Home / Romansa / Satu Miliar Untuk ART / Bab 6. Kebencian berujung ramah

Share

Bab 6. Kebencian berujung ramah

Author: UmiPutri
last update Huling Na-update: 2025-04-04 17:52:45

Mereka menoleh ke arah sumber suara, ternyata Titin datang untuk berbelanja. Mereka semua diam, mulutnya langsung terkunci, mereka menatap Titin dengan wajah bersalah. Karena orang yang digosipkan berada di hadapan mereka.

"Kenapa tidak dilanjutkan lagi omongannya ibu-ibu. Silakan lanjutkan lagi, saya ke sini untuk belanja sayuran," ujar Titin, tangannya sibuk memilih-milih sayuran beserta lauk yang lainnya.

Ibu-ibu langsung melempar pandangan, mereka merasa malu dengan omongan Titin. Karena tadi mereka begitu bersemangat menggosipkan keluarganya.

"Eh, Maaf Bu Titin. Tadi kami memang membicarakan Nilam. Karena jujur saja, kami merasa kaget. Karena tahu-tahu anak ibu pulang membawa seorang bayi. Ingin bertanya sama ibu rasanya sungkan," akhirnya Bu Nonik menjelaskan apa yang sebenarnya dibahas sewaktu tadi.

Tapi perkataan Bu Eti yang pasti menyakiti hati keluarga Bu Titin, tidak dibicarakan kembali. Bu Nonik berhati-hati menyampaikannya.

"Oh, memang benar. Anak saya pulang membawa bayi majikannya. Karena majikan Nilam sedang berada di luar negeri. Jadi mereka menitipkan bayi itu sama Nilam. Seandainya ibu-ibu tidak percaya, silakan hubungi majikannya Nilam, nanti saya kasih nomor teleponnya," panjang lebar Titin menjelaskan.

"Nah, dengar tuh Bu Eti. Jangan suka bikin gosip yang tidak jelas. Bagaimana kalau keluarga Bu Titin tidak terima, bisa-bisa Ibu dilaporkan ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik, mau Ibu dilaporkan ke polisi?" Tanya Bi Isah sebagai pemilik warung.

Mata Bu Eti langsung mendelik, bibirnya monyong 5 cm, dia buru-buru memalingkan mukanya, untuk menghindari tatapan Bu Titin.

"Ya sudah, tolong Bu hitung dulu belanjaan saya. Kalau memang mau informasi yang lebih jelas. Datang saja ke rumahku, oh ya ibu-ibu. Untuk berbelanja hari ini, biar saya yang traktir," ucap Bu Titin.

Wajah ibu-ibu yang sedang berbelanja langsung berbinar, bisa mendapatkan sayuran dan lauk gratis dari Bu Titin.

Itulah sifat ibu-ibu, bila ada yang gratis, terlihat dari wajahnya langsung ceria, Karena itulah harapan ibu-ibu. Gratis itu memang mengasyikkan juga menguntungkan bagi mereka. Biaya dapur irit karena ada yang traktir

Tapi......

"Eh kalian jangan senang dulu! Siapa tahu uang yang dibelikan sayuran dan laut gratis ini uang haram!" Celetuk Bu Eti.

Ibu-ibu yang kepalang tanggung sudah mengambil sayuran, serempak menoleh ke arah Bu Eti.

"Heh! Dengar ya Bu Eti! Gue tidak peduli uang itu halal dan haram! Yang penting bagi gue saat ini bisa mendapatkan sayuran dan gratis dari Bu Titin," ucap Bu Nonik dengan nada ketus.

"Iya, sudahlah Bu Eti, jangan mempengaruhi kami. Hati kami terlanjur senang mendapatkan sayur dan lauk gratis," tukas bu Ratih.

Bu Eti langsung tercengang mendengar perkataan tetangganya. Padahal jelas-jelas tadi para tetangganya memihak sama dirinya. Tapi sikap mereka berubah 180 derajat sewaktu Bu Titin memberikan lauk sayuran dan lauk gratis.

Bik Isah, sang pemilik warung tentu saja wajahnya bahagia. Karena hari ini dagangannya diborong habis sama Bu Titin. Dan dibagi-bagikan kepada tetangganya.

"Sering-sering Bu Titin Ya seperti ini, biar warung saya bertambah maju," ucap Bik Isah sambil terkekeh.

Tetap belanjaan ibu-ibu, hampir 1 juta kurang. Bu Titin langsung merogoh takut celananya, dan mengeluarkan lembaran uang yang berwarna merah.

"Masya Allah Bu Titin, uangnya banyak banget nih, pokoknya sering traktir kita ya," ucap Bu Nanik, kirimi anggukan ibu-ibu yang lainnya.

"Sedang ada rezeki saja, kalian tetangga saya. Jadi saya harus berbagi kebahagiaan dengan ibu-ibu semuanya," ucap Titin sambil tersenyum.

Sedangkan Bu Eti, langsung menghentakan kakinya, dan pergi meninggalkan warung Bi Isah dengan hati yang dongkol. Ternyata para tetangganya tidak berpihak lagi.

*******

Nilam yang sedang menggendong Nizam sambil duduk di kursi yang sudah lusuh. Dia sangat sedih melihat nasib Nizam yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Nanti sore Mak Ijah ke sini, Siapa tahu kaki Nizam bisa diurut pelan-pelan. Biar kakinya tidak bengkok lagi seperti itu," ucap Udin yang tiba-tiba muncul di samping Nilam.

"Iya pak, semoga saja kakinya masih bisa diluruskan. Juga mengatakan kakinya Nizam bisa kembali seperti semula kalau menjalani terapi secara rutin," tukas Nilam.

"Bapak habis dari mana?" Tanya Nilam.

"Habis pesan bahan bangunan dulu, takut ada yang terlewat, Untuk pembayarannya, kamu transfer aja langsung ke si pemilik toko bangunan," jawab Udin.

"Baiklah Pak, minta saja nomor rekeningnya. Nanti Nilam transfer," ucap Nilam.

Saat makan malam, betapa bahagianya Nilam. Ternyata Titin ibunya memasak makanan yang enak-enak. Dulu sewaktu mereka berada di bawah, makan daging ayam jarang sekali. Kadang Nilam sampai meneteskan air mata, melihat adiknya yang merengek minta daging ayam.

Tapi sekarang kehidupan dalam berubah, karena merawat anak majikannya yang cacat dan penyakitan.

" Ibu jadikan berbelanja bahan-bahan makanan buat acara syukuran?"tanya Nilam setelah selesai makan malam.

Nizam sudah ditidurkan di box bayi, di kamar Nilam.

"Ibu sudah mencatatnya Nak, kira-kira habis 5 juta rupiah, itu sudah termasuk dua ekor kambing," jawab Titin.

Kebetulan Nilam mempunyai uang cas, dia langsung masuk ke dalam kamar untuk mengambil uang itu. Setelah keluar dari kamar, uang itu langsung ditaruh di atas meja.

"Ini uang yang diperlukan, Nilam lebihkan satu juta rupiah, karena takut Ibu kurang nantinya," ujar Nilam.

"Terima kasih Nak, sudah mempercayakan sama-sama ibu. Insya Allah ibu akan amanah," ucap Titin dengan mata berkaca-kaca.

Perasaan Titin bercampur aduk antara sedih dan bahagia. Kembalinya Nilam dari perantauan mengubah kehidupan keluarganya.

Ternyata janji Nilam untuk membahagiakan keluarganya, menjadi kenyataan. Dulu keluarganya selalu menjadi bahan hinaan, juga cacian serta cemoohan para Tetangga.

"Bu, Nilam titip dulu Nizam ya, Nilam mau bawa Nia dan Nino membelikan baju juga peralatan sekolah. Sekalian Nilam mau mengambil uang, karena takut kurang," ucap Nilam.

"Baiklah, ibu akan menjaga Nizam," jawab Titin.

*******

Betapa senangnya kedua adik Nilam, saat dibawa jalan-jalan sama Nilam ke kota. Nilam dibawa kedua adiknya ke mall. Untuk memilih alat-alat sekolah yang dibutuhkan.

"Apa ini tidak salah kak?" Tanya Nia yang tidak percaya dengan barang belanjaannya.

"Tidak, kakak malah senang sudah membuat hati kalian bahagia," jawab Nilam.

"Terima kasih Teh Nilam, pokoknya Hati kami sekarang ini bahagia, Teteh bisa membelikan kebutuhan sekolah kami," ucap Nino.

Betapa bahagianya hati kedua adiknya, saat Nilam membawa mereka ke restoran cepat saji. Makanan yang diidam-idamkan dari dulu sama Nia dan Nino.

"Makanlah kalian sampai kenyang," ucap Nia dengan suara sedikit tertahan, melihat kedua adiknya makan begitu lahap.

Selesai makan, Nilam sengaja kedua adiknya untuk ke toko perhiasan, Nilam ingin membelikan satu set perhiasan untuk Titin ibunya tercinta.

"Pasti ibu bahagia," gumam Nilam.

*********

"Belda!!______"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 7. Mulai Terkuak

    "Eh, iya Mas," wajah Belda terlihat panik, saat melihat kedatangan Alex suaminya. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Seorang pria tampan yang duduk di hadapan Belda menatap ke arah Alex. Belda langsung berjalan mendekati suaminya."Siapa laki-laki itu?" Tanya Alex sambil menatap tajam ke arah pria yang duduk di hadapan Belda."Dia, eh, anu, dia. Oh ya, temanku Mas," jawab Belda gugup.Alex menautkan kedua alisnya heran, hatinya mulai curiga dengan jawaban Belda yang terlihat gugup. Pria itu langsung bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Alex, dia tersenyum ramah sama Alex."Kenalkan, saya sahabatnya Belda. Kebetulan kami bertemu di sini, kerjaan Saya seorang fotografer," si pria itu mengulurkan tangannya. Alex terlihat ragu-ragu mengulurkan tangannya, selalu menyambut uluran tangan pria itu, sambil menyebutkan namanya. "Alex, suaminya Belda.""Perta, Perta Cristian.""Mari kita duduk-duduk dulu, Belda belum selesai pemotretannya," Perta mengajak Alex untuk

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 8. Sebuah Pengakuan

    Alex tidak bisa menikmati keindahan malam ini, hatinya sakit setelah melihat kenyataan kalau istrinya berselingkuh. Di dalam foto itu jelas-jelas istrinya sedang berada di sebuah kamar hotel dengan sahabatnya sendiri. "Kenapa hidupku bisa seperti ini? Apa salahku sama Belda? Padahal aku sudah menuruti segala keinginannya, sampai-sampai aku tega meninggalkan anakku sendiri. Bahkan anakku sekarang ada di bawah pengasuhan seorang art," Alex terus aja beli celoteh di dalam hatinya.Di wajahnya terlihat guratan penyesalan. Malam yang indah di kota Paris ini, seharusnya dilewati Alex dengan penuh kebahagiaan. Tapi sebuah kenyataan pahit yang kini dihadapi Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, Alex langsung menyiapkan diri untuk segera kembali ke Indonesia. " Aku bawa luka di hati ini, mungkin kembalinya aku ke Indonesia, bisa melupakan rasa sakit hati ini," Alex bersiap-siap pulang ke Indonesia. Sebelum keluar dari apartemen, Alex menatap ke sekeliling ruangan, di mana apartemen ini menja

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 9. Rindu Tak Tertahankan

    Alex menundukkan kepala, tidak bisa menjawab pertanyaan dari mamahnya. Hatinya sedang dilandak kebingungan, entah apa harus berkata bohong atau jujur. Kalau jujur sudah pasti mamahna memarahinya habis-habisan, kalau bohong suatu hari pasti akan ketahuan juga. "Jawab Alex!" Sentak Tuan Kusuma Wiranata.Nyonya Arimbi menatap tajam ke arah anaknya, "Memangnya apa yang terjadi sama kamu Alex?" Tanya Nyonya Arimbi dengan suara keras. Alex terdiam, masih belum berani berbicara sedikitpun, tatapan tajam dari orang tuanya. Membuat nyali Alex menciut. "Jawab Alex! Apakah beda sudah membuat hatimu sakit?" Tanya Nyonya Arimbi. "Kalau dia diam berarti benar, sudah papa bilang berkali-kali. Bahkan kami sudah mengingatkan, siapa Belda itu. Tapi kamu tetap ngeyel, dan memaksa ingin menikahinya," ucap tuanku semua tegas. "Maafkan Alex mah, pah. Karena tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini," Sekali lagi maafkan Alex," ucap Alex dengan suara pelan. "Sebenarnya, kami kemarin menguji kalian

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 10. Kedatangan Alex

    Betapa terkejutnya Alex, melihat foto yang dikirimkan sama Lego. Dalam foto itu terlihat Belda dengan Perta di sebuah hotel yang cukup ternama di kota Jakarta. "Tapi....." Alex terlihat bingung, kenapa Perta sewaktu di Paris mengatakan kalau dirinya sudah lama tinggal di sana. "Kamu pasti kaget dan bingung," Lego Langsung menebak pikiran Alex. "Kamu itu terlalu bodoh, dan mau saja dibodoh-bodohi sama istrimu yang jadi foto model itu. Bisa saja kan mereka berangkat bareng dan satu pesawat sama kamu, tapi berbeda ruangan. Kamu tidak menyadari hal itu," cerocos Lego. "Ya Tuhanku, ternyata aku tidak menyadari semua itu, ternyata sudah direncanakan dari sebelumnya," ucap Alex sambil menyadarkan punggungnya di kursi kerja."Makanya sejak awal gue bilang, cinta itu jangan 100%, sisakan 20 atau 30%, bila kita kehilangan orang yang dicintai, tidak merasa sakit," ucap Lego sambil terkekeh.Wajah Alex terlihat merenggut kesal, tapi memang apa yang dikatakan Lego benar, dirinya terlalu mencin

    Huling Na-update : 2025-04-17
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 11.

    "Maafkan aku Nilam, aku datang ke sini untuk melihat bayiku," jawab tuan Alex pelan. "Apa saya tidak salah dengan Tuan?" Tanya Nilam kembali. Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, suasana hening menyelimuti ruangan itu. Nilam, Udin dan Titin tidak menyangka akan kedatangan Alex dan Lego. Sedangkan Nia dan Nino berada di dalam kamar menjaga Nizam yang sudah tertidur pulas. "Sekali lagi maafkan aku Nilam, aku bersalah sudah meninggalkan anakku," jawab tuan Alex."Aku kira Tuan tidak akan ingat sama anak lagi," ucap Nilan sambil tersenyum sinis."Aku...." Ucapan tuan Alex menggantung, melihat mata Lego melotot. "Aku apa Tuan? Bukannya aturan sudah membuang anak itu? Bahkan tuan dan nyonya mengatakan kalau tidak mau merawat anak yang cacat dan penyakitan," suara Nilam masih terdengar ketus.Tiba-tiba Lego angkat bicara, dia tidak ingin terjadi ketegangan antara Nilam dan Alex."Maafkan atas kesalahan Tuan Alex, apa yang dikatakan Nilam memang benar adanya. Tuan Alex sedang men

    Huling Na-update : 2025-04-17
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 12

    Tuan Alex dan Lego menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Nilam membawa dua cangkir kopi yang masih mengepul. "Silakan tuan-tuan, Maaf kopinya tidak seenak yang ada di kota, maklum ini kopi kampung," ucap Nilam sambil meletakkan nampan di atas bale-bale."Terima kasih Nilam, padahal tidak usah repot-repot," ucap Lego. "Tidak merepotkan Tuan, cuma kopi saja kok. Saya ke dalam dulu ya," Nilam bergegas masuk ke dalam untuk membantu ibunya. "Go, ini bau ikan asin ya? Kok wanginya sama seperti di rumahku?" Tanya Tuan Alex sambil mengendus-ngendus hidungnya. "Dasar orang kaya, tidak pernah makan ikan asin," gerutu Lego dalam hati."Iya itu ikan asin, makan akan bertambah nikmat bila lauknya ikan asin ditambah sambal terasi. Bukan ikan salmon ditambah saus keju," jawab Lego ketus.Tuan Alex terkekeh geli melihat ekspresi wajah Lego.Udin terlihat keluar dari dalam, membawa tikar. Rencananya mereka akan makan sambil lesehan. Lama kemudian terlihat Titin dan Nilam membawa makanan langsung

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 13

    "Sudahlah Belda, jangan hiraukan lagi sih Alex itu. Bukannya kamu ingin bercerai dengan dia? Kamu kan sekarang sudah menjadi bintang foto model. Dulu kamu menikah dengan Alex hanya karena kamu terkendala biaya kan? Sudahlah tidak usah banyak pikiran lagi. Kita bisa menikah di sini," ucap Perta terlihat santai. "Tidak bisa begitu Perta! Aku ini masih istri orang. Masa aku harus menikah dengan kamu!" Sentak Belda."Ya harus bagaimana lagi, dia sudah meninggalkan kamu, karena mengetahui perselingkuhan kita. Mungkin dia sedang mengurus perceraian di sana," tukas Alex dengan nada sinis.Belda menghembuskan nafasnya kasar, perasaannya tidak karuan. Di satu sisi dia membutuhkan Alex selalu memberikan kemewahan. Satu sisi Dia sangat mencintai Perta, laki-laki cinta pertamanya dulu. "Ya sudahlah kalau, aku bereskan dulu pekerjaan sampai kontrak kerjaku selesai. Selama 2 tahun aku tinggal dulu di Paris, setelah 2 tahun aku kembali ke Indonesia. Biar aku jalani saja hidup seperti ini," akhirny

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 14

    Udin dan Nilam menoleh ke arah belakang, ternyata seorang pria yang berpakaian rapi, sedang berdiri sambil berkacak pinggang. Matanya menatap tajam ke arah 2 SPG yang sombong itu. Salah seorang SPG langsung mendekati si pria berpakaian rapi itu, " ini Pak Bos ada orang yang hendak melamar pekerjaan ke sini, tapi kan lihat penampilannya dulu. Tadi aku sempat menegur karena memegang mobil. Pak Bos tahu sendiri kan mobil harus kelihatan bersih."Nilam dan Udin terkejut mendengar perkataan si SPG itu. Wajah Nilam langsung terlihat emosi, padahal mereka sudah mengatakan kedatangannya ke dealer untuk membeli mobil. Si pria berdasi itu langsung menatap ke arah Nilam dan Udin. Tatapan matanya sangat tajam, seakan-akan curiga dengan kedatangan Nilam dan Udin. "Benar apa yang dikatakan sama pegawai saya?" Tanya si pria itu. "Maaf kedatangan saya ke sini ingin membeli mobil, Saya tidak ingin melamar pekerjaan," jawab Udin tegas. "Alahhh, jangan ngeles Pak. Mana mungkin orang seperti Bapak m

    Huling Na-update : 2025-04-21

Pinakabagong kabanata

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 16

    Tuan Alex terbangun dari tidurnya, tubuhnya tampak berkeringat, ternyata dia mimpi bertemu dengan Nizam. Lego menatap Tuan Alex karena merasa kaget tiba-tiba dia terbangun. Lego buru-buru mengambilkan tisu, lalu diberikan sama Tuan Alex, " elo mimpi ya?"Tuan Alex mengambil tisu di tangan Lego, lalu mengelap dahinya yang berkeringat, juga bagian leher belakangnya. "Entahlah, aku bermimpi, tiba-tiba anak itu memanggilku papa. Apa mungkin aku kangen sama dia ya?" Tanya tuan Alex."Yang namanya ikatan batin, ayah dan anak pasti ada. Jadi jangan heran, kamu pasti merindukan dia," jawab Lego.Tuan Alex terdiam, dia malah menyandarkan punggungnya di kursi, matanya terpejam. Entah kenapa tiba-tiba ada rasa kangen ingin sekali bertemu dengan Nizam.Lego yang mengetahui kegunaan hati sahabatnya, langsung memberikan saran. " Bagaimana kalau Nizam dibawa ke sini lagi juga sama Nilam. Biar kamu setiap hari bertemu, toh mungkin Nilam juga setuju."Tuan Alex menoleh ke arah Lego, " apa mungkin Ni

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 15

    "Iya, itu mobil dan motor punya siapa?" Tanya ibu-ibu yang kebetulan sedang berkerumun di sebuah warung. "Kok sepertinya mobil itu berhenti di depan rumah Pak Udin ya?" Tanya Bu Nurma sambil menunjuk ke rumah Udin."Benar, Masa sih Pak Udin membeli mobil? Mana motornya 2 buah lagi," jawab Bu Rita, kepalanya melongok ke kanan dan ke kiri, melihat ke rumah Udin. "Iya, wah, wah. Rupanya mereka habis membeli mobil dan motor. Mereka punya uang dari mana ya?" Tanya Ceu Dede pemilik warung."Jangan-jangan....." Bu Nurma menghentikan ucapannya. "Jangan-jangan apa Bu Nurma?" Tanya Ceu Dede."Ah, tidak," jawab Bu Nurma."Lho, kenapa tidak diteruskan? Dengar-dengar ya, si Nilam itu dinikahi sama majikannya. Dan anaknya dibawa ke sini," ujar Bu Rita."Eh, kabar itu tidak benar Bu Rita. Aku sendiri mendengar dari kakaknya Pak Udin. Kalau Nilam itu membawa anak majikannya yang cacat dan penyakitan. Dia dikasih uang sebanyak 1 miliar," tukas Bu Nurma. "Hah!" Mata kedua ibu-ibu itu hendak melompa

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 14

    Udin dan Nilam menoleh ke arah belakang, ternyata seorang pria yang berpakaian rapi, sedang berdiri sambil berkacak pinggang. Matanya menatap tajam ke arah 2 SPG yang sombong itu. Salah seorang SPG langsung mendekati si pria berpakaian rapi itu, " ini Pak Bos ada orang yang hendak melamar pekerjaan ke sini, tapi kan lihat penampilannya dulu. Tadi aku sempat menegur karena memegang mobil. Pak Bos tahu sendiri kan mobil harus kelihatan bersih."Nilam dan Udin terkejut mendengar perkataan si SPG itu. Wajah Nilam langsung terlihat emosi, padahal mereka sudah mengatakan kedatangannya ke dealer untuk membeli mobil. Si pria berdasi itu langsung menatap ke arah Nilam dan Udin. Tatapan matanya sangat tajam, seakan-akan curiga dengan kedatangan Nilam dan Udin. "Benar apa yang dikatakan sama pegawai saya?" Tanya si pria itu. "Maaf kedatangan saya ke sini ingin membeli mobil, Saya tidak ingin melamar pekerjaan," jawab Udin tegas. "Alahhh, jangan ngeles Pak. Mana mungkin orang seperti Bapak m

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 13

    "Sudahlah Belda, jangan hiraukan lagi sih Alex itu. Bukannya kamu ingin bercerai dengan dia? Kamu kan sekarang sudah menjadi bintang foto model. Dulu kamu menikah dengan Alex hanya karena kamu terkendala biaya kan? Sudahlah tidak usah banyak pikiran lagi. Kita bisa menikah di sini," ucap Perta terlihat santai. "Tidak bisa begitu Perta! Aku ini masih istri orang. Masa aku harus menikah dengan kamu!" Sentak Belda."Ya harus bagaimana lagi, dia sudah meninggalkan kamu, karena mengetahui perselingkuhan kita. Mungkin dia sedang mengurus perceraian di sana," tukas Alex dengan nada sinis.Belda menghembuskan nafasnya kasar, perasaannya tidak karuan. Di satu sisi dia membutuhkan Alex selalu memberikan kemewahan. Satu sisi Dia sangat mencintai Perta, laki-laki cinta pertamanya dulu. "Ya sudahlah kalau, aku bereskan dulu pekerjaan sampai kontrak kerjaku selesai. Selama 2 tahun aku tinggal dulu di Paris, setelah 2 tahun aku kembali ke Indonesia. Biar aku jalani saja hidup seperti ini," akhirny

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 12

    Tuan Alex dan Lego menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Nilam membawa dua cangkir kopi yang masih mengepul. "Silakan tuan-tuan, Maaf kopinya tidak seenak yang ada di kota, maklum ini kopi kampung," ucap Nilam sambil meletakkan nampan di atas bale-bale."Terima kasih Nilam, padahal tidak usah repot-repot," ucap Lego. "Tidak merepotkan Tuan, cuma kopi saja kok. Saya ke dalam dulu ya," Nilam bergegas masuk ke dalam untuk membantu ibunya. "Go, ini bau ikan asin ya? Kok wanginya sama seperti di rumahku?" Tanya Tuan Alex sambil mengendus-ngendus hidungnya. "Dasar orang kaya, tidak pernah makan ikan asin," gerutu Lego dalam hati."Iya itu ikan asin, makan akan bertambah nikmat bila lauknya ikan asin ditambah sambal terasi. Bukan ikan salmon ditambah saus keju," jawab Lego ketus.Tuan Alex terkekeh geli melihat ekspresi wajah Lego.Udin terlihat keluar dari dalam, membawa tikar. Rencananya mereka akan makan sambil lesehan. Lama kemudian terlihat Titin dan Nilam membawa makanan langsung

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 11.

    "Maafkan aku Nilam, aku datang ke sini untuk melihat bayiku," jawab tuan Alex pelan. "Apa saya tidak salah dengan Tuan?" Tanya Nilam kembali. Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, suasana hening menyelimuti ruangan itu. Nilam, Udin dan Titin tidak menyangka akan kedatangan Alex dan Lego. Sedangkan Nia dan Nino berada di dalam kamar menjaga Nizam yang sudah tertidur pulas. "Sekali lagi maafkan aku Nilam, aku bersalah sudah meninggalkan anakku," jawab tuan Alex."Aku kira Tuan tidak akan ingat sama anak lagi," ucap Nilan sambil tersenyum sinis."Aku...." Ucapan tuan Alex menggantung, melihat mata Lego melotot. "Aku apa Tuan? Bukannya aturan sudah membuang anak itu? Bahkan tuan dan nyonya mengatakan kalau tidak mau merawat anak yang cacat dan penyakitan," suara Nilam masih terdengar ketus.Tiba-tiba Lego angkat bicara, dia tidak ingin terjadi ketegangan antara Nilam dan Alex."Maafkan atas kesalahan Tuan Alex, apa yang dikatakan Nilam memang benar adanya. Tuan Alex sedang men

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 10. Kedatangan Alex

    Betapa terkejutnya Alex, melihat foto yang dikirimkan sama Lego. Dalam foto itu terlihat Belda dengan Perta di sebuah hotel yang cukup ternama di kota Jakarta. "Tapi....." Alex terlihat bingung, kenapa Perta sewaktu di Paris mengatakan kalau dirinya sudah lama tinggal di sana. "Kamu pasti kaget dan bingung," Lego Langsung menebak pikiran Alex. "Kamu itu terlalu bodoh, dan mau saja dibodoh-bodohi sama istrimu yang jadi foto model itu. Bisa saja kan mereka berangkat bareng dan satu pesawat sama kamu, tapi berbeda ruangan. Kamu tidak menyadari hal itu," cerocos Lego. "Ya Tuhanku, ternyata aku tidak menyadari semua itu, ternyata sudah direncanakan dari sebelumnya," ucap Alex sambil menyadarkan punggungnya di kursi kerja."Makanya sejak awal gue bilang, cinta itu jangan 100%, sisakan 20 atau 30%, bila kita kehilangan orang yang dicintai, tidak merasa sakit," ucap Lego sambil terkekeh.Wajah Alex terlihat merenggut kesal, tapi memang apa yang dikatakan Lego benar, dirinya terlalu mencin

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 9. Rindu Tak Tertahankan

    Alex menundukkan kepala, tidak bisa menjawab pertanyaan dari mamahnya. Hatinya sedang dilandak kebingungan, entah apa harus berkata bohong atau jujur. Kalau jujur sudah pasti mamahna memarahinya habis-habisan, kalau bohong suatu hari pasti akan ketahuan juga. "Jawab Alex!" Sentak Tuan Kusuma Wiranata.Nyonya Arimbi menatap tajam ke arah anaknya, "Memangnya apa yang terjadi sama kamu Alex?" Tanya Nyonya Arimbi dengan suara keras. Alex terdiam, masih belum berani berbicara sedikitpun, tatapan tajam dari orang tuanya. Membuat nyali Alex menciut. "Jawab Alex! Apakah beda sudah membuat hatimu sakit?" Tanya Nyonya Arimbi. "Kalau dia diam berarti benar, sudah papa bilang berkali-kali. Bahkan kami sudah mengingatkan, siapa Belda itu. Tapi kamu tetap ngeyel, dan memaksa ingin menikahinya," ucap tuanku semua tegas. "Maafkan Alex mah, pah. Karena tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini," Sekali lagi maafkan Alex," ucap Alex dengan suara pelan. "Sebenarnya, kami kemarin menguji kalian

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 8. Sebuah Pengakuan

    Alex tidak bisa menikmati keindahan malam ini, hatinya sakit setelah melihat kenyataan kalau istrinya berselingkuh. Di dalam foto itu jelas-jelas istrinya sedang berada di sebuah kamar hotel dengan sahabatnya sendiri. "Kenapa hidupku bisa seperti ini? Apa salahku sama Belda? Padahal aku sudah menuruti segala keinginannya, sampai-sampai aku tega meninggalkan anakku sendiri. Bahkan anakku sekarang ada di bawah pengasuhan seorang art," Alex terus aja beli celoteh di dalam hatinya.Di wajahnya terlihat guratan penyesalan. Malam yang indah di kota Paris ini, seharusnya dilewati Alex dengan penuh kebahagiaan. Tapi sebuah kenyataan pahit yang kini dihadapi Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, Alex langsung menyiapkan diri untuk segera kembali ke Indonesia. " Aku bawa luka di hati ini, mungkin kembalinya aku ke Indonesia, bisa melupakan rasa sakit hati ini," Alex bersiap-siap pulang ke Indonesia. Sebelum keluar dari apartemen, Alex menatap ke sekeliling ruangan, di mana apartemen ini menja

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status