Tiga hari telah berlalu sejak Lana terakhir kali melihat Raka di gedung kantornya. Setiap pesan dan panggilannya tidak mendapat jawaban. Rasa cemas mulai menyelinap ke dalam hati Lana, mengganggu pikirannya setiap saat. Bagaimanapun, dia merasa bertanggung jawab atas keadaan Raka.Dia menggosok pelipisnya dengan gemas, mencoba mengusir rasa sakit yang menyeruak di kepalanya. Lana tidak bisa menghilangkan perasaan bersalah yang menghantuinya. Biar bagaimana pun, dia yang telah menyeret Raka ke dalam kehidupannya, memberinya harapan tentang masa depan mereka bersama. Sekarang, ketidakpastian itu menyeruak ke dalam pikirannya dengan ganas.Lana duduk termangu di ruangannya, membiarkan lamunan menyelimuti dirinya. Suara ketukan di pintu mengganggu lamunannya. “Maaf, Bu. Ada seseorang yang ingin bertemu dengan Ibu,” ujar LiaLana bangkit dari kursinya dengan cepat, hatinya berdebar dengan harapan yang baru saja muncul. "Siapa, Lia?"“Pak Max Jonathan, Bu. Dari MJ Group,” jawab Lia, memperh
Read more