Share

Bab 62

Author: Siti_Rohmah21
last update Last Updated: 2023-04-06 23:56:39

Aku menelan ludah, pura-pura tersenyum meskipun agak sakit, karena ingat pernikahan dengan Mas Dimas selama lima tahun belum dikaruniai seorang anak. Sementara ketika bersama dengan Safitri, dia langsung mampu menghamili. Aku langsung down ketika mendengar penuturan calon mertuaku. Meskipun dia tidak ada maksud ke arah sana, tapi aku yakin, pasti dia menginginkan aku bisa memberikan cucu satu lagi.

Mas Pram langsung menggenggam tangan ini. Senyumnya merekah sambil mengedipkan mata. Aku pun ikut menyibakkan senyuman, sambil berusaha mengalihkan pembicaraan ini.

"Hm, Mama, tadi Mas Pram lupa loh kalau kalian akan jemput Jingga, dia panik seperti orang yang kebakaran jenggot," tuturku membuat mata calon mertuaku berpindah ke arah Mas Pram.

"Iya kah? Hm, mungkin karena sudah semakin dekat waktu pernikahan kalian, jadi dia agak sedikit pelupa," timpalnya. "Ngomong-ngomong, kamu udah bisa panggil Mama?" tambahnya.

Aku sedikit terkejut karena secara tidak sadar sudah membiasakan diri menyebu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 63

    "Kejadian itu sudah lama, ketika Papa berbisnis di Hongkong, seorang wanita, TKW dari Indonesia, saat itu terhimpit ingin keluar dari majikannya, hanya dengan melamarnya Papa bisa mengeluarkan wanita itu," jawab papa.Mas Pram terlihat mengepalkan tangannya. Dia membuang muka seolah-olah sangat marah. Tidak ada tanggapan apa-apa, tapi wajahnya sangat ingin melampiaskan kemarahannya."Tenang dan dengarkan Papa dulu, Pram," ucap papa. "Wanita itu Papa nikahi, dia orang Bandung," tambah papa."Lalu apa hubungannya dengan Papa yang ingin berangkat ke luar negeri? Katanya dia orang Bandung, apa Papa berikan fasilitas untuk dia di luar negeri?" tanya Mas Pram dengan sedikit emosi."Nggak begitu, anak kami butuh wali nikah, dia akan menikah di Malaysia dan menjadi istri orang sana, karena Meyka study di sana," jawab Pak Satria membuat mata Mas Pram seketika membuka lebar. Wajahnya tidak ada senyum sama sekali, dia hanya menyisakan wajah kakunya.Seharusnya aku tidak mendengar ini semua, kena

    Last Updated : 2023-04-08
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 64

    Semua bola mata terpana pada sepasang manik mata wanita yang keluar dari kamarnya Jingga. Calon mertuaku tiba-tiba muncul ketika Mas Pram mengatakan sesuatu tentang wanita lain selain dirinya."Bukan siapa-siapa, dan ada apa-apa juga, Mah, mungkin Mama salah dengar." Ternyata Mas Pram menepati janjinya. Dia tidak egois seperti yang kupikirkan. Mas Pram berusaha menutupi kesalahan sang papa.Meskipun ini sebuah kesalahan karena sudah membohongi mamanya, tapi aku yakin dia melakukan hal ini untuk kebaikan. Mama pasti shock kalau sampai tahu tentang ini semua sekarang. Terlebih menjelang pernikahan anaknya."Iya, Mah. Kami lagi bicara tentang tugas ke luar negeri yang mendadak, yang kemarin aku bilang itu loh," susul Pak Satria. Dia memperlancar kebohongan ini. Mata Mas Pram beralih ke arah papa. Dia meraih punggung tangannya. Lalu pamit. "Loh kalian mau ke mana?" tanya papa."Kami mau pergi sebentar, ada urusan untuk besok acara ke panti asuhan bersama Jingga," jawab Mas Pram.Aku ter

    Last Updated : 2023-04-09
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 65

    "Siapa? Teman kamu?" tanya Mas Pram."Iya, teman sekolah dulu, namanya Silmi," jawabku."Oh, pantesan kampungan," jawabnya membuatku seketika membuka mata dengan lebar.Deg!Suara debaran jantungku sangat cepat, kecewa campur kesal beradu menjadi satu. Sungguh aku tidak menyangka dengan kata yang barusan dilontarkan Mas Pram. Aku menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya. Ini satu hal yang tidak pernah aku dengar dari mulut seorang laki-laki yang kukagumi. Namun, sekali dia menyebutkan kata-kata itu, sudah sangat meruntuhkan hatiku padanya."Oh ya, kampungan," sahutku sambil mengangguk."Bukan kamu maksudku, Inggit!" Mas Pram menepuk keningnya. "Oke, aku minta maaf."Mas Pram masih mencoba merayuku. Namun aku hanya melengos dan coba membuang muka ke arah yang berlawanan.Mas Pram membuka kaca mobilnya, selalu meminta maaf pada Silmi. Dikarenakan aku mengenal wanita yang barusan mendobrak kaca mobil Mas Pram, akhirnya aku turun dan menemuinya."Hai, Silmi," ucapku sambil menyodo

    Last Updated : 2023-04-10
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 66

    "Kamu nggak kenal meskipun dari tekstur belakangnya?" tanyaku."Nggak, istriku nggak punya saudara laki-laki," jawab Mas Pram.Aku dan Mas Pram segera menghampiri. Sebab, orang asing itu tidak pernah ditemui oleh Mas Pram sebelumnya."Kamu siapa?" Laki-laki itu menoleh dengan cepat saat sapaan terlontar dari mulut Mas Pram."Hai, Pram." Mimik wajah Mas Pram tiba-tiba berubah seperti kenal. Dia bahkan menepuk keningnya ketika pria tersebut balik badan."Ya ampun, ternyata Bobi," timpal Mas Pram. Dia mengulurkan tangannya ketika pria itu mengangguk sambil tersenyum."Maaf baru sempat ke sini, dan tidak izin lagi dengan kamu, Pram," jawab pria tersebut."Its oke, yang penting doanya, Sob," jawab Mas Pram.Aku masih bingung siapa pria yang bernama Bobi itu. Kata Mas Pram istrinya tidak memiliki saudara laki-laki, jadi siapa orang ini?Tiba-tiba pria itu mengedarkan pandangannya ke arahku, matanya sesekali melirik ke arah Mas Pram. "Apa ini calon yang baru?" tanya pria itu sambil menunjuk

    Last Updated : 2023-04-11
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 67

    Mas Pram langsung turun karena khawatir dengan kondisi mamanya di dalam rumah. Namun, ada salah seorang tetangga yang datang menghampiri."Pak Pram. Orang tuanya lagi di rumah RT, ini kami lagi jagain Jingga karena tadi ada seorang ibu dan anak yang mengamuk di sini," ucap seorang wanita setengah baya."Tapi kok banyak sekali orang yang berdatangan, Bu?" tanya Mas Pram."Iya, membantu beresin kaca-kaca yang pecah akibat orang tadi mengamuk," sahutnya lagi."Astaga, kenapa nggak ada yang telepon saya atau Inggit?" tanya Mas Pram masih penasaran."Sudah, coba cek ponselnya masing-masing, nggak ada jawaban, malah sempat tidak aktif," jawab seorang tetangga yang memberikan informasi.Kami kompak memeriksa ponsel. Ternyata memang ada panggilan masuk sebanyak tiga kali, namun aku lupa mengaktifkan nada dering dan getar, jadi terlewatkan.Sementara Mas Pram, handphone ternyata mati tertekan tombol on off, mungkin ketika tadi berada di makam istrinya."Ya udah, terima kasih banyak, Bu," ucap

    Last Updated : 2023-04-12
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 68

    "Siapa pelakunya, Mas?" tanyaku penasaran."Dimas dan ibunya, dia yang berulah," jawab Mas Pram.Aku terkejut mendengarnya. Mas Dimas senekat itu? Apa dia sudah gila?"Sudah dibawa pihak kepolisian?" tanyaku padanya."Sudah diamankan, tapi kelihatannya mereka sudah kehilangan akal, Inggit," tutur Mas Pram lagi-lagi membuatku melongo. Lidah ini terasa kaku untuk sekadar hanya menelan ludah saja."Mas Dimas tampak seperti orang gila maksudnya, Mas? Apa pura-pura gila karena ada polisi?" cecarku tidak percaya."Intinya mereka yang melakukan, setelah diusir oleh Safitri, mereka beranggapan semua gara-gara aku dan kamu," timpal Mas Pram.Aku menelan ludah dengan susah payah. Seharusnya dia terima kenyataan ini. Sebab, apa yang terjadi sekarang tentu buah dari perbuatannya di masa lalu. Kenapa malah menyalahkan orang lain, terlebih yang disalahkan adalah aku, orang yang pernah didzalimi olehnya."Inggit, kamu masih dengar saya bicara?" tanya Mas Pram ketika aku terdiam sejenak."Ya, Mas. Ma

    Last Updated : 2023-04-13
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 69

    "Jingga, tenang, Sayang," ucapku sambil mendekap dia erat-erat. Aku yakin, Jingga masih trauma atas kejadian tadi. Dia masih kecil, mudah sekali merekam kejadian, dan saat ketakutan melanda, lalu tidak ada orang yang menyayanginya di samping dia, pasti akan merasa takut."Ma, Jingga takut, pengen sama Papa," rengek Jingga.Akhirnya aku pun meraih ponsel genggam dan menghubungi Mas Pram untuk segera datang ke rumah. Jingga sangat membutuhkan dirinya ketimbang Mas Dimas yang menjadi sumber masalah.Mas Pram langsung mengindahkan permintaanku. Tak lama kemudian, Mas Pram datang menghampiri dengan raut wajah masih kelihatan suntuk."Jingga baik-baik aja kan?" tanya Mas Pram."Pah___" Jingga melebarkan tangannya dan memeluk sang papa.Aku terharu menyaksikannya. Meskipun aku sudah sangat peduli dengan Jingga, dia tetap membutuhkan sosok ayah kandungnya, walau bagaimanapun, darah yang mengalir di tubuh Jingga hanya ada Mas Pram seorang, sementara aku, hanya orang lain yang ikut menyayangi J

    Last Updated : 2023-04-14
  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 70

    "Hm, sabar, tinggal menghitung hari," celetuk ibu membuat kami seketika menjauh. Aku dan Mas Pram bergeser karena malu.Perasaan ini pernah aku rasakan sewaktu Mas Dimas dulu melamar. Aku pikir dia begitu tulus mencintai, tapi kenyataannya, Mas Dimas hanya menganggap diriku ini sebagai pembantu yang harus melayaninya sewaktu dia meminta. Di hadapan orang, dia menganggapku hina seperti sampah, bahkan mungkin tidak menganggapku sama sekali.Namun, Tuhan memutar roda itu setelah lima tahun perjalanan pernikahan kami, dengan adanya kejadian kecelakaan yang menimpa bapakku, akhirnya dikirimkan lah sosok pengganti yang merupakan penolong keluarnya aku dari genggaman Mas Dimas."Kok jadi pada bengong?" Ibu bertanya sambil menghampiri kami."Maaf, Bu Anis, saya___" Mas Pram mengusap leher belakangnya."Nggak apa-apa, saya paham kok, namanya naluri, tapi tetap harus jaga ya, sampai ada ikatan pernikahan," pesan ibu."Baik, Bu. Insyaallah saya bisa jaga," jawab Mas Pram malu. Kemudian, dia agak

    Last Updated : 2023-04-15

Latest chapter

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    ENDING

    "Iya, nanti dibicarakan dulu pada Pram dan Inggit ya," ucap Dion supaya anaknya berhenti merengek."Tirta, pernikahan itu bukan buat mainan, kamu harus mantapkan diri dulu, jangan karena cinta yang menggebu, kamu langsung minta lamaran," tutur Safitri menasihati."Iya, aku udah yakin. Ini pertama kali aku jatuh cinta, tolong, Mah," lirih Tirta lagi.Mereka diam sejenak."Mama sarankan kamu salat istikharah, oke," ucap Safitri sambil beranjak pergi, dia tidak meladeni anaknya lagi.Safitri masuk ke kamar. Dia mengetik pesan pada sahabatnya. Safitri mengajak Inggit berjumpa di satu cafe.Inggit kebetulan ada waktu luang besok, dia menyetujui dan menentukan waktu yang dikirimkan ke Safitri. Ya, mereka berencana akan bertemu di cafe besok. Kenapa tidak bicara melalui chat atau telepon? Urusan pernikahan adalah hal yang sakral, lagi pula Safitri ingin memastikan dulu apakah Inggit menerima jika anaknya menyukai Jingga.Mereka sudah saling kenal dan sangat dekat, jadi tidak ingin persahabat

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 235. Season 2

    "Tari, saya minta maaf atas kesalahan adik saya, Lian begitu berarti untuknya," ucap Haris. "Dan satu lagi yang ingin saya katakan padamu, I love you so much," terang Haris membuat Tari seketika terkejut. Kan bukan hanya Tari, tapi Dimas yang mendengarnya pun mencari sumber suara tersebut.'Haris dengan berani mengatakan hal itu di hadapan umum?' batin Dimas.Kemudian Haris berlalu pergi darinya. Dia diboyong ke sel tahanan oleh pihak yang berwajib.Semua telah selesai, keadilan telah ditegakkan. Yang jelas-jelas bersalah akan menjalani hukumannya. Lalu orang yang hanya menjadi boneka terbebaskan.Dion diminta menemui wartawan untuk sekadar bicara di depan khalayak ramai. "Saya hanya ingin mengatakan bahwa keputusan hakim tadi mutlak dan tidak bisa diganggu gugat, sesuai pertimbangan dan saksi, jadi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk para saksi dan keluarga yang telah mendampingi saya. Semoga para vendor dan rekan kerja lainnya, tetap akan menjalani kerjasama dengan

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 234. Season 2

    Safitri tiba di lapas tempat Chika ditahan. Dia langsung meminta izin untuk menemui Chika."Chika sedang proses pemeriksaan dokter ahli kejiwaan, kemarin dia sempat bunuh diri, lengannya sudah disayat-sayat," ucap salah seorang petugas.Safitri terdiam, matanya berkaca-kaca. Dia bahkan tidak mengetahui berita ini.Kemudian, Safitri mencari kebenarannya. Dia bahkan rela mencari tahu ke rumah sakit tempat saat ini Chika ditangani oleh dokter spesialis. Safitri yang ditemani oleh Tirta dengan mudah menemui Chika yang memang tengah diberikan penangan.Tirta menemui beberapa dokter, dan ternyata selain mengalami gangguan jiwa, ada hal yang dialami oleh Chika."Chika memiliki penyakit serius, ternyata dia menderita sakit kanker," terang Tirta pada mamanya."Ya Allah, ternyata dia sakit, pantas Haris pun terlihat frustasi tadi," timpal Safitri."Semoga keputusan hakim besok benar-benar bisa membebaskan Papa dari hukuman," jawab Tirta.Kemudian mereka pun pulang untuk memberikan informasi pa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 233. Season 2

    Jadi semuanya diperintahkan untuk diam oleh Tari, mereka tidak boleh bicara supaya Dimas tidak menghindar lagi. Jingga dan yang lainnya disuruh keluar diam-diam boleh Pram. Mereka sekarang berada di luar karena Tari ingin bicara empat mata dengan Dimas."Dimas," ucap Tari akhirnya mengeluarkan suara.Saat itu juga Dimas melangkahkan kakinya. Dia terburu-buru ingin meninggalkan Tari yang tiba-tiba datang di dekatnya.Namun tangan Tari mencekal pergelangan tangan Dimas yang hendak melangkah."Mau ke mana? Aku ingin bicara empat mata, tolong jangan pergi," tutur Tari agak merendahkan nada bicaranya.Dimas hanya bisa terdiam, kemudian dia mundur kembali, Tari menuntunnya untuk duduk."Ada apa? Aku tidak mau membicarakan masalah mata, biarkan itu menjadi ladang pahala untukku," pinta Dimas."Iya, aku paham, maaf kalau tadi sudah menyecar kamu." Tari merendahkan bicaranya lagi."Terus mau ngomong apa? Aku rasa tidak ada yang bisa diobrolkan, hubungan kerja pun tidak ada," timpal Dimas."Ak

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 232. Season 2

    Tiba-tiba Pram dan yang lainnya berkumpul. Mereka sama-sama datang dengan pura-pura tidak mengetahui pertemuan yang sebenarnya disengaja."Loh Dimas ke sini?" tanya Pram dan yang lainnya."Kalian juga di sini?" tanya Dimas balik."Iya, aku dan Inggit ajak Tari ke sini," jawab Pram.Tari masih belum mendapatkan jawaban dari apa yang ditanyakan olehnya."Dimas, kamu belum menjawab," tegas Tari. Kemudian dia melirik ke arah semua yang tiba-tiba muncul. "Apa kalian sudah tahu kalau Dimas buta?" Tari bertanya pada Pram, Inggit dan yang lainnya.Yang ditanya oleh Tari tidak ada yang jawab. Mereka menunggu aba-aba dari Pram yang memberikan usul untuk membongkar ini semua.Tiba-tiba Tari teringat saat dia bertemu dengan Dimas di rumah Pram. Dia memicingkan matanya ke arah Ronald."Apa kamu sudah tahu kondisi papamu seperti ini?" tanya Tari.Ronald mengangguk. Kemudian dia menunduk."Jadi jawabannya kalian itu membohongiku?" tanya Tari.Ini yang ditakutkan oleh Dimas. Dia takut dituduh memanfa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 231. Season 2

    Tari sempat berhenti, dia membuka kaca mobilnya, pandangannya tertuju pada Dimas."Dimas, kamu udah akur dengan Ronald?" tanya Tari tidak berprasangka apa-apa."Iya, alhamdulilah, aku pamit dulu," jawab Dimas datar yang kemudian disusul oleh Ronald melambaikan tangannya. Kemudian mereka bergegas pergi.Pram dan Inggit benar-benar terkejut melihatnya. Safitri juga yang tadinya hendak berangkat ke kantor polisi ikut tercenung sebentar.Kemudian, Tari turun dari mobilnya. Dia masih belum engeh dengan penglihatan Dimas."Kok kalian nggak bilang kalau Dimas di sini?" tanya Tari."Nggak enak, kamu sangat membenci dia," jawab Tari ngasal.Tari mengerutkan keningnya."Sejak kapan aku membenci orang? Nggak ah, kamu ngada-ngada," jawab Tari.Jantung mereka itu berdetak tak beraturan. Saat pertanyaan mengenai Dimas dilontarkan oleh Tari."Katanya mau ke sini sore, tiba-tiba datang pagi, kamu sengaja ngerjain kami?" tanya Safitri."Nggak kok, tadi abis dari makam, langsung aja deh ke sini," timpa

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 230. Season 2

    Perlahan mata Tari dibuka, awalnya dia agak samar-samar melihat ruangan yang ditempati. Namun perlahan, matanya melihat jelas dokter yang ada di dekatnya."Masyaallah," ucap Tari merasa terharu dengan kondisinya saat ini."Kamu udah benar-benar melihat?" tanya Safitri.Tanpa basa-basi lagi Tari langsung menyergap tubuh Safitri."Ya Allah. Alhamdulillah aku bisa melihat lagi, ini suatu keajaiban, terima kasih Tuhan, terima kasih Dokter, Safitri, aku juga mengucapkan terima kasih pada kamu dari keluarga," ungkap Tari membuat suasana menjadi haru. Air matanya pun mulai menetes membasahi pipi."Selamat ya, Bu Tari." Ucapan dokter mengingatkan Tari untuk menanyakan siapa yang telah mendonorkan matanya."Dok, maaf, saya harus tahu siapa yang mendonorkan mata untuk saya," ucap Tari.Dokter diam seketika. Safitri juga seperti itu, dia menatap dokter yang tengah terkejut dengan pertanyaan dari Tari."Hm, Tari, tim dokter rumah sakit hanya menjalankan tugasnya, kalau kamu ingin tahu siapa orang

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 229. Season 2

    Pram datang, dia tercengang ketika melihat sang istri tengah berada di hadapan Dimas.Inggit pun langsung menghampiri Pram yang baru saja datang."Aku akan jelaskan," ucap Inggit.Dengan sabar Pram pun mendengar penjelasan sang istri dari awal hingga akhir. Pram yang tadinya marah, kini dia mulai terharu dibuatnya. Mereka ikut menghampiri Dimas. Sekarang Pram sudah ada di hadapannya."Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Tapi aku sangat salut dengan pengorbanan kamu untuk Tari," tutur Pram.Semua orang memuji kebaikan Dimas yang luar biasa. "Aku sendiri belum tentu bisa seperti kamu, Dimas," tambah Pram."Demi semuanya, aku ingin menebus semua kesalahanku yang telah banyak merugikan orang lain," ucap Dimas."Padahal kamu nggak melakukan kejahatan yang merugikan Tari dalam kecelakaan itu," timpal Pram."Tapi anakku masih menginginkan Dion bisa bebas dari hukuman, minimal dikurangi," jawab Dion lagi-lagi berhasil membuat air mata Ronald meleleh.Semua sudah dipikirkan secara matang-m

  • Setelah Aku Kaya, Suamiku Mati Gaya    Bab 228. Season 2

    Bersyukur operasi berjalan dengan lancar. Suster pun keluar dan bilang pada Inggit dan Safitri bahwa dokter mengusulkan tetap di ruangan observasi tapi dihalangi dengan tirai.Kenapa mereka khawatir Tari tahu? Karena biasanya pasca bius sudah hilang, rasa nyeri akan terasa, di situlah suara Dimas akan terdengar di telinga Tari, ini yang dikhawatirkan oleh Inggit dan Safitri.Safitri dan Inggit masih menunggu mereka yang ada di ruangan observasi selama satu jam."Sus, usahakan jangan dibarengi mengeluarkan keduanya," pesan Inggit."Baik, Ibu," jawab suster.Kemudian mereka bersabar menunggu Tari keluar dari ruangan observasi. Keduanya menunggu dengan sukarela. Setelah satu jam berlalu, yang lebih dulu sadar itu Tari. Suster buru-buru memindahkan dirinya ke ruangan rawat inap atas izin dokter.Safitri dan Tari mengekor dari belakang ke arah ruangan rawat inap tempat Tari menjalani perawatan."Akhirnya kamu akan bisa melihat dunia, kapan kata dokter buka perban?" tanya Safitri ketika su

DMCA.com Protection Status