Share

Bab 88: Benih Rencana yang Mulai Tumbuh

Pagi itu, Wulan bangun lebih awal dari biasanya. Matahari belum sepenuhnya terbit, namun ia sudah berada di dapur, menyiapkan sarapan untuk keluarga. Wulan selalu menikmati waktu-waktu pagi seperti ini, ketika rumah masih sepi dan ia bisa sejenak melupakan tekanan yang terus menghimpitnya.

Wulan dengan cekatan memasak nasi goreng kesukaan Dimas. Aroma harum bawang putih yang digoreng memenuhi dapur, menghangatkan suasana. Sesekali, ia menoleh ke arah jendela dapur yang menghadap ke taman belakang, tempat ia kemarin duduk merenung. Meskipun hatinya masih diselimuti kekhawatiran, pagi ini ia bertekad untuk tidak menunjukkan kelemahan di hadapan keluarga suaminya.

Dimas adalah orang pertama yang turun ke dapur. Wajahnya tampak segar setelah mandi, senyum hangat menghiasi bibirnya ketika melihat Wulan sedang sibuk memasak.

“Pagi, Sayang,” sapa Dimas sambil mendekati Wulan, memberikan kecupan lembut di pipinya. “Masakannya pasti enak nih, sudah terc

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status