Share

Bab 92: Di Balik Kebaikan Tersembunyi

Pagi itu, Wulan bangun lebih awal dari biasanya. Suara burung berkicau di luar jendela, namun bagi Wulan, kicauan itu terasa hambar. Hari baru telah tiba, tapi tantangan yang harus dihadapinya tetap sama. Wulan melangkah ke dapur dengan langkah ringan, berharap bisa menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah tangga untuk melupakan beban yang terus menghimpit.

Di dapur, ia menemukan Bu Ratih sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi. “Selamat pagi, Bu,” sapa Wulan dengan suara ramah, mencoba mencairkan suasana.

Bu Ratih hanya mengangguk tanpa menoleh. Wulan bisa merasakan atmosfer dingin yang tiba-tiba menyelimuti ruangan. Ia tahu bahwa ibu mertuanya tidak pernah benar-benar menyukainya, tapi pagi ini rasanya lebih terasa daripada biasanya.

“Pagi, Wulan,” jawab Bu Ratih akhirnya. Suaranya terdengar datar, seakan-akan ada sesuatu yang ditahannya.

Wulan menghirup napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Ia ingin bertanya, ingin t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status