Share

Kecurigaan

Author: bittermelon
last update Last Updated: 2021-09-02 08:05:41

Arion sangat mengidolakan ayahnya.

Aryadi Adiputra, adalah contoh sosok ayah teladan. Ia bijak, berkharisma, dan penyayang. Meski pekerjaannya sebagai pebisnis menyita sebagian besar waktu yang ia miliki, Arya selalu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga setidaknya ketika weekend tiba.

Di saat-saat seperti itu, Arya akan mengajak Arion mengobrol. Menanyakan tentang sekolahnya, ekskul, apa Arion memiliki hobi baru, atau apakah punya permintaan yang ingin ia sampaikan pada sang ayah. Arion selalu menunggu saat-saat di mana ia bisa mengobrol berdua bersama ayahnya seperti ini. Arion bebas mengeluarkan uneg-uneg maupun ide yang ada dalam pikirannya sepanjang minggu.

Arya juga adalah sosok ayah yang tegas. Ia akan menghukum Arion jika itu memang diperlukan. Namun, ia juga akan memuji dengan wajah bangga ketika Arion menyampaikan prestasi apapun yang berhasil ia raih.

Di umur semuda itupun Arion bisa menilai bahwa ayahnya sangat pantas bersanding bersama sang ibu. Mereka adalah pasangan paling serasi menurut Arion.

Ibunya adalah wanita cantik bersifat lembut. Mengimbangi sifat sang ayah yang tegas, ibunya selalu memberi kelonggaran pada Arion. Mungkin terkesan sedikit lebih memanjakannya, namun, Arion tahu ia bisa mencari sang ibu dan berlindung padanya kapanpun Arion mendapat hukuman dari ayahnya.

Dibandingkan dengan orang tua sebagian besar teman-teman sekolahnya yang sering bertengkar dan tidak akur, Arion sangat bersyukur orang tua yang ia miliki adalah seorang Aryadi Adiputra dan Alyasha Ayu Diarawan.

Saat ini, ayahnya sedang mengepang rambut Annanda di ruang tengah sambil mendengarkan adiknya itu menyanyikan lagu baru yang dipelajarinya di TK. Arion sudah mendengar lagu itu puluhan kali, namun, ia tetap saja terkekeh ketika mendengar nada suara Annanda yang melengking tinggi di beberapa bagian.

Sang ayah bertepuk tangan ketika Annanda sudah selesai menyanyikan lagu.

Ia tersenyum lebar, dan berkata, "Wah, Nanda pintar sekali! Nanti kalau sudah besar, bisa jadi penyanyi yang seperti di tivi-tivi."

"Ohh. Kayak Chellybomb, ya, Ayah?"

Maksudnya, Cherrybomb. Grup penyanyi anak-anak yang sering menyanyi sambil menari di TV. Annanda pasti sempat menontonnya bersama Bi Titin.

Meski tidak tahu 'Chellybomb' yang dibicarakan Annanda itu siapa, ayah pura-pura mengerti sambil mengangguk serius. "Iya. Seperti Chellybomb. Nanti Nanda bisa masuk TV juga."

"Kalau gitu, Nanda harus bisa nari juga! Ayo, Ayah, sama-sama Nanda latihan nari!"

Arion mengangkat kepala dari kegiatannya mengerjakan PR tak jauh dari sang ayah dan Annanda demi melihat ayahnya menggerakkan tangan dan badan dengan kaku, berlatih menari bersama Annanda.

Arion tertawa geli. Daripada menari, ayahnya terlihat seperti sedang berusaha belajar berenang di daratan.

Bi Titin yang membawakan cemilan untuk Arion juga tidak bisa menahan senyum. Terutama saat Annanda menegur gerakan tangan ayahnya.

"Bukan begitu, Ayah! Ini, nih, begini! Aduuuuh! Bukaaan! Sini, Nanda ajarin! Iya! Begitu! Ayah pinter!"

Kalau ada yang melihat sosok berwibawa seorang pimpinan PT. Garmen Indonesia tunduk pada seorang anak kecil untuk bertingkah konyol, mereka pasti menganga kaget.

"Ibu pulang." Alyasha melangkah ke dalam ruang tengah dalam balutan blouse putih dan rok hitam selutut. Pakaian yang simple, namun mampu terlihat anggun membalut tubuhnya.

"Ibu!" Annanda langsung menghambur memeluk ibunya. Sang ayah dilupakan begitu saja.

"Nanda." Alyasha membalas pelukan putrinya. "Nanda lagi main apa?"

"Jadi idol," jawab gadis cilik itu. "Ayah narinya jelek."

Alyasha tertawa kecil sembari mendongakkan wajahnya sedikit untuk menerima kecupan selamat datang di dahi dari sang suami.

"Ayah janji bakal berlatih keras," ucap ayahnya. "Bagaimana kerjaannya?"

"Baik, Mas," Alyasha membalas mengecup Aryadi di pipi. "Tadi cuma perkenalan sama model-model baru. Lucu ngeliat mereka pada nervous. Jadi inget pas aku baru mulai menjadi model dulu."

Aryadi mengelus rambut Alyasha sayang. Kalau sudah membicarakan soal pekerjaan modelling yang digeluti, Alyasha jadi tampak lebih cantik. Lebih bercahaya dan berseri-seri.

Keputusan untuk meninggalkan kariernya sebagai model adalah keputusan terberat yang diambil Alyasha. Sungguh, Aryadi bahkan sempat menyarankan untuk menunda memiliki momongan agar ia tetap bisa bekerja. Aryadi tidak sanggup jika harus melihat Alyasha mengorbankan hal yang membuatnya bahagia demi hubungan mereka. 

Namun, Alyasha ternyata lebih memilih untuk menjadi sosok seorang ibu. Dan Aryadi lega ketika melihat Alyasha juga menikmati peran yang ia pilih.

"Mas seneng kamu menikmati pekerjaanmu. Tapi, ingat tetap jaga kesehatan juga."

"Mas jangan khawatir. Aku selalu menjaga kesehatanku, kok."

"Ibu, ibu...." Annanda memanggil Alyasha sambil menguap. Annanda menggosok matanya dengan sebelah tangan, jelas sekali terlihat mengantuk. Rambut panjangnya awut-awutan bekas menari dengan terlalu energik.

"Nanda ngantuk, ya? Sama Ayah dulu, ya? Ibu mau mandi dulu," kata Alyasha.

Alyasha menyerahkan Annanda yang berada di gendongannya pada Aryadi. Si putri kecil langsung memeluk leher sang ayah, matanya sudah terpejam.

"Arion masih lama bikin PR-nya?" tanya ayahnya.

"Mm... lagi sebentar, kok, Yah."

"Oke. Tolong panggilin Bi Titin untuk beresin mainannya Nanda, ya."

"Siap, Yah," jawab Arion tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

***

Aryadi mengangkat tubuhnya sedikit dari tempatnya berbaring di samping Annanda ketika mendengar ponsel Alyasha yang ditinggalkan di nakas sebelah tempat tidur berbunyi.

Ia melirik sekilas isi layar. Ada pesan masuk dari seseorang bernama Juan.

Aryadi mengerutkan kening karena nama itu terasa asing. Kolega kerja Alyasha?

Awalnya, Aryadi tidak ingin mengusik privasi Alyasha dengan mengintip isi pesan. Namun, rasa penasaran mengalahkannya. Ia membuka kunci layar dan mengecek notifikasi pesan dengan men-slide layar ke bawah. Hanya sebagian isi pesan yang bisa dibacanya.

'It's great to see you again, Queenie. Jangan lupa janji lunch kita besok.....'

Aryadi tidak bisa membaca kelanjutannya tanpa membuka pesan sepenuhnya. Namun, panggilan cukup intim dari si pengirim pesan untuk Alyasha, 'Queenie', cukup mengusiknya.

Dilihat dari manapun, 'Juan' jelas adalah nama seorang laki-laki.

Tidak ingin berprasangka buruk, Aryadi menaruh kembali ponsel Alyasha di tempat semula. Perasaan tidak enak masih mengganggu di hatinya.

Ketika Alyasha kembali ke kamar, dan mengecek ponselnya, raut wajahnya langsung berubah gembira.

Aryadi bertanya dengan nada yang diusahakan senatural mungkin, "ada kabar baik?"

Alyasha mengangkat bahu acuh, namun, senyum kecil masih tersungging di bibirnya.

"Cuma pesan dari teman."

Hanya itu jawaban Alyasha. Aryadi menunggu beberapa saat. Berharap ia akan menjelaskan pesan seperti apa tepatnya yang ia terima dari teman lelakinya yang membuat ia demikian senang. Namun, Alyasha tidak mengatakan apa-apa lagi.

'Mungkin hanya teman biasa,' pikir Aryadi, berusaha positif. 'Mungkin hanya makan siang biasa. Perayaan Alyasha kembali bekerja atau semacamnya.'

Namun, masih ada satu hal yang tidak bisa ia enyahkan dari pikiran.

Aryadi dan Alyasha menjalin kasih cukup lama sebelum mereka memutuskan untuk menikah. Jadi, Aryadi mengenal hampir semua teman dan kolega yang Alyasha miliki, begitu pula sebaliknya.

Namun, sekeras apapun Aryadi berusaha mengingat nama Juan, ia tetap tidak ingat Alyasha pernah menyebutkan nama itu. Hal ini membuat Aryadi resah.

Related chapters

  • Scarred Hearts   Sekretaris Baru Sang Suami

    Sejak menikah dengan Mas Arya, Alyasha tidak penah sekalipun mencampuri urusan bisnis suaminya. Menurutnya, mereka memiliki keahlian di bidang masing-masing. Mas Arya dengan perusahaannya, Alyasha dengan kariernya di bidang modelling. Dengantidak saling mencampuri pekerjaan masing-masing, mereka berarti saling menghormati satu sama lain.Sesekali, Alyasha akan mampir di kantor untuk sekedar menemui Mas Arya, atau terkadang sambil membawakan bekal yang dibuatnya dengan mencobai menu baru yang ia tonton di Yutube yang menurutnya menarik.Mereka berdua telah berpacaran sekian tahun lamanya sebelum memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Semua karyawan perusahaan mengenal Alyasha. Demikian juga Alyasha, ia mengenal hampir semua orang yang bekerja di Royal Garmen Company. Bahkan, ia juga sampai hapal nama sekuriti maupun cleaning service yang sering membersihkan kantor suaminya.A

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Kebohongan

    "Mau ke mana, Alya?" tanya Aryadi ketika melihat Alyasha sudah berdandan cantik siap keluar rumah."Ah, aku lupa bilang, Mas. Hari ini ada gathering sama teman-teman di Agency. Perayaan karena kemarin Agency berhasil dapet penghargaan untuk kategori Best Model Achievements Award."Selama beberapa saat, Aryadi menatap Alyasha tanpa mengatakan sepatah kata pun. Akhir-akhir ini Alyasha sering sekali pergi keluar. Bahkan, di saat weekend di mana mereka sekeluarga harusnya menghabiskan waktu bersama, Alyasha harus berangkat ke kantor. Annanda memang hanya akan bertanya sekali. Begitu tahu ibunya pergi bekerja, gadis kecil itu tidak akan menanyakan apa-apa lagi. Namun, ayahnya tahu bahwa Annanda rindu untuk menghabiskan waktu dengan sang ibu."Akhir-akhir ini kamu sibuk banget," komentar Aryadi."Iya, Mas. Soalnya, mau menjelang musim Summer Fashion," Alyasha

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Kekecewaan Hati

    Pagi itu Alyasha menggeliat perlahan. Kepalanya terasa berat dan berdenyut-denyut nyeri. Kenapa ia bisa sakit kepala? Alyasha tidak ingat.Tempat tidur yang ia tempati terasa aneh di bawah tubuh. Tidak terasa seperti ranjangnya yang biasa. Tangan halusnya meraba di atas kasur, mencari tubuh hangat Mas Arya yang biasa selalu menemani tidurnya.Tangannya tidak menemukan apapun. Apa Mas Arya bangun lebih dulu? Perlahan, ia membuka mata, mengamati sekeliling ruangan.Ini bukan kamar tidurnya.Mata Alyasha membelalak seketika. Terperanjat, ia cepat-cepat turun dari kasur. Hampir jatuh terjungkal karena selimut yang membelit kaki.Alyasha meneliti ruangan dengan panik. Tidak ada siapapun di sana kecuali dirinya. Dengan sebelah tangan, ia memijat pelipis untuk mengurangi rasa pening. Bagaimana ia bisa sampai ke mari?Alyasha berusaha mengingat apa yang telah terjadi di malam sebelumnya. Ia ingat ia pergi untuk menghadirigathering&nbs

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Keyakinan Kembali

    "Mas," panggil Alyasha dengan kepala tertunduk.Ia berdiri kikuk di ambang pintu kamar cadangan yang telah dihuni Mas Arya selama seminggu lebih. Awalnya, Alyasha mendiamkannya. Merasa mungkin Mas Arya butuh ruang, atau ini mungkin semacam hukuman baginya. Namun, kian hari, rasa bersalah Alyasha semakin menjadi-jadi hingga tak tertahankan. Akhirnya, hari ini ia memberanikan diri untuk berbicara dengan suaminya."Mas, boleh aku masuk?"Mas Arya sedang berbaring di kasur memunggunginya. Namun, Alyasha tahu ia hanya sedang berpura-pura tidur. Alyasha memasuki kamar dengan langkah pelan-pelan da duduk di tepi ranjang, di belakang punggung suaminya."Mas," panggilnya lagi. Kali ini memberanikan diri menyentuh pundak sang suami. Ia bisa mer

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Hati yang Patah

    Alyasha memasuki restoran kelas menengah Itu dengan langkah anggun. Ada senyum yang terbentuk di bibirnya. Satu-satunya hal yang mengindikasikan bahwa ia tengah tidak sabar untuk bertemu seseorang adalah gerak kepalanya yang menoleh pelan kesana kemari.Mas Arya meneleponnya hari itu. Menanyakan jika Alyasha punya waktu untuk makan siang bersama.Tentu saja Alyasha mengiyakan. Hubungannya dengan Mas Arya sudah jauh membaik daripada sebelumnya. Alyasha tidak mau mengecewakan suaminya lagi.Langkah kaki Alyasha terhenti ketika matanya menemukan sosok sang suami. Hanya saja, Mas Arya tidak sedang sendiri, ada seseorang yang sedang duduk di sampingnya. Jessy, si sekretaris. Jarak mereka kelewat dekat di mata Alyasha. Rasa tidak sukanya pada Jessy bertambah satu tingkat.Ia melihat Jessy meraih napkin, dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa didengar Alyasha dari jaraknya berdiri. Lalu, wanita itu mengusap sudut bibir Mas Arya dengan napkin. P

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Pada Kehangatan Tubuh yang Lain

    "Itu sudah yang ketiga belas," ucap Juan tidak sabaran.Ia menghentikan gerakan Alyasha yang hendak menuang isi dari botolwhiskeyke gelasnya lagi. Alyasha sudah tampak setengah sadar, masih juga berusaha meneis tangan Juan. Wajahnya memerah di bawah remang lampu bar."Juan, berikan padaku!" Alyasha merebut botolwhiskeyitu dari tangan Juan, dan dengan penuh kemenangan menuangkan ke gelasnya. Ia menghabiskan isinya dengan sekali teguk."Kamu akan mabuk.""Tentu saja," sahut Alyasha santai. Ia melambaikan tangannya ke sekeliling ruangan. "Bukankah setiap orang datang ke sini memang untuk mabuk? Untuk melupakan sejenak masalah mereka?"Juan meren

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Pengkhianatan

    "Di mana ibumu?" tanya Aryadi pada putranya yang tengah mengusap sisa makanan di sudut bibir Annanda.Arion mengangkat wajah untuk menatap ayahnya. Ia memiringkan kepala, bingung."Tidak tahu, Yah. Ibu belum turun untuk sarapan."Aryadi menghabiskan waktu lembur semalaman di kantor karena pekerjaan yang lumayan menumpuk. Ia sempat mengirim pesan pada Alyasha, namun sang istri tidak membalas pesannya.Ia pergi ke kamar tidur mereka. Namun tidak menemukan siapapun di sana. Tempat tidur masih rapi tanpa ada tanda-tanda ditempati semalam.Aryadi kembali keluar dan duduk di meja makan bersama anak-anaknya."Apa ibu tidak pulang semalam?"

    Last Updated : 2021-09-02
  • Scarred Hearts   Dua Orang yang Saling Mengkhianati

    Suasana hati Aryadi seharian semakin memburuk.Ia tidak bisa menghubungi Alyasha sama sekali. Sebagian dari dirinya masih berusaha menyangkal perselingkuhan yang dilakukan sang istri meskipun bukti yang ia lihat dengan matanya sendiri tidak terbantahkan.Sebagian dirinya yang merasa terluka karena telah dikhianati, dipenuhi amarah yang demikian besar. Amarah yang belum pernah Aruadi rasakan sebelumnya.Ia sangat mencintai Alyasha. Ia tidak pernah melakukan sesuatu yang membuat sang istri merasa tidak terpuaskan dalam segi apapun. Lalu kenapa Alyasha mengkhianatinya?Kenapa Alyasha merasa ia berhak mengkhianati Aryadi?!Aryadi membanting gelas ke lantai hingga pecah berkeping-keping. Jesselyn yang kebetulan memasuki ruangan tepat pada saat itu memekik terkejut.Jesselyn terpaku di tempatnya berdiri. Aryadi menatapnya dengan mata menyala-nyala marah."P-Pak...." ujar Jesselyn terbata.Mata Aryadi memicing."Saya- saya cuma

    Last Updated : 2021-09-10

Latest chapter

  • Scarred Hearts   Breakdown

    Apa yang kau inginkan, Annanda.Jika pertanyaan itu diucapkan padanya ketika ia masih kecil, Annanda akan memiliki banyak sekali jawaban. Banyak sekali hal di yang ia inginkan di dunia ini.Namun Annada yang sekarang bukan lagi anak kecil naif yang masih menatap dunia di sekitarnya dengan mata berbinar-binar penuh harap dan kebahagiaan. Banyak sekali hal yang telah disaksikan oleh kedua pasang mata itu, dan hal-hal tersebut telah membuat Annada berubah jauh dari ia yang dulu.Annanda menatap anak lelaki yang berdiri demikian dekat darinya. Wajah mereka demikian dekat hingga ia bisa mencium aroma mint napas Arga. Sepasang mata kelam yang tajam itu tampak seperti danau gelap tanpa dasar. Annanda ingin tenggelam di dalamnya, namun juga takut.Apa yang ia inginkan?Tidak ada banyak hal di dunia ini yang masih bisa ia sebut sebagai miliknya. Annanda yang sekarang tidak memiliki keberanian untuk untuk mengakui apakah ia diijinkan untuk meng-klaim sesuatu yang berharga seperti Arga sebagai m

  • Scarred Hearts   Perasaan yang Tidak Menentu

    Annanda menciumnya.Ulangi.Annanda menciumnya.Roger that!Arga sampai sama sekali tidak bergerak saking kagetnya ia. Ia hanya berdiri mematung di sana seperti orang bodoh, dengan bibir sedikit membuka karena syok. Jangan salah paham. Ini tentu saja bukan kali pertama ia ciuman, oke?! Walaupun bersetubuh lebih sering ia lakukan daripada berciuman, tetap saja ia bukannya orang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hal ini!Reaksinya yang hanya terpaku diam semata-mata dikarenakan syok! Sama sekali bukan karena ia tidak tahu harus melakukan apa dengan tangan, bibir, dan anggota tubuhnya yang lain. Otaknya benar-benar blank. Seperti kartu memori yang tidak sengaja ter-format dan kini kosong melompong. Ia tidak bisa memikirkan apapun selain tubuh Annanda yang lebih pendek darinya berjinjit untuk meraih Arga yang tidak kepikiran untuk menunduk. Harumnya yang manis dan terkecap sampai ke belakang tenggorokan Arga. Hangat bibirnya...Annanda mengeluarkan suara pelan yang teredam

  • Scarred Hearts   Susah Dijelaskan, Mending Ciuman

    Hari sudah sore. Matahari sudah sangat condong di ufuk barat, hampir sepenuhnya tenggelam. Waktu berlalu dengan cepat ketika kau mendongkol sepanjang hari.Arga bermaksud untuk pulang. Sungguh. Ia bahkan telah mengambil jalan memutar untuk keluar lewat gerbang belakang karena Mahesa memberitahu bahwa Anna menunggunya di gerbang depan. Ia tidak ingin melihat wajah anak itu untuk sementara ini.Ia tidak ingin...."...."Anna mendongak ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Mata cokelat hangat itu bertemu dengan obsidian gelap milik Arga. Anak lelaki itu menahan keinginannya untuk segera berpaling dan lari. Atau berjalan mendekat untuk menghampiri gadis itu. Tidak, tidak. Coret kalimat yang terakhir. Arga tidak ingin menghampiri Annanda. Sama sekali tidak.Sepertinya ada sesuatu yang tercermin dalam ekspresi Arga, karena setelah beberapa saat berdiri diam dan memandangnya tanpa ekspresi, Annanda akhirnya memalingkan pandangan sedikit, sebelum membuka mulut untuk bicara.

  • Scarred Hearts   Friends with Benefit

    Ren sesungguhnya tidak benar-benar serius ketika ia menawarkan diri untuk berbicara pada Annanda.Annanda, meski ia adalah seorang gadis dan tubuhnya jauh lebih kerempeng daripada Ren, tetap saja menakutkan bagi anak laki-laki tersebut mengingat Ren pernah melihat sendiri bagaimana ia menyeret seorang kakak kelas dengan begitu brutalnya hingga hair extention kakak kelas tersebut lepas semua.Annanda sangat ganas. Muka juteknya sama sekali tidak menolong kesan pertama yang Ren miliki tentangnya.Namun Ren sudah terlanjur berkata pada Mahesa bahwa ia akan menemui Annanda. Ia tidak suka berbohong pada orang lain, terlebih pada sahabatnya sendiri.Maka, ketika Bastian dan Mahesa membereskan bola-bola basket yang mereka gunakan untuk latihan sebelumnya, Ren menyandang tas punggung di sebelah bahunya dan melangkah menuju gerbang depan sekolah.Ren melihat seseorang sedang berdiri di depan gerbang, memunggunginya. Namun orang tersebut jelas bukan Annanda.Dilihat sekilas pun, walau Ren hany

  • Scarred Hearts   Menghindar, Mengabaikan

    Saran Niko untuk meminta maaf berputar-putar di benak Annanda seperti lebah yang mendengung mengganggu.Haruskah ia melakukannya? Namun, Annanda tidak pernah memilikiskillyang baik dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Ia tidak tahu bagaimana harus mendekati Arga yang terlihat sekali sedang menghindarinya dan masih kesal padanya.Lama-lama, Annanda jadi pusing sendiri. Hatinya terus menerus mendesaknya untuk mendekat dan menyapa, namun, kata-kata tidak mau keluar dari bibirnya.Alhasil, beberapa kali berpapasan dengan Arga, ia selalu terdiam dan membeku di tempat sembari memaku pandangan pada sang pemuda namun ia tidak mengatakan apapun.Arga hanya menatapnya sekilas sembari mengangkat sebelah alis. Meliha

  • Scarred Hearts   Yuk, Pacaran

    "Jadi?"Niko mengangkat kepalanya sedikit. Ia baru sadar Annanda menuntunnya ke sebuah ruangan yang jauh dari keramaian. Tidak ada siapapun di sini. Hanya meja dan kursi yang ditumpuk-tumpuk dan kardus-kardus yang entah berisi apa. Sepertinya ini ruang kelas lama yang dialihfungsikan sebagai gudang.Annanda menunggu jawaban dengan tangan disilangkan di depan dada. Ekspresinya sedatar permukaan meja, namun, Niko hampir bisa melihat api tak kasat mata berkobar di belakang tubuhnya.Niko menelan ludah sembari berpikir alangkah beruntungnya ia karena belum juga dihajar hingga detik itu."Anna," ucap Niko. "Mau jadi pacarku, nggak?"Ia mungkin akan dihajar di detik selanjutnya.

  • Scarred Hearts   Hasrat untuk Melindungi

    "Jadi, Anna." Mahesa bertanya padanya ketika pesanan mereka telah terhidang di meja. "Menurutmu, Arga bagaimana?""Keras kepala dan agak gila," sahut Annanda cepat. "Juga sangat menyebalkan. Bukan kombinasi sifat yang bagus."Sebastian terkekeh senang. "Ini pertama kali aku mendengar pendapat semacam itu tentang Arga. Biasanya, orang akan berkata ia ramah, baik hati, tidak sombong, blablabla.""Ini juga pertama kali Arga mengejar-ngejar seseorang sampaiseperti itu," timpal Ren.Sebastian mengangguk setuju. "Biasanya dia yang dikejar-kejar.""Arga masih dikejar-kejar, kok." Ren mengunyah roti melon miliknya. "Kemarin sekitar empat atau lima kali ke belakang gedung. Pas

  • Scarred Hearts   Overprotektif?

    Orang yang terakhir muncul adalah Mahesa Saputra. Ia membawa duacup cappuchinodi masing-masing tangan. Ia tinggi, tenang dan kalem. Pembawaannya dewasa dan tampak seperti tidak banyak bicara. Ia mengulurkan salah satucuppada Annanda dengan senyum kecil yang teduh. Annanda otomatis menerimanya karena entah kenapa orang ini seperti memiliki aura lembut seperti ia tidak akan mencelakai bahkan seekor nyamuk pun. "Thanks," ucap Annanda pelan. "Sama-sama, Annanda." "Panggil saja Anna," ralat gadis itu. Mahesa mengangkat sebelah alis, namun memutuskan untuk tidak berkomentar. "Anna,

  • Scarred Hearts   Alasan untuk Membela Diri

    "Arga," panggil Ren. "Orang yang kamu kejar-kejar setiap hari itu benar-benar parah." Ren melihat bagaimana Annanda menyeret seorang siswi lain tanpa ampun sepanjang koridor sekolah. Di siang bolong. Gadis liar macam apa yang bisa berlaku seperti itu? "Hm?" Arga menggumam tidak peduli. "Oh, dia pasti punya alasan sendiri, kok." "Meski begitu, tetap saja dia itu barbar sekali," bantah Ren. Arga mengangkat sebelah alisnya. "Ren, apa kamu pernah di-bully?" "Tentu saja enggak! Kalau ada yang berani berpikir begitu, ia bakal menyesal seumur hidup dan-" Kesadaran nampak di wajah remaja berwajah imut itu. "Dia di-bully

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status