Cerita ini berkisah tentang perjalanan seorang perempuan kota yang memutuskan untuk pindah kedesa. Perempuan cantik itu bernama Raina yang saat ini sudah berusia 20 tahun. Rania merantau kedesa dan tinggal bersama nenek sedangkan orangtua Rania tetap menetap diKalimantan. Rania adalah sosok yang tertutup dan bodoamat semenjak ia kehilangan orang yang ia sayangi. Didesa ini , Rania mulai menemukan ketenangan dan kenyamanan lagi. Ia bertemu dengan seorang pria hati baik yang memiliki sikap dingin. Pria itu adalah Rasya,si manusia kulkas penyh teka-teki yang membuatnya jatuh hati. Suatu hari Rania dan Rasya menjadi patner dalam turnamen bulu tangkis ganda campuran dan saat itulah mulai muncul benih-benih cinta diantara mereka. Sayangnya saat mereka sudah mulai dekat dan menjalin hubungan bersama, Rasya tiba-tiba saja harus pindah keluar kota bersama keluarganya. Rasya hanya tinggal dengan sang ayah dan kedua kakak laki-lakinya. Raina yang mengetahu kepergiaan Rasya secara tiba-tiba membuat jiwanya terguncang. Bertahun-tahun Rasya pergi tanpa adanya kabar, dan Raina tetap menunggunya kembali. Empat tahun berlalu, setelah lulus kuliah Raina langsung mendapatkan pekerjaan disalah satu perusahaan. Di perusahaan ini Raina kembali bertemu dengan Rasya tapi sayangnya cinta mereka sudah tidak bisa lagi dipersatukan. Mau dipaksakan sekuat apapun takdir sudah berkata lain. Raina sudah mendapatkan tambatan hatinya yang baru walaupun ia belum sepenuhnya mencintai Rico. 2 mingu berlalu, Raina dengan sangat terpaksa menikahi Rico dan dihari pernikahan itulah Raina baru mengetahui bahwa Rico adalah kakak tiri Rasya.
View MoreBab 7Setelah melakukan pemanasan dan latihan sejenak , tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.30. Hari sudah semakin malam dan ternyata Hanin malam ini tidak bisa pulang karena masih ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan dikampus.“Rain, keknya malam ini gue ga bisa pulang deh?” Ucap Hanin.“Lah, terus gue pulangnya gimana Nin. Yakali mau pesen grab tengah malem,” Ujar Raina.“Emm. Bentar. Kak Rasya, Kak,’’ Teriak Hanin.Hanin yang melihat Kak Rasya sedang bersiap-siap untuk pulang dengan sigapnya ia mengejar kak Rasya dan menghentikan langkahnya.“Apa-an Nin?” Tanya kak Rasya.“Emm, kak boleh minta tolong gak? Please bantuin.”“Gue bantu kalo gue bisa.”“Mo minta tolong anterin Raina pulang. Sekalian pendekatan gitu, biar nggak canggung-canggung amat hehe,” Ucap Hanin sedikit meledek.“Lah, emang lo nggak
Bab 6 Setelah melewati malam-malam penuh kegelisahan, Jujur saja ini kali pertama aku memberanikan diri meminta izin kepada orang tuaku walaupun hanya sekedar lewat media Telepon. “assalamu’alaikum wr.wb. Pah, Mah!” “waalaikum Salam Wr.wb.” “Bagaimana kabarnya, Pah?” “alhamdulillah baik Rain. Oh iya Nak, Bagaimana dengan kuliahmu?’’ “Alhamdulillah lancar kok pah. Pah, ada yang mau Raina sampaikan.” “apa nak?” “Minggu depan diKampus Raina ada turnamen Bulu tangkis dan Raina dimintai tolong mengikuti turnamen itu,” ungakap Raina dengan ketakutan. “Nak, kamu sekarang bukan anak kecil lagi. Selagi hal yang kamu lakukan itu positif dan membuat kamu berkembang tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Kamu tau mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk untuk dirimu sendiri. Buatlah keputusan sendiri Rain. Papa dan mama hanya memberikan support yang terbaik untuk Reina.” “hmm, Love you pa. Makasih.’’
Bab 5Ospek telah kami tempuh selama dua hari dan hari ini semua mahasiswa akan memulai aktivitas belajar seperti biasanya.“Ran, masuk jam berapa?” tanya Hanin“masuk jam tujuh dan kayaknya setiap hari juga sama jamnya” keluh Raina kesal“lah kayak anak SD aja masuk jam tujuh hahaha” ledek HaninHari pertama menjalani kuliah, Rania sangat bersemangat. Ia mengunakan kemeja putih polos yang dipadupadankan dengan rok cream dan pasmina yang senada dengan roknya. Rania telah siap berangkat kuliah. Ia dan Bella berangkat terlebih dahulu dengan menaiki angkot menuju Kampus karena hari ini mobil milik Hanin sedang bermasalah.“Bel, nanti kita nyari tempat duduk yang paling depan aja ya?’’ungkap Rania“hmm, nanti kalo didepan gabisa tidur gimana Ran.”“halah kok tidur mulu pikirannya”“wkwkwk canda Ran. Iya deh kita duduk dibangku paling depan. S
Bab 4Berbeda dengan sebelumnya, hari kedua Ospek jauh lebih displin dan harus tepat waktu. Pukul 06.30, seluruh peserta ospek diarahkan menuju lapangan. Ospek kedua sekligus menjadi penutupan dan peresmian seluruh peserta ospek menjadi mahasiswa bari Universitas Surabaya.Acara hari ini dimulai dengan upacara yang dibuka dengan sambutan dari ketua Rektorat juga sambutan dari ketua BEM Universitas Surabaya. Tak lupa pula penyematan almamater kepada mahasiswa baru diiringi dengan pelepasanan balon yang membawa selempang bertuliskan Ospek 2020 dan diringi atraksi pesawat tempur yang membentang diangkasa.Serangkaian acara penutupan ospek diisi dengan aktraksi dan pertunjukan-pertunjukan dari berbagai macak UKM yaang ada di kampus. Rasanya seperti disihir keika melihat aksi-aksi luar biasa para mahasiswa Universitas surabaya. Semua acara berjalan dengan lancar dan yang terakhir semua mahasiswa dibuat terpesona oleh ketampanan lima serangkain para panitia ospek pada
Bab 3“Ran, ada apa! Sedari tadi kuperhatikan kau melamun saja,” Tanya Bella.“Nggak papa Bel, lagi mikirin Hanin aja kok. Kira-kira gaimana ya nasib dia di fakultas olahraga sendirian, pasti kayak orang hilang tu anak,” Ujarku.“Haha. Ran, kau ini seperti tidak mengenali Hanin saja. Diakan sangat pintar beradaptasi dengan lingkungannya, sekali ketemu dah langsung membuat orang lain nyaman.”“I-iya juga sih.“Raina dan Bella terdiam. Mereka tiba-tiba melebarkan matanya saat Kak Sam melangkah mendekati.“Hey, Kalian berdua. Sedari awal saya menjelaskan materi kenapa malah bercerita sendiri!” ketusnya.“Maafkan kami kak.”“Maaf-maaf, lain kali jangan diulangi lagi. Tidak sopan berbicara sendiri,” Ucap Sam dengan nada tinggi.“Iya kak,” Ucap Raina dan Bella bersamaan.“Udahlah Sam, nanti kita kasih hukuman kepada mer
Bab 2 Kringg ... kringg ... kringgAlarm berbunyi menunjukkan pukul 07.00 pagi membuat Rania bergegas untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk mengkuti ospek hari pertamannya. “Hari ini hari pertama Ospek, semangat dan jangan sampai telat huftt,” Gumam Rania sambil memakai atribut wajib untuk ospek. Rania bergegas turun kebawah untuk berpamitan dengan nenek.“Nek, Rania berangkat dulu ya.”“Sini sarapan dulu Ran, Nenek sudah membuatkanmu nasi goreng spesial.”“Iya nek,” Aku bergegas menyantap nasi goreng buatan nenek. Waktu menunjukkan pukul 07.20 tapi Bella dan Hanin belum juga datang untuk menjeputkun. Disekitar rumah nenek, angkutan umum sangat susah untuk ditemui dan kalaupun ada kita harus pergi keperbatasan kota dengan menempuh jarak sekitar 15 sampai 20 menitan. Tiit ... tiit Terdengar suara kelakson mobil milik Hanin berbunyi. Bella dan Hanin sudah menunggunya didepan rumah. Raina ber
BAB 1Pukul enam dini hari.Udara segar menyapaku diirinngi kicauan burung yang merdu. Suasana sangat memberikan semangat membuat hati ingin segera pergi menikmati fajar dipinggir kali. Aku menatap kearah langit, melihat fajar yang memancarkan keidahannya. Suasana pedesaan yang begitu elok dan rupawan membuatku jatuh cinta hingga lupa dengan keramaian yang ada disekitar. Lamunanku seketika buyar ketika ada sosok pria melintas dihadapanku. Pria dingin berwajah tampan nan rupawam yang katanya selalu jadi idola kalangan janda maupun anak-anak remaja didesa. “Hey, Raina. Pagi-pagi begini sudah melamun saja, sini main bulu tangkis bareng!’’Sontak terdengar suara Bela dan Hanin yang membuatku terkejut. Aku bergegas berjalan menuju lapangan. Dari kecil aku memang sudah menyukai Bulu tangkis, bahkan aku bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis internasional. Tapi sayangnya orang tuaku tidak memberikan dukungan penuh. Aku tak begitu handal dal
BAB 1Pukul enam dini hari.Udara segar menyapaku diirinngi kicauan burung yang merdu. Suasana sangat memberikan semangat membuat hati ingin segera pergi menikmati fajar dipinggir kali. Aku menatap kearah langit, melihat fajar yang memancarkan keidahannya. Suasana pedesaan yang begitu elok dan rupawan membuatku jatuh cinta hingga lupa dengan keramaian yang ada disekitar. Lamunanku seketika buyar ketika ada sosok pria melintas dihadapanku. Pria dingin berwajah tampan nan rupawam yang katanya selalu jadi idola kalangan janda maupun anak-anak remaja didesa. “Hey, Raina. Pagi-pagi begini sudah melamun saja, sini main bulu tangkis bareng!’’Sontak terdengar suara Bela dan Hanin yang membuatku terkejut. Aku bergegas berjalan menuju lapangan. Dari kecil aku memang sudah menyukai Bulu tangkis, bahkan aku bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis internasional. Tapi sayangnya orang tuaku tidak memberikan dukungan penuh. Aku tak begitu handal dal...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments