Share

Bab 62

Aku menelan ludah, pura-pura tersenyum meskipun agak sakit, karena ingat pernikahan dengan Mas Dimas selama lima tahun belum dikaruniai seorang anak. Sementara ketika bersama dengan Safitri, dia langsung mampu menghamili. Aku langsung down ketika mendengar penuturan calon mertuaku. Meskipun dia tidak ada maksud ke arah sana, tapi aku yakin, pasti dia menginginkan aku bisa memberikan cucu satu lagi.

Mas Pram langsung menggenggam tangan ini. Senyumnya merekah sambil mengedipkan mata. Aku pun ikut menyibakkan senyuman, sambil berusaha mengalihkan pembicaraan ini.

"Hm, Mama, tadi Mas Pram lupa loh kalau kalian akan jemput Jingga, dia panik seperti orang yang kebakaran jenggot," tuturku membuat mata calon mertuaku berpindah ke arah Mas Pram.

"Iya kah? Hm, mungkin karena sudah semakin dekat waktu pernikahan kalian, jadi dia agak sedikit pelupa," timpalnya. "Ngomong-ngomong, kamu udah bisa panggil Mama?" tambahnya.

Aku sedikit terkejut karena secara tidak sadar sudah membiasakan diri menyebu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status