"Kenapa mendadak sekali Mas?" tanya Aurel yang masih terkejut mendengar ajakan suaminya ini."Karena Mas ingin mengganti hari yang pernah aku sia-siakan saat bersamamu! Mas juga ingin menebus kesalahan Mas. Jadi, mari kita mulai semuanya dari awal!" jawab Reno menatap lekat wajah Aurel, tanganya membelai lembut wajah sang istri.Hal itu sontak membuat wajahnya seketika memerah karena terharu sekaligus malu. Dengan malu-malu ia mengangguk setuju.Cup, Reno memberinya sebuah kecupan di bibir. "Terima kasih, kalau begitu cepatlah bersiap kita akan berangkat! aku tak ingin menyia-nyiakan waktuku yang hanya sebentar bersamamu!" Aurel mengangguk dan segera beranjak, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak dapat dipungkiri kalau hatinya sangat senang.Ini adalah bulan madu pertama baginya. Dulu, setelah mereka menikah, Aurel mengajak Reno untuk pergi berbulan madu.Tapi, Reno menolaknya mentah-mentah. Reno beralasan tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Apalagi, saat itu
Reno keluar dari mobilnya dan segera berlari setelah mereka sampai di rumah sakit, tempat Ayunda dirawat.Bahkan Reno meninggalkan Aurel yang masih berada di dalam mobil, kini yang ada dalam pikiranya adalah kondisi Ayunda dan calon anak mereka.Aurel hanya menghembuskan nafas kasar, sejujurnya dia sangat cemburu saat melihat suaminya mengkhawatirkan wanita lain di hadapanya dan mengabaikan bagaimana perasaanya.Namun, sekuat tenaga ia membuang rasa itu. Karena dia harus mengerti tentang posisi suaminya. Walau bagaimanapun Ayunda juga istri dari suaminya yang juga tengah mengandung anak dari suaminya.Aurel harus mengerti hal itu, apalagi kondisi Ayunda sangat mengkhawatirkan. Meskipun, dia tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya, tetapi melihat raut wajah Reno yang terlihat kawatir dengan Ayunda membuatnya berpikir pasti kondisinya sangat parah.Aurel hanya bisa berdoa semoga bayi yang dikandung oleh Ayunda baik-baik saja. Walau bagaimanapun anak itu tidak bersalah, dan Aurel tidak bi
Kedua mata Aurel seketika melotot, saat pria yang ada di depannya tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat."Aku sangat merindukanmu Sayang," bisiknya tepat di telinga Aurel.Aurel masih diam tak bergerak, dia masih terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel, sang mantan kekasih.Aurel mendorong kasar Daniel sehingga pelukanya terlepas, ketika ia tersadar dari apa yang sudah terjadi."AW," ringis Daniel saat Aurel menginjak tulang keringnya."Rasakan, itu akibatnya jika sembarangan memeluk orang!" kesal Aurel dan segera meninggalkan Daniel yang masih meringis menahan sakit di kakinya."Aurel tunggu, kita perlu bicara!" teriak Daniel namun diabaikan oleh Aurel.Aurel berlari agar Daniel tidak bisa mengejarnya. Dia tak ingin lagi bertemu dengan lelaki itu, hatinya masih sakit jika mengingat di mana Daniel sudah meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.Lagi pula, situasinya sekarang sudah berbeda. Aurel sudah menikah, dia tidak bisa sembarangan bertemu dengan leleki lain.Meski R
"Apa kau bilang? Reno menikah lagi?" tanya Riska terkejut saat mendengar fakta yang baru saja ia dengar."Pelankan suaramu!" ucap Aurel sembari melihat keadaan sekitar, banyak pasang mata yang sedang menatap kearah mereka karena teriakan Riska.Riska meringis saat menyadari dirinya sekarang berada di mana? ia menganggukkan kepalanya dan mengucapkan kata maaf pada beberapa pengunjung kafe yang merasa terganggu oleh tindakanya.Ya, Aurel mengajak Riska ke cafe langganan mereka, untuk menceritakan semuanya. Meskipun ia belum siap untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi ia sudah tidak sanggup jika harus memendam hal ini sendirian.Aurel yakin, Riska dapat dipercaya dan bisa memberikannya solusi yang terbaik untuk mengambil tindakan kedepannya."Sudah berapa lama dia menikah lagi?" tanya Riska dengan raut wajah serius. Jujur dia sangat terkejut dengan pengakuan dari sahabatnya ini."Sekitar hampir dua bulan," jawab Aurel lesu."What?" Riska benar-benar tidak habis pikir, bukankah pern
Hari ini adalah hari ketiga Ayunda di rumah sakit, hari ini juga dia dipeebolehkan untuk pulang. Selama itu juga, Reno selalu menjaga dan merawat istrinya itu dan mengabaikan Aurel yang juga tengah menunggunya.Tak ada yang lain dalam pikiran Reno, yang ada di pikiranya hanyalah Ayunda sembuh dari sakitnya dan bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.Bahkan lelaki itu melupakan salah satu istrinya, yang pasti tengah merindukan dan menantikan kehadirannya."Apa kau membutuhkan sesuatu Sayang?" tanya Reno setelah meletakkan tubuh sang istri di atas kasur king size miliknya."Tidak Mas, kalau Mas mau pergi bekerja, pergilah! biar bi Narti yang menjagaku," ucap Ayunda lembut."Apa kau yakin?" tanya Reno meyakinkan."Ya, tentu! sudah cukup Mas menjagaku. Kasian jika restauran terbengkalai, meski ada asisten, bukankah lebih baik kau melihatnya langsung? atau kau ingin menjenguk Aurel?" "Ya, jika kau sudah lebih baik dan siap untukku tinggal maka aku akan kesana sebentar," ucap Reno men
Daniel berjalan mendekati Reno yang masih mematung menatap kepergian Aurel. Daniel memasukkan kedua tanganya ke dalam saku celananya saat sudah berdiri di samping Reno yang mengaku sebagai suaminya Aurel.Meski terkejut dan sedikit kecewa karena Aurel sudah menikah, tetapi Daniel sudah menguasai dirinya dari rasa terkejutnya."Sepertinya kau bukan suami yang baik," ucap Daniel berhasil mengalihkan pandangan Reno dan menatap tajam pada lelaki yang juga tengah menatapnya dengan senyum meremehkan ini."Apa maksudmu?" ucap Reno tak terima dengan ucapan Daniel."Jika kau suami yang baik, kau akan lebih mempercayai istrimu dari pada apa yang kamu lihat! apa kau tidak pernah mendengar istilah tentang, Apa yang kamu lihat belum tentu benar!" ucap Daniel memberi peringatan."Jangan mengajariku, seolah kau tahu tentang semuanya," ucap Reno tak terima."Aku memang tidak mengetahui masalah kalian! tapi yang jelas, jika kau menyia-nyiakan Aurel maka jangan salahkan aku jika aku mengambilnya darimu
Reno duduk dengan gelisah di depan ruang UGD, di dalam hatinya terus berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya.Sekarang dirinya baru sadar, seharusnya dia lebih memperhatikan Aurel. Selama ini ia mengira Aurel baik-baik saja, tetapi dia salah dengan pemikirannya.Ceklek....suara pintu terbuka, Reno langsung menghampiri dokter yang sudah menangani sang istri."Bagaimana keadaan istri dan anak saya Dokter?" tanya Reno."Anda suaminya Ibu Aurel?" tanya dokter itu dengan nada datar, sembari menatap tajam Reno."I-iya Dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" dengan gugup Reno menjawab dan bertanya.mendapat tatapan tajam dari dokter wanita yang Reno perkirakan seumuran dengan mamanya ini, membuat nyalinya menciut."Saya sudah bilang berkali-kali pada ibu Aurel untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu banyak pikiran! tetapi apa? lihatlah sekarang, hampir saja kalian kehilangan anak kalian! dan anda sebagai suami seharusnya bisa menjaga istri dan anak Anda!" ucap dokter itu menah
Selama tiga hari Aurel dirawat, selama itu Reno memenuhi janjinya untuk tetap di samping Aurel. Meski Aurel tau, Ayunda sering menelpon dan meminta Reno untuk segera kembali kerumah Ayunda, tetapi Reno tetap memilih untuk menjaganya.Ada rasa senang di hati, saat Reno lebih memilihnya dari pada kembali ke Ayunda. Tetapi, lagi-lagi Aurel tidak ingin terlalu berharap dan berujung dirinya kecewa lagi."Dek, kata dokter hari ini kami boleh pulang," ucap Reno yang baru saja datang dari ruangan dokter untuk menanyakan kondisi Aurel, sekaligus ingin bertanya apakah Aurel boleh pulang atau tidak.Karena Aurel terus merengek meminta pulang, akhirnya Reno pergi untuk menemui dokter dan menanyakanya.Untung saja Aurel sudah boleh pulang, tetapi dengan catatan, dia harus pergi kontrol selama seminggu sekali.Tentu saja Reno menyanggupinya dan sekarang dirinya memberitahu kabar ini kepada Aurel."Syukurlah, rasanya sudah tidak betah bau obat-obatan aku Mas," keluar Aurel."Iya, tapi ingat kata dok