Share

Bab 2

‘’Kamu harus segera menikahi Adelia!’’ Suara Sarah menggema mengisi seluruh penjuru ruangan. Mengundang semua penghuni rumah bermunculan dari kamar mereka di suasana subuh yang memilukan.

‘’Bu, aku tidak melakukan apa-apa dengannya. Ini salah paham!’’ bela Faisal.

‘’Mas, kamu lupa kalau semalam kita ….’’ Kalimat Adelia terputus karena tangisnya pecah. Dia berlaku seolah menjadi korban yang paling tersakiti di sini. Senyatanya apa yang sedang dilakukannya saat ini hanya sebuah akting belaka.

‘’Ada apa ini?’’ Megan, anak sulung Sarah muncul dan pura-pura terkejut mendengar keributan yang terjadi di depan kamar Faisal.

‘’Mbak Adel? Kenapa pagi-pagi sudah ada di sini? Kenapa kamu menangis?’’ tanya Shela, adik Faisal. Anak nomor tiga di keluarga itu.

‘’Mas kalian telah merenggut kehormatan Adelia. Sekarang, ibu meminta agar Faisal mau bertanggung jawab dan menikahi Adelia,’’ jelas Sarah membuat dua anak perempuannya membuka mulut lebar dan melotot karena terkejut. Ralat! Mereka hanya pura-pura terkejut. Dalam hati keduanya bersorak ria karena rencana mereka menjebak Faisal telah berjalan mulus.

‘’Bu tolong jangan kencang-kencang. Ada Aluna di dalam,’’ pinta Faisal.

‘’Kenapa? Kamu takut dia cemburu dan marah? Atau kamu takut dia tak memperbolehkan kamu menikahi Adelia?’’ sungut Sarah masih dengan nada tinggi meski Faisal sudah memperingatkannya.

‘’Sini, biar ibu yang bicara padanya.’’ Sarah mendorong tubuh putranya, menerobos masuk ke dalam kamar.

Melangkah mendekat ke arah Aluna yang sedang menangis di tepi tempat tidur. Dengan tatapan penuh kebencian Sarah menghampirinya.

Faisal mengikuti langkah Sarah ke dalam, begitu juga yang lainnya tampak ingin tahu apa yang akan terjadi antara Aluna dengan ibu mereka. Tak terkecuali Adelia, wanita itu pun ikut masuk ke dalam. Wajahnya banjir air mata, namun hatinya penuh senyum kemenangan melihat wajah Aluna berhias duka.

‘’Aku rasa kamu sudah mendengar apa yang terjadi antara Faisal dengan Adelia. Tak ada alasan untukmu melarang suamimu bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Izinkan suamimu Faisal menikah dengan Adelia!’’ tegas Sarah tanpa basa-basi.

Aluna hanya menangis meraung tak kuasa berkata-kata. Dia hanya wanita lemah yang selalu dipojokkan oleh keluarga suaminya. Terlebih dia belum bisa memberikan keturunan untuk keluarga besar ini. Hal yang selalu dianggap fatal dan menjadi masalah besar di mata Sarah mertuanya.

‘’Bu, tolong jangan mendesak Aluna seperti ini. Apa yang terjadi antara aku dengan Adelia itu semua salah paham. Aku yakin kalau aku tidak melakukan hal bejat kepadanya. Jangan paksa aku menikahi dia,’’ tegas Faisal yang kini berdiri di samping ibunya.

‘’Kamu masih mengelak setelah mereguk manis bersamaku, Mas? Kamu ingin mencampakkan aku setelah berhasil merusak mahkotaku?’’ sela Adelia kembali merasa paling tersakiti di sini.

‘’Adelia, tolong, jangan membuat keadaan makin runyam. Aku tahu kamu pasti sengaja merencanakan semua ini kan?’’ tukas Faisal tetap tak ingin dipojokkan.

‘’Rencana apa, Mas? Tega kamu ya! Bilang saja kalau kamu tak mau tanggung jawab! Lebih baik aku mati saja!’’ Adelia hendak beranjak dari sana, berniat bunuh diri.

‘’Adelia, jangan bodoh!’’ Megan menghadang jalan wanita itu.

‘’Biarkan aku pergi, Mbak. Dari pada aku harus menanggung malu sendiri karena Mas Faisal tak mau bertanggung jawab.’’

‘’Mas Faisal akan bertanggung jawab.’’ Suara lantang tiba-tiba keluar dari mulut Aluna. Semua orang menoleh ke arahnya. Terutama Faisal yang menatapnya tak percaya.

Aluna bangkit dari duduk. Mengusap air mata di pipinya dengan kasar. Dia tak mau terlihat lemah dan menangis di hadapan orang-orang yang jelas-jelas bahagia melihatnya terpuruk seperti ini.

‘’Kamu bilang apa?’’ gumam Faisal.

‘’Kamu harus menikahi Adelia. Buktikan kalau kamu adalah pria yang bertanggung jawab, bukan seorang pengecut!’’ tegas Aluna seraya menatap tajam manik mata suaminya yang berair.

Entah Aluna harus percaya pada siapa. Inginnya dia percaya pada perkataan Faisal, bahwa yang terjadi hanya kesalahpahaman. Tapi apa yang dilihat dan didengar olehnya sudah cukup membuat hatinya sakit hingga tak mampu berpikir jernih. Dan bukti-bukti yang ada sudah cukup memperkuat fakta bahwa semua itu nyata, bukan salah paham.

Dari segi mana kesalahpahaman yang dimaksud oleh Faisal, Aluna tidak menemukan ada celah yang menunjukkan kejanggalan. Hati dan pikirannya sudah terbalut rasa sakit yang terperi.

‘’Aluna, aku tidak mungkin melakukan itu. Aku tak mungkin mengkhianatimu. Tolong percaya padaku!’’ Faisal mengarahkan kedua telapak tangan pada dadanya sendiri, masih mencoba meyakinkan sang istri bahwa semua yang terlihat dan terdengar itu salah.

‘’Faisal. Kamu tak bisa menolak lagi. Aluna istrimu sudah memberi izin agar kamu menikah lagi dengan Adelia. Bertanggung jawab atas apa yang kamu perbuat. Siapa tahu ini cara Tuhan untuk membuat kamu bisa memiliki keturunan, karena selama ini Aluna tidak bisa memberimu anak. Tuhan mengirimkan Adelia masuk ke dalam rumah tanggamu untuk memberi warna yang tak bisa diberikan oleh Aluna. Memberikan kebahagiaan padamu yaitu kehadiran seorang anak!’’ tegas Sarah. Perkataannya bagai ribuan jarum yang menyerang hati Aluna, menikamnya tajam. Sakit, tapi tak berdarah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status