Share

Bab 41

Pulung kira, keluar dari rumah Ardika hanya membawa barang-barangnya saja. Tanpa ada sisa yang dirinya ambil dari sana selain kenangan pendek yang cukup membekas di hatinya. Nyatanya ada keajaiban lain yang di bawanya serta. Ucapan syukur tak henti Pulung panjatkan. Rekahan senyum tak luntur barang semenit pun. Sehingga yang melihat pemandangan itu akan terheran dan menganggapnya aneh.

Andai… seandainya Pulung sadar lebih awal, alangkah baiknya kabar ini bisa di bagi. Tapi kini, berhubung semuanya telah usai, berdua—dengan calon bayinya—melewati bahagia lebih dari cukup. Oh tidak. Tunggu. Ada Maharaja Askara yang turut serta berbahagia. Lelaki 30 tahun itu tak henti-hentinya meneteskan liquid beningnya. Katanya: ‘Ini terlalu membuncahkan relung hatinya.’

Tangis Pulung pun pecah. Di kala perkataan Maha yang tidak memiliki status apapun dengannya selain sebagai sahabat. Memberinya ucapan selamat dan petuah untuknya menjaga sang jabang bayi. Mendadak, perpisahan yang terjadi hari itu ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status