Home / Romansa / Satu Miliar Untuk ART / Bab 7. Mulai Terkuak

Share

Bab 7. Mulai Terkuak

Author: UmiPutri
last update Huling Na-update: 2025-04-04 18:11:57

"Eh, iya Mas," wajah Belda terlihat panik, saat melihat kedatangan Alex suaminya. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Seorang pria tampan yang duduk di hadapan Belda menatap ke arah Alex. Belda langsung berjalan mendekati suaminya.

"Siapa laki-laki itu?" Tanya Alex sambil menatap tajam ke arah pria yang duduk di hadapan Belda.

"Dia, eh, anu, dia. Oh ya, temanku Mas," jawab Belda gugup.

Alex menautkan kedua alisnya heran, hatinya mulai curiga dengan jawaban Belda yang terlihat gugup. 

Pria itu langsung bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Alex, dia tersenyum ramah sama Alex.

"Kenalkan, saya sahabatnya Belda. Kebetulan kami bertemu di sini, kerjaan Saya seorang fotografer," si pria itu mengulurkan tangannya. 

Alex terlihat ragu-ragu mengulurkan tangannya, selalu menyambut uluran tangan pria itu, sambil menyebutkan namanya. 

"Alex, suaminya Belda."

"Perta, Perta Cristian."

"Mari kita duduk-duduk dulu, Belda belum selesai pemotretannya," Perta mengajak Alex untuk duduk. 

"Iya Mas, ayo kita duduk," imbuh Belda.

Akhirnya Alex dan Perta duduk, sedangkan beda bersiap-siap kembali untuk pemotretan. 

"Anda seorang pengusaha ya?" Perta mulai membuka obrolannya. 

Alex cuma menganggukkan kepala, matanya tak lepas dari Belda yang sedang memakai make up. 

"Belda, istri anda itu orangnya sangat profesional. Dia adalah foto model terbaik di agensi kami. Pokoknya agensi kami jadi ramai sejak Belda masuk," ucap Perta.

"Oh," jawab Alex singkat. 

Perta mengela nafasnya dalam-dalam. " Benar apa yang dikatakan Belda, kalau suaminya itu kaku, tapi Dia seorang pengusaha sukses. Padahal aku dan Belda....." Gumam Perta dalam hati.

"Sejak kapan kalian bersahabat?" Tanya Alex tiba-tiba. 

"Sejak SMA dulu, Saya dulu tinggal di Indonesia. Tapi ketika kuliah saya langsung tinggal di sini. Paris memberikan masa depan yang cerah bagi hidup saya, di sini kan kota mode. Saya ambil kuliah di bidang fotografer. Dan inilah hasilnya, saya sering dipanggil untuk memotret para model terkenal di dunia," panjang lebar Perta menjelaskan sama Alex. 

"Oh ya, saya bergerak di bidang bisnis. Betulan perusahaan saya membuka cabang di Paris, saya bertemu dengan Belda di sebuah acara pertemuan para pengusaha. Dia datang bersama teman saya, di sanalah saya mulai jatuh cinta sama Belda, sampai akhirnya saya melamar dia untuk menjadikan pendamping hidup saya," Alex sedikit menceritakan tentang pertemuannya dengan Belda.

Perta menatap ke arah," padahal aku tahu semuanya Alex, dan aku tahu kenapa Belda meninggalkanku, hanya karena dia ingin menikah dengan kamu, pria kaya raya," celoteh Perta dalam hati.

"Kenapa sewaktu kami menikah kamu tidak datang?" Tanya Alex, yang mulai akrab dengan sahabat istrinya. 

"Oh, waktu itu kebetulan ada saudaraku yang meninggal dunia, jadi aku tidak sempat datang ke Indonesia," jawab Perta berbohong. 

Sebenarnya Perta waktu itu benar-benar kecewa, dengan keputusan Belda menikah dengan Alex. Waktu itu karir Perta belum seperti sekarang ini, dirinya hanya menjadi seorang asisten fotografer. Tapi sekarang kehidupan Perta jauh berbeda. 

"Turut berduka cita," ucap Alex.

Belda melihat suami dan sahabatnya sedang asyik ngobrol, hatinya merasa tenang. Lalu mengedipkan mata sama Perta, dan sahabatnya itu langsung mengerti. 

Tiba-tiba ponsel Alex berbunyi, terlihat dia menggeser tombol hijau, dan menerima telepon, ternyata kolega bisnisnya mengajak bertemu karena ada yang harus dibicarakan. 

Alex terlihat menganggukkan kepalanya, lalu segera menutup ponselnya.

"Bisakah anda mengantar istri saya pulang?" Tanya Alex. 

"Lho, memangnya ada apa dengan anda?" Perta balik nanya, padahal hatinya bahagia. Kesempatan untuk berduaan dengan Belda cukup terbuka lebar. 

"Saya ada urusan bisnis, barusan kolega bisnis saya telepon, dia minta bertemu dengan saya," jawab Alex. 

"Apakah Anda percaya sama saya?" Tanya Perta sambil terkekeh. 

"Saya percaya sama anda, karena anda sahabat istri saya, pasti tidak akan macam-macam kan," jawab Alex sebenarnya. 

Hati Perta mendengar perkataan macam-macam dari bibirnya Alex.

"Baiklah, Saya akan mengantar istri anda pulang," ucap Perta.

Alex langsung bergegas bangkit dari tempat duduknya, lalu buru-buru melambaikan tangan sama Belda.

Betapa senangnya hati Perta, setelah pemotretan selesai, tentu saja Perta leluasa untuk berduaan dengan Belda. Sebuah kamar hotel yang mewah sudah dipersiapkan sebelumnya, mereka berdua akan menikmati kebersamaan setelah Belda membereskan pekerjaannya. 

Pantas saja, Belda memaksa sama Alex untuk pergi ke Paris, kebetulan waktu itu Alex juga banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Paris. 

Padahal Alex sudah menyarankan, membawa bayi mereka bersama dengan Nilam.

"Kalau bayi kita dibawa, masih tetap merepotkan Mas, kamu tahu sendiri kan aku setelah pulang bekerja, tidak mau diganggu sama tangisan bayi. Yang tentunya membuat kepalaku pecah," tolak Belda waktu itu. 

Alex yang sangat bucin sama Belda, langsung menyetujui permintaan istrinya tercinta. Entah kenapa Alex sangat mencintai Belda, apapun permintaan Belda pasti diturutinya. 

Sampai-sampai bayi Mereka dititipkan sama asisten rumah, yang baru beberapa bulan bekerja. 

"Kasih saja uang 1 miliar, hitung-hitung kita menitipkan anak, lagian aku malu harus mengakui bayi itu sebagai, mana sudah cacat penyakitan lagi. Daripada kita menaruhnya di panti asuhan, baik di asuh sama pembantu kita. Uang satu miliar itu bisa buat bekal mereka di kampung," saran Belda.

Lagi-lagi Alex menjadi usul istrinya, walaupun hati kecilnya bertentangan. Padahal sebenarnya Alex menginginkan seorang bayi laki-laki, walaupun dalam keadaan cacat dan penyakitan. Toh dokter mengatakan bisa disembuhkan penyakit yang diderita bayinya. 

"Suamiku pergi ke mana?" Tanya Belda saat selesai pemotretan, Belda terlihat duduk di samping sahabatnya, Belda menyandarkan kepalanya di bahu Perta, sedangkan Perta langsung mencium punggung tangan Belda berkali-kali.

"Katanya ada urusan bisnis, dan tidak tahu pulangnya jam berapa. Berarti......" Ucapan Alex tidak dilanjutkan. 

"Aku...." Belda membisikan sesuatu sama Perta.

Lalu mereka berdua bergegas bangkit dari tempat duduk dan menuju mobil yang terparkir di basement gedung, tadi Belda mengambil pemotretan di atas gedung. 

Dan, entahlah apa yang terjadi selanjutnya dengan mereka berdua. Hanyalah Belda dan Perta yang tahu. 

Jam 11.00 malam, Alex datang ke apartemennya. Wajahnya terlihat lelah, setelah bertemu dengan pengusaha tadi. Karena banyak sekali urusan bisnis yang harus dibicarakan. 

Alex merasa heran karena lampu apartemen masih belum nyala. " Apakah Belda belum pulang?" Tanya Alex dalam hati. 

Lalu tangan Alex memijit tombol, kode untuk membuka pintu. Dan benar saja, lampu ruangan masih terlihat padam, suasana gelap gulita di dalam apartemen itu. 

Apartemen yang super mewah, dengan harga yang membuat mulut kita menganga. Perabotan isi apartemen itu harganya membuat kita geleng-geleng kepala. 

Alex langsung duduk di atas sofa yang empuk, dia membuka jaketnya, hatinya bertanya-tanya terus kenapa sampai jam 11.00 malam waktu setempat Belda belum pulang dari pekerjaannya. 

Ponsel yang ada di saku celana, langsung diambil sama Alex. Terlihat kedua alis mata dia saling bertautan, karena melihat seseorang mengirimkan gambar. 

"Apakah ini istri anda tuan Alex?_____"

 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 8. Sebuah Pengakuan

    Alex tidak bisa menikmati keindahan malam ini, hatinya sakit setelah melihat kenyataan kalau istrinya berselingkuh. Di dalam foto itu jelas-jelas istrinya sedang berada di sebuah kamar hotel dengan sahabatnya sendiri. "Kenapa hidupku bisa seperti ini? Apa salahku sama Belda? Padahal aku sudah menuruti segala keinginannya, sampai-sampai aku tega meninggalkan anakku sendiri. Bahkan anakku sekarang ada di bawah pengasuhan seorang art," Alex terus aja beli celoteh di dalam hatinya.Di wajahnya terlihat guratan penyesalan. Malam yang indah di kota Paris ini, seharusnya dilewati Alex dengan penuh kebahagiaan. Tapi sebuah kenyataan pahit yang kini dihadapi Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, Alex langsung menyiapkan diri untuk segera kembali ke Indonesia. " Aku bawa luka di hati ini, mungkin kembalinya aku ke Indonesia, bisa melupakan rasa sakit hati ini," Alex bersiap-siap pulang ke Indonesia. Sebelum keluar dari apartemen, Alex menatap ke sekeliling ruangan, di mana apartemen ini menja

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 9. Rindu Tak Tertahankan

    Alex menundukkan kepala, tidak bisa menjawab pertanyaan dari mamahnya. Hatinya sedang dilandak kebingungan, entah apa harus berkata bohong atau jujur. Kalau jujur sudah pasti mamahna memarahinya habis-habisan, kalau bohong suatu hari pasti akan ketahuan juga. "Jawab Alex!" Sentak Tuan Kusuma Wiranata.Nyonya Arimbi menatap tajam ke arah anaknya, "Memangnya apa yang terjadi sama kamu Alex?" Tanya Nyonya Arimbi dengan suara keras. Alex terdiam, masih belum berani berbicara sedikitpun, tatapan tajam dari orang tuanya. Membuat nyali Alex menciut. "Jawab Alex! Apakah beda sudah membuat hatimu sakit?" Tanya Nyonya Arimbi. "Kalau dia diam berarti benar, sudah papa bilang berkali-kali. Bahkan kami sudah mengingatkan, siapa Belda itu. Tapi kamu tetap ngeyel, dan memaksa ingin menikahinya," ucap tuanku semua tegas. "Maafkan Alex mah, pah. Karena tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini," Sekali lagi maafkan Alex," ucap Alex dengan suara pelan. "Sebenarnya, kami kemarin menguji kalian

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 10. Kedatangan Alex

    Betapa terkejutnya Alex, melihat foto yang dikirimkan sama Lego. Dalam foto itu terlihat Belda dengan Perta di sebuah hotel yang cukup ternama di kota Jakarta. "Tapi....." Alex terlihat bingung, kenapa Perta sewaktu di Paris mengatakan kalau dirinya sudah lama tinggal di sana. "Kamu pasti kaget dan bingung," Lego Langsung menebak pikiran Alex. "Kamu itu terlalu bodoh, dan mau saja dibodoh-bodohi sama istrimu yang jadi foto model itu. Bisa saja kan mereka berangkat bareng dan satu pesawat sama kamu, tapi berbeda ruangan. Kamu tidak menyadari hal itu," cerocos Lego. "Ya Tuhanku, ternyata aku tidak menyadari semua itu, ternyata sudah direncanakan dari sebelumnya," ucap Alex sambil menyadarkan punggungnya di kursi kerja."Makanya sejak awal gue bilang, cinta itu jangan 100%, sisakan 20 atau 30%, bila kita kehilangan orang yang dicintai, tidak merasa sakit," ucap Lego sambil terkekeh.Wajah Alex terlihat merenggut kesal, tapi memang apa yang dikatakan Lego benar, dirinya terlalu mencin

    Huling Na-update : 2025-04-17
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 11.

    "Maafkan aku Nilam, aku datang ke sini untuk melihat bayiku," jawab tuan Alex pelan. "Apa saya tidak salah dengan Tuan?" Tanya Nilam kembali. Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, suasana hening menyelimuti ruangan itu. Nilam, Udin dan Titin tidak menyangka akan kedatangan Alex dan Lego. Sedangkan Nia dan Nino berada di dalam kamar menjaga Nizam yang sudah tertidur pulas. "Sekali lagi maafkan aku Nilam, aku bersalah sudah meninggalkan anakku," jawab tuan Alex."Aku kira Tuan tidak akan ingat sama anak lagi," ucap Nilan sambil tersenyum sinis."Aku...." Ucapan tuan Alex menggantung, melihat mata Lego melotot. "Aku apa Tuan? Bukannya aturan sudah membuang anak itu? Bahkan tuan dan nyonya mengatakan kalau tidak mau merawat anak yang cacat dan penyakitan," suara Nilam masih terdengar ketus.Tiba-tiba Lego angkat bicara, dia tidak ingin terjadi ketegangan antara Nilam dan Alex."Maafkan atas kesalahan Tuan Alex, apa yang dikatakan Nilam memang benar adanya. Tuan Alex sedang men

    Huling Na-update : 2025-04-17
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 12

    Tuan Alex dan Lego menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Nilam membawa dua cangkir kopi yang masih mengepul. "Silakan tuan-tuan, Maaf kopinya tidak seenak yang ada di kota, maklum ini kopi kampung," ucap Nilam sambil meletakkan nampan di atas bale-bale."Terima kasih Nilam, padahal tidak usah repot-repot," ucap Lego. "Tidak merepotkan Tuan, cuma kopi saja kok. Saya ke dalam dulu ya," Nilam bergegas masuk ke dalam untuk membantu ibunya. "Go, ini bau ikan asin ya? Kok wanginya sama seperti di rumahku?" Tanya Tuan Alex sambil mengendus-ngendus hidungnya. "Dasar orang kaya, tidak pernah makan ikan asin," gerutu Lego dalam hati."Iya itu ikan asin, makan akan bertambah nikmat bila lauknya ikan asin ditambah sambal terasi. Bukan ikan salmon ditambah saus keju," jawab Lego ketus.Tuan Alex terkekeh geli melihat ekspresi wajah Lego.Udin terlihat keluar dari dalam, membawa tikar. Rencananya mereka akan makan sambil lesehan. Lama kemudian terlihat Titin dan Nilam membawa makanan langsung

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 13

    "Sudahlah Belda, jangan hiraukan lagi sih Alex itu. Bukannya kamu ingin bercerai dengan dia? Kamu kan sekarang sudah menjadi bintang foto model. Dulu kamu menikah dengan Alex hanya karena kamu terkendala biaya kan? Sudahlah tidak usah banyak pikiran lagi. Kita bisa menikah di sini," ucap Perta terlihat santai. "Tidak bisa begitu Perta! Aku ini masih istri orang. Masa aku harus menikah dengan kamu!" Sentak Belda."Ya harus bagaimana lagi, dia sudah meninggalkan kamu, karena mengetahui perselingkuhan kita. Mungkin dia sedang mengurus perceraian di sana," tukas Alex dengan nada sinis.Belda menghembuskan nafasnya kasar, perasaannya tidak karuan. Di satu sisi dia membutuhkan Alex selalu memberikan kemewahan. Satu sisi Dia sangat mencintai Perta, laki-laki cinta pertamanya dulu. "Ya sudahlah kalau, aku bereskan dulu pekerjaan sampai kontrak kerjaku selesai. Selama 2 tahun aku tinggal dulu di Paris, setelah 2 tahun aku kembali ke Indonesia. Biar aku jalani saja hidup seperti ini," akhirny

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 14

    Udin dan Nilam menoleh ke arah belakang, ternyata seorang pria yang berpakaian rapi, sedang berdiri sambil berkacak pinggang. Matanya menatap tajam ke arah 2 SPG yang sombong itu. Salah seorang SPG langsung mendekati si pria berpakaian rapi itu, " ini Pak Bos ada orang yang hendak melamar pekerjaan ke sini, tapi kan lihat penampilannya dulu. Tadi aku sempat menegur karena memegang mobil. Pak Bos tahu sendiri kan mobil harus kelihatan bersih."Nilam dan Udin terkejut mendengar perkataan si SPG itu. Wajah Nilam langsung terlihat emosi, padahal mereka sudah mengatakan kedatangannya ke dealer untuk membeli mobil. Si pria berdasi itu langsung menatap ke arah Nilam dan Udin. Tatapan matanya sangat tajam, seakan-akan curiga dengan kedatangan Nilam dan Udin. "Benar apa yang dikatakan sama pegawai saya?" Tanya si pria itu. "Maaf kedatangan saya ke sini ingin membeli mobil, Saya tidak ingin melamar pekerjaan," jawab Udin tegas. "Alahhh, jangan ngeles Pak. Mana mungkin orang seperti Bapak m

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 15

    "Iya, itu mobil dan motor punya siapa?" Tanya ibu-ibu yang kebetulan sedang berkerumun di sebuah warung. "Kok sepertinya mobil itu berhenti di depan rumah Pak Udin ya?" Tanya Bu Nurma sambil menunjuk ke rumah Udin."Benar, Masa sih Pak Udin membeli mobil? Mana motornya 2 buah lagi," jawab Bu Rita, kepalanya melongok ke kanan dan ke kiri, melihat ke rumah Udin. "Iya, wah, wah. Rupanya mereka habis membeli mobil dan motor. Mereka punya uang dari mana ya?" Tanya Ceu Dede pemilik warung."Jangan-jangan....." Bu Nurma menghentikan ucapannya. "Jangan-jangan apa Bu Nurma?" Tanya Ceu Dede."Ah, tidak," jawab Bu Nurma."Lho, kenapa tidak diteruskan? Dengar-dengar ya, si Nilam itu dinikahi sama majikannya. Dan anaknya dibawa ke sini," ujar Bu Rita."Eh, kabar itu tidak benar Bu Rita. Aku sendiri mendengar dari kakaknya Pak Udin. Kalau Nilam itu membawa anak majikannya yang cacat dan penyakitan. Dia dikasih uang sebanyak 1 miliar," tukas Bu Nurma. "Hah!" Mata kedua ibu-ibu itu hendak melompa

    Huling Na-update : 2025-04-23

Pinakabagong kabanata

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 16

    Tuan Alex terbangun dari tidurnya, tubuhnya tampak berkeringat, ternyata dia mimpi bertemu dengan Nizam. Lego menatap Tuan Alex karena merasa kaget tiba-tiba dia terbangun. Lego buru-buru mengambilkan tisu, lalu diberikan sama Tuan Alex, " elo mimpi ya?"Tuan Alex mengambil tisu di tangan Lego, lalu mengelap dahinya yang berkeringat, juga bagian leher belakangnya. "Entahlah, aku bermimpi, tiba-tiba anak itu memanggilku papa. Apa mungkin aku kangen sama dia ya?" Tanya tuan Alex."Yang namanya ikatan batin, ayah dan anak pasti ada. Jadi jangan heran, kamu pasti merindukan dia," jawab Lego.Tuan Alex terdiam, dia malah menyandarkan punggungnya di kursi, matanya terpejam. Entah kenapa tiba-tiba ada rasa kangen ingin sekali bertemu dengan Nizam.Lego yang mengetahui kegunaan hati sahabatnya, langsung memberikan saran. " Bagaimana kalau Nizam dibawa ke sini lagi juga sama Nilam. Biar kamu setiap hari bertemu, toh mungkin Nilam juga setuju."Tuan Alex menoleh ke arah Lego, " apa mungkin Ni

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 15

    "Iya, itu mobil dan motor punya siapa?" Tanya ibu-ibu yang kebetulan sedang berkerumun di sebuah warung. "Kok sepertinya mobil itu berhenti di depan rumah Pak Udin ya?" Tanya Bu Nurma sambil menunjuk ke rumah Udin."Benar, Masa sih Pak Udin membeli mobil? Mana motornya 2 buah lagi," jawab Bu Rita, kepalanya melongok ke kanan dan ke kiri, melihat ke rumah Udin. "Iya, wah, wah. Rupanya mereka habis membeli mobil dan motor. Mereka punya uang dari mana ya?" Tanya Ceu Dede pemilik warung."Jangan-jangan....." Bu Nurma menghentikan ucapannya. "Jangan-jangan apa Bu Nurma?" Tanya Ceu Dede."Ah, tidak," jawab Bu Nurma."Lho, kenapa tidak diteruskan? Dengar-dengar ya, si Nilam itu dinikahi sama majikannya. Dan anaknya dibawa ke sini," ujar Bu Rita."Eh, kabar itu tidak benar Bu Rita. Aku sendiri mendengar dari kakaknya Pak Udin. Kalau Nilam itu membawa anak majikannya yang cacat dan penyakitan. Dia dikasih uang sebanyak 1 miliar," tukas Bu Nurma. "Hah!" Mata kedua ibu-ibu itu hendak melompa

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 14

    Udin dan Nilam menoleh ke arah belakang, ternyata seorang pria yang berpakaian rapi, sedang berdiri sambil berkacak pinggang. Matanya menatap tajam ke arah 2 SPG yang sombong itu. Salah seorang SPG langsung mendekati si pria berpakaian rapi itu, " ini Pak Bos ada orang yang hendak melamar pekerjaan ke sini, tapi kan lihat penampilannya dulu. Tadi aku sempat menegur karena memegang mobil. Pak Bos tahu sendiri kan mobil harus kelihatan bersih."Nilam dan Udin terkejut mendengar perkataan si SPG itu. Wajah Nilam langsung terlihat emosi, padahal mereka sudah mengatakan kedatangannya ke dealer untuk membeli mobil. Si pria berdasi itu langsung menatap ke arah Nilam dan Udin. Tatapan matanya sangat tajam, seakan-akan curiga dengan kedatangan Nilam dan Udin. "Benar apa yang dikatakan sama pegawai saya?" Tanya si pria itu. "Maaf kedatangan saya ke sini ingin membeli mobil, Saya tidak ingin melamar pekerjaan," jawab Udin tegas. "Alahhh, jangan ngeles Pak. Mana mungkin orang seperti Bapak m

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 13

    "Sudahlah Belda, jangan hiraukan lagi sih Alex itu. Bukannya kamu ingin bercerai dengan dia? Kamu kan sekarang sudah menjadi bintang foto model. Dulu kamu menikah dengan Alex hanya karena kamu terkendala biaya kan? Sudahlah tidak usah banyak pikiran lagi. Kita bisa menikah di sini," ucap Perta terlihat santai. "Tidak bisa begitu Perta! Aku ini masih istri orang. Masa aku harus menikah dengan kamu!" Sentak Belda."Ya harus bagaimana lagi, dia sudah meninggalkan kamu, karena mengetahui perselingkuhan kita. Mungkin dia sedang mengurus perceraian di sana," tukas Alex dengan nada sinis.Belda menghembuskan nafasnya kasar, perasaannya tidak karuan. Di satu sisi dia membutuhkan Alex selalu memberikan kemewahan. Satu sisi Dia sangat mencintai Perta, laki-laki cinta pertamanya dulu. "Ya sudahlah kalau, aku bereskan dulu pekerjaan sampai kontrak kerjaku selesai. Selama 2 tahun aku tinggal dulu di Paris, setelah 2 tahun aku kembali ke Indonesia. Biar aku jalani saja hidup seperti ini," akhirny

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 12

    Tuan Alex dan Lego menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Nilam membawa dua cangkir kopi yang masih mengepul. "Silakan tuan-tuan, Maaf kopinya tidak seenak yang ada di kota, maklum ini kopi kampung," ucap Nilam sambil meletakkan nampan di atas bale-bale."Terima kasih Nilam, padahal tidak usah repot-repot," ucap Lego. "Tidak merepotkan Tuan, cuma kopi saja kok. Saya ke dalam dulu ya," Nilam bergegas masuk ke dalam untuk membantu ibunya. "Go, ini bau ikan asin ya? Kok wanginya sama seperti di rumahku?" Tanya Tuan Alex sambil mengendus-ngendus hidungnya. "Dasar orang kaya, tidak pernah makan ikan asin," gerutu Lego dalam hati."Iya itu ikan asin, makan akan bertambah nikmat bila lauknya ikan asin ditambah sambal terasi. Bukan ikan salmon ditambah saus keju," jawab Lego ketus.Tuan Alex terkekeh geli melihat ekspresi wajah Lego.Udin terlihat keluar dari dalam, membawa tikar. Rencananya mereka akan makan sambil lesehan. Lama kemudian terlihat Titin dan Nilam membawa makanan langsung

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 11.

    "Maafkan aku Nilam, aku datang ke sini untuk melihat bayiku," jawab tuan Alex pelan. "Apa saya tidak salah dengan Tuan?" Tanya Nilam kembali. Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam, suasana hening menyelimuti ruangan itu. Nilam, Udin dan Titin tidak menyangka akan kedatangan Alex dan Lego. Sedangkan Nia dan Nino berada di dalam kamar menjaga Nizam yang sudah tertidur pulas. "Sekali lagi maafkan aku Nilam, aku bersalah sudah meninggalkan anakku," jawab tuan Alex."Aku kira Tuan tidak akan ingat sama anak lagi," ucap Nilan sambil tersenyum sinis."Aku...." Ucapan tuan Alex menggantung, melihat mata Lego melotot. "Aku apa Tuan? Bukannya aturan sudah membuang anak itu? Bahkan tuan dan nyonya mengatakan kalau tidak mau merawat anak yang cacat dan penyakitan," suara Nilam masih terdengar ketus.Tiba-tiba Lego angkat bicara, dia tidak ingin terjadi ketegangan antara Nilam dan Alex."Maafkan atas kesalahan Tuan Alex, apa yang dikatakan Nilam memang benar adanya. Tuan Alex sedang men

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 10. Kedatangan Alex

    Betapa terkejutnya Alex, melihat foto yang dikirimkan sama Lego. Dalam foto itu terlihat Belda dengan Perta di sebuah hotel yang cukup ternama di kota Jakarta. "Tapi....." Alex terlihat bingung, kenapa Perta sewaktu di Paris mengatakan kalau dirinya sudah lama tinggal di sana. "Kamu pasti kaget dan bingung," Lego Langsung menebak pikiran Alex. "Kamu itu terlalu bodoh, dan mau saja dibodoh-bodohi sama istrimu yang jadi foto model itu. Bisa saja kan mereka berangkat bareng dan satu pesawat sama kamu, tapi berbeda ruangan. Kamu tidak menyadari hal itu," cerocos Lego. "Ya Tuhanku, ternyata aku tidak menyadari semua itu, ternyata sudah direncanakan dari sebelumnya," ucap Alex sambil menyadarkan punggungnya di kursi kerja."Makanya sejak awal gue bilang, cinta itu jangan 100%, sisakan 20 atau 30%, bila kita kehilangan orang yang dicintai, tidak merasa sakit," ucap Lego sambil terkekeh.Wajah Alex terlihat merenggut kesal, tapi memang apa yang dikatakan Lego benar, dirinya terlalu mencin

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 9. Rindu Tak Tertahankan

    Alex menundukkan kepala, tidak bisa menjawab pertanyaan dari mamahnya. Hatinya sedang dilandak kebingungan, entah apa harus berkata bohong atau jujur. Kalau jujur sudah pasti mamahna memarahinya habis-habisan, kalau bohong suatu hari pasti akan ketahuan juga. "Jawab Alex!" Sentak Tuan Kusuma Wiranata.Nyonya Arimbi menatap tajam ke arah anaknya, "Memangnya apa yang terjadi sama kamu Alex?" Tanya Nyonya Arimbi dengan suara keras. Alex terdiam, masih belum berani berbicara sedikitpun, tatapan tajam dari orang tuanya. Membuat nyali Alex menciut. "Jawab Alex! Apakah beda sudah membuat hatimu sakit?" Tanya Nyonya Arimbi. "Kalau dia diam berarti benar, sudah papa bilang berkali-kali. Bahkan kami sudah mengingatkan, siapa Belda itu. Tapi kamu tetap ngeyel, dan memaksa ingin menikahinya," ucap tuanku semua tegas. "Maafkan Alex mah, pah. Karena tidak menyangka kejadiannya akan seperti ini," Sekali lagi maafkan Alex," ucap Alex dengan suara pelan. "Sebenarnya, kami kemarin menguji kalian

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 8. Sebuah Pengakuan

    Alex tidak bisa menikmati keindahan malam ini, hatinya sakit setelah melihat kenyataan kalau istrinya berselingkuh. Di dalam foto itu jelas-jelas istrinya sedang berada di sebuah kamar hotel dengan sahabatnya sendiri. "Kenapa hidupku bisa seperti ini? Apa salahku sama Belda? Padahal aku sudah menuruti segala keinginannya, sampai-sampai aku tega meninggalkan anakku sendiri. Bahkan anakku sekarang ada di bawah pengasuhan seorang art," Alex terus aja beli celoteh di dalam hatinya.Di wajahnya terlihat guratan penyesalan. Malam yang indah di kota Paris ini, seharusnya dilewati Alex dengan penuh kebahagiaan. Tapi sebuah kenyataan pahit yang kini dihadapi Alex. Tanpa berpikir panjang lagi, Alex langsung menyiapkan diri untuk segera kembali ke Indonesia. " Aku bawa luka di hati ini, mungkin kembalinya aku ke Indonesia, bisa melupakan rasa sakit hati ini," Alex bersiap-siap pulang ke Indonesia. Sebelum keluar dari apartemen, Alex menatap ke sekeliling ruangan, di mana apartemen ini menja

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status