Share

#78

Aurel meringis saat mengolesi salep pada lukanya, bahkan tanpa ia sadari, air mata keluar dari kedua matanya.

"Duh, kayak gini aja nangis! cengeng!" gerutunya sembari mengusap air matanya.

"Bagaimana apa sudah selesai?"

Aurel kaget saat mendengar suara pintu terbuka dan Zain yang bertanya.

Ssshhhtttt....

Aurel meringis karena kain yang bergesekan kasar pada lukanya. Karena terkejut, Aurel segera menutup pahanya dengan kasar.

"Ah, maaf! aku kira kau sudah selesai!" ucap Zain merasa bersalah.

"Saya sudah selesai Tuan, maaf merepotkan!" jawab Aurel cepat dan segera berdiri.

"Apa masih sakit?" tanya Zain penuh perhatian.

Aurel menggeleng cepat dan membereskan kotak obat yang tadi ia pakai.

"Sudah biarkan, lebih baik kita makan siang dulu!"

Zain segera mengambil alih kotak obat itu dan menaruh makanan diatas meja. Ia mengajak Aurel untuk makan bersama.

Aurel yang memang sudah merasa lapar, tak menolak ajakan atasanya ini. Mereka makan dengan tenang, tak ada yang bersuara, hingg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status