantulkan cahaya ke seluruh ruangan. Gaun malam Lana yang elegan menyapu lantai dengan anggun setiap kali ia melangkah. Setiap mata memandanginya, tetapi Lana hanya fokus pada lengan Rudi yang ia genggam erat. Sebuah senyuman dipaksakan terpasang di wajahnya, tetapi matanya menyiratkan kekecewaan yang sulit disembunyikan.Seiring langkah mereka mendekati meja perjamuan bisnis yang penuh dengan orang-orang berjas dan wanita-wanita berdandan mewah, Lana merasakan kekecewaan membeku di dalam dirinya. Apa yang seharusnya menjadi malam yang menyenangkan berdua dengan suaminya berubah menjadi malam yang membosankan dan formal.Ketika Rudi berhenti sejenak untuk berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya, Lana melihat peluang untuk melepaskan diri. Dia mengelus pergelangan tangannya yang mulai terasa kaku karena genggaman Rudi yang terlalu kuat. "Maaf, aku harus ke kamar mandi sebentar," ucapnya, berusaha tersenyum lebar.Tanpa
Read more

Mawar Merah

Lana memasuki ruang rapat dengan langkah tegas, mengenakan setelan bisnis yang sempurna dan tatapan mata yang penuh otoritas. Sebagai wakil direktur utama dalam perusahaan besar ini, dia telah menghabiskan banyak waktunya di ruangan seperti ini. Semua karyawan tampak sangat menghormati Lana karena pembawaan wanita itu dengan kemampuan dan kecerdasannya yang membuatnya layak menjabat sebagai wakil direktur utama. Mata-mata para karyawan melirik saat Lana melintasi koridor menuju ruangannya, tetapi dia tidak memberikan perhatian lebih dan hanya memberikan senyuman ramah sebagai sambutan.Hari ini adalah hari pertama Lana kembali bekerja setelah liburan singkat yang ia lakukan beberapa waktu lalu. Meskipun dia sempat merasa terganggu dengan perasaan bercampur aduk yang melibatkan Rudi dan Raka, Lana sekarang bertekad untuk kembali fokus pada pekerjaannya. Dia tidak ingin menyia-nyiakan lagi waktunya untuk memikirkan berbagai perasaan dan masalah pribadi yang menghampirinya. Lana ingin m
Read more

Kejutan Istimewa

Lana telah menciptakan suasana yang sempurna untuk malam itu, memilih gaun yang memancarkan keanggunan dan kepribadian yang kuat. Setiap detailnya diperhatikan, rambutnya diatur dengan indah, riasan wajahnya menyempurnakan penampilannya. Dia ingin menampilkan diri terbaiknya dalam pertemuan ini.Ketika tiba saatnya, Lana melangkah keluar dari kamarnya dan melihat sebuah mobil mewah yang sudah menunggunya. Pengemudi dengan santainya membuka pintu untuknya."Selamat malam, Nyonya," kata pengemudi dengan ramah saat Lana masuk ke dalam mobil.Lana tersenyum dan membalas salam. Selama perjalanan ke restoran, Lana merenung tentang Rudi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa pria itu akan mengatur malam yang begitu istimewa baginya. Lana yang telah mengenal Rudi selama hampir lima belas tahun belum pernah melihat sisi romantisnya seperti ini sebelumnya.Angin sepoi-sepoi menyibak rambut halus Lana saat dia turun dari mobil mewah itu. Sentuhan dinginnya membuatnya merinding meskipun gaun malamn
Read more

Hasrat dan Gairah

Dalam gemuruh malam yang sunyi, Lana melangkah gontai menuju kamarnya, langkahnya tidak lagi seindah ketika dia tiba di restoran tadi. Rasa hangat dari alkohol yang merasuki tubuhnya mulai memudar, digantikan oleh kekosongan hatinya yang dalam. Begitu pintu kamar terbuka, sinar tipis lampu di ruangan itu menyilaukan matanya yang lelah. Rudi telah tidur, lengkap dengan tatanan rambut cokelatnya yang kusut dan wajahnya yang damai saat dia tertidur.Sayangnya, damai bukanlah kata yang bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan Lana saat ini. Dia merasa terjebak dalam labirin emosionalnya sendiri, dan malam ini alkohol telah menjadi penyelamat sementara dari kenyataan yang sulit dia terima. Lana melihat bingkai foto pernikahan mereka yang selalu berada di meja nakasnya. Tatapan mereka dalam foto itu terlihat bahagia, ceria, dan penuh cinta. Pandangannya terpaku pada foto itu ketika senyuman mereka yang dulu begitu riang kini terasa seperti kenangan yang jauh.Dalam ledakan emosi, Lana me
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status