Share

Bab 153. Season 2

Inggit memicingkan matanya kemudian menyuruh seorang office boy yang mengacungkan tangan itu berdiri.

"Ada yang suruh kamu?" tanya Inggit.

Namun, tangan Pram menghentikan Inggit bicara.

"Baiklah, kalau begitu, meeting saya bubarkan kecuali Hendy," perintah Pram. Seseorang yang bijaksana takkan mempermalukan orang lain di hadapan umum, Pram melakukan hal tersebut demi anak buahnya, terlebih dia sangat mengenal Hendy yang sudah lama bekerja di perusahaan miliknya, bahkan sebelum Jingga memegang wewenang.

Hendy mengangguk dan menundukkan kepalanya. Pram dan Jingga menunggu karyawan meninggalkan ruangan, bahkan sampai benar-benar sudah tertutup kembali pintunya.

Sekitar lima menit ruangan meeting sudah sepi kembali, tersisa Inggit, Pram, Jingga dan Hendy saja yang ada di ruangan.

Setelah benar-benar sepi, Hendy disuruh duduk di hadapan mereka. Ya, satu lawan tiga orang. Namun, hanya Pram yang bicara padanya.

Pram duduk dengan posisi tangan dilipat memandangi Hendy yang duduk tegak menund
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status