Lana menatap dengan mata terbelalak ketika dia melihat Gabriella duduk di tempat tidur Raka, dengan lembut membujuknya untuk makan. Sebuah pemandangan yang menyakitkan hati Lana lebih dari yang bisa dia gambarkan dengan kata-kata. Hati Lana terasa seperti pecah menjadi seribu potongan saat dia menyaksikan adegan itu, merasakan rasa sakit yang menusuk-nusuk di dalam dada.Dia berdiri di ambang pintu, tak mampu menyembunyikan kekecewaan dan kesedihannya yang mendalam. Rasanya sesak di dadanya, sulit untuk bernafas, seperti pemberat besar yang menekan di atasnya. Bagaimana mungkin Raka begitu hangat dan dekat dengan Gabriella, sementara dia, istrinya, terpinggirkan begitu saja?Lana ingin berteriak, ingin mengeluarkan semua kekesalannya yang terpendam, tetapi suaranya mati di tenggorokannya. Dia hanya bisa menatap dengan mata penuh kepedihan, menahan semua emosinya yang bergolak di dalamnya.Seharusnya dia yang duduk di sana, di samping Raka, memegang tangannya, memberinya dukungan dan c
Baca selengkapnya