Reno keluar dari mobilnya dan segera berlari setelah mereka sampai di rumah sakit, tempat Ayunda dirawat.Bahkan Reno meninggalkan Aurel yang masih berada di dalam mobil, kini yang ada dalam pikiranya adalah kondisi Ayunda dan calon anak mereka.Aurel hanya menghembuskan nafas kasar, sejujurnya dia sangat cemburu saat melihat suaminya mengkhawatirkan wanita lain di hadapanya dan mengabaikan bagaimana perasaanya.Namun, sekuat tenaga ia membuang rasa itu. Karena dia harus mengerti tentang posisi suaminya. Walau bagaimanapun Ayunda juga istri dari suaminya yang juga tengah mengandung anak dari suaminya.Aurel harus mengerti hal itu, apalagi kondisi Ayunda sangat mengkhawatirkan. Meskipun, dia tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya, tetapi melihat raut wajah Reno yang terlihat kawatir dengan Ayunda membuatnya berpikir pasti kondisinya sangat parah.Aurel hanya bisa berdoa semoga bayi yang dikandung oleh Ayunda baik-baik saja. Walau bagaimanapun anak itu tidak bersalah, dan Aurel tidak bi
Kedua mata Aurel seketika melotot, saat pria yang ada di depannya tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat."Aku sangat merindukanmu Sayang," bisiknya tepat di telinga Aurel.Aurel masih diam tak bergerak, dia masih terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel, sang mantan kekasih.Aurel mendorong kasar Daniel sehingga pelukanya terlepas, ketika ia tersadar dari apa yang sudah terjadi."AW," ringis Daniel saat Aurel menginjak tulang keringnya."Rasakan, itu akibatnya jika sembarangan memeluk orang!" kesal Aurel dan segera meninggalkan Daniel yang masih meringis menahan sakit di kakinya."Aurel tunggu, kita perlu bicara!" teriak Daniel namun diabaikan oleh Aurel.Aurel berlari agar Daniel tidak bisa mengejarnya. Dia tak ingin lagi bertemu dengan lelaki itu, hatinya masih sakit jika mengingat di mana Daniel sudah meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.Lagi pula, situasinya sekarang sudah berbeda. Aurel sudah menikah, dia tidak bisa sembarangan bertemu dengan leleki lain.Meski R
"Apa kau bilang? Reno menikah lagi?" tanya Riska terkejut saat mendengar fakta yang baru saja ia dengar."Pelankan suaramu!" ucap Aurel sembari melihat keadaan sekitar, banyak pasang mata yang sedang menatap kearah mereka karena teriakan Riska.Riska meringis saat menyadari dirinya sekarang berada di mana? ia menganggukkan kepalanya dan mengucapkan kata maaf pada beberapa pengunjung kafe yang merasa terganggu oleh tindakanya.Ya, Aurel mengajak Riska ke cafe langganan mereka, untuk menceritakan semuanya. Meskipun ia belum siap untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi ia sudah tidak sanggup jika harus memendam hal ini sendirian.Aurel yakin, Riska dapat dipercaya dan bisa memberikannya solusi yang terbaik untuk mengambil tindakan kedepannya."Sudah berapa lama dia menikah lagi?" tanya Riska dengan raut wajah serius. Jujur dia sangat terkejut dengan pengakuan dari sahabatnya ini."Sekitar hampir dua bulan," jawab Aurel lesu."What?" Riska benar-benar tidak habis pikir, bukankah pern
Hari ini adalah hari ketiga Ayunda di rumah sakit, hari ini juga dia dipeebolehkan untuk pulang. Selama itu juga, Reno selalu menjaga dan merawat istrinya itu dan mengabaikan Aurel yang juga tengah menunggunya.Tak ada yang lain dalam pikiran Reno, yang ada di pikiranya hanyalah Ayunda sembuh dari sakitnya dan bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.Bahkan lelaki itu melupakan salah satu istrinya, yang pasti tengah merindukan dan menantikan kehadirannya."Apa kau membutuhkan sesuatu Sayang?" tanya Reno setelah meletakkan tubuh sang istri di atas kasur king size miliknya."Tidak Mas, kalau Mas mau pergi bekerja, pergilah! biar bi Narti yang menjagaku," ucap Ayunda lembut."Apa kau yakin?" tanya Reno meyakinkan."Ya, tentu! sudah cukup Mas menjagaku. Kasian jika restauran terbengkalai, meski ada asisten, bukankah lebih baik kau melihatnya langsung? atau kau ingin menjenguk Aurel?" "Ya, jika kau sudah lebih baik dan siap untukku tinggal maka aku akan kesana sebentar," ucap Reno men
Daniel berjalan mendekati Reno yang masih mematung menatap kepergian Aurel. Daniel memasukkan kedua tanganya ke dalam saku celananya saat sudah berdiri di samping Reno yang mengaku sebagai suaminya Aurel.Meski terkejut dan sedikit kecewa karena Aurel sudah menikah, tetapi Daniel sudah menguasai dirinya dari rasa terkejutnya."Sepertinya kau bukan suami yang baik," ucap Daniel berhasil mengalihkan pandangan Reno dan menatap tajam pada lelaki yang juga tengah menatapnya dengan senyum meremehkan ini."Apa maksudmu?" ucap Reno tak terima dengan ucapan Daniel."Jika kau suami yang baik, kau akan lebih mempercayai istrimu dari pada apa yang kamu lihat! apa kau tidak pernah mendengar istilah tentang, Apa yang kamu lihat belum tentu benar!" ucap Daniel memberi peringatan."Jangan mengajariku, seolah kau tahu tentang semuanya," ucap Reno tak terima."Aku memang tidak mengetahui masalah kalian! tapi yang jelas, jika kau menyia-nyiakan Aurel maka jangan salahkan aku jika aku mengambilnya darimu
Reno duduk dengan gelisah di depan ruang UGD, di dalam hatinya terus berdoa untuk keselamatan istri dan anaknya.Sekarang dirinya baru sadar, seharusnya dia lebih memperhatikan Aurel. Selama ini ia mengira Aurel baik-baik saja, tetapi dia salah dengan pemikirannya.Ceklek....suara pintu terbuka, Reno langsung menghampiri dokter yang sudah menangani sang istri."Bagaimana keadaan istri dan anak saya Dokter?" tanya Reno."Anda suaminya Ibu Aurel?" tanya dokter itu dengan nada datar, sembari menatap tajam Reno."I-iya Dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" dengan gugup Reno menjawab dan bertanya.mendapat tatapan tajam dari dokter wanita yang Reno perkirakan seumuran dengan mamanya ini, membuat nyalinya menciut."Saya sudah bilang berkali-kali pada ibu Aurel untuk menjaga kesehatan dan jangan terlalu banyak pikiran! tetapi apa? lihatlah sekarang, hampir saja kalian kehilangan anak kalian! dan anda sebagai suami seharusnya bisa menjaga istri dan anak Anda!" ucap dokter itu menah
Selama tiga hari Aurel dirawat, selama itu Reno memenuhi janjinya untuk tetap di samping Aurel. Meski Aurel tau, Ayunda sering menelpon dan meminta Reno untuk segera kembali kerumah Ayunda, tetapi Reno tetap memilih untuk menjaganya.Ada rasa senang di hati, saat Reno lebih memilihnya dari pada kembali ke Ayunda. Tetapi, lagi-lagi Aurel tidak ingin terlalu berharap dan berujung dirinya kecewa lagi."Dek, kata dokter hari ini kami boleh pulang," ucap Reno yang baru saja datang dari ruangan dokter untuk menanyakan kondisi Aurel, sekaligus ingin bertanya apakah Aurel boleh pulang atau tidak.Karena Aurel terus merengek meminta pulang, akhirnya Reno pergi untuk menemui dokter dan menanyakanya.Untung saja Aurel sudah boleh pulang, tetapi dengan catatan, dia harus pergi kontrol selama seminggu sekali.Tentu saja Reno menyanggupinya dan sekarang dirinya memberitahu kabar ini kepada Aurel."Syukurlah, rasanya sudah tidak betah bau obat-obatan aku Mas," keluar Aurel."Iya, tapi ingat kata dok
Setelah makan siang, Reno dan Aurel menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga. "Apa kau ingin sesuatu?" tanya Reno yang tiduran di atas pangkuan Aurel.Wajah lelaki itu menghadap perut yang sudah sedikit menonjol dan sesekali menciumi nya. "Mas, ih geli," bukan menjawab tapi Aurel berusaha menghentikan aksi Reno yang terus menciumi perutnya."Habisnya aku gemas melihat perutmu Sayang,lihatlah betapa lucunya." Reno mengelus lembut perut Aurel."Mas, apa kamu tidak curiga dengan anak yang aku kandung?" tanya Aurel yang sedikit janggal dengan kondisi janinya."Maksudnya gimana Dek?" tanya Reno yang tak mengerti dengan ucapan Aurel. Bahkan lelaki itu mendudukan tubuhnya demi bisa melihat wajah sang istri yang terlihat serius."Jangan bilang, kamu selingkuh dan anak ini bukan anak Mas," tuduh Reno yang membuat Aurel menganga lebar.Tuk...."Auch," pekik Reno saat mendapat pukulan di kepalanya dari sang istri."Sembarangan kamu Mas, aku tidak semurah itu! karena bagiku, selingkuh itu ha
Aurel meringis saat merasakan benda tajam menusuk lehernya, tidak dalam memang, namun, membuat lehernya mengeluarkan darah.Reno benar-benar sudah gila, mereka benar-benar tak menyangka jika lelaki itu tega melukai Aurel, wanita yang dicintainya."Jangan," pekik Zain kawatir saat melihat leher Aurel mengeluarkan darah."Kamu boleh minta apapun, asalkan lepaskan Aurel dan jangan lukai dia!" Zain mulai memberi pilihan."Suruh mereka melepaskan senjata mereka dan biarkan kami pergi!" "Baiklah!" Zain memberi kode agar para polisi melepas senjata mereka dan membiarkan Reno membawa pergi Aurel.Untuk sementara Zain harus menuruti apa yang diinginkan oleh lelaki itu. Ia tak ingin, pria gila itu menyakiti Aurel.Setelah yakin, semua polisi melepas senjatanya, Reno mulai melangkahkan kakinya dan memaksa Aurel untuk mengikutinya.Zain dan kedua anggota polisi yang bersamanya, memberi jalan pada Reno dan waspada. Mereka tak boleh gegabah dan berujung menyakiti Aurel.Tiba saat Reno akan melewat
Waktu sudah menunjukkan tengah malam, terlihat beberapa penjaga mulai bergantian untuk menjaga rumah itu.Daniel, Zain dan Abi, bersiap untuk menyelinap masuk. Mereka dibantu oleh beberapa polisi. Mereka harus berhati-hati, karena bisa saja Reno melakukan hal yang nekat.Daniel juga menyuruh seseorang untuk menjadi salah satu pelayan di dalam rumah itu. Dari dia lah, mereka tahu keadaan Aurel sekarang."Kopinya datang," ucap pelayan itu mengantarkan kopi untuk penjaga yang berada di luar."Wah, untung kau datang membawa kopi, jadi hilang ngantuk ku!" ucap salah satu dari mereka."Tentu, aku tahu apa yang kalian butuhkan! selamat menikmati." Ucapnya lalu segera meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menikmati kopi buatan nya.Rani, orang salah satu teman Daniel yang menyamar untuk menjadi pelayan di rumah Aurel.Ia melihat sekeliling, semua penjaga dan pelayan sudah ia beri obat tidur. Sudah dipastikan, sekarang mereka tengah terlelap efek dari obat yang dia berikan.Sekarang, tingg
Aurel memandangi beberapa menu yang terhidang di atas meja. Hampir seluruh menu, adalah kesukaan nya.Tetapi, tak membuatnya bernafsu untuk memakan nya. Bagaiman bisa ia bernafsu, sementara ia terkurung di dalam rumah yang dulu pernah ia tempati.Tadi, sempat ia ingin kabur, tetapi Reno menyiapkan penjagaan yang begitu ketat sehingga membuatnya tak bisa berkutik."Ayo makanlah, bukankah ini menu kesukaan mu?" Reno memecah keheningan."Mas, hentikan kegilaan ini! bukankah, dulu yang menginginkan kita berpisah itu kamu Mas? dan aku sudah menuruti mu, jadi hentikan semua ini dan biarkan aku hidup tenang dengan keluarga baruku!" pinta Aurel dengan nada memohon.Berharap lelaki yang ada di hadapan nya ini terketuk hatinya dan menghentikan semua kegilaan yang sudah ia ciptakan."Makanlah, ingat! kau sedang hamil dan membutuhkan asupan gizi yang cukup!" Reno lebih memilih mengabaikan ucapan Aurel dan mengambilkan makanan untuk Aurel. Ia begitu kesal, karena Aurel masih bersikukuh dengan pen
Zain dan Aurel keluar dari ruangan periksa, ada raut bahagia tercetak di wajah mereka. Zain merengkuh pundak Aurel dan membawa duduk di sebuah kursi."Aku tak menyangka, ada dua anak kita!" celetuk Zain sembari menatap hasil USG yang dipegang Aurel.Aurel mengangguk, membenarkan ucapan sang suami. Ya, dokter bilang anak mereka kembar. Hal itu, membuat Aurel semakin bahagia.Karena menurutnya, ini adalah anugrah yang paling indah dalam hidupnya. Ia tak menyangka, jika akan kembali memiliki anak kembar.Kali ini, dia akan lebih berusaha dengan keras untuk menjaga dan merawat calon anaknya sampai mereka lahir dengan selamat.Ia tak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi. Jadi, kali ini dia akan lebih ekstra menjaga kedua anaknya."Kau bahagia Mas?" tanya Aurel menatap lekat sang suami. Ia takut, Zain tidak bahagia! pikiran buruk mulai merasuki otak kecilnya."Tentu saja aku bahagia Sayang, jangan samakan aku dengan lelaki itu! lupakan masa lalu dan kita akan mulai lembaran baru dengan
Zain hanya sebentar menatap pada lelaki yang menyandang sebagai mantan suami istrinya itu, lalu mengalihkan tatapan nya pada Aurel.Ia ingin melihat bagaimana reaksi Aurel saat bertatapan langsung dengan mantan suaminya ini. Karena jika Aurel ingin sembuh, Aurel harus bisa melawan rasa takut itu sendiri dengan cara berhadapan langsung dengan Reno.Zain bisa melihat tubuh Aurel bergetar karena ketakutan dan wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Zain meraih tangan Aurel dan menggenggam tangan nya dengan sangat erat. Aurel menatap pada genggaman tangan suaminya dan menatap wajah teduh Zain.Lalaki itu seolah memberinya kekuatan dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Aurel membalas senyuman Zain tak kalah manis.Ia memejamkan matanya dan mencoba melawan rasa takutnya. Ia mengambil nafas dalam dan mengeluarkan secara perlahan.Dirasa cukup tenang, Aurel membuka matanya dan menatap wajah Reno yang menyunggingkan senyum kepadanya."Aurel, akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi!" Reno
Zain perlahan meletakkan tubuh mungil Aurel di atas ranjang mereka. Suami Aurel itu memutuskan untuk membawa nya pulang ke apartemen nya.Selema perjalanan, Aurel hanya diam saja sembari menatap kosong keluar jendela. Zain tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya ini.Bahkan, sekarang istrinya itu masih menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya. Dibelainya lembut rambut Aurel dan diciumnya kening sang istri.Sungguh, melihat Aurel seperti ini membuat hatinya sakit. Ia yakin, luka itu terlalu dalam sehingga membuat istrinya menjadi seperti ini."Sayang, bicaralah sesuatu! jangan membuatku kawatir! atau mau aku panggilkan dokter?" Zain berusaha mengajak bicara dengan Aurel.Namun, Aurel masih diam membisu tak merespon pertanyaan nya. Membuat Zain semakin kawatir.Zain melepas genggaman tangan nya dan ingin beranjak menelpon dokter, karena dia takut terjadi sesuatu pada sang istri."Tolong jangan pergi, temani aku!" Aurel mengeratkan genggaman nya membuat Zain urung melangk
Zain dan Aurel sampai lebih dulu di restauran milik Abi. Namun, lelaki itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya."Eh, Aurel, nunggu Abi ya?" tanya Gita yang baru saja keluar dari arah dapur dan mendapati Aurel dan seorang pria.Ia yakin itu adalah suami adik bosnya ini. Ia tersenyum ramah pada lelaki yang baru ia temui ini."Iya Kak, kok Abi telat datangnya ya? padahal dia yang nyuruh aku buat datang!" jawab Aurel sedikit kesal."Mungkin kena macet! tunggu saja di ruangan nya, aku akan membuatkan minuman dan mengantarkan nya kesana!" "Gak usah Kak, aku tunggu di sini saja!" tolak Aurel."Ya sudah kalau begitu, aku ambilkan minum dulu atau kalian mau sarapan?""Minum saja Kak, kami sudah sarapan tadi!" Gita mengangguk dan kembali ke dapur untuk membuatkan minum adik dan dan adik ipar bosnya ini.Tak berselang lama Gita masuk ke dapur, Abi datang dan menyapa mereka berdua. Abi tersenyum menatap sang adik dan memeluknya."Jadi bagaimana? kalian udah balikan?" tanya Abi to the poin.
"Jangan bicara sembarangan Abi, aku tahu kau hanya ingin membuatku tidak mengganggu Aurel! itu sebabnya kau bilang dia sudah bersuami." Ucap Reno tak percaya.Ya, ia yakin Abi hanya mengarang cerita agar dirinya tidak mengganggu kehidupan Aurel! tetapi, jika benar itu terjadi, dia tidak akan menyerah begitu saja.Aurel sangat mencintainya, ia yakin cinta itu masih tetap untuknya dan Aurel pasti mau kembali bersamanya karena mereka masih saling mencintai."Terserah kalau kau tak percaya!" jawab Abi enteng."Dengar, aku tidak akan membiarkan kau mengganggu adikku lagi! sebelum aku kehilangan kesabaran, lebih baik kau segera pergi dari sini dan jangan pernah muncul di hadapanku maupun di hadapan Aurel!" ancam Abi dan segera meninggalkan Reno sendirian.Sementara Reno masih diam membisu, rasanya sungguh tak percaya jika Aurel sudah menikah. Ah, ini pasti hanya akal-akalan Abi saja.Reno lebih memilih pergi dari sana dan berniat besok akan kembali lagi dengan harapan bisa bertemu dengan Au
Aurel perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar yang nampak asing baginya. Ia mengerutkan keningnya, sembari berusaha mengingat apa yang sudah terjadi?Ah, tadi siang dia tak sengaja bertemu dengan Reno dan berakhir meminta tolong pada suaminya untuk mengantarkan nya pulang.Bahkan, dia menolak saat Zain ingin membawanya ke rumah sakit! tapi, dengan tegas dia menolak dan meminta pulang.Setelah itu ia tidak mengingat apapun dan sekarang dirinya terbangun di kamar yang sangat asing baginya.Aurel mendudukkan tubuhnya dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Ia mengedarkan pandanganya, mencari sosok yang sudah membawanya kemari.Tatapan matanya, terhenti pada sebuah bingkai yang terpajang diatas nakas. Di sana ada foto dirinya dan Zain saat menikah.Aurel semakin bingung dan bertanya-tanya di mana dirinya saat ini. Pasalnya, jika ia berada di rumah Zain, ia merasa sangat asing dengan kamar ini.Jika bukan di rumah Zain, tetapi kenapa ada foto pernikahan nya di sini