Satu Miliar Untuk ART

Satu Miliar Untuk ART

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-24
Oleh:  UmiPutriBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
126Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nilam, seorang ART yang belum lama bekerja di rumah majikannya yang kaya raya. Suatu hari, ketika ia sedang menggendong anak majikannya yang baru lahir, tubuhnya terlonjak kaget ketika mendengar permintaan dari majikannya. "Aku bayar satu miliar!" ucap majikan wanitanya yang merupakan seorang model. "Kamu tahu sendiri kondisi anakku? Mana mungkin aku membawa anak yang cacat dan penyakitan, tolonglah Nilam." Apakah Nilam akan menerima, atau menolak permintaan tersebut?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1. Sebuah Tawaran

"Satu Milyar! Aku bayar kamu untuk merawat anakku!" Ucap seorang pria yang duduk di samping wanita cantik.

Di depannya seorang gadis sederhana yang baru saja beberapa bulan bekerja di rumah mereka. Langsung terlonjak saking kagetnya, mendengar majikannya berkata seperti itu.

Gadis sederhana itu bernama Nilam Sari, usianya baru 19 tahun, dia menerima pekerjaan sebagai asisten rumah. Gadis itu bekerja untuk membantu keluarganya di kampung.

"Kami mau tinggal di luar negeri, kami tidak mungkin membawa bayi ini ke sana, apalagi dia penyakitan seperti ini. Aku mohon Nilam, bawalah anak itu ke kampung kamu," ucap wanita cantik itu dengan tatapan mata memelas.

Sontak mata nilam hampir meloncat dari cangkangnya. Karena terkejut mendengar ucapan wanita cantik itu.

"Iya Nilam, Kamu tahu kan istriku itu siapa? Dia ingin fokus berkarir dulu. Tidak mungkin orang tuaku merawat bayi ini, Kamu tahu kan usia mereka sudah uzur," tambah pria yang duduk di samping wanita cantik.

Nilam diam, mulutnya seakan-akan terkunci tidak bisa berbicara sedikitpun. Hatinya bingung menerima tawaran dari majikannya.

"Ayolah Nilam, kami percaya, kamu pasti bisa merawat anakku," wanita itu setengah memaksa nilam, agar mau merawat anaknya.

Nilam menatap wanita cantik itu. " Kenapa Nyonya percaya sama saya? Bukankah saya baru beberapa bulan bekerja di rumah ini?"

Alex sama Belda saling melempar pandangan, mereka juga tidak mengerti, kenapa Nilam yang dipilih untuk merawat anaknya.

"Kenapa tuan dan nyonya diam?" Nilam mencoba memberanikan diri berbicara.

"A__ku, percaya saja sama kamu," jawab Belda gugup.

"Nilam, ayolah. Kamu bisa kan menolong kami. Kami siap bersujud di kakimu, agar kamu mau merawat anakku. Kamu juga jangan khawatir, kebutuhan anakku aku transfer setiap bulannya. Dan uang satu miliar itu anggap upah kamu selama merawat anakku," ucap Alex.

"Baiklah, rencana tuan dan nyonya bagaimana?" tanya Nilam.

"Kamu tahu sendiri kan, kami sudah berbicara dengan kedua orang tuaku. Akan membawa kamu dan bayi kami, tapi kami berubah pikiran. Tidak mau membawa bayi kami, karena sudah pasti di sana akan merepotkan kami," jawab Alex.

"Kamu besok pura-pura ikut dengan kami ke bandara, nanti setelah di bandara, kamu akan diantar oleh sopir keluarga kami untuk pulang ke kampung halamanmu," tambah Belda dengan wajah sedikit berseri-seri. Hatinya merasa senang karena Nilam bersedia merawat anaknya.

"Ternyata otak mereka pintar, mereka pandai berbohong di depan orang tua. Apa mereka tidak tahu dosa ya?" Tanya Nilam dalam hati.

"Sekarang bawalah anak ini ke kamar kamu, dan kamu besok harus siap-siap, jam 07.00 pagi kita berangkat ke bandara. Aku dan suamiku berangkat pukul 09.00 pagi menuju Paris,"Belda langsung menyuruh Nilam keluar dari kamarnya.

Nila mengambil bayi yang berada di dalam, hatinya benar-benar tidak tega melihat kondisi bayi seperti itu. Anak yang dilahirkan sama Alex dan Belda salah satu kakinya cacat. Padahal wajah anak itu tampan dan rupawan. Telapak kaki bayi itu sedikit bengkok.

Padahal dokter mengatakan kaki anak itu bisa kembali lurus melalui terapi dan operasi. Tapi Belda benar-benar malu, melihat fisik anak yang dilahirkannya. Sewaktu lahir, bayi itu malah disembunyikan, tidak boleh ada seorangpun yang melihatnya.

Nilam menggendong bayi itu keluar dari kamar majikannya. Lalu menuju kamar bayi itu, saking kecewanya, Alex dan Belda belum memberikan nama sama bayi itu.

Tiba di kamar bayi, dengan perlahan Nilam meletakkan bayi di atas box. Airmata Nilam meleleh, karena sedih melihat nasib bayi, yang akan ditinggalkan oleh kedua orang tuanya.

Alex dan Belda benar-benar tega meninggalkan bayi Mereka dan menitipkan pada orang lain. Demi sebuah karir dan pekerjaan, rela mengorbankan anaknya. Mereka tidak bisa berpikir kedepannya bagaimana. Karena yang ada di pikiran mereka berdua adalah karir untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin.

"Kamu harus kuat Nak, kamu tidak boleh menyerah dengan keadaan. Ibu akan selalu menyayangimu," gumam Nilam dengan tidak sadar mengucapkan kata "ibu".

"Astaghfirullah, kenapa aku menyebut diriku sendiri dengan panggilan itu," gumam Nilam.

Bayi kecil itu menggeliat, lalu menguap, dan kembali tertidur dengan nyenyak. Nilam berjalan lalu duduk di atas tempat tidur.

Dirinya masih tidak percaya, menerima sejumlah uang yang cukup besar. Saat ini dirinya memang benar-benar membutuhkan uang untuk membantu keluarganya terbebas dari hutang.

"Apakah ini jawaban doa-doaku ya Allah, di satu sisi aku bersyukur menerima rezeki sebanyak itu. Di satu sisi aku harus bisa merawat anak kecil ini," ucap bilang dalam hati.

Nilam Langsung tertidur, karena ingat, dia harus bangun pagi-pagi. Matanya tidak dapat sudah tidak dapat menahan kantuk.

Keesokan harinya, Nilam sudah membereskan semua barang-barang bayi, semua peralatan bayi juga di bawa.

Belda memberikan alasan tertentu sama mertuanya, kenapa semua barang-barang anaknya dibawa. Mertuanya langsung setuju.

"Biar hemat mah, kami tidak mau berbelanja lagi di sana," alasan yang masuk akal.

Walaupun sebenarnya barang-barang itu akan dibawa ke rumah Nilam di kampung. Nilam langsung berpamitan sama asisten rumah yang lain. Mereka sampai bertangis-tangisan. Selama bekerja memang Nilam selalu bersikap baik bahkan selalu membantu pekerjaan asisten yang lainnya.

Di rumah ini banyak yang menyukai Nilam, selain cantik juga rajin bekerja.

Terlihat Alex dan Belda sedang berbicara dengan kedua orang tuanya di ruang makan.

"Bukannya aku tidak mau merawat cucuku! Tapi mau ditaruh di mana mukaku ini! Aku tidak mau punya cucu yang cacat seperti dia," ucap mamahnya Alex dengan nada ketus.

"Iya mah, tenang saja kok kami akan membawa anak kami. Maafkan kalau anak kami sudah membuat Mamah dan papa malu," ucap Belda dengan suara sedih.

"Punya cucu kok tidak bisa dibanggakan....."

Alek dan Belda cuma diam sambil menundukkan kepalanya. tidak berani menatap ke arah orang tuanya.

"pokoknya aku tidak mau mendengarkan tangis bayi ini! terserah kalian mau bawa ke mana! yang penting jangan ada di rumah ini. Aku tidak mau merawat dia!" kembali suara ketus mamahnya Alex terdengar.

malah kedua orang tuanya Alex cepat meninggalkan ruangan makan, sepertinya mereka tidak peduli dengan bayi yang dilahirkan sama Belda.

Alex menghela nafasnya dalam-dalam, dia benar-benar ada di persimpangan jalan. tapi harus bagaimana lagi, Belda menginginkan bayinya untuk tetap tinggal di Indonesia. sementara dia dan dirinya akan pergi ke Prancis untuk meniti karir.

"Mas, sudahlah Jangan kebingungan seperti itu. aku yakin Nilam bisa merawat anak kita dengan baik. pokoknya tenang saja deh, sekarang kita fokus sama karir kita untuk masa depan kita juga kan," ucap Belda sambil meraih cangkir yang berisi teh hangat.

"Entahlah......" gumam Alex.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
16 Bab
Bab 1. Sebuah Tawaran
"Satu Milyar! Aku bayar kamu untuk merawat anakku!" Ucap seorang pria yang duduk di samping wanita cantik. Di depannya seorang gadis sederhana yang baru saja beberapa bulan bekerja di rumah mereka. Langsung terlonjak saking kagetnya, mendengar majikannya berkata seperti itu. Gadis sederhana itu bernama Nilam Sari, usianya baru 19 tahun, dia menerima pekerjaan sebagai asisten rumah. Gadis itu bekerja untuk membantu keluarganya di kampung. "Kami mau tinggal di luar negeri, kami tidak mungkin membawa bayi ini ke sana, apalagi dia penyakitan seperti ini. Aku mohon Nilam, bawalah anak itu ke kampung kamu," ucap wanita cantik itu dengan tatapan mata memelas. Sontak mata nilam hampir meloncat dari cangkangnya. Karena terkejut mendengar ucapan wanita cantik itu. "Iya Nilam, Kamu tahu kan istriku itu siapa? Dia ingin fokus berkarir dulu. Tidak mungkin orang tuaku merawat bayi ini, Kamu tahu kan usia mereka sudah uzur," tambah pria yang duduk di samping wanita cantik. Nilam diam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Bab 2. Satu Miliar Untuk ART
Nilam merasa aneh mendengar obrolan majikannya. Mereka sampai tidak mau mengakui darah daging mereka sendiri. Padahal bayi itu kelihatan tampan dan rupawan."Maafkan kami mah, belum bisa memberikan cucu yang sesuai harapan Mama dan papa," ucap Belda getir."Sudahlah tidak usah banyak basa-basi, kamu sekarang jadi berangkat kan? Jangan lupa bawa bayi yang penyakitan dan cacat itu," ucap Ibu Alex dengan suara ketus.Alek Kusuma dan Belda Gayatri pasangan muda yang sedang mengejar karir. Alex seorang pengusaha ternama, sedangkan Belda seorang foto model yang sedang meniti karir. Saat ini keduanya akan pergi ke Paris, Karena Belda ada tawaran pekerjaan di sana.Nilam duduk di dekat sopir, sedangkan Alex dan Belda duduk di belakang. Semua barang-barang diantar dengan mobil yang lain. Nilam menggendong bayi dengan perasaan tidak menentu. Dia terus menatap wajah bayi, ternyata walaupun kedua orang tuanya banyak harta, tetapi masih bayi itu disia-siakan oleh keluarganya sendiri. "Ibu kasihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Bab 3. Gosip Pedas Tetangga
"Lho, itu kan Nilam!" Pekik ibunya Nilam."Iya Bu, tapi kok......" Ucapan Bapak Nilam terhenti, saat melihat tangan Nilam yang menggendong bayi."Lho, itu anak siapa yang dibawa Nilam?" Tanya Titin, ibunya Nilam."Ayo kita cepat ke sana Bu," ajak Udin, bapaknya Nilam.Perasaan Titin menjadi nu tidak enak, melihat bayi yang ada dalam gendongan anaknya. Sebagai seorang ibu tentunya Titin merasa terjadi sesuatu dengan Nilam anaknya. Padahal selama ini, Nilam selalu mengabarkan baik-baik tentang dirinya, bahkan gajinya beberapa bulan ke depan selalu dikirim untuk membantu biaya sekolah kedua adik-adiknya. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nilam? Siapakah bayi yang ada dalam gendongannya?" Hati Titin terus bertanya-tanya.Tapi Titin tidak mau berpikir yang bukan bukan dulu. Sebelum Nilam menjelaskan semuanya, karena takut menjadi fitnah, atau keributan. Titin menahan segala keingintahuannya, sebelum Nilam menjelaskan kepadanya nanti.Titin dan Udin langsung bergegas berjalan ke depan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Bab 4. Zahir bin Malik atau Nizam Alek Wiranata Kusuma
"lho, Memangnya bayi ini belum dikasih nama?" Tanya Titin heran. "Boro-boro dikasih nama Bu, dilirik pun sama sekali tidak. Sayalah yang mengurusi bayi ini dari sejak lahir sampai sekarang," jawab Nilam."Betul apa yang dikatakan Nilam, bayi ini tidak mendapat perhatian dari kedua orang tuanya. Hanya para asisten rumah yang mengasihi bayi ini," tambah Pak sopir. "Astagfirullah, kasihan sekali kamu Nak. Biarlah kamu dirawat sama kami di sini, bayi ini umurnya berapa hari?" Tanya Titin. "Sekitar 3 Minggu Bu, anak ini belum aqiqah. Kasih tahu aku anak yang dilahirkan itu harus aqiqah Bu," jawab Nilam."Betul, kita nanti ada kan syukuran kecil-kecilan. Sekalian memberikan nama anak ini, Siapa tahu suatu hari nanti anak ini menjadi anak yang tumbuh dengan baik dan soleh," ucap Titin dengan suara tertahan. "Betul apa yang dikatakan Bu Titin, semoga anak ini tumbuh menjadi anak yang sholeh," Pak sopir tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi. Hatinya benar-benar pedih melihat nasib bayi i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Bab 5. Tuduhan Kejam
"nama yang bagus, Zahir bin Malik nama anak ini," ujar Udin sambil menatap bayi yang ada dalam gendongan Titin, istrinya."Iya, nama yang bagus. Ibu setuju sekali, tapi....." Titin menghentikan ucapannya. "Tapi apa Bu?" Tanya Nilam cepat. "Nama anak-anak kita kan awalannya huruf "N". Alangkah baiknya nama anak ini juga awalan nya dari huruf itu," jawab Titin sambil terkekeh. "Bagaimana kalau Nizam bin Malik?" Nia adiknya Nilam mengajukan usul."Nah itu bagus, nama yang sangat bagus," tukas Udin."Ya sudah namanya Nizam bin Malik saja," akhirnya mereka setuju, nama bayi ini jadinya Nizam bin Malik bukan Zahir bin Malik. "Bu, besok Nilam ke bank dulu ya. Atau ke ATM dulu, terus untuk beli motor sama mobil setelah selesai acara syukuran saja. Satu-satu dulu saja," Nilam mengajukan usul. "Sebaiknya begitu, satu-satu dulu lah. Baru setelah acara syukuran selesai. Kita renovasi rumah beserta kendaraan," Udin setuju dengan usulan Nilam, begitu pula dengan Titin. Karena syukuran aqiqah N
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Bab 6. Kebencian berujung ramah
Mereka menoleh ke arah sumber suara, ternyata Titin datang untuk berbelanja. Mereka semua diam, mulutnya langsung terkunci, mereka menatap Titin dengan wajah bersalah. Karena orang yang digosipkan berada di hadapan mereka. "Kenapa tidak dilanjutkan lagi omongannya ibu-ibu. Silakan lanjutkan lagi, saya ke sini untuk belanja sayuran," ujar Titin, tangannya sibuk memilih-milih sayuran beserta lauk yang lainnya. Ibu-ibu langsung melempar pandangan, mereka merasa malu dengan omongan Titin. Karena tadi mereka begitu bersemangat menggosipkan keluarganya. "Eh, Maaf Bu Titin. Tadi kami memang membicarakan Nilam. Karena jujur saja, kami merasa kaget. Karena tahu-tahu anak ibu pulang membawa seorang bayi. Ingin bertanya sama ibu rasanya sungkan," akhirnya Bu Nonik menjelaskan apa yang sebenarnya dibahas sewaktu tadi. Tapi perkataan Bu Eti yang pasti menyakiti hati keluarga Bu Titin, tidak dibicarakan kembali. Bu Nonik berhati-hati menyampaikannya. "Oh, memang benar. Anak saya pulang membaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya
Bab 7. Mulai Terkuak
"Eh, iya Mas," wajah Belda terlihat panik, saat melihat kedatangan Alex suaminya. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Seorang pria tampan yang duduk di hadapan Belda menatap ke arah Alex. Belda langsung berjalan mendekati suaminya."Siapa laki-laki itu?" Tanya Alex sambil menatap tajam ke arah pria yang duduk di hadapan Belda."Dia, eh, anu, dia. Oh ya, temanku Mas," jawab Belda gugup.Alex menautkan kedua alisnya heran, hatinya mulai curiga dengan jawaban Belda yang terlihat gugup. Pria itu langsung bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Alex, dia tersenyum ramah sama Alex."Kenalkan, saya sahabatnya Belda. Kebetulan kami bertemu di sini, kerjaan Saya seorang fotografer," si pria itu mengulurkan tangannya. Alex terlihat ragu-ragu mengulurkan tangannya, selalu menyambut uluran tangan pria itu, sambil menyebutkan namanya. "Alex, suaminya Belda.""Perta, Perta Cristian.""Mari kita duduk-duduk dulu, Belda belum selesai pemotretannya," Perta mengajak Alex untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya
Bab 8. Sebuah Pengakuan
Alex tidak bisa menikmati keindahan malam ini, hatinya sakit setelah melihat kenyataan kalau istrinya berselingkuh. Di dalam foto itu jelas-jelas istrinya sedang berada di sebuah kamar hotel dengan sahabatnya sendiri. "Kenapa hidupku bisa seperti ini? Apa salahku sama Belda? Padahal aku sudah menuruti segala keinginannya, sampai-sampai aku tega meninggalkan anakku sendiri. Bahkan anakku sekarang ada di bawah pengasuhan seorang art," Alex terus aja beli celoteh di dalam hatinya.Di wajahnya terlihat guratan penyesalan. Malam yang indah di kota Paris ini, seharusnya dilewati Alex dengan penuh kebahagiaan. Tapi sebuah kenyataan pahit yang kini dihadapi Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, Alex langsung menyiapkan diri untuk segera kembali ke Indonesia. " Aku bawa luka di hati ini, mungkin kembalinya aku ke Indonesia, bisa melupakan rasa sakit hati ini," Alex bersiap-siap pulang ke Indonesia. Sebelum keluar dari apartemen, Alex menatap ke sekeliling ruangan, di mana apartemen ini menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
Bab 9. Rindu Tak Tertahankan
Alex menundukkan kepala, tidak bisa menjawab pertanyaan dari mamahnya. Hatinya sedang dilandak kebingungan, entah apa harus berkata bohong atau jujur. Kalau jujur sudah pasti mamahna memarahinya habis-habisan, kalau bohong suatu hari pasti akan ketahuan juga. "Jawab Alex!" Sentak Tuan Kusuma Wiranata.Nyonya Arimbi menatap tajam ke arah anaknya, "Memangnya apa yang terjadi sama kamu Alex?" Tanya Nyonya Arimbi dengan suara keras. Alex terdiam, masih belum berani berbicara sedikitpun, tatapan tajam dari orang tuanya. Membuat nyali Alex menciut. "Jawab Alex! Apakah beda sudah membuat hatimu sakit?" Tanya Nyonya Arimbi. "Kalau dia diam berarti benar, sudah papa bilang berkali-kali. Bahkan kami sudah mengingatkan, siapa Belda itu. Tapi kamu tetap ngeyel, dan memaksa ingin menikahinya," ucap tuanku semua tegas. "Maafkan Alex mah, pah. Karena tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini," Sekali lagi maafkan Alex," ucap Alex dengan suara pelan. "Sebenarnya, kami kemarin menguji kalian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
Bab 10. Kedatangan Alex
Betapa terkejutnya Alex, melihat foto yang dikirimkan sama Lego. Dalam foto itu terlihat Belda dengan Perta di sebuah hotel yang cukup ternama di kota Jakarta. "Tapi....." Alex terlihat bingung, kenapa Perta sewaktu di Paris mengatakan kalau dirinya sudah lama tinggal di sana. "Kamu pasti kaget dan bingung," Lego Langsung menebak pikiran Alex. "Kamu itu terlalu bodoh, dan mau saja dibodoh-bodohi sama istrimu yang jadi foto model itu. Bisa saja kan mereka berangkat bareng dan satu pesawat sama kamu, tapi berbeda ruangan. Kamu tidak menyadari hal itu," cerocos Lego. "Ya Tuhanku, ternyata aku tidak menyadari semua itu, ternyata sudah direncanakan dari sebelumnya," ucap Alex sambil menyadarkan punggungnya di kursi kerja."Makanya sejak awal gue bilang, cinta itu jangan 100%, sisakan 20 atau 30%, bila kita kehilangan orang yang dicintai, tidak merasa sakit," ucap Lego sambil terkekeh.Wajah Alex terlihat merenggut kesal, tapi memang apa yang dikatakan Lego benar, dirinya terlalu mencin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-17
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status