NODA PERNIKAHAN

NODA PERNIKAHAN

last updateLast Updated : 2022-09-09
By:  Aina D  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
115Chapters
121.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Alana menemukan banyak sekali kebohongan dalam hubungan pernikahannya dengan Wildan, seorang akuntan sukses sekaligus manajer keuangan di sebuah perusahaan besar. Setelah Alana menemukan fakta bahwa suaminya memiliki wanita lain selain dirinya, fakta-fakta lain tentang rahasia Wildan selama 5 tahun pernikahannya mulai terkuak satu-persatu. Alana seolah kehilangan separuh dunianya. Ia yang merasa tak sanggup menerima pengkhiatanan suaminya, kemudian memilih pergi. Takdir kemudian mempertemukannya kembali dengan Darwin, cinta pertamanya. Namun siapa sangka, pertemuan kembali keduanya justru malah membawa masalah baru dalam kehidupan Alana. Membuatnya harus menjalani hidup bak roller coaster.

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1. RAHASIA

Alana.“Naf, aku pulang duluan, ya,” pamitku pada Nafisa yang duduk di sampingku. Aku sedikit merasa risih dengan dress tali satu yang kugunakan saat ini. Sebenarnya tadi aku memakai cardigan untuk outer karena dress bercorak floral yang kukenakan sangat terbuka di bagian atasnya. Namun, insiden aku bertabrakan dengan waiters tadi membuat cardiganku basah ketumpahan minuman, bahkan sebagian dari tumpahannya juga mengenai dressku sehingga aku terpaksa melepas cardiganku yang basah.“Udah dijemput?” tanya Nafisa.“Mas Wildan nggak jadi jemput, Naf. Tadi ngirim pesan katanya lagi ada kerjaan mendesak dan harus lembur. Aku sudah memesan transportasi online,” jawabku.“Aku antar ya, Alana.” Tiba-tiba saja pria itu sudah berada di sampingku. Aku meliriknya sekilas kemudian berusaha tersenyum sambil menggeleng.“Makasih, Win. Aku udah pesan Grab kok. Ya udah, aku ke depan dulu ya, sepertinya grab nya udah tiba,” ucapku sambil melirik aplikasi transportasi online di ponselku.“Tunggu, Al!” s

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Eli Juita
bagus ceritanya..sehingga baca sampai tamat..sukses trus Thor..
2024-11-18 06:38:02
0
user avatar
Uli arta
Novel nya gak kaleng2. TOP BANGET,KEREN
2024-08-14 08:44:20
1
user avatar
Romi Zatunia
masih ngumpulin bonus nih
2023-09-04 16:25:12
1
user avatar
Agus Irawan
Hay halo, izin promosi ya. aku mau rekomendasiin sama kalian semua. novelku yang berjudul. "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan. mampir yuuk.
2023-02-08 20:50:00
2
default avatar
Irfan
Mantap sekali ferguzo
2022-11-17 09:39:26
1
user avatar
Rina Novita
Mantap ceritanya Mak ..
2022-10-23 17:46:14
1
115 Chapters

BAB 1. RAHASIA

Alana.“Naf, aku pulang duluan, ya,” pamitku pada Nafisa yang duduk di sampingku. Aku sedikit merasa risih dengan dress tali satu yang kugunakan saat ini. Sebenarnya tadi aku memakai cardigan untuk outer karena dress bercorak floral yang kukenakan sangat terbuka di bagian atasnya. Namun, insiden aku bertabrakan dengan waiters tadi membuat cardiganku basah ketumpahan minuman, bahkan sebagian dari tumpahannya juga mengenai dressku sehingga aku terpaksa melepas cardiganku yang basah.“Udah dijemput?” tanya Nafisa.“Mas Wildan nggak jadi jemput, Naf. Tadi ngirim pesan katanya lagi ada kerjaan mendesak dan harus lembur. Aku sudah memesan transportasi online,” jawabku.“Aku antar ya, Alana.” Tiba-tiba saja pria itu sudah berada di sampingku. Aku meliriknya sekilas kemudian berusaha tersenyum sambil menggeleng.“Makasih, Win. Aku udah pesan Grab kok. Ya udah, aku ke depan dulu ya, sepertinya grab nya udah tiba,” ucapku sambil melirik aplikasi transportasi online di ponselku.“Tunggu, Al!” s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 2. SAYAP-SAYAP PATAH

Aku semakin penasaran dan membuka-buka semua deretan pesan di laptop Mas Wildan yang masih terkoneksi dengan aplikasi whatsapp di ponselnya. Tak ada lagi pesan yang masuk, sepertinya ponsel Mas Wildan sudah non aktif, mungkin dia sudah terbang menuju Balikpapan.Beberapa teman dekat Mas Wildan yang juga ku kenal bahkan mengirim chat pribadi mengucapkan selamat pada suamiku atas kelahiran putra pertamanya. Aku terus membaca semua pesan-pesan itu, yang semuanya dibalas dengan ucapan terima kasih dan emot senyum oleh Mas Wildan. Sementara suara tangisan bayi Lilis mengiringi air mataku yang kini mulai mengalir, mengaburkan pandanganku. Semua ucapan selamat itu dikirim 5 hari yang lalu, hari di mana Mas Wildan dan Ibu terlihat sibuk karena menemani Lilis yang sedang menjalani operasi caesar di rumah sakit.Ah ... hatiku merasa sakit, aku yakin putra pertama Mas Wildan yang dimaksud oleh semua isi chat itu adalah bayi Lilis. Aku tak menyangka bayi yang sudah 2 hari ini berada di dalam ruma
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 3. KEHILANGAN ARAH

Kuraih gawaiku di atas nakas setelah melaksanakan salat subuh dan merapikan kembali alat-alat salatku. Mas Wildan sama sekali tak mengirim pesan sekedar mengabarkan kalau dia sudah tiba di Balikpapan. Tapi itu memang hal yang sudah biasa bagiku, ketika sedang menekuni pekerjaannya, Mas Wildan jarang sekali mengirimkan pesan. Mas Wildan juga jarang mengabari sudah sampai di kota mana ketika dia sedang bertugas di luar kota, kecuali jika aku yang menanyakan atau menelponnya duluan. Tapi jangan ditanya bagaimana Mas Wildan jika sudah berada di rumah. Dia selalu menjadi suami yang romantis, memperlakukanku dengan sangat lembut. Kemudian kami berdua akan melalui malam-malam panjang yang melelahkan berdua, seolah menebus waktu-waktu yang sudah dihabiskannya di luar dengan pekerjaannya. Itulah yang membuatku sangat mencintai suamiku, Mas Wildan selalu bisa menebus dinginnya malam-malamku dalam kesendirian dengan menciptakan suasana romantis nan indah pada malam-malam berikutnya. Meskipun,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 4. MENGEJAR JANTUNG HATI

Wildan.Kuseruput kopi panas yang baru saja diantarkan ke kamarku oleh petugas hotel. Aku memang sengaja meminta layanan sarapan di kamar sebab aku masih harus menyiapkan beberapa bahan untuk pekerjaanku selama di Balikpapan. Tubuhku masih sedikit lelah, karena terbang dengan penerbangan terakhir Jakarta-Balikpapan tadi malam. Apalagi beberapa hari sebelumnya aku memang sedang banyak sekali urusan, disamping padatnya pekerjaanku, aku pun harus bolak-balik ke rumah sakit mengurus Lilis yang baru saja melahirkan putraku melalui operasi caesar.Memikirkan tentang Lilis, aku selalu merasa khawatir. Khawatir bagaimana reaksi istriku Alana nanti jika dia mengetahui bahwa aku memiliki hubungan dengan wanita lain, bahkan kini wanita itu telah melahirkan seorang putra untukku. Ah, semoga saja Alana bisa memahamiku, aku masih mencari cara yang halus untuk menyampaikan ini padanya. Aku begitu mencintai Alana. Dulunya, tidak mudah bagiku mendapatkan hati wanita itu.Aku masuk ke dalam hidupnya ke
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 5. SEMUA PASTI BAIK-BAIK SAJA

Aku bersiap menuju ke kantor cabang di Kota Balikpapan setelah menikmati sarapan pagiku. Ada beberapa masalah keuangan di kantor cabang Balikpapan yang mengharuskanku sebagai manager keuangan pusat harus turun tangan langsung dalam rangka megaudit laoporan keuangan cabang. Biasanya jika aku sudah turun tangan langsung seperti ini, beberapa pejabat di kantor cabang akan khawatir dengan posisi mereka. Karena pasti akan ada yang berubah setelah aku melakukan audit keuangan, entah itu penurunan jabatan atau bahkan pemecatan oleh pemilik perusahaan. Karena aku hanya akan turun tangan langsung jika memang kondisi keuangan sudah sangat banyak penyimpangan oleh oknum-oknum tertentu.Kuraih laptopku di atas meja kemudian memasukkannya ke dalam tas. Sebenarnya ini hanya laptop cadanganku di kantor karena laptop yang sehari-hari kugunakan ketinggalan di rumah saat aku mampir membawakan salep untuk mengobati iritasi bayi yang dipesan Lilis. Beruntung Alana bisa membantuku dengan mengirimkan sem
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 6. KISAH DUA SEJOLI

Ibu.Aku berjalan mondar-mandir di dalam rumah besar putraku, Wildan. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam, namun Alana, menantuku, belum juga pulang kembali ke rumah. Entah mengapa aku merasa ada yang tak biasa dari wanita cantik yang sudah 5 tahun menemani putraku itu. Tadi pagi, saat mengajaknya untuk sholat berjamaah, aku merasa Alana berbeda, matanya bengkak seperti orang yang habis menangis semalaman.Begitupun saat aku menawarkan sarapan dengan menu favoritnya, Alana menolak dan lebih memilih sereal untuk sarapan. Bahkan Alana terlihat seperti enggan menatapku dan berlama-lama berbicara denganku. Padahal biasanya Alana selalu terlihat senang berlama-lama mengobrol denganku, dia selalu mencari tau tentang masa kecil suaminya padaku. Kemudian kami akan tertawa bersama ketika aku menceritakan cerita-cerita lucu saat Wildan masih kecil.“Bu, ini kok kulit Bagas masih merah-merah gini ya ... padahal sudah Lilis olesin salep yang dibeli Mas Wildan kemarin.” Suara Lilis membuya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 7. PELUKAN PERTAMA

Tiga bulan setelah kecelakaan yang merenggut nyawa Fadli, putra bungsuku. Kulihat Lilis pun sudah tidak terlalu sedih, gadis malang itu sudah mulai berinteraksi dengan beberapa tetangga yang sebaya dengannya. Lilis meminta izin padaku untuk tetap tinggal di rumah, menurutnya dia tak sanggup tinggal sendirian di rumahnya karena ibunya pun sudah meninggal. Itu akan membuatnya merasa sendiri dan kesepian.Aku pun menyetujuinya, karena selain aku juga merasa kesepian jika harus tinggal sendirian di rumah ini, aku juga sudah menyayangi Lilis, gadis itu sudah kuanggap sebagai anakku sendiri. Sebenarnya, beberapa kali Wildan dan Alana memintaku untuk tinggal bersama mereka, namun aku menolak. Aku lebih suka tinggal di sini, dan masih mengelola toko sembako kecil-kecilan peninggalan suamiku.Hingga suatu hari, ketika Wildan kembali mengunjungiku. Aku kembali mempertanyakan cucu padanya, namun seperti biasa, Wildan hanya menjawab dengan gelengan.“Wildan masih menikmati masa-masa indah pernika
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 8. HARUS KAH MEMBUKA HATI

LilisSubuh itu, saat aku hendak membangunkan ibu untuk sholat subuh bersama, aku terkejut mendapati tubuh renta ibu tergeletak di lantai kamarnya. Dengan panik aku berusaha mengangkat tubuh ibu ke atas tempat tidurnya. Subuh-subuh aku terpaksa menggedor-gedor rumah tetangga untuk meminta pertolongan.Ditengah kepanikanku, aku teringat untuk memberi kabar tentang ibu pada Mas Wildan. Kuraih ponselku kemudian mencari-cari kontak Mas Wildan. "Halo! Ini siapa?" Aku terkejut mendengar suara Mas Wildan yang terdengar setengah berteriak.“Aku ... aku Lilis, Mas. Maaf harus menelpon subuh-subuh. Lilis cuma mau mengabari Mas Wildan kalau Ibu pingsan, Mas.”“Astaghfirullah, Lilis! Kamu ngagetin aku tau nggak! Kamu pakai nomor Fadli? Aku kaget sekali ada panggilan dari nomor ponsel almarhum, nggak taunya kamu yang nelpon.”Suara Mas Wildan masih terdengar sedikit berteriak, mungkin dia memang sedang kaget karena aku memang menelpon pakai ponsel Mas Fadli. Saat kecelakaan motor waktu itu, ponse
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 9. RUANG UNTUK PULANG

“Lis, apa kamu tau Ibu memintaku untuk menikahimu?” tanyaku saat kami berdua sudah duduk di kursi yang ada di taman di area rumah sakit. Kulihat gadis itu menghela nafasnya. “Lilis tau, Mas. Ibu pun sudah mengatakannya pada Lilis,” jawabnya lirih.“Lalu bagaimana tanggapanmu, Lis?”“Aku tak tau, Mas. Masa depanku terasa gelap saat Mas Fadli meninggalkanku bersama impian-impian yang sudah kami bangun berdua. Aku merasa aku hidup, tapi terasa mati. Mas Fadli nyaris membawa pergi semua gairah hidupku.” Gadis itu menyeka sudut matanya. Aku terdiam, menunggunya meneruskan kalimatnya.“Yang kuinginkan saat ini hanyalah berada di sekitar Ibu, walaupun mungkin orang-orang akan memandang aneh padaku. Tapi tinggal di rumah Ibu dan melihat Ibu setiap hari membuatku merasa Mas Fadli tak pergi jauh-jauh dariku. Maka, ketika Ibu mengatakan niatnya meminangku untuk Mas Wildan, aku tak bisa mengiyakan maupun menolaknya. Sungguh, aku hanya ingin berpasrah karena aku pun tak tau mau ke mana arah hidu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 10. NASIHAT SANG SAHABAT

Alana.Kuparkirkan mobilku di parkiran Kafe Jingga. Ini adalah kafe yang kubangun bersama Nafisa, sahabatku. Meskipun kami berdua jarang terlibat langsung dalam pengelolaan Kafe ini karena kesibukan kami dengan rumah tangga masing-masing. Aku dan Nafisa mempercayakan pengelolaan Kafe Jingga pada Handi, sepupu Nafisa. Entah kenapa, pagi ini setelah menemukan fakta-fakta mengejutkan tentang Mas Wildan, aku jadi ingin ke kafe ini. Di dalam ada ruangan khusus yang hanya aku dan Nafisa yang punya kuncinya. Aku ingin istirahat dan menghabiskan waktuku di sana. Kuraih gawaiku kemudian mencari kontak Handi, menyuruhnya sedikit agak pagi datang ke kafe karena Handi yang pegang kunci kafe."Mbak Alana mau sarapan? Mau dibikinin menu apa nih, Mbak?" tanya Handi setelah membuka kafe."Boleh deh, Han. Kebetulan Mbak laper nih belum sarapan. Tolong bikinin kopi kental dan roti bakar pakai selai cokelat ya," pintaku."Baik, Mbak. Nanti Handi antakan ke ruangan Mba Alana kalo udah siap."Kurebahkan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
DMCA.com Protection Status