Share

Bab 27

Aku melihat ke arah jam tangan, masih pukul tiga sore, tapi Mas Dimas nyuruh aku datang ke rumahnya. Apa dia sudah pulang dari kantor?

"Kamu nggak kerja, Mas?" tanyaku padanya.

"Aku cuti barusan, males, udah nggak semangat kerja, turun jabatan segala. Makanya kamu temui aku sekarang di rumah ya, kan kamu belum mulai aktif kerja," perintah Mas Dimas seenaknya.

Aku menoleh ke arah Pak Pram dan Pak Satria. Ingin rasanya aku mengadu pada mereka, tapi Mas Dimas adalah suamiku, seharusnya aku tidak melulu bicara tentang rumah tanggaku pada orang lain. Ditambah perceraian belum resmi, seharusnya aku masih menjaga martabat Mas Dimas sebagai kepala keluarga.

"Ya udah, aku mau, tapi nggak di rumah, aku mau ketemu di satu tempat, Cafe Enak, gimana?" Aku menawarkan pilihan lain.

"Baiklah, aku setuju, satu jam lagi ya," seru Mas Dimas.

Kemudian sambungan telepon pun terputus setelah kami menemukan kesepakatan.

Usai mengangkat telepon, aku kembali ke tengah-tengah Pak Pram dan anaknya. Mereka suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status