Share

Bab 74

Mata Alaric acuh tak acuh ketika dia bergumam.

Mata Florence berkedip. Jadi, malam ini Alaric sedang berakting dengannya.

"Kami semua mengetahuinya. Kamu nggak akan berdalih kalau kamu nggak pergi menemui Tuan Muda Arnold, 'kan?"

Jordan tidak lagi menunjukkan rasa sopannya terhadap Florence, dia tampak dingin.

Florence tetap diam, tidak berbicara.

Alaric melingkarkan satu tangannya pada pinggang Florence, kemudian dia mengambil botol obat kecil yang di atas meja kopi dengan tangan lain, lalu melemparkannya ke Jordan.

Jordan refleks mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Dia sedikit bingung. "Pak Alaric, ini ...."

"Racun yang diberikan oleh Arnold," kata Alaric dingin.

"Apa?"

Racunnya jelas ada di tangan Florence, jadi Florence-lah yang menyerahkan racun itu.

Perkembangan masalah ini benar-benar berbeda dari imajinasi Jordan. Dia memandang Florence dengan heran.

Bagaimanapun, Arnold begitu kejam dan membayar mahal. Florence begitu miskin, tetapi dia tidak goyah.

"Apa yang sedang kamu pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status