Waktu sudah menunjukkan tengah malam, terlihat beberapa penjaga mulai bergantian untuk menjaga rumah itu.Daniel, Zain dan Abi, bersiap untuk menyelinap masuk. Mereka dibantu oleh beberapa polisi. Mereka harus berhati-hati, karena bisa saja Reno melakukan hal yang nekat.Daniel juga menyuruh seseorang untuk menjadi salah satu pelayan di dalam rumah itu. Dari dia lah, mereka tahu keadaan Aurel sekarang."Kopinya datang," ucap pelayan itu mengantarkan kopi untuk penjaga yang berada di luar."Wah, untung kau datang membawa kopi, jadi hilang ngantuk ku!" ucap salah satu dari mereka."Tentu, aku tahu apa yang kalian butuhkan! selamat menikmati." Ucapnya lalu segera meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menikmati kopi buatan nya.Rani, orang salah satu teman Daniel yang menyamar untuk menjadi pelayan di rumah Aurel.Ia melihat sekeliling, semua penjaga dan pelayan sudah ia beri obat tidur. Sudah dipastikan, sekarang mereka tengah terlelap efek dari obat yang dia berikan.Sekarang, tingg
Aurel meringis saat merasakan benda tajam menusuk lehernya, tidak dalam memang, namun, membuat lehernya mengeluarkan darah.Reno benar-benar sudah gila, mereka benar-benar tak menyangka jika lelaki itu tega melukai Aurel, wanita yang dicintainya."Jangan," pekik Zain kawatir saat melihat leher Aurel mengeluarkan darah."Kamu boleh minta apapun, asalkan lepaskan Aurel dan jangan lukai dia!" Zain mulai memberi pilihan."Suruh mereka melepaskan senjata mereka dan biarkan kami pergi!" "Baiklah!" Zain memberi kode agar para polisi melepas senjata mereka dan membiarkan Reno membawa pergi Aurel.Untuk sementara Zain harus menuruti apa yang diinginkan oleh lelaki itu. Ia tak ingin, pria gila itu menyakiti Aurel.Setelah yakin, semua polisi melepas senjatanya, Reno mulai melangkahkan kakinya dan memaksa Aurel untuk mengikutinya.Zain dan kedua anggota polisi yang bersamanya, memberi jalan pada Reno dan waspada. Mereka tak boleh gegabah dan berujung menyakiti Aurel.Tiba saat Reno akan melewat
Seorang wanita yang tengah sibuk menata beberapa menu makan malam, ia tersenyum puas saat melihat beberapa hasil masakanya yang tertata rapi di atas meja."Sempurna." Gumamnya dengan senyum mengembang."Aku yakin Mas Reno akan menyukainya, apalagi dengan kabar yang akan dia terima nanti." gumamnya sambil memegang hasil laporan dari sebuah rumah sakit.Ya, malam ini ia akan memberikan sebuah kejutan untuk sang suami. Tepat ke tiga bulan pernikahannya, Aurel di nyatakan hamil.Tentu saja hal ini membuat Aurel bahagia, dia ingin memberitahukan suaminya saat makan malam bersama nanti.Bahkan untuk merayakan kehamilannya, ia sengaja membuat berbagai menu kesukaan sang suami untuk makan malam nanti.Ia berharap dengan kabar kehamilannya, suaminya akan semakin mencintai dan menyayanginya.Ia sangat berharap pernikahannya akan semakin bahagia dengan hadirnya seorang malaikat kecil di keluarga kecilnya ini.Setelah yakin semuanya nampak sempurna, Aurel memutuskan untuk membersihkan diri lalu s
Reno yang tengah menggandeng mesra wanita yang baru saja memberinya kabar gembira ini, seketika menghentikan langkahnya saat menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikanya dari luar pagar."Aurel?" gumamnya saat menyadari siapa orang yang sedari tadi memperhatikanya.untuk sesaat tatapan mata mereka bertemu, hingga Aurel memilih menyalakan mesin motornya dan segera meninggalkan tempat yang begitu menyesakkan baginya."Kenapa Sayang?" tanya Ayunda karena Reno menghentikan langkahnya."Tidak, tidak ada. Lebih baik kita segera masuk ke dalam! aku tak ingin kau kelelahan," ucap Reno membawa Ayunda masuk ke dalam rumah mereka.Hati Reno merasa sangat gelisah saat melihat Aurel berada di depan rumahnya. Ia yakin Aurel tengah merasa dibohohongi dan ingin meminta penjelasan padanya."Mungkin sudah saatnya Aurel tahu yang sebenarnya. Aku berharap dia mau menerima Ayunda sebagai adik madunya." Gumam Reno dalam hati.Sementara itu Aurel lebih memilih untuk berhenti di sebuah taman, yang cuk
"Dek, mari kita bicarakan hal ini secara baik-baik. Mas tidak ingin ada perpisahan di antara kita Dek." Reno berusaha membujuk istrinya.Reno tak ingin berpisah dengan Aurel, "Jika tidak ingin berpisah denganku, maka ceraikan dia!" tegas Aurel.Reno terdiam mendengar ucapan Aurel, kini dia di hadapkan dengan dua pilihan. "Maaf, Mas tidak bisa meninggalkan Ayunda karena, karena dia tengah hamil anak Mas."Degh....Mendengar pengakuan dari Reno membuat jantung Aurel terasa berhenti berdetak. Aurel benar-benar tak dapat mempercayainya."Ha-hamil?" tanya Aurel dengan terbata.Reno hanya mengangguk sebagai jawaban, dia menggenggam erat tangan Aurel dan menatap lekat wajah Aurel yang perlahan di tetesi air mata.Ya, mendengar wanita yang di nikahi suaminya tengah hamil, membuatnya tak bisa lagi membendung air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tak keluar.Namun, apalah daya? kabar yang di bawa oleh suaminya membuatnya merasa sangat sakit hati sehingga tak mampu lagi untuk membendung ai
CeklekTerdengar suara pintu terbuka, setelah 30 menit lamanya Reno menunggu, akhirnya muncul sesosok dokter yang keluar dari ruangan dimana Aurel di periksa."Bagaimana keadaan istri saya dokter?" tanya Reno menghampiri dokter yang menangani sang istri.Dokter itu menghembus nafas pelan, lalu menatap Reno yang juga tengah menatapnya dengan wajah yang khawatir."Istri dan calon bayi Anda baik-baik saja Tuan. Untung saja Anda segera membawa mereka kerumah sakit, jika tidak, mungkin Anda akan kehilangan salah satu dari mereka." Ucap dokter itu dengan raut sedih."A-apa maksud anda dokter?" tanya Reno tak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh dokter."Jangan bilang Anda tidak tahu kalau istri Anda sedang hamil?"Reno menggeleng sebagai jawaban. Dokter itu hanya menghela nafasnya. Pantas saja, jika kondisi pasien sangat memprihatinkan."Istri anda sedang hamil, bahkan pasien sempat mengalami pendaharan. Beruntung janin anda kuat dan bisa bertahan, saya berharap untuk ke depannya kalian
"Untuk apa kau ingin bertemu dengan Aurel?" tanya Reno yang langsung menatap lekat wajah cantik Ayunda.Wanita dari masa lalunya, yang dulu pernah meninggalkannya karena restu kedua orang tuanya.Ya, dulu Ayunda adalah kekasihnya. Namun kedua orang tua Ayunda tidak menyetujui hubungan mereka.Hingga orang tua Ayunda menjodohkan wanita yang sangat ia cintai itu dengan lelaki yang jauh lebih kaya dan lebih baik darinya.Ayunda yang tak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya terpaksa harus memutuskan Reno dan menikah dengan pria pilihan orang tuanya.Reno yang pada saat itu, tidak memiliki apa-apa, harus mau menerima keputusan Ayunda untuk memutuskan hubungan mereka.Sejak saat itu Reno hidup tak mempunyai tujuan, hingga akhirnya dia di pertemukan dengan Aurel. Ia bertemu Aurel saat dirinya ingin menyebrang jalan dengan tatapan kosong, hampir saja dia di tabrak sebuah mobil.Untung saja ada Aurel yang menariknya dan menjauhi jalan yang penuh lalu lalang kendaraan.Aurel, wanita itulah
Mendengar jawaban dari Aurel, membuat Ayunda menjadi kesal."Harusnya kau itu sadar diri, Reno sama sekali tak mencintaimu! jadi, percuma saja kalau kau tidak mau pergi!" Ayunda berusaha mengompori Aurel agar wanita yang ada di hadapanya ini mengurungkan niat untuk tetap bertahan dan memilih pergi."Apa kau tak memiliki cermin? di sini yang harus sadar diri itu kau, bukan aku!" hardik Aurel dengan nada tenang."Apa maksudmu?" "Dasar bodoh! jika Mas Reno tidak mencintaiku mana mungkin dia mempertahankan ku! dan lihatlah dirimu, jika mas Reno tak mencintaiku mana mungkin kau datang kesini dan memintaku untuk pergi, jika kau tidak merasa takut akan posisimu yang sudah aku gantikan bukan?" jawab Aurel enteng.Ayunda mengepalkan kedua tanganya menahan amarah, membenarkan ucapan Aurel. Ya, Ayunda sudah merasa kalau Reno mulai mencintai Aurel, bagaimana Reno menolak perceraian itu.Membuatnya tahu kalau Reno memang sudah mulai mencintai Aurel. Apalagi, sebelum ia pergi menemui istri pertama