Share

Bab 98

Aku mengernyitkan dahi. Namun tidak dengan Mas Pram, ia langsung meraih dua ponsel tersebut, lalu menyerahkannya padaku salah satunya.

"Kamu Ibu yang nelepon, sedangkan aku Papa," jawab Mas Pram.

Akhirnya kami sama-sama terima panggilan telepon.

"Halo," ucapku padanya.

"Iya, Inggit, bagaimana, kamu udah sampai?" tanya Ibu.

"Udah dari tadi, aku lupa kasih tahu," jawabku sambil menoleh ke arah Mas Pram. Ya, aku juga menyimak obrolannya yang aku rasa sama.

"Oh, berati Ibu ganggu ya? Tadi Pak Satria yang minta hubungi kamu dan dia hubungi Pram," terang ibu.

Aku menoleh lagi, ternyata papa mertuaku masih berada di rumah kami, aku jadi kepikiran ibuku. Tapi, Pak Satria tidak mungkin jahat, aku tidak boleh berpikiran buruk terhadapnya.

"Berati sekarang Ibu masih sama Papa?" tanyaku.

"Justru Pak Satria baru datang, ini sama istri dan anaknya," jawab ibu.

Berati Mas Pram ditelepon papanya karena ingin izin tidur di rumah. Aku pun berhenti menyoroti Mas Pram yang tengah bicara dengan sang papa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status