Share

Bab 98: Rasa yang Menghantui

Pagi itu, Dimas terbangun lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari yang lembut mulai masuk melalui jendela kamar mereka, menghangatkan ruangan. Ia menatap wajah Wulan yang masih tertidur lelap di sampingnya. Ada perasaan tenang yang aneh ketika ia melihat istrinya, seolah-olah semua keraguan dan kecurigaan yang menghantuinya semalam menguap begitu saja. Namun, kenyataan segera menyergapnya, mengingatkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Wulan menggeliat sedikit, lalu perlahan membuka matanya. Ia melihat Dimas sudah terjaga dan menatapnya. “Mas, kamu sudah bangun?” tanyanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Dimas tersenyum kecil, mengangguk. “Iya, Sayang. Aku terbangun lebih awal hari ini.”

Wulan merespons dengan senyum lembut, lalu duduk di tempat tidur. “Aku akan membuatkan sarapan. Kamu mau kopi atau teh?”

“Kopi saja, seperti biasa,” jawab Dimas, masih berusaha mempertahankan nada bi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status