Ceklek
Terdengar suara pintu terbuka, setelah 30 menit lamanya Reno menunggu, akhirnya muncul sesosok dokter yang keluar dari ruangan dimana Aurel di periksa."Bagaimana keadaan istri saya dokter?" tanya Reno menghampiri dokter yang menangani sang istri.Dokter itu menghembus nafas pelan, lalu menatap Reno yang juga tengah menatapnya dengan wajah yang khawatir."Istri dan calon bayi Anda baik-baik saja Tuan. Untung saja Anda segera membawa mereka kerumah sakit, jika tidak, mungkin Anda akan kehilangan salah satu dari mereka." Ucap dokter itu dengan raut sedih."A-apa maksud anda dokter?" tanya Reno tak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh dokter."Jangan bilang Anda tidak tahu kalau istri Anda sedang hamil?"Reno menggeleng sebagai jawaban. Dokter itu hanya menghela nafasnya. Pantas saja, jika kondisi pasien sangat memprihatinkan."Istri anda sedang hamil, bahkan pasien sempat mengalami pendaharan. Beruntung janin anda kuat dan bisa bertahan, saya berharap untuk ke depannya kalian jangan melakukan hubungan terlebih dahulu, karena janin yang di kandung ibu Aurel sangatlah lemah!" jelas dokter panjang lebar.Reno terdiam mendengar penjelasan dokter, Aurel tengah hamil anaknya dan Reno dengan tega telah menyakiti Aurel.Bahkan ia hampir kehilangan janin yang baru saja ia ketahui, karena kebodohannya. Reno juga mengingat perlakuan kasarnya semalam, ia sangat yakin, kalau perbuatan nya semalam menyebabkan Aurel pendaharan.Dokter itu pamit setelah menjelaskan dan memberi saran kepada suami pasienya ini. Sementara Reno masih termenung dengan apa yang sudah terjadi."Apa yang sudah aku lakukan? seharusnya aku menanyakan terlebih dahulu tentang apa yang ingin Aurel bicarakan kemarin." gumamnya saat mengingat pesan yang Aurel kirimkan kemarin.Reno sangat menyesali kejadian yang menimpa Aurel. Jika saja Aurel tidak memergokinya pergi bersama Ayunda, mungkin ini semua tidak akan pernah terjadi.Reno lebih memilih untuk masuk ke dalam ruangan di mana istrinya diperiksa. Dia ingin meminta maaf, karena dirinya lah yang menyebabkan semua kesakitan yang Aurel alami."Dek, bagaimana keadaanmu?" tanya Reno saat mendapati sang istri yang sudah tersadar.Reno berjalan mendekat, lalu mencium kening Aurel dengan sangat lembut. Ia benar-benar menyesali apa yang sudah terjadi.Sementara Aurel hanya diam dan menatap kosong langit-langit kamar yang ia tempati. Jangan lupakan tanganya mengelus lembut perutnya yang masih rata itu."Maafkan aku sayang, aku tidak tahu kalau kau sedang hamil. Jika aku tahu, aku tidak akan melakukanya dengan sangat kasar." Ucap Reno menyesal dan ingin mengelus perut sang istri.Jujur dia sangat bahagia, saat mengetahui kalau istrinya ini tengah hamil. Namun, sebelum ia menyentuh perut Aurel, tanganya di tepis secara kasar oleh istrinya."Jangan pernah menyentuhnya!" tegas Aurel, jangan lupakan tatapan tajam yang menghunus tepat di kedua bola mata sang suami.Reno terkejut melihat sikap Aurel ya g terkesan dingin, bahkan ia bisa melihat tatapan penuh benci yang di tujukan oleh Aurel. Ini pertama kalinya Aurel menunjukkan kemarahannya."Maafkan kesalahan Mas Dek, setelah ini aku berjanji akan berusaha menjaga kalian." Ucap Reno lembut.sebenarnya Reno tak terima mendapat perlakuan seperti ini, tetapi dia mengerti dengan sikap dingin istrinya.Jadi Reno memilih mengalah, dia harus bisa meluluhkan hati istrinya agar tidak marah lagi terhadapnya."Pergilah, aku tak ingin melihatmu lagi!""Tapi Dek,""Pergi!" bentak Aurel, membuat Reno terlonjak kaget."Maafkan Mas Dek, karena Mas sudah membuat kita hampir kehilanganya. Kamu boleh marah, boleh benci dengan Mas, tapi Mas mohon jangan mengusirku." ucap Reno."Pergi, aku bilang pergi! aku tak ingin melihatmu, aku juga akan segera mengurus perceraian kita!"Reno mengepalkan kedua tanganya menahan amarah."Aku akan pergi, tetapi aku juga akan tetap kembali. Ingat, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan mu, apalagi ada calon anakku di dalam perutmu! istirahatlah, aku akan kembali nanti sore!" ucap Reno, ia langsung berbalik dan ingin segera meninggalkan istrinya.BrakReno menutup pintu dengan sangat kasar, melampiaskan kekesalan nya. Ia tak menyangka jika Aurel masih tetap kekeh ingin berpisah denganya.Aurel memejamkan matanya saat mendengar suara yang begitu keras. Perlahan air matanya menetes, menangisi nasib yang tengah di alaminya."Maafkan Mama sayang, tapi tolong jangan tinggalkan Mama sendiri. Karena hanya kamu yang Mama miliki saat ini." Gumam Aurel yang kembali menangis.Aurel tak menyangka jika dirinya hampir saja kehilangan janinya. Setelah kejadian ini, tekat Aurel untuk berpisah dengan Reno semakin kuat.Tak ada yang perlu di pertahankan dari pernikahan yang sudah rusak ini. Lebih baik dia mengalah, dan membiarkan suaminya hidup bahagia bersama dengan wanita itu.Sementara itu Reno lebih memilih kembali ke rumah yang di tempati Ayunda. Dia butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya.Reno akan membicarakan hal ini kepada Ayunda berharap akan mendapatkan jalan keluar. Karena ia tahu, Ayunda bisa memberinya solusi yang baik untuknya."Mas, kamu sudah pulang?" tanya Ayunda saat melihat sang suami baru saja masuk ke dalam rumahnya.Reno hanya mengangguk, ia mengambil tubuh Ayunda untuk ia peluk. Reno mencari ketenangan dari pelukan istri keduanya ini.Ayunda hanya diam saja, ia tahu jika suaminya sudah seperti ini pasti ada masalah yang sedang di hadapinya."Dek, Aurel sudah tahu kalau kita sudah menikah."DegJantung Ayunda berdetak dengan sangat kencang mendengar kabar yang ia dengar ini."Lalu bagaimana tanggapan Aurel mas?" tanya Ayunda berusaha bersikap tenang.Reno semakin mempererat pelukanya saat mengingat Aurel meminta berpisah. Rasanya sungguh tak sanggup jika harus kehilangan Aurel."Aurel menginginkan perpisahan, tetapi mas tak ingin berpisah. Apalagi, Aurel sedang mengandung anakku." Jelas Reno.Ayunda terdiam, dia tak menyangka jika kakak madunya itu juga tengah hamil anaknya. Kalau boleh jujur, dia juga ingin Aurel dan Reno berpisah, agar dirinya bisa memiliki Reno seutuhnya."Lalu, apa keputusan Mas sekarang?" tanya Ayunda."Sampai kapanpun, aku takkan pernah melepas Aurel Dek. Karena bagaimanapun, dia yang sudah menemaniku dari nol sampai bisa sesukses sekarang."Ayunda menghembuskan nafas kasar. Sepertinya dirinya harus bersabar, sampai Reno mau melepaskan Aurel dan menjadikanya satu-satunya istri dari Reno.Meskipun ia tahu itu sangat tidak mungkin, mengingat bagaimana mereka bisa menikah. Memang Reno mengatakan sangat mencintainya.Namun, ia bisa melihat suaminya ini juga mencintai Aurel. Jika saja dulu ia tidak menerima perjodohan dari orang tuanya, dan meninggalkan Reno.Maka di pastikan, dirinyalah wanita satu-satunya yang akan menjadi istri dari Reno."Dek, bagaimana menurutmu? apa yang harus aku lakukan agar Aurel mengurungkan niatnya untuk berpisah." Reno menatap lekat wajah wanita yang menjadi istri keduanya ini."Boleh aku bertemu dengan Aurel Mas?""Untuk apa kau ingin bertemu dengan Aurel?" tanya Reno yang langsung menatap lekat wajah cantik Ayunda.Wanita dari masa lalunya, yang dulu pernah meninggalkannya karena restu kedua orang tuanya.Ya, dulu Ayunda adalah kekasihnya. Namun kedua orang tua Ayunda tidak menyetujui hubungan mereka.Hingga orang tua Ayunda menjodohkan wanita yang sangat ia cintai itu dengan lelaki yang jauh lebih kaya dan lebih baik darinya.Ayunda yang tak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya terpaksa harus memutuskan Reno dan menikah dengan pria pilihan orang tuanya.Reno yang pada saat itu, tidak memiliki apa-apa, harus mau menerima keputusan Ayunda untuk memutuskan hubungan mereka.Sejak saat itu Reno hidup tak mempunyai tujuan, hingga akhirnya dia di pertemukan dengan Aurel. Ia bertemu Aurel saat dirinya ingin menyebrang jalan dengan tatapan kosong, hampir saja dia di tabrak sebuah mobil.Untung saja ada Aurel yang menariknya dan menjauhi jalan yang penuh lalu lalang kendaraan.Aurel, wanita itulah
Mendengar jawaban dari Aurel, membuat Ayunda menjadi kesal."Harusnya kau itu sadar diri, Reno sama sekali tak mencintaimu! jadi, percuma saja kalau kau tidak mau pergi!" Ayunda berusaha mengompori Aurel agar wanita yang ada di hadapanya ini mengurungkan niat untuk tetap bertahan dan memilih pergi."Apa kau tak memiliki cermin? di sini yang harus sadar diri itu kau, bukan aku!" hardik Aurel dengan nada tenang."Apa maksudmu?" "Dasar bodoh! jika Mas Reno tidak mencintaiku mana mungkin dia mempertahankan ku! dan lihatlah dirimu, jika mas Reno tak mencintaiku mana mungkin kau datang kesini dan memintaku untuk pergi, jika kau tidak merasa takut akan posisimu yang sudah aku gantikan bukan?" jawab Aurel enteng.Ayunda mengepalkan kedua tanganya menahan amarah, membenarkan ucapan Aurel. Ya, Ayunda sudah merasa kalau Reno mulai mencintai Aurel, bagaimana Reno menolak perceraian itu.Membuatnya tahu kalau Reno memang sudah mulai mencintai Aurel. Apalagi, sebelum ia pergi menemui istri pertama
Tiga hari Aurel di rawat di rumah sakit, selama itu juga Reno sama sekali tidak menjenguknya. Setelah kejadian di mana Ayunda datang menemuinya, malamnya Reno datang untuk membicarakan perihal Ayunda yang katanya Aurel mengancam wanita itu.Lebih sakitnya Reno mempercayai semua ucapan wanita itu. Jika sudah begitu, Aurel tak bisa berbuat apapun toh, jika dia menjelaskan ya Reno tak mempercayainya. Jadi, dia lebih memilih diam dan membiarkan Reno termakan dengan kebohongan yang Ayunda ciptakan.Ingin rasanya ia pergi saja dari kehidupan mereka, tetapi ia juga sadar, dirinya tak boleh egois.Anaknya masih membutuhkan figur ayah, ia hanya berharap bisa bertahan. Tetapi, jika suatu hari dirinya sudah tak sanggup bertahan, maka dia sendiri yang akan memilih pergi."Sayang, apa semuanya sudah siap?" tanya seseorang yang sangat ia kenali.Ia menoleh dan melihat Reno yang tersenyum manis melihatnya. Lihatkan? lelaki itu menampakkan wajahnya tanpa dosa.Setelah dua hari tak terlihat, kini lel
Aurel sangat terkejut saat melihat siapa yang datang di pagi hari ini. Ternyata adalah Reno suaminya, bukan itu yang menjadi masalahnya.Masalahnya adalah lelaki itu membawa istri keduanya datang kerumahnya. Meskipun rumah itu dibelikan oleh Reno, tetapi rumah ini sudah menjadi miliknya karena Reno memberikanya sebagai mahar pernikahan mereka."Dek, kita bisa bicarakan hal ini di dalam!" bujuk Reno."Tapi aku tak Sudi rumahku didatangi oleh wanita macam dia!" kesal Aurel sambil menunjuk wajah Ayunda.Sementara Ayunda melotot mendapat perlakuan seperti itu, ia langsung segera bersembunyi di balik tubuh suaminya untuk berlindung."Mas, aku takut," ucap Ayunda sambil meremas ujung kemeja yang dikenakan oleh Reno."Tenang, ada Mas di sini!" Reno berusaha menenangkan Ayunda. Semua itu tak luput dari penglihatan Aurel."Cih, dasar ratu drama!" cibir Aurel, sambil menatap tajam Ayunda yang tengah berpura-pura ketakutan.Tak ingin berlama-lama melihat drama yang di mainkan oleh Ayunda, Aurel
Seperti ucapan Reno kemarin, Reno akan membagi waktu masing-masing tiga hari antara Aurel dan Ayunda.Hari ini adalah giliran Reno datang ke rumah Aurel. Namun, hingga saat ini Reno belum juga memperlihatkan batang hidungnya.Aurel menatap makanan yang sudah siap terhidang di atas meja. Ia melihat jam yang terpajang manis di dinding ruang makan miliknya.Jam itu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Reno masih belum menunjukkan batang hidungnya.Padahal lelaki itu memberinya kabar akan datang pukul 6, tapi sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda kedatanganya.Aureli menghembuskan nafas kasar, ia menatap makanan yang sudah mulai dingin. Padahal dia sengaja memasak beberapa makanan kesukaan sang suami.Meski Reno sudah membagi cintanya dan bahkan Reno juga memoligami nya, namun, dia memutuskan untuk menerima semua ini dengan ikhlas.Aurel hanya ingin hubunganya dengan Reno kembali membalik sebelum dia mengetahui kecurangan Reno.Bahkan, dia berusaha mempercayai semua ucapan Reno y
"Kenapa mendadak sekali Mas?" tanya Aurel yang masih terkejut mendengar ajakan suaminya ini."Karena Mas ingin mengganti hari yang pernah aku sia-siakan saat bersamamu! Mas juga ingin menebus kesalahan Mas. Jadi, mari kita mulai semuanya dari awal!" jawab Reno menatap lekat wajah Aurel, tanganya membelai lembut wajah sang istri.Hal itu sontak membuat wajahnya seketika memerah karena terharu sekaligus malu. Dengan malu-malu ia mengangguk setuju.Cup, Reno memberinya sebuah kecupan di bibir. "Terima kasih, kalau begitu cepatlah bersiap kita akan berangkat! aku tak ingin menyia-nyiakan waktuku yang hanya sebentar bersamamu!" Aurel mengangguk dan segera beranjak, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak dapat dipungkiri kalau hatinya sangat senang.Ini adalah bulan madu pertama baginya. Dulu, setelah mereka menikah, Aurel mengajak Reno untuk pergi berbulan madu.Tapi, Reno menolaknya mentah-mentah. Reno beralasan tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Apalagi, saat itu
Reno keluar dari mobilnya dan segera berlari setelah mereka sampai di rumah sakit, tempat Ayunda dirawat.Bahkan Reno meninggalkan Aurel yang masih berada di dalam mobil, kini yang ada dalam pikiranya adalah kondisi Ayunda dan calon anak mereka.Aurel hanya menghembuskan nafas kasar, sejujurnya dia sangat cemburu saat melihat suaminya mengkhawatirkan wanita lain di hadapanya dan mengabaikan bagaimana perasaanya.Namun, sekuat tenaga ia membuang rasa itu. Karena dia harus mengerti tentang posisi suaminya. Walau bagaimanapun Ayunda juga istri dari suaminya yang juga tengah mengandung anak dari suaminya.Aurel harus mengerti hal itu, apalagi kondisi Ayunda sangat mengkhawatirkan. Meskipun, dia tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya, tetapi melihat raut wajah Reno yang terlihat kawatir dengan Ayunda membuatnya berpikir pasti kondisinya sangat parah.Aurel hanya bisa berdoa semoga bayi yang dikandung oleh Ayunda baik-baik saja. Walau bagaimanapun anak itu tidak bersalah, dan Aurel tidak bi
Kedua mata Aurel seketika melotot, saat pria yang ada di depannya tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat."Aku sangat merindukanmu Sayang," bisiknya tepat di telinga Aurel.Aurel masih diam tak bergerak, dia masih terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel, sang mantan kekasih.Aurel mendorong kasar Daniel sehingga pelukanya terlepas, ketika ia tersadar dari apa yang sudah terjadi."AW," ringis Daniel saat Aurel menginjak tulang keringnya."Rasakan, itu akibatnya jika sembarangan memeluk orang!" kesal Aurel dan segera meninggalkan Daniel yang masih meringis menahan sakit di kakinya."Aurel tunggu, kita perlu bicara!" teriak Daniel namun diabaikan oleh Aurel.Aurel berlari agar Daniel tidak bisa mengejarnya. Dia tak ingin lagi bertemu dengan lelaki itu, hatinya masih sakit jika mengingat di mana Daniel sudah meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.Lagi pula, situasinya sekarang sudah berbeda. Aurel sudah menikah, dia tidak bisa sembarangan bertemu dengan leleki lain.Meski R