Reno duduk dengan gelisah di depan ruang UGD, di dalam hatinya terus berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya.Sekarang dirinya baru sadar, seharusnya dia lebih memperhatikan Aurel. Selama ini ia mengira Aurel baik-baik saja, tetapi dia salah dengan pemikirannya.Ceklek....suara pintu terbuka, Reno langsung menghampiri dokter yang sudah menangani sang istri."Bagaimana keadaan istri dan anak saya Dokter?" tanya Reno."Anda suaminya Ibu Aurel?" tanya dokter itu dengan nada datar, sembari menatap tajam Reno."I-iya Dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" dengan gugup Reno menjawab dan bertanya.mendapat tatapan tajam dari dokter wanita yang Reno perkirakan seumuran dengan mamanya ini, membuat nyalinya menciut."Saya sudah bilang berkali-kali pada ibu Aurel untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu banyak pikiran! tetapi apa? lihatlah sekarang, hampir saja kalian kehilangan anak kalian! dan anda sebagai suami seharusnya bisa menjaga istri dan anak Anda!" ucap dokter itu menah
Selama tiga hari Aurel dirawat, selama itu Reno memenuhi janjinya untuk tetap di samping Aurel. Meski Aurel tau, Ayunda sering menelpon dan meminta Reno untuk segera kembali kerumah Ayunda, tetapi Reno tetap memilih untuk menjaganya.Ada rasa senang di hati, saat Reno lebih memilihnya dari pada kembali ke Ayunda. Tetapi, lagi-lagi Aurel tidak ingin terlalu berharap dan berujung dirinya kecewa lagi."Dek, kata dokter hari ini kami boleh pulang," ucap Reno yang baru saja datang dari ruangan dokter untuk menanyakan kondisi Aurel, sekaligus ingin bertanya apakah Aurel boleh pulang atau tidak.Karena Aurel terus merengek meminta pulang, akhirnya Reno pergi untuk menemui dokter dan menanyakanya.Untung saja Aurel sudah boleh pulang, tetapi dengan catatan, dia harus pergi kontrol selama seminggu sekali.Tentu saja Reno menyanggupinya dan sekarang dirinya memberitahu kabar ini kepada Aurel."Syukurlah, rasanya sudah tidak betah bau obat-obatan aku Mas," keluar Aurel."Iya, tapi ingat kata dok
Setelah makan siang, Reno dan Aurel menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga. "Apa kau ingin sesuatu?" tanya Reno yang tiduran di atas pangkuan Aurel.Wajah lelaki itu menghadap perut yang sudah sedikit menonjol dan sesekali menciumi nya. "Mas, ih geli," bukan menjawab tapi Aurel berusaha menghentikan aksi Reno yang terus menciumi perutnya."Habisnya aku gemas melihat perutmu Sayang,lihatlah betapa lucunya." Reno mengelus lembut perut Aurel."Mas, apa kamu tidak curiga dengan anak yang aku kandung?" tanya Aurel yang sedikit janggal dengan kondisi janinya."Maksudnya gimana Dek?" tanya Reno yang tak mengerti dengan ucapan Aurel. Bahkan lelaki itu mendudukan tubuhnya demi bisa melihat wajah sang istri yang terlihat serius."Jangan bilang, kamu selingkuh dan anak ini bukan anak Mas," tuduh Reno yang membuat Aurel menganga lebar.Tuk...."Auch," pekik Reno saat mendapat pukulan di kepalanya dari sang istri."Sembarangan kamu Mas, aku tidak semurah itu! karena bagiku, selingkuh itu ha
Sesuai rencana kemarin, hari ini Reno dan Aurel akan memeriksakan kandungannya. Aurel menatap dirinya di pantulan cermin.Hari ini wajahnya jauh lebih segar dan penuh semangat. Ya, Aurel begitu antusias ingin mengetahui apakah dugaanya itu benar.Jika benar, maka Aurel akan sangat bahagia sampai-sampai dia tidak bisa mengungkapnya dengan kata-kata."Sayang, sudah siap?" tanya Reno yang baru saja masuk kedalam kamar mereka.Aurel menoleh dan memamerkan senyum manisnya pada Reno sang suami. Sementara Reno masih tertegun dengan penampilan Aurel pagi ini.Aurel terlihat sangat cantik dengan dres selutut bewarna putih itu. Rambut yang biasa ia kuncir, kini ia gerai.Di tambah wajah Aurel yang dia poles dengan sedikit bedak dan tak lupa ia memakai pewarna bibir bewarna pink, menambah kesan cantik dan Aurel terlihat lebih fresh dari biasanya."Kenapa Mas melihatku seperti itu? apa ada yang salah dengan penampilanku?" tanya nya sembari melihat pada dirinya sendiri, karena takut pakaian yang i
Selama perjalanan Aurel hanya diam saja dan menghiraukan dua orang yang tengah bercengkrama dengan mesra.Ya, Aurel duduk di belakang, Karena Ayunda berasalan dia mabuk kalau duduk di belakang, kalian tahu bagaimana Ayunda saat mengatakannya?Ayunda mengatakan dengan nada manja bahkan ia memasang wajah memelas yang membuat Reno luluh dan berakhir meminta Aurel duduk di belakang.Aurel yang tak ingin berdebat, akhirnya memilih mengalah dan duduk di belakang. Sementara dua orang itu duduk di depan dan bercengkrama dengan mesra, mengabaikan Aurel yang berada di belakang.Jujur Aurel sangat cemburu melihat kemesraan mereka berdua, ingin rasanya ia berteriak dan mencakar wajah kedua orang yang tak tahu malu itu."Sudah aku duga, pasti Mas Reno akan mengacuhkanku jika ada wanita itu," gumam Aurel kesal.Apalagi saat matanya tak sengaja menatap Ayunda yang juga tengah menatapnya dan memarkan senyum remehnya, membuatnya semakin bertambah kesal."Mas, nanti kamu ingin anak laki-laki atau peremp
Mendengar namanya dipanggil, Aurel lebih memilih diam saat tahu siapa yang memanggilnya.Ia lebih memilih diam tanpa menjawab panggilan itu dan menunggu Reno menghampirinya.Lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu, segera menghampiri Aurel dengan menggenggam erat tangan Ayunda.Reno seakan tak peduli dengan bagaimana perasaan Aurel saat melihat kemesraan mereka berdua."Dek!" tanpa sadar Reno sudah berada di hadapan nya."Hmmmm," jawab Aurel malas."Kenapa tadi turun mobil tanpa memberitahu Mas dulu?" tanya Reno dengan nada lembut, ia berusaha untuk menahan rasa marahnya.Aurel tersenyum kecut saat melihat tangan kedua orang yang ada di hadapanya ini masih berpegangan dengan sangat erat. Reno benar-benar tak mempedulikan bagaimana perasaan Aurel."Aku hanya mual," jawab Aurel dengan nada datar, ia segera mengalihkan pandanganya untuk mengurangi rasa sakit di hatinya."Kenapa tidak bilang? seharusnya...,""Sudahlah Mas, jika tidak ada yang penting aku pamit dulu! aku ingin segera pu
"Sekarang jelaskan, siapa lelaki tadi?" tanya Reno saat sudah sampai di rumah yang ia tempati bersama Aurel.Aurel menghembuskan nafas kasar, ia menatap wajah suaminya dengan tatapan sendu."Dia adalah mantan kekasihku Mas," jawab Aurel dengan nada tenang. Matanya masih setia menatap wajah tampan suaminya yang tengah menatapnya dengan terkejut."Mantan? kalau dia mantanmu, kenapa kau masih menemuinya? apa kau memang sengaja ingin membuat Mas cemburu?" tanya Reno yang tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Aurel."Aku sama sekali tidak memiliki niatan seperti itu Mas! aku bertemu dengannya pun tak disengaja!" jawab Aurel dengan nada tenang."Apa kau masih mencintainya?" tanya Reno penuh selidik."Jika aku masih mencintainya, maka aku tidak akan mau menikah denganmu!" jawab Aurel tegas.Reno menghembuskan nafas kasar, matanya masih tak beralih dari wajah cantik istri pertamanya ini."Sudah? jika sudah, lebih baik Mas segera temui Ayunda!" "Kau mengusirku Dek?" tanya Reno tak te
Aurel tersentak saat merasakan sepasang lengan kekar tengah memeluknya dengan mesra."Mas," pekiknya."Hem?"Reno hanya menjawab dengan gumaman dan menghirup dalam aroma tubuh istrinya dari ceruk leher sang istri.Seperti ucapan Reno semalam, ia menginap di rumah Aurel dan menghabiskan waktu bersama dengan istri pertamanya itu.Meski sempat dapat protestan dari Ayunda, namun Reno bisa membujuk istri keduanya itu dengan syarat, pagi ini ia harus segera kembali kerumah istri keduanya."Geli ih," ucap Aurel sembari menggeliatkan tubuhnya karena merasa sedikit risih dengan apa yang dilakukan oleh suaminya ini."Sebentar saja Dek, Mas masih kangen!" jawab Reno dengan masih menyusuri leher jenjang sang istri."Ahhh, Mas!" satu desahan lolos dari mulut Aurel, karena lelaki itu menghisap kuat dan memberi tanda kepemilikan di leher Aurel."Kenapa Sayang?" tanya Reno dengan nada menggoda.Aurel hanya menikmati apa yang sudah suaminya lakukan. Sejujurnya dia juga merindukan momen seperti ini.Re