Share

Bab 28

Kalau aku tahu tujuan utama Mas Dimas mengajakku bertemu untuk mengumpat dan segala macam, tentu takkan aku terima ajakannya. Aku pikir dia ingin membicarakan masalah pekerjaan ataupun masalah rumah tangga kami.

"Dimas, ini siapa?" Tiba-tiba saja Mama jujur ikut bicara.

"Ini yang nanti bakal jadi calon menantu Mama. Lebih baik dari Inggit," sahut Mas Dimas.

"Oh Mama pikir kamu ngajak Mama bertemu dengan Inggit itu, mau membujuknya supaya balik ke rumah, makanya agak aneh tadi," sambung Mama Dewi dengan mimik wajah menyunggingkan senyuman miring.

Sekarang aku paham, mereka merencanakan ini untuk menjatuhkan harga diriku di depan umum. Seisi cafe hampir menyaksikan kami berdebat. Sorotan mata pengunjung menuju ke arah kami semua.

"Aku rasa Pram itu kena pelet orang ini, lihat saja tubuhnya, kulitnya yang kusam, rasanya tidak mungkin Pram mau dengannya," sindir Safitri lagi.

Dari tadi mereka berkicau seperti burung, sementara aku hanya menyaksikan sindiran pedas dari manusia yang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status