Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku

Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku

last updateDernière mise à jour : 2024-01-13
Par:  Apple LeafComplété
Langue: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Notes insuffisantes
50Chapitres
1.1KVues
Lire
Ajouter dans ma bibliothèque

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scanner le code pour lire sur l'application

Synopsis

Secara tak terduga Litha menerima lamaran dari pria yang pernah hadir satu malam dalam hidupnya. Awalnya Kalandra hanya ingin bertanggungjawab pada Litha yang tak lain adalah ibu dari putrinya. Setelah setahun tinggal bersama, Kalandra mengutarakan perasaannya. Namun, Litha akhirnya mengetahui Kalandra menutupi sesuatu darinya. “Apa kamu masih memikirkan masa lalu?” “Tidak, Litha. Aku sudah melupakan masa lalu jauh sebelum aku menyatakan cintaku padamu.” “Lantas kenapa butuh waktu selama itu buat kamu untuk mengatakan kebenaran sama aku? Kamu bikin aku mikir kalau kamu masih terbayang masa lalu kamu sama Indira.” Benarkah Kalandra mencintainya? Atau pria itu hanya ingin mempermainkan Litha?

Voir plus

Chapitre 1

1. Ayah dari putriku

“Gemini bantu, ya, Ma!” Gadis kecil itu berseru kala melihat ibunya mengeluarkan beras seberat 10kg dari bagasi mobil. Mereka baru saja kembali dari toko kelontong.

“Ini tidak berat, kok, Gem,” sahut Litha dengan senyum terukir di wajahnya. Gem merupakan nama panggilan Gemini yang berarti permata.

“Gemini mau bantu,” katanya lagi meletakkan tangannya pada ujung karung beras yang dibawa Litha.

Keduanya berhenti di depan pintu, kemudian Litha merogoh kunci di dalam tasnya. Perlahan wanita itu memutar kunci, membuka pintu tersebut dan mendorongnya.

“Makasih bantuannya, ya, Sayang. Mama bisa bawa berasnya ke dapur. Kamu tunggu di sofa, nanti Mama bikinin susu.” Litha kembali mengangkat beras setelah mendapatkan anggukan dari Gemini. Gadis kecil itu menutup pintu di belakang Litha. Namun, tak lama kemudian, gadis itu mendatanginya ke dapur.

“Andai ada Papa, pasti Mama tidak perlu repot-repot bawa beras ke dapur,” oceh Gemini dengan suara manisnya ketika sampai di dapur.

Punggung Litha menegang seketika. Gadis ini lagi-lagi menyerukan topik yang sama setiap kali melihat Litha melakukan pekerjaan rumah sendirian.

“Mama sudah bahagia hanya dengan kamu di sisi Mama.” Litha membuka laci, mengambil kotak susu lalu mencomot gelas dari tempatnya.

“Jadi, apa Papa bahagia tidak tinggal sama kita, Ma?”

Pertanyaan ini membuat Litha berpikir keras memikirkan jawabannya. Ya, tentu saja pria itu sedang menjalani kehidupan bahagia bersama tunangannya. Bagaimana mungkin Litha mengatakan hal itu kepada putrinya. Salah Litha sendiri karena mengatakan ayah Gemini masih hidup. Harusnya dia bilang saja bahwa pria itu sudah di alam baka.

Litha tersenyum kikuk, berjalan ke ruang tengah membawa susu dan biskuit. Gemini mengekor di belakang ibunya. Bukan susu dan biskuit yang diinginkan Gemini, melainkan bertemu dengan ayahnya.

“Nah, Mama mau masak dulu buat makan malam kita. Gemini mau lauk apa?”

“Gemini maunya nasi goreng sama telur mata sapi. Kuning telurnya harus tetap bulat, ya, Ma.” Jika kuning telur itu sampai melebar saat dimasak, Gemini tidak akan mau memakannya lagi.

“Oke, sesuai pesanan.”

“Ma, sebentar lagi Gemini masuk TK. Di hari pertama nanti, Gemini pengen diantar sama Mama dan Papa. Kapan Gemini bisa ketemu Papa?” Bola mata Gemini berkaca-kaca. Gadis itu kemudian menunduk, membuat Litha terenyuh.

Dia ingat pendaftarannya tinggal sebulan lagi. “Kita minta ditemani Om Jeremy—”

“Tidak mau,” sela Gemini. “Om Jeremy Adik Mama. Dia bukan Papa aku. Lagian Kakek tidak mungkin mengizinkan Om Jeremy ketemu Mama.”

Anak ini rupanya mempunyai ingatan yang kuat. Bahkan, Gemini ingat kalau Litha sudah tidak dianggap sebagai anggota keluarga Guntur Mahardika Prasetya lagi. Ayahnya juga tidak mengizinkan keluarganya menemui Litha.

“Begini saja, Mama akan coba hubungi Papa kamu. Tapi, apa pun jawabannya, kamu tidak boleh sedih.”

“Iya, Ma. Asal Gemini dengar sendiri jawabannya dari Papa.” Gadis itu tersenyum penuh harap.

☘️☘️☘️

Jantung Litha meletup-letup lantaran rasa cemas menggerogotinya. Dia sudah berpikir dengan penuh pertimbangan sebelum menghubungi pria itu tadi malam. Pria yang hadir satu malam dalam hidupnya. Pria yang juga tidak ingin dia temui lagi.

Namun, ada keinginan kuat dalam dirinya untuk merampas kebahagiaan lelaki itu. “Mengapa aku harus membiarkannya menikahi wanita yang dia cintai? Dia harus menderita karena dicampakkan.” Litha tersenyum pahit.

Saat ini dia tengah menunggu lelaki itu di sebuah kafe. Litha datang lebih awal dan saking gugupnya, ia sudah menghabiskan dua cangkir kopi.

Kedatangan lelaki dengan setelan abu-abu mengambil alih fokus Litha. Sosoknya tak pernah dia lupakan sejak hari itu. Wajah Litha berubah datar ketika melambaikan tangan pada lelaki itu.

Kalandra mengerutkan kening begitu ingatan tentang Litha singgah dalam pikirannya. “Kamu ....”

“Ya, ini aku, Litha.”

Kalandra mengembuskan napas gusar, tetapi tetap duduk berseberangan dengan Litha. “Ada perlu apa mengajakku bertemu? Oh, sekarang kamu membutuhkan uang?” Tebak Kalandra dengan ekspresi datar. Beberapa tahun lalu, Litha meminta nomor kontak Kalandra, juga memperingatkannya agar tidak mengganti nomor tersebut.

Litha menarik tangannya ke bawah meja. Mengepalkan tinju kuat-kuat sembari mengamati wajah tampan pria di depannya. “Uang? Kamu bisa donasikan uangmu kalau kelebihan. Ada hal serius yang ingin aku katakan, Kalandra. Kuharap kamu siap mendengarnya.”

“Oh, ya? Coba katakan.”

“Kuharap kamu mau menemui Gemini untuk sekali saja,” tegas Litha.

“Siapa Gemini?”

“Anak kita.”

Untuk beberapa saat Kalandra seperti dihantam sesuatu sehingga kepalanya terasa berdenging. Ia sampai tak bisa berkata-kata.

“Anak? Kamu sedang menjebakku, Litha? Bagaimana mungkin ada anak....”

Litha menggeleng pelan dengan wajah yang masih terlihat serius. Litha tahu dengan jelas bahwa pria ini tidak akan mempercayai ucapannya.

“Ikut aku. Gemini sedang menunggu kita.”

☘️☘️☘️

Litha mengajak Kalandra ke sebuah pusat permainan dan hiburan—di mana Gemini saat ini berada bersama pengasuhnya.

Kalandra mau tak mau mengikuti Litha. Dia juga penasaran bagaimana wanita ini akan membuatnya percaya bahwa dia memiliki seorang anak.

“Gemini!” Litha berseru, melambaikan tangan pada Gemini.

Mendengar suara ibunya, gadis kecil itu menoleh sembari balas melambaikan tangan. Kedua netra gadis itu menangkap kehadiran seorang pria gagah dan tampan di sebelah ibunya. Ia pun berlari ke arah mereka.

“Papa!” seru Gemini lalu merengkuh paha Kalandra. Padahal Litha belum mengatakan siapa lelaki itu. Gemini mendongak untuk melirik Kalandra lalu berpaling pada ibunya. “Ini Papaku, ‘kan, Ma? Aku benar, ‘kan?”

Litha berjongkok di samping Gemini. “Iya, Sayang, tebakan kamu benar. Dan Papa juga bilang kalau dia akan mengantar kamu di hari pertama sekolah.”

“Yeah! Akhirnya aku ditemani Papa sama Mama.”

Kalandra amat terkejut. Kapan dia mengatakan itu? Jelas-jelas Litha sedang berbohong pada anaknya sendiri. Kalandra dengan lembut mendorong Gemini lalu berjongkok untuk mengamati gadis itu. Dia tidak mau percaya! Dia tidak percaya kalau Gemini adalah putrinya. Litha pasti berbohong.

“Papa kenapa diam saja, Ma?”

“Papa kamu kaget karena ternyata putrinya sangat cantik.”

Gemini tersenyum malu-malu. Kemudian gadis itu melingkarkan lengannya di leher Kalandra. “Papa beneran Papanya Gemini, ‘kan?”

☘️☘️☘️

“Kamu mau aku percaya begitu saja?” Kalandra membentak setelah mereka hanya berdua di ruang tunggu pusat permainan tersebut.

“Ini salahku karena tidak memberitahu lebih awal. Gemini hanya ingin tahu siapa ayahnya dan bertemu sesekali itu sudah cukup,” balas Litha.

“Sudah kuduga kamu menjebakku.” Kalandra mendaratkan tatapan dingin.

Litha menghela napas pelan sebelum berucap, “Aku tidak punya niat untuk menjebakmu. Aku menjadi ibu tunggal sejak melahirkan Gemini. Dia semakin besar dan bulan depan dia masuk TK. Kamu dengar sendiri, dia ingin diantar Mama dan Papanya.”

Ia mempelajari ekspresi Kalandra yang terlihat panik, tapi laki-laki itu berusaha keras untuk menahan ekspresinya.

“Litha, aku tidak yakin Gemini adalah anakku. Aku akan melakukan tes DNA.”

“Baik, lakukan saja.” Hati Litha seperti ditusuk jarum es begitu Kalandra tidak mau mempercayai kenyataan.

Hari itu juga mereka melakukan tes DNA di rumah sakit ternama. Hasil tes memerlukan waktu beberapa hari untuk sampai di tangan Kalandra.

Dia membaca kertas itu dengan saksama. Tidak ada rekayasa karena Kalandra yang menentukan rumah sakit tempat mereka melakukan tes DNA. Dia memasukkan lagi hasil tes tersebut ke dalam amplop. Pikirannya langsung kacau. Di satu sisi dia memiliki seorang putri dari wanita yang hanya ia temui sekali. Satu sisi lainnya, ada tunangannya yang siap dia nikahi.

Setelah berpikir matang-matang, Kalandra akhirnya bertamu ke rumah Litha. Dia harus menyelesaikan masalah ini secepatnya.

“Karena kamu sendiri yang membongkar rahasia ini, maka kamu jelas sudah tahu risikonya, ‘kan?”

“Risiko apa yang kamu maksud?” Seketika bahu Litha bergetar.

“Aku menginginkan hak asuh Gemini atau ...,” kata Kalandra yang terdiam sejenak.

“Hah? Hak asuh Gemini?” Litha membola tak percaya. “Saat kamu tahu memiliki seorang putri, kamu begitu saja ingin memisahkan kami? Kamu tidak tahu diri, Kalandra!”

Litha bangkit dari duduknya, sedikit mendongakkan wajah karena pelupuknya basah saat ini.

“Aku belum selesai bicara, Litha. Untuk menyelesaikan masalah ini, hanya ada satu pilihan,” sahut Kalandra. Dia bangkit dari sofa, netranya menatap dengan keseriusan. “Aku ingin menikahimu.”

Déplier
Chapitre suivant
Télécharger

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Commentaires

Pas de commentaire
50
1. Ayah dari putriku
“Gemini bantu, ya, Ma!” Gadis kecil itu berseru kala melihat ibunya mengeluarkan beras seberat 10kg dari bagasi mobil. Mereka baru saja kembali dari toko kelontong.“Ini tidak berat, kok, Gem,” sahut Litha dengan senyum terukir di wajahnya. Gem merupakan nama panggilan Gemini yang berarti permata.“Gemini mau bantu,” katanya lagi meletakkan tangannya pada ujung karung beras yang dibawa Litha.Keduanya berhenti di depan pintu, kemudian Litha merogoh kunci di dalam tasnya. Perlahan wanita itu memutar kunci, membuka pintu tersebut dan mendorongnya.“Makasih bantuannya, ya, Sayang. Mama bisa bawa berasnya ke dapur. Kamu tunggu di sofa, nanti Mama bikinin susu.” Litha kembali mengangkat beras setelah mendapatkan anggukan dari Gemini. Gadis kecil itu menutup pintu di belakang Litha. Namun, tak lama kemudian, gadis itu mendatanginya ke dapur.“Andai ada Papa, pasti Mama tidak perlu repot-repot bawa beras ke dapur,” oceh Gemini dengan suara manisnya ketika sampai di dapur.Punggung Litha mene
last updateDernière mise à jour : 2023-05-07
Read More
2. Tidak akan berpisah
Dia datang bak antagonis yang merobohkan kehidupan pemeran utama. Menikah dengan ayah kandung dari putrinya, sekaligus merebut laki-laki itu dari tunangannya. Begitulah yang dikatakan orang-orang di sekitarnya. Padahal mereka tahu dengan jelas setelah Kalandra mengakhiri pertunangan lalu meminang Litha.Mereka menyalahkannya karena mencari Kalandra setelah anak itu sudah besar.5 tahun lalu ketika melahirkan Gemini, usianya baru menginjak 22 tahun. Menjadi ibu tunggal selama empat tahun sebelum menikah dengan Kalandra, ia berjuang sendiri tanpa dukungan psikologis.Yang lebih menyesakkan lagi, Litha diusir oleh keluarganya karena merahasiakan kehamilannya yang dianggap merusak reputasi keluarga. Dan sampai sekarang tak sekalipun ia menghubungi keluarganya.Diingatkan akan masa-masa itu membuat pelupuk Litha menjadi hangat. Dan kalau ia lanjutkan untuk mengingat kenangan itu, maka air matanya akan benar-benar tumpah.“Lihat mata pelakor itu merah. Apa sebentar lagi dia akan menangis?”“
last updateDernière mise à jour : 2023-05-08
Read More
3. Mantan Tunangan Bertamu
Indira merapikan gaun branded yang dikenakannya begitu melihat Kalandra memasuki ruang tamu.Raut muka Kalandra nampak tenang. Pandangannya memang tertuju pada wanita di seberangnya, tapi entah kenapa pikirannya tersangkut pada Litha.“Alan, maaf aku datang ke sini tanpa mengabari,” kata Indira membuka percakapan. “Aku memaki kamu di depan banyak orang waktu itu. Aku minta maaf,” suaranya terdengar serak dan tulus.Meski hubungan mereka sudah pupus satu tahun lalu, tapi kebiasaan Indira memanggil ‘Alan’ tak dapat wanita itu ubah.“Aku paham. Kalaupun kamu tidak minta maaf, aku tidak menyalahkan kamu. Aku berada di posisi yang sulit waktu itu, dan semua itu memang salahku,” Kalandra menahan ucapannya sejenak. “Tapi kurasa keputusanku sudah benar.”Mata Indira membelalak. Keputusan yang dimaksud Kalandra adalah memilih Litha dan Gemini. Cairan hangat tumpah dari pelupuk Indira dan debar jantungnya semakin kencang karena amarah yang dia pendam mulai berkobar.“Kamu tidak menyesal menyaki
last updateDernière mise à jour : 2023-05-08
Read More
4. Penjelasan
“Benar. Mereka memang tidak menyukaiku. Tidak mengapa asalkan Kalandra berada di sisiku dan mendukung aku. Itu sudah cukup untuk membuatku merasa bahagia,” ucap Litha.Ia berucap demikian karena ingin membungkam Indira dan meruntuhkan keangkuhan perempuan itu. Benar saja satu kata pun tak mampu dilontarkan oleh Indira, yang membuat Litha puas.Namun, tak lama karena wanita itu mengeluarkan tawa mengejek.“Terus kamu pikir Kalandra akan selamanya ada di sisi kamu? Seperti dia yang pernah mengkhianati aku, dia juga bisa melakukan hal yang sama. Dia bakal mengkhianati kamu.” Kata-kata Indira seperti memberikan kutukan supaya Kalandra mengkhianati Litha.Litha menyunggingkan senyum miring. “Itu tidak akan pernah terjadi karena aku tidak akan membiarkan Kalandra berakhir di pelukan wanita lain.” Ia berbalik untuk masuk ke rumah, mengunci pintu rapat-rapat agar wanita itu tidak bisa masuk lagi.Ketenangan yang dipertahankan Litha menipis. Bahunya bergetar karena perasaan cemas mulai mengger
last updateDernière mise à jour : 2023-05-08
Read More
5. Dia Mencintaiku
Litha masih tak menemukan perubahan eskpresi di wajah tampan suaminya, tetap datar dan tenang.Kalandra menjawab desakan pertanyaan Litha dengan nada tenang seperti biasa, “Aku menolaknya. Kami tidak mungkin bisa kembali seperti dulu. Tapi memang dia ingin berbaikan denganku.”Jawaban Kalandra cukup membuat Litha puas. Untuk saat ini hatinya masih bisa tenang, tapi ia tak tahu sampai kapan pria itu akan tetap pada keputusannya saat ini.“Aku harap kamu tidak salah paham,” kata Kalandra. “Tapi, aku tidak bisa memastikan kalau dia tidak akan berkunjung lagi ke rumah. Dia adalah orang yang keras kepala,” Kalandra menambahkan.Itu artinya Kalandra tidak memiliki niat untuk melarang Indira bertamu ke rumah mereka.Mendengar ucapan Kalandra membuat Litha mengerutkan kening. Ia sempat berharap pria itu berinisiatif melarang Indira datang lagi. Rupanya tidak.“Jadi kamu tidak berniat melarang dia datang ke rumah? Apa kamu bermaksud untuk memperbaiki kembali hubungan kalian?” Litha bertanya te
last updateDernière mise à jour : 2023-05-08
Read More
6. Wanita itu datang lagi
Pagi-pagi sekali keluarga kecil itu kedatangan seorang tamu di depan pintu mereka. Tamu yang membuat keributan kemarin dan hampir memecah ketentraman keluarga Litha.Paras wanita itu menampilkan senyum anggun seolah-olah apa yang dilakukannya kemarin bukanlah hal yang besar.Dia berdiri di depan pintu dengan melambaikan tangan kanannya. Sorot matanya bergantian memperhatikan Kalandra dan Gemini.“Buat apa kamu datang sepagi ini? Bukannya urusan kita sudah selesai kemarin?” tanya Kalandra yang bingung akan kehadiran Indira. Dia lalu menoleh pada Gemini di sebelahnya yang juga memasang raut bingung. “Sayang, kamu naik ke mobil duluan, ya.”“Oke, Papa. Karena aku sudah nurut, sebagai gantinya Papa harus traktir aku sepulang sekolah,” kata Gemini yang memiliki senyum manis. Gadis kecil itu berjalan perlahan menuju mobil setelah mendapatkan anggukan dari sang ayah.Senyum Indira perlahan memudar mendengar pertanyaan Kalandra. Apalagi melihat kedekatan ayah dan anak itu. Tentu saja dia mera
last updateDernière mise à jour : 2023-09-11
Read More
7. Khawatir
Begitu sampai di depan sekolah, Litha segera turun dari taksi. Langkahnya begitu terburu-buru lantaran anak-anak TK sudah keluar bersama orang tua mereka. Salahkan jalanan yang macet sampai membuat Litha terlambat menjemput Gemini. “Ya, ampun! Gemini pasti ngambek, deh.” Ya, biasanya anak itu akan merajuk jika Litha telat menjemputnya. Gemini tidak suka menunggu sendirian, jadi kalau Litha telat, biasanya dia akan menunggu di ruang guru. “Gemini di mana?” Litha sudah masuk ke dalam sekolah, tetapi sekolah sudah mulai sepi saat ini menyebabkan ia merasa gelisah. “Ah, iya, ruang guru!” Ia berjalan cepat ke ruang guru. Untungnya Litha mendapati wali kelas Gemini masih di dalam ruangan. Pandangannya menyapu ke dalam ruang guru, tetapi tak menemukan putrinya di sana. “Selamat siang, Bu Vita. Apa Ibu tahu di mana Gemini?” tanya Litha. “Gemini tidak ada meminta saya menemaninya, Bu Litha. Saya pikir Ibu sudah menjemputnya tadi,” balas Vita sembari menghampiri Litha. “Hari ini saya te
last updateDernière mise à jour : 2023-09-13
Read More
8. Mawar yang mengering
Mata Litha tak percaya mendapati seluruh bunga dalam greenhouse-nya mati, tenggorokannya ikut terasa kering, sehingga ia tak mampu berkata-kata. Pak Kerta segera menyodorkan sebotol air mineral pada Litha. Tangannya gemetar kala ia membawa botol tersebut ke bibirnya. Ia bahkan merasa kesulitan untuk meneguk air tersebut. Mengapa? Pertanyaan itu ada dalam benaknya. Litha menggeleng beberapa kali lantaran tak percaya bisnisnya hancur dalam sekejap. Padahal tadi pagi semuanya masih baik-baik saja. Bunga-bunga tersebut masih terlihat segar dan siap dipanen. “Tolong jelasin sama saya, kenapa semuanya bisa jadi seperti ini?” Litha melirik para karyawannya satu per satu, tetapi mereka semua menunduk cemas. Hanya Pak Kerta yang berani melihat wajah kecewa Litha. “Kami merawat tanamannya seperti biasa, Bu. Tapi, sempat mencium bau obat pembasmi rumput, Bu. Saya tanya sama semua karyawan, mereka juga bilang tidak tahu siapa pelakunya,” jelas Pak Kerta. Seketika tatapan semua orang beralih pa
last updateDernière mise à jour : 2023-09-21
Read More
9. Seseorang telah mengaturnya
“Apa bisnis Litha benar-benar hancur?” Pertanyaan itu terlepas dari mulut Rosella yang terdengar bernada datar. Dia yang tidak pernah peduli akan Litha, sekarang untuk pertama kalinya tertarik untuk membahas menantunya. Mungkin saja karena kegagalan bisnis juga akan berimbas pada Kalandra.“Bener, Ma,” sahut Kinasih terdengar antusias. Kemudian wanita berusia tiga puluh tahun itu menjelaskan dengan mata berbinar seakan-akan hancurnya bisnis Litha adalah berita baik untuk mereka. “Entah siapa orang baik yang menggunakan tangannya untuk menghancurkan Litha. Sekarang wanita itu tidak akan berani menyombong lagi.”Di meja makan itu hanya Kinasih yang terlihat bersemangat. Sedangkan suami dan adik iparnya tak berkomentar apa pun. Namun, adik iparnya memiliki ekspresi tak setuju dengan perkataan Kinasih. Seingat Devita, Litha tidak pernah menyombongkan bisnisnya selama ini. Devita memutar bola mata setiap kali mendengar ucapan Kinasih yang menjelekkan Litha.“Hati-hati dengan perkataan kamu,
last updateDernière mise à jour : 2023-10-08
Read More
10. Informasi yang ditunggu
“Mama. Lihat aku bawa apa,” celetuk gadis kecil berwajah bulat tersebut yang agaknya berhasil mengagetkan ibunya. Kedua tangan Gemini saat ini memegang baki yang berisi bolu gulung.Litha bergegas mengambil alih baki tersebut lantas menaruhnya di atas meja. “Kenapa kamu bawa sendiri kuenya?”“Biar spesial dong, Ma,” sahutnya terdengar menggemaskan.Sejak satu jam lalu mereka berada di ruang keluarga. Tepatnya mereka menonton sebuah film kartun. Namun, beberapa saat yang lalu, tanpa Litha ketahui, Gemini keluar untuk mengambil bolu gulung tersebut.“Tadi aku minta Bi Rina buatin bolu gulung ini pakai resep buatan Mama.” Tangan mungilnya perlahan mengambil bolu gulung dan disodorkan pada Litha. “Buat Mama,” imbuhnya dengan lengkungan senyum terpasang di wajahnya.Litha terkesima mengetahui betapa perhatian putrinya. Beberapa hari ini dia memang agak murung dan sudah membuat Gemini khawatir.Hati Litha dipenuhi kehangatan dan segera memeluk putrinya. “Makasih, Sayang. Maaf, ya, Mama kuran
last updateDernière mise à jour : 2023-12-10
Read More
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status