Share

92

Tak sabar rasanya menunggu pagi, sepanjang malam mata ini enggan terpejam membayangkan betapa bahagianya aku menjemput anak anak. Betapa gembiranya kami akan tinggal bersama tak akan terpisahkan selamanya.

Sebulan tak serumah membuatku sangat rindu bahkan menggerus berat badanku, aku selalu berurai airmata dikala rindu pada anak anak menyerangku. Sekarang, beberapa jam lagi, pagi menjelang, aku akan menjemput Faris dan Farisa.

*

Usai salat subuh, aku langsung membereskan cucian di ruang laundry lalu membersihkan rumah dan menyiapkan makanan. Kali ini aku masak lebih banyak dan menyiapkan makanan kesukaan anak-anak. Tak lupa kuberitahu pada kedua orang tuaku kalau kedua anakku akan datang.

"Benarkah apa Widi kemudian menyerahkan hak asuh kepadamu?"

"Iya Bunda."

"Kok bisa tiba tiba berubah?"

"Entahlah, pagiku ini keajaiban Tuhan. Ini adalah sesuatu yang selalu ku harapkan dan sudah lama kutunggu Bunda. Jika anak-anak sudah bersamaku dan kami cukup tabungan, kami akan pindah dan cari
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status