Share

Bab 37

Ada yang nenek sayangkan.”

Bicara-bicara Maha kembali lagi mengunjungi sang nenek. Alasan rindu menjadi tema awal begitu memasuki pekarangan kedai yang merangkap rumah. Sang nenek tahu, bukan itu perkaranya. Meski demikian, ketimbang memprotes apa yang Maha lontarkan, lebih baik menghiburnya.

Dan benar saja. Terlukis jelas di kelamnya mata Maha, sekelebat bayangan lampau menyeruak masuk. Yang kepalanya tengah di tidurkan dalam paha sang nenek. Dan elusan di kepala yang melenturkan urat-urat tegang di dahi Maha.

Nenek ceritakan soal tindakannya yang dianggapnya lucu. Tawa dan umpatan saling mengisi. Keduanya terlihat klop dalam urusan berkata kasar.

“Andai kita bertemu lebih awal. Nenek yakin semuanya menjadi lebih mudah atau setidaknya lebih baik begitu.”

Senyum Maha terpancar. Belum ada keinginan untun merespon setelah tawanya mereda.

Namun itu benar. Barusan terlintas di pikiran Maha jika seandainya dulu dirinya bertemu nenek lebih awal dari takdir yang telah menentukan. Atau buatla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status