Share

Malamku

Penulis: Fhaa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-24 12:47:57

Bab 7

Setelah melakukan pemanasan dan latihan sejenak , tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.30. Hari sudah semakin malam dan ternyata Hanin malam ini tidak bisa pulang karena masih ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan dikampus.

“Rain, keknya malam ini gue ga bisa pulang deh?” Ucap Hanin.

“Lah, terus gue pulangnya gimana Nin. Yakali mau pesen grab tengah malem,” Ujar Raina.

“Emm. Bentar. Kak Rasya, Kak,’’ Teriak Hanin.

Hanin yang melihat Kak Rasya sedang bersiap-siap untuk pulang dengan sigapnya ia mengejar kak Rasya dan menghentikan langkahnya.

“Apa-an Nin?” Tanya kak Rasya.

“Emm, kak boleh minta tolong gak? Please bantuin.”

“Gue bantu kalo gue bisa.”

“Mo minta tolong anterin Raina pulang. Sekalian pendekatan gitu, biar nggak canggung-canggung amat hehe,” Ucap Hanin sedikit meledek.

“Lah, emang lo nggak pulang?” Tanya kak Rasya.

“Gue nggak bisa pulang kak. Soalnya masih ada urursan dikampus sama temen-temen yang lainnya,”

“Yaudah. Suruh pulang bareng gue aja.”

“Makasih banyak kak. Rain sini deh,” panggil Hanin.

Raina yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua berbincang dari jauh, tiba-tiba saja dikagetkan saat Hanin memanggilnya. Raina langsung melangkahkan kakinya dan pergi menghampiri Hanin.

‘’Eh iya, apa Nin?” Tanya Raina.

“Lo pulangnya bareng kak Rasya aja ya. Ga boleh nolak!” Ucap Hanin sedikit memaksa.

“T-Tapi Nin,” Ujar Raina dengan gugup.

“Hstttttt … Ga ada tapi-tapi. Cepetan pake helm lo, terus naik keburu subuh.”

Raina hanya bisa diam dan mengikuti semua perintah Hanin.

“Kak, nitip temen gue ya. Hati-hati dijalan. Dadah,” Ucap Hanin sambil melambaikan tangannya.

Montor yang kami naikipun mulai melaju meninggalkan gor. Untuk esekian kalinya, senyum bahagia dan rasa nyaman terlihat jelas diwajah Raina.

Berada dekat denganmu itu yang ku mau,

Mendekap dibelakangmu membuat ku candu,

Rasa nyaman dan bahagia bercampur jadi satu,

Bisa diungkapkan jika aku mau,

Tapi aku memilih diam agar aku tak malu,

Malam ini aku sungguh berterimakasih pada waktu,

Semoga hari kedepannya tak ada lagi ragu

Agar kita bisa melangkah melewati jalan penuh liku.

“Kita sudah sampai,” Ucap Rasya.

Lamunan Raina buyar seketika, ia hanya menatap kak Rasya dengan penuh rasa bahagia. Malam ini menjadi malam yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Rasanya perasaan ini terlalu aneh.

“Oh iya kak, makasih. Hmm btw, ga mampir dulu?” Ajak Raina.

“Gw langsung aja, udah tengah malem juga soalnya.”

“Oh iya udah kak. Hati-hati dijalan.”

“Oke.”

Rasya melajutkan perjalanannya. Malam itu adalah malam pertama yang amat bersejarah bagi Raina, isi kepalannya dipenuhi dengan bayangan-bayangan kak Rasya. Ia berbaring sambil senyum-senyum sendirian.

“Arghhh.. Kak Rasya,” Jerit Raina tengah malam yang membuat nenek terbangun dari tidurnya.

“Rain,kenapa nak kok teriak-teriak?” ketukan pintu dari Nenek membuat Raina terbangun dari tidurnya.

Raina menyadari bahwa teriakannya tadi sangat kencang. Ia langsung berlari dan segera membuka pintu kamarnya.

“Eh nenek. Enggak kenapa-kenapa kok nek tadi itu lagi latihan vokal aja hehe.”

“Latihan vokal kok malem-malem tapi benerankan kamu nggak papa?” Tanya Nenek

“Iya nenek, seriusan Raina nggak kenapa-kenapa kok.”

“Yasudah. Segera istirahat, besok kamu harus berangkat pagi ke sekolahkan.”

“Hehe iya Nek. Siap.”

“Kalo mau latihan vokal besok pagi saja,” Timpal nenek sambil melangkah pergi kembali ke kamarnya lagi.

Entah sejak kapan Raina mulai memiliki perasaan kepada Rasya. Yang Ia tau, Ia hanya sekedar kagum bukan suka.

Kringg… kringg

Alarm pun menunjukan pukul 06.00. Seperti hari-hari biasanya Raina bergegas bangun dari tempat  tidur dan melakukan kegiatan lainnya sebelum berangkat ke kampus. Hari ini Raina berangkat pagi-pagi buta karena harus pergi kesalah satu toko langanan nenek untuk memberikan pesanan kue. Raina berjalan kaki jaraknya ternyata tidak terlalu jauh.

“ Selamat Pagi Buk.”

“Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu Nak?” Tanya pemilik toko.

“Oh ini mau nganterin pesenan kue.”

“Ow dari Mak Ana ya.”

“Iya buk, saya cucunya Mak Ana.”

“Ya ampun cantik banget ya cucunya Mak Ana. Masih sekolah Nak?” Tanya pemilik toko.

“Iya saya masih kuliah Buk.”

“Oh kuliah.”

“Iya sudah kalo begitu saya pamit dulu hehe.”

“Oh iya, kapan-kapan mampir kesini lagi ya Nak. Biar tambah akrab”

“hehe iya isnyaallah. Yasudah buk, mari. Assalamu’alaikum.”

“W*’alaikum salam.”

Mak Ana. Ya itulah nama Nenek. Sedari masa mudanya nenek sangat hobi membuat dan memasak. Dulu nenek punya cita-cita mau jadi koki, mau kuliah tataboga juga. Tapi karena banyak yang harus dipertimbangkan akhirnya nenek memilih untuk kerja disebuah pabrik dan menikah diumur yang terbilang masih sangat muda. Ketika sudah menikah nenek mulai sering membantu tetangga-tetangganya membuat kue dan memasak ketika ada hajatan atau acara-acara penting. Seiring berjalannya waktu, banyak yang memuji masakan nenek akhirnya dari situlah nenek mulai membuka usahanya menerima pesanan kue.

Bab terkait

  • Si Manusia Kulkas   Merantau Ke Desa

    BAB 1Pukul enam dini hari.Udara segar menyapaku diirinngi kicauan burung yang merdu. Suasana sangat memberikan semangat membuat hati ingin segera pergi menikmati fajar dipinggir kali. Aku menatap kearah langit, melihat fajar yang memancarkan keidahannya. Suasana pedesaan yang begitu elok dan rupawan membuatku jatuh cinta hingga lupa dengan keramaian yang ada disekitar. Lamunanku seketika buyar ketika ada sosok pria melintas dihadapanku. Pria dingin berwajah tampan nan rupawam yang katanya selalu jadi idola kalangan janda maupun anak-anak remaja didesa. “Hey, Raina. Pagi-pagi begini sudah melamun saja, sini main bulu tangkis bareng!’’Sontak terdengar suara Bela dan Hanin yang membuatku terkejut. Aku bergegas berjalan menuju lapangan. Dari kecil aku memang sudah menyukai Bulu tangkis, bahkan aku bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis internasional. Tapi sayangnya orang tuaku tidak memberikan dukungan penuh. Aku tak begitu handal dal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Si Manusia Kulkas   Ospek kedua

    Bab 2 Kringg ... kringg ... kringgAlarm berbunyi menunjukkan pukul 07.00 pagi membuat Rania bergegas untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk mengkuti ospek hari pertamannya. “Hari ini hari pertama Ospek, semangat dan jangan sampai telat huftt,” Gumam Rania sambil memakai atribut wajib untuk ospek. Rania bergegas turun kebawah untuk berpamitan dengan nenek.“Nek, Rania berangkat dulu ya.”“Sini sarapan dulu Ran, Nenek sudah membuatkanmu nasi goreng spesial.”“Iya nek,” Aku bergegas menyantap nasi goreng buatan nenek. Waktu menunjukkan pukul 07.20 tapi Bella dan Hanin belum juga datang untuk menjeputkun. Disekitar rumah nenek, angkutan umum sangat susah untuk ditemui dan kalaupun ada kita harus pergi keperbatasan kota dengan menempuh jarak sekitar 15 sampai 20 menitan. Tiit ... tiit Terdengar suara kelakson mobil milik Hanin berbunyi. Bella dan Hanin sudah menunggunya didepan rumah. Raina ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Si Manusia Kulkas   Memandangnya

    Bab 3“Ran, ada apa! Sedari tadi kuperhatikan kau melamun saja,” Tanya Bella.“Nggak papa Bel, lagi mikirin Hanin aja kok. Kira-kira gaimana ya nasib dia di fakultas olahraga sendirian, pasti kayak orang hilang tu anak,” Ujarku.“Haha. Ran, kau ini seperti tidak mengenali Hanin saja. Diakan sangat pintar beradaptasi dengan lingkungannya, sekali ketemu dah langsung membuat orang lain nyaman.”“I-iya juga sih.“Raina dan Bella terdiam. Mereka tiba-tiba melebarkan matanya saat Kak Sam melangkah mendekati.“Hey, Kalian berdua. Sedari awal saya menjelaskan materi kenapa malah bercerita sendiri!” ketusnya.“Maafkan kami kak.”“Maaf-maaf, lain kali jangan diulangi lagi. Tidak sopan berbicara sendiri,” Ucap Sam dengan nada tinggi.“Iya kak,” Ucap Raina dan Bella bersamaan.“Udahlah Sam, nanti kita kasih hukuman kepada mer

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Si Manusia Kulkas   Ospek Kedua

    Bab 4Berbeda dengan sebelumnya, hari kedua Ospek jauh lebih displin dan harus tepat waktu. Pukul 06.30, seluruh peserta ospek diarahkan menuju lapangan. Ospek kedua sekligus menjadi penutupan dan peresmian seluruh peserta ospek menjadi mahasiswa bari Universitas Surabaya.Acara hari ini dimulai dengan upacara yang dibuka dengan sambutan dari ketua Rektorat juga sambutan dari ketua BEM Universitas Surabaya. Tak lupa pula penyematan almamater kepada mahasiswa baru diiringi dengan pelepasanan balon yang membawa selempang bertuliskan Ospek 2020 dan diringi atraksi pesawat tempur yang membentang diangkasa.Serangkaian acara penutupan ospek diisi dengan aktraksi dan pertunjukan-pertunjukan dari berbagai macak UKM yaang ada di kampus. Rasanya seperti disihir keika melihat aksi-aksi luar biasa para mahasiswa Universitas surabaya. Semua acara berjalan dengan lancar dan yang terakhir semua mahasiswa dibuat terpesona oleh ketampanan lima serangkain para panitia ospek pada

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Si Manusia Kulkas   percakapan singkat

    Bab 5Ospek telah kami tempuh selama dua hari dan hari ini semua mahasiswa akan memulai aktivitas belajar seperti biasanya.“Ran, masuk jam berapa?” tanya Hanin“masuk jam tujuh dan kayaknya setiap hari juga sama jamnya” keluh Raina kesal“lah kayak anak SD aja masuk jam tujuh hahaha” ledek HaninHari pertama menjalani kuliah, Rania sangat bersemangat. Ia mengunakan kemeja putih polos yang dipadupadankan dengan rok cream dan pasmina yang senada dengan roknya. Rania telah siap berangkat kuliah. Ia dan Bella berangkat terlebih dahulu dengan menaiki angkot menuju Kampus karena hari ini mobil milik Hanin sedang bermasalah.“Bel, nanti kita nyari tempat duduk yang paling depan aja ya?’’ungkap Rania“hmm, nanti kalo didepan gabisa tidur gimana Ran.”“halah kok tidur mulu pikirannya”“wkwkwk canda Ran. Iya deh kita duduk dibangku paling depan. S

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Si Manusia Kulkas   Bersanding

    Bab 6 Setelah melewati malam-malam penuh kegelisahan, Jujur saja ini kali pertama aku memberanikan diri meminta izin kepada orang tuaku walaupun hanya sekedar lewat media Telepon. “assalamu’alaikum wr.wb. Pah, Mah!” “waalaikum Salam Wr.wb.” “Bagaimana kabarnya, Pah?” “alhamdulillah baik Rain. Oh iya Nak, Bagaimana dengan kuliahmu?’’ “Alhamdulillah lancar kok pah. Pah, ada yang mau Raina sampaikan.” “apa nak?” “Minggu depan diKampus Raina ada turnamen Bulu tangkis dan Raina dimintai tolong mengikuti turnamen itu,” ungakap Raina dengan ketakutan. “Nak, kamu sekarang bukan anak kecil lagi. Selagi hal yang kamu lakukan itu positif dan membuat kamu berkembang tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Kamu tau mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk untuk dirimu sendiri. Buatlah keputusan sendiri Rain. Papa dan mama hanya memberikan support yang terbaik untuk Reina.” “hmm, Love you pa. Makasih.’’

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-15

Bab terbaru

  • Si Manusia Kulkas   Malamku

    Bab 7Setelah melakukan pemanasan dan latihan sejenak , tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 23.30. Hari sudah semakin malam dan ternyata Hanin malam ini tidak bisa pulang karena masih ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan dikampus.“Rain, keknya malam ini gue ga bisa pulang deh?” Ucap Hanin.“Lah, terus gue pulangnya gimana Nin. Yakali mau pesen grab tengah malem,” Ujar Raina.“Emm. Bentar. Kak Rasya, Kak,’’ Teriak Hanin.Hanin yang melihat Kak Rasya sedang bersiap-siap untuk pulang dengan sigapnya ia mengejar kak Rasya dan menghentikan langkahnya.“Apa-an Nin?” Tanya kak Rasya.“Emm, kak boleh minta tolong gak? Please bantuin.”“Gue bantu kalo gue bisa.”“Mo minta tolong anterin Raina pulang. Sekalian pendekatan gitu, biar nggak canggung-canggung amat hehe,” Ucap Hanin sedikit meledek.“Lah, emang lo nggak

  • Si Manusia Kulkas   Bersanding

    Bab 6 Setelah melewati malam-malam penuh kegelisahan, Jujur saja ini kali pertama aku memberanikan diri meminta izin kepada orang tuaku walaupun hanya sekedar lewat media Telepon. “assalamu’alaikum wr.wb. Pah, Mah!” “waalaikum Salam Wr.wb.” “Bagaimana kabarnya, Pah?” “alhamdulillah baik Rain. Oh iya Nak, Bagaimana dengan kuliahmu?’’ “Alhamdulillah lancar kok pah. Pah, ada yang mau Raina sampaikan.” “apa nak?” “Minggu depan diKampus Raina ada turnamen Bulu tangkis dan Raina dimintai tolong mengikuti turnamen itu,” ungakap Raina dengan ketakutan. “Nak, kamu sekarang bukan anak kecil lagi. Selagi hal yang kamu lakukan itu positif dan membuat kamu berkembang tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Kamu tau mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk untuk dirimu sendiri. Buatlah keputusan sendiri Rain. Papa dan mama hanya memberikan support yang terbaik untuk Reina.” “hmm, Love you pa. Makasih.’’

  • Si Manusia Kulkas   percakapan singkat

    Bab 5Ospek telah kami tempuh selama dua hari dan hari ini semua mahasiswa akan memulai aktivitas belajar seperti biasanya.“Ran, masuk jam berapa?” tanya Hanin“masuk jam tujuh dan kayaknya setiap hari juga sama jamnya” keluh Raina kesal“lah kayak anak SD aja masuk jam tujuh hahaha” ledek HaninHari pertama menjalani kuliah, Rania sangat bersemangat. Ia mengunakan kemeja putih polos yang dipadupadankan dengan rok cream dan pasmina yang senada dengan roknya. Rania telah siap berangkat kuliah. Ia dan Bella berangkat terlebih dahulu dengan menaiki angkot menuju Kampus karena hari ini mobil milik Hanin sedang bermasalah.“Bel, nanti kita nyari tempat duduk yang paling depan aja ya?’’ungkap Rania“hmm, nanti kalo didepan gabisa tidur gimana Ran.”“halah kok tidur mulu pikirannya”“wkwkwk canda Ran. Iya deh kita duduk dibangku paling depan. S

  • Si Manusia Kulkas   Ospek Kedua

    Bab 4Berbeda dengan sebelumnya, hari kedua Ospek jauh lebih displin dan harus tepat waktu. Pukul 06.30, seluruh peserta ospek diarahkan menuju lapangan. Ospek kedua sekligus menjadi penutupan dan peresmian seluruh peserta ospek menjadi mahasiswa bari Universitas Surabaya.Acara hari ini dimulai dengan upacara yang dibuka dengan sambutan dari ketua Rektorat juga sambutan dari ketua BEM Universitas Surabaya. Tak lupa pula penyematan almamater kepada mahasiswa baru diiringi dengan pelepasanan balon yang membawa selempang bertuliskan Ospek 2020 dan diringi atraksi pesawat tempur yang membentang diangkasa.Serangkaian acara penutupan ospek diisi dengan aktraksi dan pertunjukan-pertunjukan dari berbagai macak UKM yaang ada di kampus. Rasanya seperti disihir keika melihat aksi-aksi luar biasa para mahasiswa Universitas surabaya. Semua acara berjalan dengan lancar dan yang terakhir semua mahasiswa dibuat terpesona oleh ketampanan lima serangkain para panitia ospek pada

  • Si Manusia Kulkas   Memandangnya

    Bab 3“Ran, ada apa! Sedari tadi kuperhatikan kau melamun saja,” Tanya Bella.“Nggak papa Bel, lagi mikirin Hanin aja kok. Kira-kira gaimana ya nasib dia di fakultas olahraga sendirian, pasti kayak orang hilang tu anak,” Ujarku.“Haha. Ran, kau ini seperti tidak mengenali Hanin saja. Diakan sangat pintar beradaptasi dengan lingkungannya, sekali ketemu dah langsung membuat orang lain nyaman.”“I-iya juga sih.“Raina dan Bella terdiam. Mereka tiba-tiba melebarkan matanya saat Kak Sam melangkah mendekati.“Hey, Kalian berdua. Sedari awal saya menjelaskan materi kenapa malah bercerita sendiri!” ketusnya.“Maafkan kami kak.”“Maaf-maaf, lain kali jangan diulangi lagi. Tidak sopan berbicara sendiri,” Ucap Sam dengan nada tinggi.“Iya kak,” Ucap Raina dan Bella bersamaan.“Udahlah Sam, nanti kita kasih hukuman kepada mer

  • Si Manusia Kulkas   Ospek kedua

    Bab 2 Kringg ... kringg ... kringgAlarm berbunyi menunjukkan pukul 07.00 pagi membuat Rania bergegas untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk mengkuti ospek hari pertamannya. “Hari ini hari pertama Ospek, semangat dan jangan sampai telat huftt,” Gumam Rania sambil memakai atribut wajib untuk ospek. Rania bergegas turun kebawah untuk berpamitan dengan nenek.“Nek, Rania berangkat dulu ya.”“Sini sarapan dulu Ran, Nenek sudah membuatkanmu nasi goreng spesial.”“Iya nek,” Aku bergegas menyantap nasi goreng buatan nenek. Waktu menunjukkan pukul 07.20 tapi Bella dan Hanin belum juga datang untuk menjeputkun. Disekitar rumah nenek, angkutan umum sangat susah untuk ditemui dan kalaupun ada kita harus pergi keperbatasan kota dengan menempuh jarak sekitar 15 sampai 20 menitan. Tiit ... tiit Terdengar suara kelakson mobil milik Hanin berbunyi. Bella dan Hanin sudah menunggunya didepan rumah. Raina ber

  • Si Manusia Kulkas   Merantau Ke Desa

    BAB 1Pukul enam dini hari.Udara segar menyapaku diirinngi kicauan burung yang merdu. Suasana sangat memberikan semangat membuat hati ingin segera pergi menikmati fajar dipinggir kali. Aku menatap kearah langit, melihat fajar yang memancarkan keidahannya. Suasana pedesaan yang begitu elok dan rupawan membuatku jatuh cinta hingga lupa dengan keramaian yang ada disekitar. Lamunanku seketika buyar ketika ada sosok pria melintas dihadapanku. Pria dingin berwajah tampan nan rupawam yang katanya selalu jadi idola kalangan janda maupun anak-anak remaja didesa. “Hey, Raina. Pagi-pagi begini sudah melamun saja, sini main bulu tangkis bareng!’’Sontak terdengar suara Bela dan Hanin yang membuatku terkejut. Aku bergegas berjalan menuju lapangan. Dari kecil aku memang sudah menyukai Bulu tangkis, bahkan aku bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis internasional. Tapi sayangnya orang tuaku tidak memberikan dukungan penuh. Aku tak begitu handal dal

DMCA.com Protection Status