Tiga hari Aurel di rawat di rumah sakit, selama itu juga Reno sama sekali tidak menjenguknya. Setelah kejadian di mana Ayunda datang menemuinya, malamnya Reno datang untuk membicarakan perihal Ayunda yang katanya Aurel mengancam wanita itu.Lebih sakitnya Reno mempercayai semua ucapan wanita itu. Jika sudah begitu, Aurel tak bisa berbuat apapun toh, jika dia menjelaskan ya Reno tak mempercayainya. Jadi, dia lebih memilih diam dan membiarkan Reno termakan dengan kebohongan yang Ayunda ciptakan.Ingin rasanya ia pergi saja dari kehidupan mereka, tetapi ia juga sadar, dirinya tak boleh egois.Anaknya masih membutuhkan figur ayah, ia hanya berharap bisa bertahan. Tetapi, jika suatu hari dirinya sudah tak sanggup bertahan, maka dia sendiri yang akan memilih pergi."Sayang, apa semuanya sudah siap?" tanya seseorang yang sangat ia kenali.Ia menoleh dan melihat Reno yang tersenyum manis melihatnya. Lihatkan? lelaki itu menampakkan wajahnya tanpa dosa.Setelah dua hari tak terlihat, kini lel
Aurel sangat terkejut saat melihat siapa yang datang di pagi hari ini. Ternyata adalah Reno suaminya, bukan itu yang menjadi masalahnya.Masalahnya adalah lelaki itu membawa istri keduanya datang kerumahnya. Meskipun rumah itu dibelikan oleh Reno, tetapi rumah ini sudah menjadi miliknya karena Reno memberikanya sebagai mahar pernikahan mereka."Dek, kita bisa bicarakan hal ini di dalam!" bujuk Reno."Tapi aku tak Sudi rumahku didatangi oleh wanita macam dia!" kesal Aurel sambil menunjuk wajah Ayunda.Sementara Ayunda melotot mendapat perlakuan seperti itu, ia langsung segera bersembunyi di balik tubuh suaminya untuk berlindung."Mas, aku takut," ucap Ayunda sambil meremas ujung kemeja yang dikenakan oleh Reno."Tenang, ada Mas di sini!" Reno berusaha menenangkan Ayunda. Semua itu tak luput dari penglihatan Aurel."Cih, dasar ratu drama!" cibir Aurel, sambil menatap tajam Ayunda yang tengah berpura-pura ketakutan.Tak ingin berlama-lama melihat drama yang di mainkan oleh Ayunda, Aurel
Seperti ucapan Reno kemarin, Reno akan membagi waktu masing-masing tiga hari antara Aurel dan Ayunda.Hari ini adalah giliran Reno datang ke rumah Aurel. Namun, hingga saat ini Reno belum juga memperlihatkan batang hidungnya.Aurel menatap makanan yang sudah siap terhidang di atas meja. Ia melihat jam yang terpajang manis di dinding ruang makan miliknya.Jam itu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Reno masih belum menunjukkan batang hidungnya.Padahal lelaki itu memberinya kabar akan datang pukul 6, tapi sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda kedatanganya.Aureli menghembuskan nafas kasar, ia menatap makanan yang sudah mulai dingin. Padahal dia sengaja memasak beberapa makanan kesukaan sang suami.Meski Reno sudah membagi cintanya dan bahkan Reno juga memoligami nya, namun, dia memutuskan untuk menerima semua ini dengan ikhlas.Aurel hanya ingin hubunganya dengan Reno kembali membalik sebelum dia mengetahui kecurangan Reno.Bahkan, dia berusaha mempercayai semua ucapan Reno y
"Kenapa mendadak sekali Mas?" tanya Aurel yang masih terkejut mendengar ajakan suaminya ini."Karena Mas ingin mengganti hari yang pernah aku sia-siakan saat bersamamu! Mas juga ingin menebus kesalahan Mas. Jadi, mari kita mulai semuanya dari awal!" jawab Reno menatap lekat wajah Aurel, tanganya membelai lembut wajah sang istri.Hal itu sontak membuat wajahnya seketika memerah karena terharu sekaligus malu. Dengan malu-malu ia mengangguk setuju.Cup, Reno memberinya sebuah kecupan di bibir. "Terima kasih, kalau begitu cepatlah bersiap kita akan berangkat! aku tak ingin menyia-nyiakan waktuku yang hanya sebentar bersamamu!" Aurel mengangguk dan segera beranjak, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak dapat dipungkiri kalau hatinya sangat senang.Ini adalah bulan madu pertama baginya. Dulu, setelah mereka menikah, Aurel mengajak Reno untuk pergi berbulan madu.Tapi, Reno menolaknya mentah-mentah. Reno beralasan tidak ada waktu untuk melakukan hal itu. Apalagi, saat itu
Reno keluar dari mobilnya dan segera berlari setelah mereka sampai di rumah sakit, tempat Ayunda dirawat.Bahkan Reno meninggalkan Aurel yang masih berada di dalam mobil, kini yang ada dalam pikiranya adalah kondisi Ayunda dan calon anak mereka.Aurel hanya menghembuskan nafas kasar, sejujurnya dia sangat cemburu saat melihat suaminya mengkhawatirkan wanita lain di hadapanya dan mengabaikan bagaimana perasaanya.Namun, sekuat tenaga ia membuang rasa itu. Karena dia harus mengerti tentang posisi suaminya. Walau bagaimanapun Ayunda juga istri dari suaminya yang juga tengah mengandung anak dari suaminya.Aurel harus mengerti hal itu, apalagi kondisi Ayunda sangat mengkhawatirkan. Meskipun, dia tidak tahu pasti bagaimana kejadiannya, tetapi melihat raut wajah Reno yang terlihat kawatir dengan Ayunda membuatnya berpikir pasti kondisinya sangat parah.Aurel hanya bisa berdoa semoga bayi yang dikandung oleh Ayunda baik-baik saja. Walau bagaimanapun anak itu tidak bersalah, dan Aurel tidak bi
Kedua mata Aurel seketika melotot, saat pria yang ada di depannya tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat."Aku sangat merindukanmu Sayang," bisiknya tepat di telinga Aurel.Aurel masih diam tak bergerak, dia masih terkejut dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel, sang mantan kekasih.Aurel mendorong kasar Daniel sehingga pelukanya terlepas, ketika ia tersadar dari apa yang sudah terjadi."AW," ringis Daniel saat Aurel menginjak tulang keringnya."Rasakan, itu akibatnya jika sembarangan memeluk orang!" kesal Aurel dan segera meninggalkan Daniel yang masih meringis menahan sakit di kakinya."Aurel tunggu, kita perlu bicara!" teriak Daniel namun diabaikan oleh Aurel.Aurel berlari agar Daniel tidak bisa mengejarnya. Dia tak ingin lagi bertemu dengan lelaki itu, hatinya masih sakit jika mengingat di mana Daniel sudah meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.Lagi pula, situasinya sekarang sudah berbeda. Aurel sudah menikah, dia tidak bisa sembarangan bertemu dengan leleki lain.Meski R
"Apa kau bilang? Reno menikah lagi?" tanya Riska terkejut saat mendengar fakta yang baru saja ia dengar."Pelankan suaramu!" ucap Aurel sembari melihat keadaan sekitar, banyak pasang mata yang sedang menatap kearah mereka karena teriakan Riska.Riska meringis saat menyadari dirinya sekarang berada di mana? ia menganggukkan kepalanya dan mengucapkan kata maaf pada beberapa pengunjung kafe yang merasa terganggu oleh tindakanya.Ya, Aurel mengajak Riska ke cafe langganan mereka, untuk menceritakan semuanya. Meskipun ia belum siap untuk mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi ia sudah tidak sanggup jika harus memendam hal ini sendirian.Aurel yakin, Riska dapat dipercaya dan bisa memberikannya solusi yang terbaik untuk mengambil tindakan kedepannya."Sudah berapa lama dia menikah lagi?" tanya Riska dengan raut wajah serius. Jujur dia sangat terkejut dengan pengakuan dari sahabatnya ini."Sekitar hampir dua bulan," jawab Aurel lesu."What?" Riska benar-benar tidak habis pikir, bukankah pern
Hari ini adalah hari ketiga Ayunda di rumah sakit, hari ini juga dia dipeebolehkan untuk pulang. Selama itu juga, Reno selalu menjaga dan merawat istrinya itu dan mengabaikan Aurel yang juga tengah menunggunya.Tak ada yang lain dalam pikiran Reno, yang ada di pikiranya hanyalah Ayunda sembuh dari sakitnya dan bisa melakukan aktifitas seperti sedia kala.Bahkan lelaki itu melupakan salah satu istrinya, yang pasti tengah merindukan dan menantikan kehadirannya."Apa kau membutuhkan sesuatu Sayang?" tanya Reno setelah meletakkan tubuh sang istri di atas kasur king size miliknya."Tidak Mas, kalau Mas mau pergi bekerja, pergilah! biar bi Narti yang menjagaku," ucap Ayunda lembut."Apa kau yakin?" tanya Reno meyakinkan."Ya, tentu! sudah cukup Mas menjagaku. Kasian jika restauran terbengkalai, meski ada asisten, bukankah lebih baik kau melihatnya langsung? atau kau ingin menjenguk Aurel?" "Ya, jika kau sudah lebih baik dan siap untukku tinggal maka aku akan kesana sebentar," ucap Reno men
Aurel meringis saat merasakan benda tajam menusuk lehernya, tidak dalam memang, namun, membuat lehernya mengeluarkan darah.Reno benar-benar sudah gila, mereka benar-benar tak menyangka jika lelaki itu tega melukai Aurel, wanita yang dicintainya."Jangan," pekik Zain kawatir saat melihat leher Aurel mengeluarkan darah."Kamu boleh minta apapun, asalkan lepaskan Aurel dan jangan lukai dia!" Zain mulai memberi pilihan."Suruh mereka melepaskan senjata mereka dan biarkan kami pergi!" "Baiklah!" Zain memberi kode agar para polisi melepas senjata mereka dan membiarkan Reno membawa pergi Aurel.Untuk sementara Zain harus menuruti apa yang diinginkan oleh lelaki itu. Ia tak ingin, pria gila itu menyakiti Aurel.Setelah yakin, semua polisi melepas senjatanya, Reno mulai melangkahkan kakinya dan memaksa Aurel untuk mengikutinya.Zain dan kedua anggota polisi yang bersamanya, memberi jalan pada Reno dan waspada. Mereka tak boleh gegabah dan berujung menyakiti Aurel.Tiba saat Reno akan melewat
Waktu sudah menunjukkan tengah malam, terlihat beberapa penjaga mulai bergantian untuk menjaga rumah itu.Daniel, Zain dan Abi, bersiap untuk menyelinap masuk. Mereka dibantu oleh beberapa polisi. Mereka harus berhati-hati, karena bisa saja Reno melakukan hal yang nekat.Daniel juga menyuruh seseorang untuk menjadi salah satu pelayan di dalam rumah itu. Dari dia lah, mereka tahu keadaan Aurel sekarang."Kopinya datang," ucap pelayan itu mengantarkan kopi untuk penjaga yang berada di luar."Wah, untung kau datang membawa kopi, jadi hilang ngantuk ku!" ucap salah satu dari mereka."Tentu, aku tahu apa yang kalian butuhkan! selamat menikmati." Ucapnya lalu segera meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menikmati kopi buatan nya.Rani, orang salah satu teman Daniel yang menyamar untuk menjadi pelayan di rumah Aurel.Ia melihat sekeliling, semua penjaga dan pelayan sudah ia beri obat tidur. Sudah dipastikan, sekarang mereka tengah terlelap efek dari obat yang dia berikan.Sekarang, tingg
Aurel memandangi beberapa menu yang terhidang di atas meja. Hampir seluruh menu, adalah kesukaan nya.Tetapi, tak membuatnya bernafsu untuk memakan nya. Bagaiman bisa ia bernafsu, sementara ia terkurung di dalam rumah yang dulu pernah ia tempati.Tadi, sempat ia ingin kabur, tetapi Reno menyiapkan penjagaan yang begitu ketat sehingga membuatnya tak bisa berkutik."Ayo makanlah, bukankah ini menu kesukaan mu?" Reno memecah keheningan."Mas, hentikan kegilaan ini! bukankah, dulu yang menginginkan kita berpisah itu kamu Mas? dan aku sudah menuruti mu, jadi hentikan semua ini dan biarkan aku hidup tenang dengan keluarga baruku!" pinta Aurel dengan nada memohon.Berharap lelaki yang ada di hadapan nya ini terketuk hatinya dan menghentikan semua kegilaan yang sudah ia ciptakan."Makanlah, ingat! kau sedang hamil dan membutuhkan asupan gizi yang cukup!" Reno lebih memilih mengabaikan ucapan Aurel dan mengambilkan makanan untuk Aurel. Ia begitu kesal, karena Aurel masih bersikukuh dengan pen
Zain dan Aurel keluar dari ruangan periksa, ada raut bahagia tercetak di wajah mereka. Zain merengkuh pundak Aurel dan membawa duduk di sebuah kursi."Aku tak menyangka, ada dua anak kita!" celetuk Zain sembari menatap hasil USG yang dipegang Aurel.Aurel mengangguk, membenarkan ucapan sang suami. Ya, dokter bilang anak mereka kembar. Hal itu, membuat Aurel semakin bahagia.Karena menurutnya, ini adalah anugrah yang paling indah dalam hidupnya. Ia tak menyangka, jika akan kembali memiliki anak kembar.Kali ini, dia akan lebih berusaha dengan keras untuk menjaga dan merawat calon anaknya sampai mereka lahir dengan selamat.Ia tak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi. Jadi, kali ini dia akan lebih ekstra menjaga kedua anaknya."Kau bahagia Mas?" tanya Aurel menatap lekat sang suami. Ia takut, Zain tidak bahagia! pikiran buruk mulai merasuki otak kecilnya."Tentu saja aku bahagia Sayang, jangan samakan aku dengan lelaki itu! lupakan masa lalu dan kita akan mulai lembaran baru dengan
Zain hanya sebentar menatap pada lelaki yang menyandang sebagai mantan suami istrinya itu, lalu mengalihkan tatapan nya pada Aurel.Ia ingin melihat bagaimana reaksi Aurel saat bertatapan langsung dengan mantan suaminya ini. Karena jika Aurel ingin sembuh, Aurel harus bisa melawan rasa takut itu sendiri dengan cara berhadapan langsung dengan Reno.Zain bisa melihat tubuh Aurel bergetar karena ketakutan dan wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Zain meraih tangan Aurel dan menggenggam tangan nya dengan sangat erat. Aurel menatap pada genggaman tangan suaminya dan menatap wajah teduh Zain.Lalaki itu seolah memberinya kekuatan dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Aurel membalas senyuman Zain tak kalah manis.Ia memejamkan matanya dan mencoba melawan rasa takutnya. Ia mengambil nafas dalam dan mengeluarkan secara perlahan.Dirasa cukup tenang, Aurel membuka matanya dan menatap wajah Reno yang menyunggingkan senyum kepadanya."Aurel, akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi!" Reno
Zain perlahan meletakkan tubuh mungil Aurel di atas ranjang mereka. Suami Aurel itu memutuskan untuk membawa nya pulang ke apartemen nya.Selema perjalanan, Aurel hanya diam saja sembari menatap kosong keluar jendela. Zain tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya ini.Bahkan, sekarang istrinya itu masih menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya. Dibelainya lembut rambut Aurel dan diciumnya kening sang istri.Sungguh, melihat Aurel seperti ini membuat hatinya sakit. Ia yakin, luka itu terlalu dalam sehingga membuat istrinya menjadi seperti ini."Sayang, bicaralah sesuatu! jangan membuatku kawatir! atau mau aku panggilkan dokter?" Zain berusaha mengajak bicara dengan Aurel.Namun, Aurel masih diam membisu tak merespon pertanyaan nya. Membuat Zain semakin kawatir.Zain melepas genggaman tangan nya dan ingin beranjak menelpon dokter, karena dia takut terjadi sesuatu pada sang istri."Tolong jangan pergi, temani aku!" Aurel mengeratkan genggaman nya membuat Zain urung melangk
Zain dan Aurel sampai lebih dulu di restauran milik Abi. Namun, lelaki itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya."Eh, Aurel, nunggu Abi ya?" tanya Gita yang baru saja keluar dari arah dapur dan mendapati Aurel dan seorang pria.Ia yakin itu adalah suami adik bosnya ini. Ia tersenyum ramah pada lelaki yang baru ia temui ini."Iya Kak, kok Abi telat datangnya ya? padahal dia yang nyuruh aku buat datang!" jawab Aurel sedikit kesal."Mungkin kena macet! tunggu saja di ruangan nya, aku akan membuatkan minuman dan mengantarkan nya kesana!" "Gak usah Kak, aku tunggu di sini saja!" tolak Aurel."Ya sudah kalau begitu, aku ambilkan minum dulu atau kalian mau sarapan?""Minum saja Kak, kami sudah sarapan tadi!" Gita mengangguk dan kembali ke dapur untuk membuatkan minum adik dan dan adik ipar bosnya ini.Tak berselang lama Gita masuk ke dapur, Abi datang dan menyapa mereka berdua. Abi tersenyum menatap sang adik dan memeluknya."Jadi bagaimana? kalian udah balikan?" tanya Abi to the poin.
"Jangan bicara sembarangan Abi, aku tahu kau hanya ingin membuatku tidak mengganggu Aurel! itu sebabnya kau bilang dia sudah bersuami." Ucap Reno tak percaya.Ya, ia yakin Abi hanya mengarang cerita agar dirinya tidak mengganggu kehidupan Aurel! tetapi, jika benar itu terjadi, dia tidak akan menyerah begitu saja.Aurel sangat mencintainya, ia yakin cinta itu masih tetap untuknya dan Aurel pasti mau kembali bersamanya karena mereka masih saling mencintai."Terserah kalau kau tak percaya!" jawab Abi enteng."Dengar, aku tidak akan membiarkan kau mengganggu adikku lagi! sebelum aku kehilangan kesabaran, lebih baik kau segera pergi dari sini dan jangan pernah muncul di hadapanku maupun di hadapan Aurel!" ancam Abi dan segera meninggalkan Reno sendirian.Sementara Reno masih diam membisu, rasanya sungguh tak percaya jika Aurel sudah menikah. Ah, ini pasti hanya akal-akalan Abi saja.Reno lebih memilih pergi dari sana dan berniat besok akan kembali lagi dengan harapan bisa bertemu dengan Au
Aurel perlahan membuka matanya, ia menatap langit-langit kamar yang nampak asing baginya. Ia mengerutkan keningnya, sembari berusaha mengingat apa yang sudah terjadi?Ah, tadi siang dia tak sengaja bertemu dengan Reno dan berakhir meminta tolong pada suaminya untuk mengantarkan nya pulang.Bahkan, dia menolak saat Zain ingin membawanya ke rumah sakit! tapi, dengan tegas dia menolak dan meminta pulang.Setelah itu ia tidak mengingat apapun dan sekarang dirinya terbangun di kamar yang sangat asing baginya.Aurel mendudukkan tubuhnya dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Ia mengedarkan pandanganya, mencari sosok yang sudah membawanya kemari.Tatapan matanya, terhenti pada sebuah bingkai yang terpajang diatas nakas. Di sana ada foto dirinya dan Zain saat menikah.Aurel semakin bingung dan bertanya-tanya di mana dirinya saat ini. Pasalnya, jika ia berada di rumah Zain, ia merasa sangat asing dengan kamar ini.Jika bukan di rumah Zain, tetapi kenapa ada foto pernikahan nya di sini