Share

Bab 38

Dulu, Pulung punya mimpi. Sederhana dan terbilang konyol pada usianya.

Saat membantu ibunya yang sewaktu itu berjualan di depan rumahnya. Ada sepasang kekasih duduk bersua di ujung warungnya. Dua gelas kopi tersaji di hadapannya. Cerita-cerita yang mengalir dari bibir keduanya. Hujan sore hari menjadi latar pemandangan yang asri.

Rintiknya tergambar pelan. Tidak deras juga tidak kencang. Jadi, ketika bertemu dengan atap rumah, sangat merdu menyapa rungu.

Hingga Pulung terbuai oleh kisah pasangan romantis di umurnya yang masih kecil. Secuil doa tersemat di hatinya. Bahwa nanti, harapannya tidak muluk-muluk. Bisa memiliki seseorang yang membuatnya jatuh cinta sampai lupa caranya berpaling. Juga bisa Pulung ajak ke mana pun bahkan jika ke kedai kopi sekali pun. Untuk menikmati sensasi kopi yang pekat di temani obrolan-obrolan ringan seputar kehidupan.

Mungkin akan sangat menyenangkan memiliki pasangan yang bersedia diajak berlama-lama bercerita di sana.

Sampai di hari ini, Pulung duduk m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status