Dilepas Manajer, Didekap CEO Kaya

Dilepas Manajer, Didekap CEO Kaya

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Oleh:  Raisya_JTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
115Bab
7.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Hubungan Riana dan Reynald tak pernah disukai oleh Mayang, sang mertua. Terlebih, lima tahun menikah, Riana belum juga mengandung. Wanita itu tak tahu bahwa Riana hanya menuruti permintaan Reynald. Jadi, berbagai cara dilakukan sang mertua untuk memisahkan keduanya, termasuk mencarikan istri kedua untuk Reynald. Riana pikir suaminya itu akan teguh pada perasaannya, tetapi Reynald ternyata semakin berubah dan bertindak kasar. Kala putus asa selesai berpisah, Riana tiba-tiba bertemu dengan seorang pria misterius tampan yang ternyata seorang CEO! Pria itu menawarkan sebuah perlindungan untuknya. Apakah Riana akan menerimanya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1.Rania

“Mas, jangan!” suara teriakan wanita terdengar sangat keras.

“Kamu harus diberikan pelajaran supaya tidak membantah lagi!” Lelaki itu memukulinya.

“Aku tidak akan melakukannya lagi, Mas. Maafkan Aku.” Dia memohon dengan bersujud di kaki lelaki yang adalah suaminya.

“Sesekali Kamu harus diberikan pelajaran.” Lelaki itu tidak peduli dengan istrinya yang memohon ampun kepadanya, dia malah menyeretnya ke dalam kamar.

“Berikan saja dia pelajaran supaya tidak membantah lagi!” teriak ibu mertua memprovokasi.

Suaminya itu menutup pintu dengan keras, dia menyeret dan mendorong wanita malang membuatnya terjatuh di atas ranjang. Tempat biasa mereka pakai untuk saling memberikan kasih sayang, lalu berbagi kehangatan di sana.

“Sudah beberapa kali Aku katakan supaya tidak mencuri di rumahku ini dan menuruti apa yang ibuku katakan kepadamu. Tetapi, kenapa Kamu malah melakukannya lagi!” hardiknya.

“Aku lapar, Mas. Sudah seharian penuh tidak memakan apa pun,”

“Jangan berbohong kepadaku! Kamu sudah diberikan ibuku makankan? Kenapa malah mencuri makanan yang disiapkan untuk adik dan keponakankku?!” tanyanya dengan suara meninggi.

“Aa-ku tt-idak diberikan sedikit pun,” jawab wanita itu dengan tubuh gemetar.

“Sudah Aku katakan jangan berbohong, masih saja!” Lelaki itu malah melepaskan ikat pinggang yang dia pakai.

Lelaki yang mengangkat ikat pinggang adalah bernama Reynald Adrian dan seorang wanita yang sedang gemetar ketakutan itu bernama Riana Anita. Pernikahan mereka sudah berjalan selama 5 tahun tetapi, masih belum kunjung memilik keturunan. Makanya membuat Rey menyalahkan Riana yang tidak kunjung hamil. Belum lagi ibu Mayang selaku mertua Riana ikut memprovokasi anaknya supaya membenci istrinya itu.

“Rey, cepat keluar! Serly dan anaknya sudah datang,”

“Sebentar lagi, Ibu,”

“Tidak usah pedulikan istrimu yang tidak berguna itu, temui saja keluargamu yang datang!”

“Iya.” Reynald memasang kembali ikat pinggang yang sudah dia lepas.

Lelaki itu meminum segelas air yang berada di atas nakas, lalu bergegas keluar menghampiri sang ibu. Riana merasa lega, dia beringsut mundur ke sudut ruangan. Menutupi wajahnya dengan kedua belah tangan dan kemudian menangis terisak, meratapi pilihan yang telah dia buat.

Reynald Adrian. Lelaki berumur 25 tahun, berwajah tampan dengan rahang yang tegas, berhidung mancung, dan memiliki tinggi 164 cm. Lelaki yang berhasil membuat Riana menjadi sangat menyukainya, padahal wanita itu sewaktu gadis banyak sekali lelaki yang menyukainya. Riana yang cantik, manis dan lugu, membuat semua lelaki menjadi tergila-gila kepadanya. Hanya saja dia tidak bisa menatap orang lain selain Reynald.

Ternyata pilihan yang dirinya buat sangatlah salah, lelaki tampan itu memiliki sifat yang buruk. Temperamen, posesif, dan sangat pecemburu, Riana disapa oleh lelaki lain saja dia menjadi marah. Padahal hanya sekedar bertegur sapa saja membuat lelaki itu marah dan mengurungnya di dalam rumah. Tidak membiarkannya untuk pergi me mana pun seorang diri.

“Riana Anita, kemari Kamu!” teriak ibu mertuanya dari luar.

Riana bergegas membersihkan sisa-sisa air mata yang mengalir dengan begitu derasnya. Lalu pergi keluar untuk menghampiri ibu meruanya.

“Ada apa, Bu?”tanyanya pelan.

“Enak banget ya tiduran di kamar, padahal Kamu tahu kalau adiknya dan keponakkan Rey sudah datang!”gerutu ibu Mayang.

“Maafkan Aku, Bu,” katanya murung.

Riana tidak mau berdebat dengan mertuanya, dia memilih mengalah saja dari pada harus menjadi sasaran amarah dari suaminya nanti.

“Istrimu ini sangat tidak berguna sekali ya. Coba lihat tubuhnya yang amat kurus seperti tengkorak hidup berjalan,” ejek Serly terkekeh kecil.

“Iya, memang dia istri yang tidak berguna. Aku tidak tahu kenapa Rey malah mempertahankannya sebagai istri,” ejek Mayang.

“Riana, tolong siapkan makanan sekarang di meja!” perintah Reynald.

“Baik, Mas.” Riana berjalan menjauh menuju dapu.

Sesekali wanita itu menoleh ke belakang melihat suaminya yang tengah menggendong anaknya Serly. Ada rasa cemburu di dalam hati kepada sepupu suaminya itu. Ya, benar, Serly adalah adik sepupu Reynald. Wanita yang sangat cantik sekali, Riana merasa tidak percaya diri disamping wanita itu.

Serly bukanlah seorang janda, dia memiliki anak tanpa adanya seorang suami. Wanita itu hamil diluar nikah, karena terlalu bebas dalam bergaul. Dia sering sekali keluar masuk klub malam dengan bergonta-ganti pasangan.

“Makanannya sudah siap,” kata Riana.

“Ayo, Ser kita makan dulu.” Ibu Mayang menggandeng mesra tangan Serly membawanya ke meja makan.

Riana menatap dengan tersenyum kecut, selama mejadi menantu di rumah ini tidak pernah diperlakukan seperti Serly. Padahal dia selalu menuruti apa yang diperintahkan kepadanya dan tidak pernah melawan. Tetapi, tidak pernah sekali pun dapat perlakuan manis atau sekedar senyuman untuknya.

“Mas, Aku belum makan apa pun.” Riana menahan lengan baju suaminya yang mau menghampiri kedua wanita yang sudah lebih dulu ke meja makan.

“Kamu makan nanti saja, tolong asuh Leo dulu sebentar. Kasian ibunya mau makan nanti malah mengganggu.” Reynald menyerahkan bayi berumur empat bulan itu kepada Riana.

Riana menyambutnya dengan perlahan, padahal tubuhnya gemetaran sedari tadi karena belum memasukkan apa pun ke dalam perutnya. Saat mengambil sedikit lauk untuk dirinya makan tadi, dibuang ibu Mayang ke lantai. Baru diadukan kepada Reynald tentang kelakuan yang dia lakukan, mencuri sepiring nasi dan sedikit lauk untuk sarapan.

“Mas, coba lihat ke sini,” kata Serly.

“Apa?” tanya Reynald.

“Coba aa!” Serly mengarahkan satu sendok penuh makanan ke mulut Reynald.

“Aku bisa makan sendiri, Ser,” tolak Reynald.

“Sekali saja kok,” rengek Serly manja.

Reynald masih bergeming, dia tidak mengiraukan rengekan adik sepupunya itu.

“Apa Mas jijik denganku? Karena Aku bekas banyak orang.” Serly menurunkan sendok yang masih mengarah ke Reynald.

“Bukan begitu,” sanggah Reynald.

“Lalu apa?” tanya Serly dengan mata berembun.

“Ayolah, Rey. Sekali ini saja!” titah Ibu Mayang.

Reynald menghela napas berat, dia memandang ke arah Riana yang terlihat masih setia menjaga Leo. Wanita itu pura-pura tidak melihat dan mendengar pembicaraan yang berlangsung di meja makan sana.

“Baiklah, hanya satu suap saja,” kata Reynald.

Serly menjadi bahagia mendengar kalau Reynald mau menerima satu suapan yang diberikannya. Dia mengarahkan sendoknya dengan penuh cinta kepada lelaki yang adalah kakak sepupunya.

“Begitu dong,” kata ibu Mayang senang.

Sedangkan Riana memalingkan wajahnya, dia diam-diam menitikkan air matanya melihat itu.

“Makan yang banyak, Mas.” Serly menyodorkan beberapa lauk untuk Reynald.

“Iya.” Reynald mengambil pemberian Serly.

“Enak sekalikan masakan Ibu?” tanya ibu Mayang.

“Sangat enak sekali dong, Bu. Bahkan Aku makan sangat banyak,” puji Serly.

“Bukankah Riana yang masak?” tanya Reynald.

“Riana? Dia tidak membantu ibu sama sekali, malah setelah masak dia memakannya sampai beberapa kali!” gerutu ibu Mayang.

Reynald memandangi Riana yang langsung melirik ke arahnya karena mendengar tuduhan ibu mertua. Wanita malang itu menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa tuduhan itu tidak benar.

Seketika Serly malah bersendawa, karena terlalu banyak menyantap hidangan yang ada. “Kenyang sekali,” kata Serly.

“Memang masakan ibu tidak ada bandingannya kan?” tanya ibu Mayang yang sebenarnya meminta dipuji.

“Tentu dong, Tante.” Serly bergelayut manja di lengan tantenya itu.

“Bagaimana dengan kabar kedua orang tuamu sekarang, apa mereka baik-baik saja?” tanya ibu Mayang.

“Baik dong, mereka sedang sibuk di London mengerjakan beberapa proyek,” jawab Serly acuh.

“London! Katakan kepada mereka bawakan Tante oleh-oleh dong, Aku kan ingin juga memiliki barang yang dijual di London sana,” rengkek ibu Mayang.

“Tentu, nanti Aku akan bilang kepada ibuku,” kata Serly santai.

“Kamu emang keponakan terbaik, Tante. Tidak seperti anak dari adik-adik Tante yang lain,” keluh Ibu Mayang.

“Tentu dong, Tante,” kata Serly.

“Andai Rey belum menikah pasti Kamu yang akan menjadi menantu Tante,” harapnya.

“Aku mau kok jadi yang kedua, Tante.” Serly mengedipkan matanya kepada Reynald yang masih duduk di kursinya.

“Sayang wanita itu pasti tidak akan mau dimadu, coba saja Rey mau menceraikan Riana. Pasti kalian akan bisa menikah,”

Reynald tidak menggubris pembicaraan ibunya dan adik sepupunya. Dia memilih mendekati Leo yang berada diasuhan Riana, wanita itu menjadi diam sejak pembicaraan yang dilakukan kedua wanita berbeda umur di meja makan.

Memang masih terdengar di telinganya pembicaraan itu, karena hanya bersebelahan dengan tempat di mana dia menjaga Leo. Bayi kecil itu memang tidak bisa terlalu jauh dengan ibunya, Leo akan menangis kalau tidak melihat wajah sang ibu terlalu lama.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Neng Gina
cerita nya bagus cuman aku kesel kalau ada wanita yang d sakiti
2024-05-01 23:24:08
1
user avatar
Juniarth
suka sama karakter Riana
2024-01-13 20:23:33
1
user avatar
Raisya_J
Jangan lupa mampir di karyaku satunya ya. Tayangannya mengsedih soalnya, yuk, yuk! Bagi yang udah mampir, semoga rejekinya lancar, aamiin
2024-01-04 17:30:56
0
user avatar
Raisya_J
jangan lupa mampir di karyaku yang baru ya, berjudul Janda Kesayangan Brondong Kaya
2023-12-04 10:35:21
0
user avatar
Ella Azzam
bagus dan menarik
2023-10-28 23:41:53
1
user avatar
Xaquille Van Nyek
sangat suka membaca... keren... sukses terus ya...
2023-10-28 09:59:37
1
user avatar
Dinara Sofia
Suka sama ceritanya, lanjut thor.
2023-10-05 20:16:59
1
default avatar
Raisya_J
Berikan ulasan supaya author lebih semangat ...
2023-08-18 07:18:08
1
115 Bab
1.Rania
“Mas, jangan!” suara teriakan wanita terdengar sangat keras. “Kamu harus diberikan pelajaran supaya tidak membantah lagi!” Lelaki itu memukulinya. “Aku tidak akan melakukannya lagi, Mas. Maafkan Aku.” Dia memohon dengan bersujud di kaki lelaki yang adalah suaminya. “Sesekali Kamu harus diberikan pelajaran.” Lelaki itu tidak peduli dengan istrinya yang memohon ampun kepadanya, dia malah menyeretnya ke dalam kamar. “Berikan saja dia pelajaran supaya tidak membantah lagi!” teriak ibu mertua memprovokasi. Suaminya itu menutup pintu dengan keras, dia menyeret dan mendorong wanita malang membuatnya terjatuh di atas ranjang. Tempat biasa mereka pakai untuk saling memberikan kasih sayang, lalu berbagi kehangatan di sana. “Sudah beberapa kali Aku katakan supaya tidak mencuri di rumahku ini dan menuruti apa yang ibuku katakan kepadamu. Tetapi, kenapa Kamu malah melakukannya lagi!” hardiknya. “Aku lapar, Mas. Sudah seharian penuh tidak memakan apa pun,” “Jangan berbohong kepadaku! Kamu su
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-14
Baca selengkapnya
2.Tersulut Emosi
“Makan sana! Kamu tadi bilang belum makan kan?” perintah Reynald. Riana menyerahkan bayi kecil kepada Reynald, lelaki itu segera menyambut sang bayi dengan lembut. Memang sebenarnya sifat suami Riana adalah baik, hanya saja ia selalu dihasut ibunya untuk membencinya. Riana berjalan ke arah meja makan, dia melihat beberapa piring kotor yang masih berserakan di meja makan tanpa ada yang membereskannya. Membuat ia menghela napas panjang. 'Aku makan saja dulu, baru bereskan ini semua.' batin Riana didalam hati. Wanita itu tersenyum sambil membuka tudung mencari makanan yang ia masak tadi, Riana mengira kalau masih ada sisa karena suaminya menyuruhnya untuk makan. Kecewa! Itulah yang dia rasakan sekarang, saat membuka tudung saji yang ternyata tidak ada apa pun di sana. Hanya beberapa piring kotor tanpa ada sedikit pun sisa makanan yang terlihat. Riana berjalan dengan menundukkan kepalanya mendekati sang suami yang masih diam di tempatnya berada. “Mas, tidak ada lauk sedikit pun untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-15
Baca selengkapnya
3.Pakaian Istri Seorang Manager
“Setiap kali dia datang ke rumah ini, pasti ibu akan menyuruhku untuk memasak banyak makanan. Padahal dia bukan seseorang yang penting untuk diberikan jamuan setiap kali dia datang kemari. Bahkan, Aku tidak dibiarkan menyantapnya walau sedikit karena wanita seperti dia.” Riana menunjuk wajahnya Serly dengan penuh emosi. “Riana, jangan Ka-“ kata ibu Mayang terpotong. “Apa? Jangan berani melawan kepada kalian semua, begitu maksud ibu? Aku sudah muak diperlakukan seperti ini terus, kalau Aku melawan sedikit saja seluruh tubuhku akan penuh luka lebam. Jadi, silahkan pukuli Aku sekarang, kalau berani!” Semua orang terdiam, bahkan sampai bayi kecil saja ikut terdiam mendengar Riana marah. Setelah dirasa tidak ada yang akan menjawab apa yang dia katakan, Riana memilih masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya yang basah karena diguyur air oleh ibu mertuanya. “Rey, istrimu berani sekali kepada ibu. Kamu lihat sendirikan?” Ibu Mayang bergelayut meminta pembelaan kepada sang anak.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-17
Baca selengkapnya
4.Malu
Reynald pun memanggil pelayan untuk membayar semua hidangan yang dia pesan. Lelaki itu sangat marah sekaligus malu karena mendengar ucapan yang dikatakan oleh Chiko tentang pakiaan istrinya yang kusam. Tidak seperti istri petinggi perusahaan kebanyakan?! "Ck!" decak Reynald kesal. Pria itu masih tak sadar bahwa dirinyalah yang salah di sini. Seharusnya, Riana mendapatkan uang bulanan supaya Riana bisa membeli apa pun yang diinginkannya. Tapi, apa yang dia lakukan?Reynald justru menarik lengan Riana kasar, tidak memperdulikan semua mata yang memandangnya sejak tadi. Yang dia pikirkan hanyalah cepat sampai ke dalam rumah dan memarahi Riana karena sudah membuatnya malu. * *Brak!Suara pintu yang Reynald tendang membuat ibu Mayang melirik ke arahnya dengan tatapan penasaran. “Ada apa, Rey?” tanyanya. “Ini Riana membuat Aku malu saja!” jawab Reynald dengan emosi menggebu. “Membuat malu seperti apa? Dan kalian datang dari mana?” tanya Mayang lagi, matanya melirik ke arah Riana y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-24
Baca selengkapnya
5.Diandra
“Kenapa? Apa Kamu sudah dihasut oleh Riana untuk membenci Ibumu sendiri?” tanya Mayang sedih.“Tidak. Aku hanya kesal saja setiap hari ada saja masalah di rumah ini. Apa tidak bisa sehari saja tenang seperti rumah yang lainnya?” “Kamu tahu sendiri kan, Rey? Kalau Riana itu sebagai menantu tidak becus sekali melayani mertuanya. Bahkan dia tadi membuatkan Ibu jus yang sangat tidak enak rasanya, dengan terpaksa Ibu mengomelinya,” jelas Mayang. “Jelas saja kalau jusnya tidak enak. Karena tidak pakai gula, mana enak!” Reynald berlalu masuk ke dalam kamarnya, ia membanting pintu dengan keras sampai membuat Riana terkejut di dapur. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di kasur dan mengirimi Diandra pesan. [Sudah sampai?] pesan Reynald. [Sudah, kalau Kamu?] balas Diandra. [Sudah kok. Aku sampai ke rumah dengan selamat] [Lalu setelah Kamu sampai, langsung mengirimi Aku pesan? Romantis sekali] Diandra menyematkan stiker love di pesannya, membuat Reynald semakin tersenyum senang dengan wanita c
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-29
Baca selengkapnya
6.Menolak bekal
“Baik, Bu. Akan segera Aku bersihkan setelah makan,” jawab Riana.Riana melangkah mendekati meja makan, ia tidak mendapati lauk atau pun sayur di sana. Semua yang dia masak habis tidak bersisa, membuat dia menggelengkan kepalanya pelan. “Untung mas Rey tidak membawa bekal, jadi Aku bisa makan deh,” kata Riana seorang diri sambil memeluk erat kotak bekal yang berada di tangannya. Memang ada perasaan kecewa di hatinya tetapi, Riana tidak ingin memikirkan terlalu jauh. Karena menurutnya kalau memikirkan itu tidak baik bagi diri sendiri, makanya sebisa mungkin dia menahan diri supaya tidak menjadi beban pikiran yang akan membuatnya menjadi berpikiran buruk. Riana makan dengan lahap, ia sangat menyukai menu makanan pagi ini. Sebab, setiap kali Serly datang Mayang akan membeli lauk dan sayur enak dalam jumlah banyak, jadi saat dia memasaknya kemarin, masih ada sisa untuk sarapan pagi ini. Kapan lagi akan makan enak, biasanya setiap hari akan menyantap hidangan sederhana seperti ikan asin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya
7.Lelah
Mayang menggeleng dramatis, seolah menjadi ibu mertua yang amat bijak. “Bagaimana ya, Jeng. Namanya juga punya anak lelaki dibilangin susahnya minta ampun, padahal sudah beberapa kali kukatakan kalau Riana bukan wanita yang baik untuk menjadi istrinya. Yah tetap saja dia ngeyel,” kata Mayang dengan ekspresi sedih lagi. “Mungkin karena si anakmu tuh, Jeng. Yang cinta berat sama istrinya, jadi wajarlah seperti itu. Apa lagi yang Aku lihat si Riana sangat cantik,” kata Desi. “Tidak juga sih, Kamu tidak lihat Riana lagi sih, Jeng Desi. Aku kemarin lewat rumah Mayang, si Riana itu sangat berbeda sekali dengan waktu pertama menikah. Jelek, kumal dan tidak terurus gitu,” ejek Santi. “Masa sih, Jeng Santi?” tanya Desi tidak percaya. “Ya, jelas dong. Coba tanya Mayang, apa Aku bohong sama Kamu, iyakan, Jeng.” Santi menyenggol lengan Mayang pelan. Mayang yang baru meminum jusnya langsung tersedak, karena terkejut. “Tentu dong, Jeng. Si Riana memang tidak pandai merawat diri, apa lagi dia b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-16
Baca selengkapnya
8.Serba salah
“Lama banget shalatnya, Kamu shalat apa tidur?!” tanya Mayang kesal. “Tidak, Bu. Aku selesai shalat langsung kemari,” jawab Riana lembut. “Kenapa jadi lama banget? Ya, sudahlah langsung pijat saja, awas kalau mijatnya tidak enak!” Riana pun diam. Dia memilih memijat ibu mertuanya dengan lembut. Sungguh, ia tidak mau kalau Mayang akan merasa kesakitan dengan pijatannya. Jadi, ia melakukan hati-hati, karena tidak menginginkan kalau mertuanya akan marah. “Heh, Riana! Kamu mijat apa mengelus sih?!” tanya Mayang kesal, karena ia malah merasa geli. “Maaf, Bu. Aku tidak mau kalau Ibu akan kesakitan,” kata Riana lembut, tidak pernah terpancing menjawab mertuanya dengan nada tinggi. Hanya kemarin saja, ia sempat terpancing karena merasa lapar dan lelah. “Kalau Kamu memijatnya seperti itu, itu bukan memijat namanya melainkan mengelus. Pijat dengan keras!” perintah Mayang. Riana lantas menuruti perkataan Mayang, dia memijat mertuanya dengan keras, membuat Mayang menjadi menjerit karena k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-18
Baca selengkapnya
9.Mirip dia?
“Riana!” panggil Mayang dengan berteriak dari dalam kamar. “Iya, Ibu.” Riana tergopoh-gopoh berlari mendekati mertuanya. “Belikan Ibu soto ayam di depan sana, jangan pakai lama!” Mayang menyodorkan selembar uang berwarna biru. “Iya, Bu.” Riana segera berjalan ke kamar, ia memasang jilbab instan dan jaket, lalu mengambil kunci motornya. Motor yang sudah ada sebelum Riana menikah, motor matik menemani ke mana pun dia pergi sewaktu gadis. Riana melajukan matik pergi ke tempat yang mertuanya maksud, lumayan jauh kalau berjalan ke sana. Jadi dia memilih mengeluarkan maticnya. Riana sudah sampai di tempat yang dia tuju, dia segera memparkirkan matiknya ke tempat parkiran. Lalu masuk ke dalam warung makan yang sangat ramai, membuat dia harus mengantri beberapa saat. Tidak lama, tiba giliran Riana, dengan cepat wanita itu memesan satu bungkus soto. “Berapa, Pak?” tanya Riana. “15ribu, Dek.” “Ini uangnya.” Riana menyerahkan selembar uang berwarna biru. Dia bergegas berjalan pulang, tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Baca selengkapnya
10.Mengintip di belakang
Riana merasa soto yang dia makan sangat enak, ia bahkan menghabiskan kuahnya sampai tidak tersisa. Setelah menyantapnya sampai habis, dia bersendawa karena merasa kenyang. “Alhamdulillah, enak sekali,” Riana mengucapkan rasa syukur. Riana mulai berpikir makan malam nanti apa, ia tidak mungkin menyuguhkan telur dadar kepada suami atau mertuanya. Tetapi, seketika dia teringat kalau uang kembalian soto tadi masih banyak, Riana akan mengatakan kalau ingin membeli lauk makan malam dengan uang ini. Karena kalau tidak, nanti malah dibilang lancang oleh mertuanya. “Ibu!” Riana memanggil mertuanya dengan suara nyaring di depan pintu. “Em,” Mayang menyahut dengan bergumam, ia malas menjawab karena sedang telponan dengan seseorang. “Aku pakai uang Ibu ini ya, bua beli lauk dan sayur untuk makan malam nanti,” kata Riana. “Iya,” Mayang padahal tidak mendengarnya dengan jelas, ia hanya sekedar menjawab ‘iya’ saja. Karena tidak mau mendengar ocehan Riana lagi. Sedangkan Riana, ia bersorak ria
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-22
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status