Share

5. Dia Mencintaiku

Author: Apple Leaf
last update Last Updated: 2023-05-08 13:13:04

Litha masih tak menemukan perubahan eskpresi di wajah tampan suaminya, tetap datar dan tenang.

Kalandra menjawab desakan pertanyaan Litha dengan nada tenang seperti biasa, “Aku menolaknya. Kami tidak mungkin bisa kembali seperti dulu. Tapi memang dia ingin berbaikan denganku.”

Jawaban Kalandra cukup membuat Litha puas. Untuk saat ini hatinya masih bisa tenang, tapi ia tak tahu sampai kapan pria itu akan tetap pada keputusannya saat ini.

“Aku harap kamu tidak salah paham,” kata Kalandra. “Tapi, aku tidak bisa memastikan kalau dia tidak akan berkunjung lagi ke rumah. Dia adalah orang yang keras kepala,” Kalandra menambahkan.

Itu artinya Kalandra tidak memiliki niat untuk melarang Indira bertamu ke rumah mereka.

Mendengar ucapan Kalandra membuat Litha mengerutkan kening. Ia sempat berharap pria itu berinisiatif melarang Indira datang lagi. Rupanya tidak.

“Jadi kamu tidak berniat melarang dia datang ke rumah? Apa kamu bermaksud untuk memperbaiki kembali hubungan kalian?” Litha bertanya terus terang.

Kalandra menyesap tehnya sembari melirik pada Litha. Ia beranggapan kalau Litha saat ini tengah cemburu.

“Aku bertanya begitu, bukan karena aku cemburu, oke. Lagi pula kamu tahu tidak ada perasaan romantis itu antara kita.” Litha menegaskan. “Aku ingin tahu bagaimana perasaan kamu terhadap dia sekarang. Keputusan kamu saat ini bisa saja berubah dikemudian hari dan itu bisa berpengaruh pada Gemini.”

“Itu sudah tidak penting lagi. Kurasa walau kami sudah putus, kami masih bisa menjadi teman.” Ia memberi jeda untuk menarik napas dan kembali melanjutkan, “Apa yang sudah menjadi keputusanku tidak akan berubah, Litha.”

Apa katanya, mereka bisa menjadi teman? Sungguh membuat Litha ingin tertawa.

“Kamu ini kelewat polos, ya! Kamu pikir dia mau berteman sama kamu. Kalau dia datang terus ke rumah, artinya dia mau menarik perhatian kamu. Dia mau bikin aku kesal. Atau yang paling parah, dia mungkin bakal balas dendam sama aku.”

“Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu? Balas dendam sama kamu adalah suatu hal yang mustahil. Karena dia ... tidak pernah berniat menyakiti siapa pun.” Kalandra menatap dalam pada Litha. Ia seperti bisa merasakan kecemasan Litha saat ini, tetapi ia tidak merasa perlu untuk menghiburnya.

Jadi, menurut Kalandra, Indira adalah orang dengan hati yang baik?

Namun, mengapa wanita itu mengejek, berteriak di depan wajah Litha, bahkan mengutuk agar Kalandra mengkhianati Litha. Litha tidak mau membahas hal ini karena Kalandra pasti akan memuji habis-habisan mantan tunangannya. Tidak heran sih, karena Indira adalah wanita yang paling lama berada di sisi Kalandra. Jelas pria itu merasa sangat mengenalnya.

“Aku cuma menebak saja. Sebelumnya, makasih karena kamu sudah memberikan aku penjelasan.” Litha memaksa dirinya agar menyunggingkan senyum.

Kalandra mengangguk sebagai balasan. Ia melirik pada arloji yang masih melekat di pergelangan tangannya. Waktu tepat menunjukkan pukul sebelas malam. “Mengenai ucapan kamu yang tadi itu... sangat menggangguku,” Kalandra memotong ucapannya sendiri sembari menoleh pada Litha yang menaikkan sebelah alis. Pria itu kemudian melanjutkan, “Tidak ada perasaan romantis di antara kita? Kalimat itu sungguh mengganggu.”

“Ya, ‘kan, memang tidak ada,” timpal Litha.

“Kamu yakin tidak memiliki perasaan apa pun padaku? Kita sudah tinggal serumah selama satu tahun, apa aku belum bisa mengisi hati kamu?”

Mulut Litha ternganga. Apa sekarang Kalandra ingin membalas pertanyaannya tadi dengan bertanya balik.

Litha merasa canggung dan dengan terbata-bata ia menjawab, “Ti-tidak.” Ia mengibaskan tangan kirinya lantaran merasa suhu ruangan menjadi pengap. “Ka-kamu belum bisa menyentuh hatiku,” imbuhnya.

Kalandra mengangguk pelan sembari bangkit dari sofa. Pria itu beralih duduk di sebelah Litha, memiringkan kepalanya lebih dekat pada telinga Litha. Kemudian dia berbisik, “Lalu bagaimana caranya membuatmu jatuh hati padaku?”

Ia menjerit dalam hatinya yang tak bisa didengar siapa pun. Pertanyaan tiba-tiba itu membuatnya panik sampai salah tingkah.

“Kamu kenapa, sih? Bikin kesal saja! Aku tidak mengerti kenapa kamu bertanya begitu,” kata Litha dengan suara yang hampir seperti berteriak.

Litha bisa mendengar suara tarikan napas kasar dari pria di sebelahnya yang saat ini menyandarkan punggung ke belakang. Pria itu hanya melirik sekilas, tanpa ada keinginan menjelaskan lebih jauh.

“Sudahlah. Lupakan saja,” ujar Kalandra.

“Hei,” Jemari Litha mengetuk lengan Kalandra beberapa kali. “Ini cuma tebakanku saja, kamu tidak jatuh cinta padaku, ‘kan? Heh, yang benar saja.” Ia terpingkal canggung sembari memindai wajah tampan Kalandra yang nampak agak merona seperti warna bunga sakura.

“Tidak salah, ‘kan? Itu hal yang benar dan wajar,” sahut Kalandra.

Degup jantungnya berdebar kencang dan tawa canggung perlahan memudar. Sedari awal Litha tak pernah berharap Kalandra akan jatuh cinta padanya, mengingat ia memisahkan pria itu dengan kekasihnya.

“Bagaimana mungkin...,” gumamnya yang masih tak percaya. Mungkinkah Kalandra tengah mempermainkannya?

“Aku pun tidak tahu sejak kapan. Melihatmu yang habis menangis tadi membuat perasaanku bercampur aduk,” tutur Kalandra dengan suara pelan. Pria itu menertawakan diri sendiri karena mengungkapkan perasaannya tanpa persiapan.

Malam ini ia melihat sisi lain Kalandra yang mengekspresikan isi hatinya. Raut Kalandra yang biasanya tenang tak tergoyahkan kini digantikan oleh kekhawatiran. Mungkin Kalandra khawatir Litha akan mengejeknya dan tertawa seperti sebelumnya. Atau mungkin dia khawatir kalau sebenarnya Litha membencinya. Kalandra tak pernah benar-benar tahu akan perasaan Litha padanya.

Setelah menikah jarang-jarang mereka bisa mengobrol seperti ini. Salah Kalandra sendiri karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

“Sungguh ... aku tidak mengharapkan ini darimu,” ucapnya. Ia membuka mulutnya lagi untuk menambahkan, “mereka bilang aku adalah wanita jahat yang merebut kekasih orang lain. Apa kamu sedang mengerjaiku sekarang?”

“Kamu tidak mempercayaiku?”

“Aku ingin percaya. Tapi, saat aku ingin percaya ... selalu dipatahkan oleh ucapanmu dulu. Aku hampir membencimu.”

Kalandra tertawa kecil mendengar ucapan Litha. “Kalau kamu membenciku, mana mungkin kamu menerimaku sebagai suamimu.”

Seketika wajah Litha memerah. Ia sembunyikan dengan memalingkan wajah. Dasar pria ini! Dia sudah mulai menggoda Litha.

“Karena aku tidak mau kamu merebut Gemini dariku. Aku tahu pria licik sepertimu akan melakukan banyak cara untuk memikat Gemini.”

“Bilang saja karena kamu menyukaiku,” goda Kalandra.

“Tidak,” jawabnya tanpa ragu.

“Maaf, kamu pasti terluka karena sikapku dulu,” ujar Kalandra seperti bergumam.

“Kamu memang keterlaluan,” kata Litha setelah mengingat kenangan itu kembali. Tentu saja ia merasa marah pada Kalandra saat itu. Tapi, setelah menjalani kehidupan rumah tangga satu tahun ini, perasaan yang ia tekan semakin besar. Mungkin inilah waktunya ia berdamai dengan masa lalu dan menyempurnakan rumah tangga mereka dengan cinta.

Litha kembali menambahkan ucapannya, “Tapi selama satu tahun ini, kamu bersikap baik sama aku dan Gemini. Jadi, kamu bisa dimaafkan. Kamu juga membelaku dari keluarga kamu yang tidak menyukaiku. Itu sangat berarti dan menyentuh.”

Kalandra sudah bisa tersenyum. Ia menggenggam kedua tangan Litha sembari menatap lembut wajahnya. “Kamu dan Gemini adalah segalanya buat aku. Makasih, Litha.”

Tanpa aba-aba Kalandra mendekatkan wajah, mendaratkan bibirnya ke bibir penuh Litha. Perasaan mereka sudah jelas sekarang dan tidak ada lagi yang mengganjal dalam hati.

Jadi ini rasanya ketika cinta dibalas, Litha merasakan seperti bunga-bunga bermekaran di dadanya dan setiap kelopak bunga yang bermekaran menggelitiknya untuk senantiasa merindukan Kalandra.

Related chapters

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    6. Wanita itu datang lagi

    Pagi-pagi sekali keluarga kecil itu kedatangan seorang tamu di depan pintu mereka. Tamu yang membuat keributan kemarin dan hampir memecah ketentraman keluarga Litha.Paras wanita itu menampilkan senyum anggun seolah-olah apa yang dilakukannya kemarin bukanlah hal yang besar.Dia berdiri di depan pintu dengan melambaikan tangan kanannya. Sorot matanya bergantian memperhatikan Kalandra dan Gemini.“Buat apa kamu datang sepagi ini? Bukannya urusan kita sudah selesai kemarin?” tanya Kalandra yang bingung akan kehadiran Indira. Dia lalu menoleh pada Gemini di sebelahnya yang juga memasang raut bingung. “Sayang, kamu naik ke mobil duluan, ya.”“Oke, Papa. Karena aku sudah nurut, sebagai gantinya Papa harus traktir aku sepulang sekolah,” kata Gemini yang memiliki senyum manis. Gadis kecil itu berjalan perlahan menuju mobil setelah mendapatkan anggukan dari sang ayah.Senyum Indira perlahan memudar mendengar pertanyaan Kalandra. Apalagi melihat kedekatan ayah dan anak itu. Tentu saja dia mera

    Last Updated : 2023-09-11
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    7. Khawatir

    Begitu sampai di depan sekolah, Litha segera turun dari taksi. Langkahnya begitu terburu-buru lantaran anak-anak TK sudah keluar bersama orang tua mereka. Salahkan jalanan yang macet sampai membuat Litha terlambat menjemput Gemini. “Ya, ampun! Gemini pasti ngambek, deh.” Ya, biasanya anak itu akan merajuk jika Litha telat menjemputnya. Gemini tidak suka menunggu sendirian, jadi kalau Litha telat, biasanya dia akan menunggu di ruang guru. “Gemini di mana?” Litha sudah masuk ke dalam sekolah, tetapi sekolah sudah mulai sepi saat ini menyebabkan ia merasa gelisah. “Ah, iya, ruang guru!” Ia berjalan cepat ke ruang guru. Untungnya Litha mendapati wali kelas Gemini masih di dalam ruangan. Pandangannya menyapu ke dalam ruang guru, tetapi tak menemukan putrinya di sana. “Selamat siang, Bu Vita. Apa Ibu tahu di mana Gemini?” tanya Litha. “Gemini tidak ada meminta saya menemaninya, Bu Litha. Saya pikir Ibu sudah menjemputnya tadi,” balas Vita sembari menghampiri Litha. “Hari ini saya te

    Last Updated : 2023-09-13
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    8. Mawar yang mengering

    Mata Litha tak percaya mendapati seluruh bunga dalam greenhouse-nya mati, tenggorokannya ikut terasa kering, sehingga ia tak mampu berkata-kata. Pak Kerta segera menyodorkan sebotol air mineral pada Litha. Tangannya gemetar kala ia membawa botol tersebut ke bibirnya. Ia bahkan merasa kesulitan untuk meneguk air tersebut. Mengapa? Pertanyaan itu ada dalam benaknya. Litha menggeleng beberapa kali lantaran tak percaya bisnisnya hancur dalam sekejap. Padahal tadi pagi semuanya masih baik-baik saja. Bunga-bunga tersebut masih terlihat segar dan siap dipanen. “Tolong jelasin sama saya, kenapa semuanya bisa jadi seperti ini?” Litha melirik para karyawannya satu per satu, tetapi mereka semua menunduk cemas. Hanya Pak Kerta yang berani melihat wajah kecewa Litha. “Kami merawat tanamannya seperti biasa, Bu. Tapi, sempat mencium bau obat pembasmi rumput, Bu. Saya tanya sama semua karyawan, mereka juga bilang tidak tahu siapa pelakunya,” jelas Pak Kerta. Seketika tatapan semua orang beralih pa

    Last Updated : 2023-09-21
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    9. Seseorang telah mengaturnya

    “Apa bisnis Litha benar-benar hancur?” Pertanyaan itu terlepas dari mulut Rosella yang terdengar bernada datar. Dia yang tidak pernah peduli akan Litha, sekarang untuk pertama kalinya tertarik untuk membahas menantunya. Mungkin saja karena kegagalan bisnis juga akan berimbas pada Kalandra.“Bener, Ma,” sahut Kinasih terdengar antusias. Kemudian wanita berusia tiga puluh tahun itu menjelaskan dengan mata berbinar seakan-akan hancurnya bisnis Litha adalah berita baik untuk mereka. “Entah siapa orang baik yang menggunakan tangannya untuk menghancurkan Litha. Sekarang wanita itu tidak akan berani menyombong lagi.”Di meja makan itu hanya Kinasih yang terlihat bersemangat. Sedangkan suami dan adik iparnya tak berkomentar apa pun. Namun, adik iparnya memiliki ekspresi tak setuju dengan perkataan Kinasih. Seingat Devita, Litha tidak pernah menyombongkan bisnisnya selama ini. Devita memutar bola mata setiap kali mendengar ucapan Kinasih yang menjelekkan Litha.“Hati-hati dengan perkataan kamu,

    Last Updated : 2023-10-08
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    10. Informasi yang ditunggu

    “Mama. Lihat aku bawa apa,” celetuk gadis kecil berwajah bulat tersebut yang agaknya berhasil mengagetkan ibunya. Kedua tangan Gemini saat ini memegang baki yang berisi bolu gulung.Litha bergegas mengambil alih baki tersebut lantas menaruhnya di atas meja. “Kenapa kamu bawa sendiri kuenya?”“Biar spesial dong, Ma,” sahutnya terdengar menggemaskan.Sejak satu jam lalu mereka berada di ruang keluarga. Tepatnya mereka menonton sebuah film kartun. Namun, beberapa saat yang lalu, tanpa Litha ketahui, Gemini keluar untuk mengambil bolu gulung tersebut.“Tadi aku minta Bi Rina buatin bolu gulung ini pakai resep buatan Mama.” Tangan mungilnya perlahan mengambil bolu gulung dan disodorkan pada Litha. “Buat Mama,” imbuhnya dengan lengkungan senyum terpasang di wajahnya.Litha terkesima mengetahui betapa perhatian putrinya. Beberapa hari ini dia memang agak murung dan sudah membuat Gemini khawatir.Hati Litha dipenuhi kehangatan dan segera memeluk putrinya. “Makasih, Sayang. Maaf, ya, Mama kuran

    Last Updated : 2023-12-10
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    11. Aku masih ada dalam hatimu?

    Jemari ramping wanita itu sibuk memijat pelipisnya. Sesekali alis indahnya akan berkerut kala menahan rasa sakit. Seorang wanita dengan busana gaun putih polos tergesa-gesa menghampiri Indira sembari membawa sebutir obat dan segelas air putih pada kedua tangannya.“Kamu tidak mau ke rumah sakit, Sayang?” Salma menyodorkan kedua benda di tangannya pada Indira, lalu diambil satu per satu oleh wanita itu.Usai minum obat, Indira menggeleng kecil sembari masih memijat pelipisnya. “Cuma sakit kepala biasa, Ma. Ini gara-gara Kalandra dan Litha.”Setelah berdebat dengan Kalandra kemarin, dan pagi ini dia mendapat pemberitahuan bahwa dia dan timnya dikeluarkan dari proyek film. Dia langsung sakit kepala. Sekarang Indira tidak akan bisa lagi berpura-pura menjadi wanita lemah lembut—yang tersakiti—di depan Kalandra. Karena dia sudah memperlihatkan wajah aslinya. Begitu juga bagus, karena terkadang Indira merasa muak jika harus memelas di hadapan Kalandra.“Kalandra jahat banget Ma. Hanya karena

    Last Updated : 2023-12-11
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    12. Merasa lega

    Dukungan dari Kalandra, ternyata mampu membuat hati Litha tergerak untuk kembali membangkitkan bisnisnya. Meski, bayang-bayang kegagalan sebelumnya tak lepas dari benaknya, dia sudah berjanji untuk menjadi pribadi yang dapat mengubah kegagalan ini menjadi peluang.Hari ini ia datang ke perkebunan seorang teman lama. Bisa dibilang juga berkat orang itu, Litha bisa menjalankan bisnisnya.Ia membawa langkah memasuki perkebunan tersebut. Di mana semua bibit mawar yang Litha beli dulu, tentunya berasal dari tempat ini. Kemudian Litha menghentikan langkah kaki rampingnya tepat di depan kantor resepsionis perkebunan tersebut.Seseorang di balik kaca menyapa Litha dengan ramah. “Mbak Litha?”“Hai, Dianti.”“Mau ketemu Bu Wilda?”“Iya, nih.”“Mbak Litha sudah buat janji?”“Maaf, Dianti. Saya belum bikin janji sama Bu Wilda. Apa Bu Wilda sibuk?”“Bu Wilda susah datang, sih dari tadi. Sebentar, saya akan beritahu Bu Wilda dulu. Mbak Litha duduk saja dulu.”Litha mengangguk sembari berterima kasih

    Last Updated : 2023-12-14
  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    13. Makan malam rahasia

    “Aku dengar dari Bi Rina, katanya Kak Kinasih nganter Gemini terus mampir. Apa dia mengusik kamu?” tanya Kalandra saat mereka tengah berdua di kamar. Kalandra tahu persis sifat kakak iparnya itu. Salah satu pengikut ibunya yang selalu siap untuk berdebat dengan Litha. Saat mendengar pertanyaan tersebut, tangan Litha masih sibuk mengendurkan dasi pria itu. Gerakan tangannya sempat berhenti sesaat, sebelum ia kembali melakukan aksinya mencopot benda itu dari kerah Kalandra. Wajahnya terangkat, menempatkan pandangan terpaku pada wajah tampan sang suami. Litha dengan sengaja menarik lembut kerah Kalandra agar lelaki itu memfokuskan perhatian padanya. Sontak aksinya tersebut membuat mata Kalandra membola lalu menurunkan tatapannya. “Dia memang datang mau menyusahkan aku, tapi dia kalah sebelum bertarung. Jika dipikir-pikir dia sangat menggemaskan.” “Dia? Menggemaskan kamu bilang?” “Iya, dia menggemaskan. Contohnya, saat dia mulai iri. Dia bakal menekuk alisnya, tapi tidak sampai dua

    Last Updated : 2023-12-15

Latest chapter

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    50. Tamat: Hadiah dan permohonan

    Seusai makan siang, Arvin dan Devita memilih pergi ke aquarium sebagai destinasi libur akhir pekan. Tak terasa sudah beberapa bulan ini mereka berkirim pesan singkat, dan kadang-kadang makan malam dan pergi ke tempat-tempat romantis. Layaknya pasangan kekasih pada umumnya.Namun, yang berbeda adalah status mereka masih tetap teman. Devita selalu menganggap jalan-jalan bersama Arvin adalah hal yang istimewa. Hal tersebut mengusik pikiran Devita sepanjang waktu.Apa yang telah dia lakukan selama beberapa bulan ini?Apakah Arvin memang hanya menganggapnya sebagai teman?Pria itu tak pernah mengutarakan perasaannya.“Pak Arvin, aku agak lelah. Aku mau pulang duluan.” Devita menarik langkah meninggalkan Arvin, yang saat itu sedang mengambil foto sebuah karang.Arvin segera menyusul dan mengikuti Devita. Perempuan itu berkata sedang lelah, tetapi masih kuat jalan kaki. Arvin pun mengira bahwa ia mungkin melakukan sesuatu yang tak disukai Devita.“Dev, mau saya pesankan taksi?”Sejak tadi Dev

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    49. Membenahi hubungan

    Seharian penuh Rosella tinggal di rumah Kalandra. Dan sekarang dia ditemani oleh Kinasih. Sementara Gemini dan Kirana dijaga oleh Mbak Tina di kediaman utama. Sepulang kerja, Genta yang akan mengantar Gemini pulang nanti.Sebenarnya Kinasih agak enggan menemani Rosella, mengingat dia melontarkan kekesalan pada ibu mertuanya itu.“Semalam aku sangat emosional, Ma. Jangan menaruh kebencian Mama sama aku, ya?” Kinasih menggigit bibirnya ke dalam seraya memindai raut muka Rosella. Meskipun Kinasih kerap mencebik Litha, sebetulnya hati Kinasih cukup rapuh bila ditekan amarah Rosella.“Hm, jangan ulangi lagi.” Rosella seperti tak mempermasalahkan karena sebetulnya, dia belum ada tenaga berurusan dengan Kinasih.Kinasih mengembuskan napas lega. “Apa Litha beneran bakal pulang, Ma? Kenapa sampai sekarang dia belum pulang juga?”“Jangan cerewet. Mending kamu pijat kepala Mama.”“Oke, Ma.” Kinasih dengan segera mengambil posisi berdiri di belakang Rosella. Jari-jarinya menari di pelipis Rosella

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    48. Kesepakatan

    Pagi-pagi sekali Kalandra bersiap berangkat ke rumah orang tua Litha. Dia bahkan melewatkan sarapan agar segera bisa bertemu istri dan anaknya. Padahal mereka hanya berpisah satu malam.“Aku berangkat, Ma.”“Mama tunggu kalian pulang.”Kalandra tiba-tiba saja menghentikan langkah karena menebak isi pikiran sang ibu. “Ma, aku sarankan Mama pulang saja kalau Mama menunggu Litha hanya untuk memarahi dia. Aku tak akan membiarkan Mama berkata kasar lagi di depan Litha.”Rosella berdecak serta mendelik tajam. Apa hanya itu yang mampu Kalandra pikirkan tentang dirinya. “Pokoknya kamu bawa saja dia pulang.”Kalandra tak berucap lagi dan segera melangkah menuju mobil. Dewa menunggu dengan mobil yang sudah siap berangkat.“Tunggu aku. Aku dalam perjalanan.” Begitulah isi pesan obrolan yang dikirim Kalandra pada Litha. Lelaki itu berlama-lama menatap layar ponsel—menunggu balasan dari Litha—yang tak kunjung muncul di layarnya.“Berapa menit lagi kita sampai?”“Sekitar 50 menit lagi, Pak.”“Lama

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    47. Pembicaraan serius

    “Jer, tolong temani Gemini sebentar. Aku mau bicara sama Papa,” ucap Litha pada Jeremy. Mata dalam Litha menunjukkan kilatan keseriusan.Wajah Jeremy biasanya dihiasi keceriaan melihat sang kakak dan keponakan kecil yang lucu. Namun, melihat wajah serius dan guratan kegelisahan di wajah Litha, Hati Jeremy merasa ditusuk. Pria itu tahu kedatangan Litha pasti karena perusahaan Kalandra yang sedang dalam masalah.“Kakak ke atas aja. Gemini aman sama aku.” Jeremy dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya kala menoleh pada Gemini. “Gemini suka main apa? Kasih tahu Om, dong.”“Gemini suka main puzzle sama bersepeda.”“Kebetulan Om punya puzzle.”“Oh ya? Gemini mau main puzzle, Om.”“Om suruh Bibi bawain ke ruang keluarga.”Sementara itu, Litha membawa langkahnya menapaki anak tangga ke lantai dua. Ia sudah menyangka kalau sang ibu pasti sudah menunggu dan ingin mendahului berbicara dengannya.Elvira menarik Litha ke suatu sudut. “Apa yang ingin kamu katakan pada Papamu? Kamu bisa bicarakan du

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    46. Pergi dari rumah

    “Bukannya Pak Kalandra adalah menantu beliau?”“Iya, itu memang benar.”“Tapi, kenapa mereka bertindak begini?”“Belum ada kepastian apakah Mahardhika Cita Multiusaha Group yang ada di belakang semua ini.”“Pagi ini mereka datang mengusulkan akusisi. Masih bilang tidak ada hubungannya dengan mereka? Hmph!”Setelah berdebat sejak siang hari, mereka menunggu Kalandra membuat keputusan. Setelah berdiskusi dan berpikir matang-matang Kalandra berkata, “Perusahaan ini akan berjalan dengan semestinya. Kita akan mendapatkan investor baru. Dan saya menyerahkan tugas ini pada Arvin.”“Saya tidak akan mengecewakan Bapak.”“Kita harus secepatnya mendapatkan investor Pak. Kalau tidak, produksi film kita akan terhenti.”Semua orang di ruang rapat tampak cemas memikirkan nasib perusahaan. Diskusi kembali berlanjut soal bagaimana mereka akan mendapatkan calon investor bagi perusahaan.Rapat itu usai mendekati waktu makan malam. Kalandra langsung pergi ke ruangannya, bahkan melewatkan makan malam. Ia

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    45. Relung hampa

    “Kamu sudah selesai bekerja? Aku sengaja ingin mengantarmu pulang.”Wanita itu seolah merasakan getaran yang membuat tubuhnya terpaku. Namun, perlahan dia memutar wajahnya untuk melihat pria tak asing itu begitu dekat. Dia bahkan bisa merasakan embusan napas pria itu seakan meraba wajahnya.“Kamu demam? Wajahmu kelihatan agak merah.” Tanpa diduga Hedy menggenggam wajah Indira dengan kedua telapak tangan besarnya. “Sedikit hangat.”“Lepaskan,” perintah Indira lalu buru-buru menjauhkan diri. Hati Indira belum siap untuk menerima seseorang. Dia takut akan dikecewakan lagi. Dan lagi pula, Hedy memiliki penggemar wanita yang lebih banyak dari Kalandra. Ada berapa banyak perempuan yang ingin menjadi kekasih Hedy?Indira tak mau berharap meski untuk sedetik saja. Meski begitu Indira tak bisa menghindari pria itu karena Hedy akan selalu datang ke lokasi syuting atau menyuruh Indira datang ke apartemen—mencicipi masakan Hedy.Ini membuatnya seakan bisa gila.“Bereskan barangmu. Aku antar pulang

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    44. Kenangan

    “Apa katamu? Kamu sudah mengandung 6 bulan, Litha?!” Guntur yang gelap mata mendengar pernyataan putri sulungnya, menampar Litha dengan begitu keras sampai-sampai badan Litha terhuyung.Karena Litha ingin mempertahankan bayi itu, dia menyimpan rahasia tersebut selama enam bulan. Semakin besar kandungannya, membuat Litha harus jujur pada orang tuanya.“Anak durhaka. Anak kurang ajar! Anak tidak tahu diri! Tidak bermoral!” Guntur mencaci habis-habisan dan sekali lagi melayangkan tamparan. Tubuh Litha terhuyung, tangannya dengan cepat mencengkram lengan sang ibu. Untung saja Litha tak jatuh ke lantai, jika tidak ia bisa kehilangan bayinya. Elvira membantu Litha lalu berdiri di depannya seperti tameng. Sementara Jeremy merengkuh kaki sang ayah sambil berteriak.“Jangan sakiti Kak Litha, Pa! Jangan!” Jeremy menangis ketakutan. Namun, hanya ada satu orang yang terdiam mematung menyaksikan keadaan itu, seolah-olah tak ada hubungannya dengan dia.“Jangan membela anak kurang ajar ini! Kita mem

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    43. Rosella marah

    Devita sengaja menunggu di tempat parkir perusahaan Kalandra. Sengaja tak memberitahu Arvin supaya terlihat seperti kebetulan. Setiap kali ada karyawan pria yang keluar dari gedung itu, Devita menajamkan penglihatan.“Duh, apa mungkin dia tidak lembur malam ini?” Dia bertanya pada dirinya sendiri. Sebab Devita sudah berdiam di sana selama lebih dari 30 menit. “Ini salahku karena tak mencari tahu dulu. Apa aku tanya Kak Kalandra aja? Aku tanya nomor handphone Arvin gitu?” Devita segera menghilangkan pertanyaan itu dari pikirannya. Apa yang akan dikatakan Kalandra nanti. Devita bisa diejek habis-habisan.“Ow! Mikirin aja buat aku merinding.”Senyum Devita mengembang kala sosok yang ditunggunya keluar dari pintu gedung. Pria yang selalu rapi dengan suit putih membalut tubuh tingginya.Dia segera menyalakan mobil, melaju pelan sampai ke depan gedung. Kemudian membuka jendela mobil.“Hai, Pak Arvin!”“Devita? Ngapain di sini?” Arvin melangkah lebih dekat ke mobil gadis itu seraya sedikit

  • Suami Mempesona Ternyata Mencintaiku    42. Mengelak

    Senyum Hani lenyap dibarengi dengan mata membelalak begitu tatapannya beradu dengan mata dingin Litha. Bukankah sudah jelas dia meminta Kalandra datang ke kamar ini tanpa sepengetahuan siapa pun. Harusnya lelaki itu tetap di sini.Lantas mengapa Litha bisa ada di kamarnya sekarang dan di mana Litha menyembunyikan Kalandra?“Kenapa syok begitu? Dekorasi kamar kamu cukup, sederhana ya. Ya, namanya juga kamar jarang dipakai. Karena sudah terlalu lama, aku lupa kamarku yang mana, jadi aku masuk ke sini deh,” kata Litha kala meraba buku-buku di dalam rak.Hani menghela napas kesal. “Jangan basa-basi lagi. Gimana kamu tahu kalau suami kamu ada di kamar ini?” Dengan gamblang Hani bertanya. Dia terlalu malas untuk pura-pura tak tahu di depan Litha.Litha tersenyum tipis. Semua berkat pesannya pada Jeremy. Lelaki itu panik saat kembali dari kamar mandi dan menemukan Kalandra tak ada di ruang tamu. Karena takut mengecewakan sang kakak, Jeremy pun pergi ke ruang keamanan guna melihat kamera peng

DMCA.com Protection Status