Share

Bab 5

Author: Irstia88
last update Last Updated: 2024-11-07 22:59:22

Selepas sholat subuh, seperti biasa Aluna segera ke dapur membantu Mbok Painem menyiapkan sarapan.

‘’Mbak Alun gak usah bantuin Mbok. Biar Mbok kerjain semuanya sendiri,’’ ujar wanita berusia senja mencegah Aluna membantunya di dapur.

‘’Gak apa-apa, Mbok. Biasanya juga aku bantu, kenapa sekarang gak boleh?’’ tukas Aluna sambil tersenyum.

Mbok Painem menatap wajah Aluna yang sembab. Dia tahu jika semalaman wanita muda ini pasti tak bisa tidur. Ia bisa merasakan apa yang Aluna rasakan. Bisa jadi semalaman ini Aluna menghabiskan waktu dengan menangis. Hati perempuan mana yang tidak akan terluka saat suaminya menghabiskan malam pertama bersama wanita lain, bahkan harus seatap dengannya. Tak bisa dibayangkan seperti apa hancurnya hati Aluna.

‘’Kenapa Mbok menatapku seperti itu?’’ tanya Aluna menyadari tatapan Mbok Painem yang begitu dalam memindai wajahnya.

‘’Mbok tahu Mbak Alun sedang sedih. Makanya Mbok gak mau Mbak Alun bantuin Mbok di dapur. Lebih baik Mbak Alun istirahat saja di kamar. Mbak pasti kurang istirahat,’’ tuturnya. Ia tangkap ada lingkar hitam di area mata indah Aluna. Hampir setiap malam Aluna tak bisa tidur hingga lingkar hitam itu muncul.

‘’Justru aku ingin menyibukan diri biar bisa melupakan masalahku, Mbok.’’ Aluna menghentikan sejenak kesibukannya. Menatap serius pada wanita yang tingginya jauh lebih pendek darinya.

Tak terasa kabut tipis menghalangi pandangan Mbok Painem. Wanita itu segera membuang wajah, menyembunyikan rasa prihatinnya terhadap sang majikan.

‘’Ya sudah kalau begitu,’’ gumamnya pelan.

**

Keluarga Aditama satu persatu mulai turun dari lantai atas menuju ruang makan. Shela bersama suaminya Riko sudah lebih dulu datang ke ruang makan. Disusul Megan bersama Sarah juga Oliv yang kini duduk di tempat masing-masing.

Menu makanan sudah tersaji di meja. Berbagai menu masakan yang dibuat oleh Aluna bersama Mbok Painem. Diolah dengan penuh cinta hingga membuat mereka yang melihat makanan itu berselera untuk menyantapnya.

‘’Faisal sama Adelia mana? Kok mereka belum turun?’’ tanya Sarah, mengedarkan pandangan, mendapati putra dan mantunya belum bergabung di meja makan.

‘’Ibu ini kayak gak tahu saja. Mereka pasti habis bertempur malam tadi, makanya kesiangan. Capek pasti,’’ sela Megan.

Saat yang bersamaan Aluna sedang menuangkan air pada gelas untuk keluarga besar itu minum. Mendengar perkataan Megan membuat Aluna melamun hingga air yang ia tuang ke dalam gelas, meluber kemana-mana.

‘’Aluna!’’ sahut Sarah membuat yang dipanggil terhenyak mengerjapkan matanya.

‘’Astaghfirullah!’’ Aluna menyadari kesalahannya yang telah menumpahkan air putih di atas meja makan.

Megan dan Shela saling beradu pandang satu dengan lainnya.

‘’Gimana mau jadi istri yang baik kalau nuangin air aja gak becus. Bisa kamu apa sih?’’ hardik Megan, mulutnya tajam seperti silet.

‘’Maaf, Mbak, aku gak sengaja.’’ Buru-buru Aluna membersihkan air yang tumpah di atas meja tersebut.

Mulut Megan bergerak komat-kamit meniru ucapan Aluna barusan. Shela tertawa cekikikan melihat tingkah kakak sulungnya. Sementara Riko, suami Shela yang terkenal tertutup dan pendiam segera mengelus tangan istrinya agar berhenti menertawakan kakak iparnya.

‘’Mbok Painem, tolong panggilkan Faisal sama Adel. Suruh mereka turun. Bilang kalau kami sudah menunggu di meja makan,’’ titah Sarah pada asisten rumah tangganya.

Mbok Painem yang masih sibuk dengan pekerjaannya segera mengangguk.

‘’Jangan Mbok Painem, dia lagi sibuk. Biar Aluna saja yang panggil Faisal,’’ sergah Megan dengan sengaja.

‘’Mbok gak sibuk kok,’’ sela Mbok Painem.

‘’Mbok sibuk. Aku mau nyuruh Mbok buatkan oatmeal untukku. Hari ini aku diet gak makan-makanan ginian apalagi buatan tangan wanita mandul. Takut ketularan,’’ tukas Megan semakin berani merendahkan Aluna semenjak Faisal telah menikah dengan Adelia.

Lagi-lagi Megan menancapkan duri tajam ke hati Aluna, seolah tak pernah puas menyakiti hati wanita itu.

‘’Aluna! Panggil Faisal dan Adel! Suruh mereka turun.’’ Kali ini Sarah yang memerintah.

Aluna tak bisa menolak apalagi sudah Sarah yang bicara. Di rumah ini Sarah merupakan orang tua tunggal di keluarga ini. Aditama suaminya telah berpulang sekitar lima tahun lalu, sebelum Aluna menjadi menantu di rumah ini.

Tak mau berdebat, Aluna segera melangkah menaiki anak tangga menuju lantai atas di mana kamar Adelia dan Faisal berada.

Tiba di depan pintu kamar. Aluna terdiam sejenak. Ragu-ragu tangannya hendak mengetuk pintu kamar tersebut. Baru saja Aluna mengangkat tangannya bersiap untuk mengetuk pintu. Tiba-tiba pintu dibuka dari dalam hingga tangan Aluna yang melayang di udara segera diturunkan.

Pemandangan tak mengenakan yang pertama kali tertangkap oleh netra Aluna. Faisal muncul dari balik pintu bersama Adelia dengan rambut mereka yang setengah kering. Bisa dipastikan keduanya baru saja mengeringkan rambut setelah keramas. Ada nyeri yang menusuk hingga ke ulu hati yang dirasakan Aluna saat ini.

‘’Aluna?’’ Faisal mencoba melepaskan tangan Adelia yang bergelayut manja di lengannya.

Tetapi wanita itu malah mengeratkan pelukannya pada lengan Faisal. Padahal Faisal bermaksud menjaga hati Aluna, tapi Adelia seolah tak mengizinkannya. Bibir Adelia mengukir senyum sinis penuh kemenangan.

‘’Mas– ibu dan yang lain menunggu di bawah.’’ Aluna bicara dengan terbata. Dia tak berani berlama-lama menatap suaminya maupun wanita itu.

‘’Ayo, Mas. Aku udah lapar. Tenaga kita habis dan butuh makan,’’ ajak Adelia.

‘’Kamu duluan, nanti aku nyusul. Aku mau bicara sebentar dengan Aluna,’’ ujar Faisal.

Wajah Adelia yang semula sumringah kini ditekuk.

‘’Maaf, Mas, aku juga harus segera turun untuk makan. Energiku juga habis karena harus menghadapi orang-orang toxic di rumah ini. Permisi!’’ Aluna segera mengambil langkah seribu. Ia sengaja menghindar dari suaminya.

Berulang kali hatinya bagai dihujam oleh benda yang tajam. Terlebih melihat sang suami yang mungkin telah melakukan hubungan suami istri dengan Adelia. Padahal sebelumnya Faisal selalu bilang kalau pria itu hanya mencintainya. Tak akan pernah menyakiti hati Aluna bahkan menolak menikah dengan Adelia. Tapi semua perkataan itu terbantahkan pagi ini.

Secepat itukah Faisal menerima Adelia dalam kehidupannya hingga ia sudah melaksanakan kewajibannya terhadap Adelia? Bukankah Faisal tidak mencintai wanita itu?

‘Lambat laun semua itu memang pasti terjadi. Hubungan suami istri adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh mereka. Tapi apakah harus secepat ini Mas Faisal jatuh ke pelukan Adelia?’ hati Aluna berbicara.

‘Faisal laki-laki normal, Aluna. Dia melakukan kewajibannya sebagai seorang suami. Tapi kenapa hati ini rasanya sakit,’ rutuknya kemudian.

Rumah ini sudah menjadi neraka bagi Aluna, bahkan sebelum Adelia muncul. Sarah, mertuanya, selalu menuntut Aluna supaya memiliki keturunan. Namun setelah dua tahun pernikahan, Aluna tak kunjung dikaruniai anak. Hal itu menjadi tekanan batin bagi Aluna karena Sarah tak pernah berhenti mendesaknya. Sementara hal semacam itu di luar kuasa Aluna. Hanya kehendak Tuhan yang mampu merubah nasibnya.

Aluna tak pernah berhenti berusaha. Mengikuti segala program kehamilan, bahkan kerap kali konsultasi pada dokter. Jika sudah semua ikhtiar dilakukan, sementara ia tak kunjung hamil. Aluna bisa apa? Ia hanya bertawakal. Untungnya Faisal tak pernah banyak menuntut. Hanya Faisal satu-satunya kekuatan bagi Aluna menghadapi mertua dan ipar-iparnya yang bermulut pedas.

Tapi kini dia seperti lumpuh dan kehilangan tumpuan. Cinta Faisal telah terbagi. Mampukah Aluna bertahan hidup satu atap dengan madunya?

‘’Mbok, mana jus buat Adelia?’’ tanya Sarah.

Mbok Painem segera mengambil jus yang dibuat khusus untuk Adelia. Meletakkannya di atas meja, di dekat Adelia. Wanita itu kini duduk di kursi yang biasa di tempati oleh Aluna. Sehingga Aluna duduk di kursi yang lain, di sebelah Oliv.

‘’Jus apa ini, Bu?’’ tanya Adelia menatap gelas jangkung berisi cairan hijau di dalamnya.

‘’Itu jus sayur. Khusus Mbok Painem buatkan untuk kamu. Jus itu punya khasiat menyuburkan rahim. Supaya kamu dan Faisal segera punya keturunan. Ibu sangat mengharapkan keturunan dari kalian. Ibu ingin cucu dari Faisal,’’ jelas Sarah.

‘’Aku juga gak sabar pengen momong ponakan,’’ sela Megan yang mendapat anggukan dari Shela.

Faisal melirik ke arah Aluna yang duduk di seberangnya. Sebuah meja persegi panjang menjadi penghalang mereka. Aluna tampak tertunduk dalam, tangannya memainkan sendok di atas piring. Faisal tahu betul sedari tadi Aluna belum menyuapkan apapun ke mulutnya. Hanya memainkan sendok di alas makan wanita itu.

Faisal tahu apa yang ada dalam pikiran istri pertamanya saat ini.

‘’Maaf, Bu. Sepertinya Ibu salah kasih jus ini.’’ Adelia tersenyum tipis, memandang ke arah Sarah, mertuanya.

‘’Maksudnya?’’ Kening keriput Sarah kian mengkerut.

‘’Harusnya jus sayuran hijau ini Ibu kasih ke Mbak Aluna. Rahimku baik-baik saja, Bu. Mbak Aluna lebih membutuhkan jus ini daripada aku,’’ sungut Adelia menatap sinis kepada Aluna yang kini terhenyak mendengar perkataannya.

Related chapters

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 6

    ‘’Bicara apa kamu? Kamu tak pantas berkata seperti itu pada Aluna,’’ tegas Faisal kini tak tinggal diam melihat istrinya selalu diperolok.‘’Maaf.’’ Adelia tertunduk dalam setelah mendapat bentakan dari Faisal.‘’Kamu juga jangan bersikap kasar pada Adelia. Dia istrimu. Apa yang salah dengan perkataan Adelia pada Aluna? Apa yang Adel katakan benar. Aluna memang lebih pantas meminum jus itu agar rahimnya subur,’’ tegas Sarah membela menantu barunya.‘’Tapi, ibu sudah sering memberikan jus apapun untuknya. Aluna tetap tidak bisa hamil,’’ lanjut wanita itu memperparah rasa sakit yang dirasakan oleh Aluna.Tak kuat menghadapi hinaan yang ditujukan kepada dirinya, Aluna segera bangkit berdiri. ‘’Maaf, saya duluan.’’ Gegas wanita itu meninggalkan ruang makan. Berjalan menuju kamarnya.Kabut tipis menghalangi pandangan mata Aluna. Ia tak dapat membendung lagi air matanya, hingga akhirnya tumpah juga.‘’Ibu keterlaluan!’’ Faisal bangkit berdiri menyusul istrinya.‘’Mas!’’ Adelia menahan lenga

    Last Updated : 2024-11-14
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 7

    ‘’Mau apa kamu datang kesini?’’ sergah Adelia kaget melihat Nando, mantan kekasihnya tiba-tiba datang.‘’Kamu yang ngapain di sini?’’ seru Nando seraya masuk ke dalam rumah, sementara Adelia memundurkan tubuhnya.Tiba-tiba dari arah lain seseorang menyahut.‘’Mas Nando?’’ Megan segera berhambur memeluk suaminya yang baru saja datang dari luar kota. Setelah hampir satu bulan tak bertemu, dia merasa kangen pada suaminya.Dahi Adelia mengernyit melihat Megan memeluk mantan kekasihnya.‘’Oh iya, Mas, ini Adelia, istri baru Faisal.’’ Megan memperkenalkan Adelia kepada suaminya. ‘’Adel, kenalin, Mas Nando suami Mbak,’’ lanjutnya melirik ke arah dua orang itu secara bergantian.Perlahan Nando menjulurkan tangan dan dijabat oleh Adelia.‘’Nando.’’‘’Adel.’’Tangan mereka sesaat saling menjabat, lalu Adelia gegas melepaskannya. Adelia baru tahu jika Nando– mantan kekasihnya ini merupakan suami dari iparnya. Selama menjalin hubungan dengan Nando dulu, Adelia tak tahu jika pria ini sudah berist

    Last Updated : 2024-11-15
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 8

    ‘’Apa Faisal tahu kamu sedang hamil?’’ ‘’Diam!’’ Adelia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Memastikan tak ada yang mendengar perkataan Nando saat ini.‘’Oh aku tahu. Kau pasti mau menipu Faisal kan? Kalau sebenarnya saat ini kamu sedang hamil dan kamu mengambil kesempatan ini agar bayi dalam kandunganmu itu memiliki ayah. Bodoh sekali ternyata adik iparku itu ya. Dia tak bisa membedakan mana perawan dan mana yang bodong,’’ kekeh Nando, mulutnya seakan tidak disekolahkan.‘’Kamu diam dan tak perlu ikut campur jika kamu sendiri tak mau bertanggung jawab!’’ tegas Adelia seraya menunjuk wajah Nando dengan geram.‘’Aku bertanggung jawab?’’ Nando memiringkan bibir. ‘’Bagaimana mungkin aku bertanggung jawab, sedangkan aku sangsi kalau benih yang tumbuh di dalam perutmu itu adalah benihku. Siapa tahu kan itu benih pria lain,’’ sergah Nando asal.Plak!Adelia mendaratkan satu tamparan keras di pipi pria itu.‘’Berani sekali kau menamparku!’’ Nando hendak memukul Adelia, membalas tamparan ya

    Last Updated : 2024-11-16
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 9

    Malam sekali Faisal datang. Dia berjalan ke arah kamar Aluna. Sudah beberapa minggu ini dia tidur dengan Adelia. Semenjak menikahi istri keduanya itu, Faisal jarang menyentuh Aluna lagi.Kini dia ingin bersama Aluna. Dia merindukan istri pertamanya. Pintu kamar untungnya tidak dikunci oleh Aluna sehingga Faisal bisa masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Faisal mengetahui Aluna ketiduran di atas sajadah yang tergelar, dengan masih lengkap mengenakan mukena berwarna putih bersih yang merupakan mas kawin darinya dulu ketika menikah.Faisal menutup dan mengunci pintu kamar. Menyimpan tas kerja di atas sofa. Melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya lalu mendekat ke arah Aluna. Dia berjongkok di hadapan istrinya yang tak terjaga dalam tidur. Mengelus lembut pipi bersemu merah dengan penuh cinta. Gegas dia gendong Aluna dan dipindahkan ke tempat tidur.Wanita itu menggeliat terkejut ketika merasakan tubuhnya melayang di udara.‘’Mas Faisal?’’ Mata Aluna membulat ketika membuka mata, menyada

    Last Updated : 2024-11-17
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 10

    ‘’Tadi malam kamu tidur di mana?’’ tanya Sarah menyelidik.‘’Apa ibu harus tahu aku  tidur di mana?’’ Faisal sedikit kesal.‘’Adelia bilang kamu tidak masuk ke kamarnya setelah pulang kerja. Padahal Adelia menunggumu semalaman.’’ Sarah menatap tajam wajah putranya.‘’Aluna juga berhak atas aku, Bu. Dia istri pertamaku. Ibu juga tidak berhak mengatur urusan rumah tanggaku terus menerus.’’Perbincangan ibu dan anak itu seketika terhentikan oleh Adelia yang tiba-tiba muntah-muntah.‘’Adelia?’’ Sarah mengikuti langkah Adelia yang pergi ke toilet dan muntah-muntah di sana.‘’Adelia!’’ Sarah mengetuk pintu toilet yang berada di ruang tengah. Saat ini keluarga Aditama sedang berkumpul di sana selepas sarapan. Hari sedang libur kerja, sehingga seluruh anggota keluarga ada di rumah.Tak lama Adelia keluar dari toilet tersebut. Wajahnya pias dan matanya berair selepas memuntahkan isi dalam perut.

    Last Updated : 2024-11-18
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 11

    Kehamilan Adelia menjadi diagung-agungkan oleh keluarga Faisal, terutama oleh Sarah ibunya Faisal. Aluna semakin tersisih di rumah itu dan menjadi bahan hinaan bagi mereka karena Aluna belum bisa memberikan keturunan untuk Faisal, seperti Adelia yang kini telah hamil di usia pernikahan yang masih baru.Adelia diperlakukan seperti ratu di rumah itu oleh mertua dan ipar-iparnya. Hal tersebut membuat Adelia semakin besar kepala dan merasa paling berkuasa sehingga dia bisa semena-mena kepada Aluna.‘’Mbak Alun, bisa tolong bikinin aku salad buah?’’ tanya Adelia sambil duduk bersantai di ruang televisi dan kaki selonjoran di atas sofa.‘’Kamu mau salad? Aku beliin ya? Ada penjual salad langgananku rasanya enak,’’ tawar Megan.‘’Enggak. Aku maunya buatan Mbak Alun. Mungkin bawaan bayi,’’ ujar Adelia sambil memegang perutnya yang masih rata.‘’Aluna! Segera buatkan!’’ titah Sarah. ‘’Aku tidak mau nanti cucuku ngeces hanya gara-gara gak dituruti pengen makan salad,’’ lanjut wanita itu.Aluna

    Last Updated : 2024-11-19
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 12

    ‘’Tidak bisa begitu, Bu. Aku harus bersikap adil pada kedua istriku. Aluna istri pertamaku. Istri yang sah di mata agama maupun hukum. Dia punya hak menerima nafkah dariku. Aku akan membagi jatah sesuai dengan kebutuhan masing-masing.’’Faisal menolak perintah ibunya yang memintanya agar memberi jatah lebih besar pada Adelia dibandingkan pada Aluna.‘’Aluna gak butuh apa-apa. Dia paling beli keperluan sendiri, mempercantik dirinya sendiri supaya tidak makin kalah oleh Adelia. Sementara Adelia sudah jelas akan banyaik kebutuhannya sebab dia sedang hamil anakmu!’’ Sarah tetap kekeh dengan keinginannya.‘’Bu, tolong! Biarkan urusan ini menjadi urusan kami bertiga. Ibu jangan ikut campur masalah uang yang akan aku berikan pada mereka.’’ Faisal berkata dengan sangat hati-hati agar tak menyinggung perasaan ibunya.‘’Faisal, kamu harus ingat! Uang yang kamu dapatkan itu berasal dari perusahaan almarhum ayahmu, yakni suami ibu. Jadi, ibu masih punya hak untuk mengatur semuanya. Berikan uang l

    Last Updated : 2024-11-20
  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 13

    Aluna tak mau terus terpuruk menjadi bahan hinaan di keluarga ini. Harga dirinya seakan terinjak-injak oleh mereka, keluarga suaminya. Ditambah lagi Faisal– suaminya sudah tak bisa berpihak lagi kepadanya. Aluna tak lebih dijadikan seorang pembantu di rumah ini. Kehadirannya tak dianggap sebagai istri pertama Faisal di mata mertua serta iparnya. Dia dianggap wanita mandul yang tak berguna sehingga dipandang sebelah mata.Kini saatnya Aluna bangkit. Dia lelah terus bersabar menghadapi orang-orang yang malah semakin menginjaknya saat diam tak melawan. Bersabar bukan berarti harus tunduk dan rela diinjak harga dirinya. ‘’Aluna? Kamu mau kemana?’’ tanya Sarah terkejut saat pagi itu di meja makan tengah sarapan bersama anggota keluarga yang lain.Aluna duduk di kursi biasa, tak segera menjawab pertanyaan mertuanya.‘’Aluna, kamu kenapa pakai pakaian itu?’’ tanya Faisal yang juga heran melihat Aluna berpakaian layaknya wanita kantoran.‘’Maaf, Mas, aku belum sempat bilang ke kamu kalau ak

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 34

    ‘’Boleh aku duduk?’’ tanya Adrian, meminta izin.Sebenarnya Aluna sedikit ragu, tapi menolak pun rasanya tak mungkin. Terpaksa Aluna mengiyakan. ‘’Silahkan.’’Adrian menggeser kursi lalu duduk di sana. ‘’Gimana kabarmu sekarang?’’‘’Seperti yang kamu lihat. Alhamdulillah, aku baik.’’ Aluna tersenyum.‘’Maksudku– masalahmu. Apa sudah selesai?’’ tanya Adrian.Aluna tak segera menjawab, terlihat ragu. Adrian mengerti, mungkin dia terlalu kepo dengan urusan pribadi Aluna.‘’Maaf, kalau aku terlalu ikut campur. Gak perlu dijawab juga. Tapi aku harap urusanmu itu sudah selesai dan semuanya baik-baik saja,’’ timpal Adrian, suasana sedikit canggung.Aluna mengangguk sambil tersenyum tipis. Seorang pelayan melintas di meja mereka, Adrian segera memanggilnya.‘’Mbak!’’ Adrian melambaikan tangan ke arah pelayan itu. Pelayan itu pun menghampiri meja mereka. Memberikan buku menu pada pria yang memanggilnya.‘’Aluna, kamu mau pesan lagi?’’ tanya Adrian.‘’Tidak. Sudah cukup. Aku udah kenyang,’’ to

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 33

    ‘’Saya duluan, Pak.’’ Aluna segera berlalu dari hadapan Bastian. Berjalan menuju ruangannya. Jam istirahat sebentar lagi tiba, dia harus merapikan beberapa dokumen bekas meeting tadi. Setelah itu baru keluar mencari makan siang. Dia sudah punya janji dengan Nazwa siang ini untuk makan siang bersama."Aluna, tunggu!" Nazwa memanggil dengan suara yang sedikit lebih keras dari biasanya. Aluna, yang sedang berjalan menuju ruangannya, menoleh ke belakang. Ditatapnya Nazwa yang tampak berjalan cepat menghampirinya. Ada raut yang tak biasa di wajah sahabatnya itu.Aluna menunggu dengan sabar, menyesuaikan langkahnya agar mereka bisa berbicara. "Ada apa, Na?" tanyanya, sedikit heran karena Nazwa terlihat agak tegang.Nazwa berhenti tepat di depan Aluna, memandangnya dengan tatapan yang sulit dibaca. "Kenapa Bastian begitu perhatian sama kamu tadi? Aku lihat dia memperhatikanmu lebih dari yang seharusnya." Suara Nazwa sedikit bergetar, meskipun ia berusaha keras untuk terlihat tenang.Aluna t

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 32

    Danu dan Murni duduk di ruang utama, menunggu dengan sabar kepulangan putri mereka. Hati mereka berdebar, perasaan cemas dan khawatir menyelimuti suasana di rumah itu. Akhirnya, pintu terbuka, dan Aluna muncul di ambang pintu. Wajahnya terlihat letih, seolah ada beban berat yang tengah dipikul.“Bagaimana? Apa kamu sudah punya keputusan tentang nasib rumah tanggamu dengan Faisal ke depannya?” tanya Danu dengan nada yang sedikit terdengar tak sabar. Mata Danu menatap Aluna penuh harap, ingin tahu jawaban yang sudah lama dinantikannya.“Pak, biarkan Aluna duduk dulu,” ujar Murni, suara lembutnya mencoba meredakan ketegangan yang terasa.Ketiganya kemudian duduk di kursi ruang utama. Murni dengan penuh perhatian membawakan segelas air putih untuk putrinya. Aluna menerima gelas itu dengan tangan yang sedikit gemetar. Wajahnya terlihat pucat, matanya sembab, dan ada kesedihan yang begitu mendalam terpancar dari raut wajahnya. Murni tahu persis betapa berat yang sedang dirasakan putrinya. S

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 31

    “Aluna, kamu kembali ke rumah ini?” Faisal menghampiri wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu. Sekilas, ada kecanggungan di antara mereka. Namun kini, mereka sedang pisah rumah, bahkan sudah lama pisah ranjang. Suasana yang semula hening terasa semakin menyesakkan di ruangan ini, dipenuhi ketegangan yang seolah tak akan pernah reda.“Tidak, Mas. Aku belum bisa kembali ke rumah ini, atau bahkan mungkin tidak akan pernah lagi kembali ke sini. Kedatanganku saat ini untuk menjenguk ibumu,” jawab Aluna tegas. Kata-katanya terdengar begitu berat, seperti ada beban yang tak terungkapkan.Faisal terdiam sejenak. Matanya mencari-cari rasa sesal yang sudah lama tak terucap, berharap pada sebuah kesempatan yang entah bagaimana harus ia peroleh. “Tolong beri aku kesempatan,” pinta Faisal, suaranya dipenuhi dengan ketulusan yang menggetarkan. “Aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku, supaya kita bisa bersama lagi. Ingat, Aluna, ada anak kita di dalam perutmu.” Ucapan itu meng

  • Satu Atap dengan Maduku    Bsb 30

    ‘’Megan, Shela, kalian temui Aluna. Bujuk dia agar mau kembali dengan Faisal,’’ titah Sarah pada kedua putrinya.‘’Aku rasa Mbak Aluna tak akan begitu saja menerima apa yang telah kalian lakukan kepadanya selama ini. Mulut kalian terlalu jahat dan banyak menyakiti hati Mbak Aluna. Dia pantas meskipun tidak memaafkan kalian. Bahkan, kalian juga yang telah membuat hubungan Mbak Aluna dengan Mas Faisal berantakan,’’ tukas Oliv.‘’Perkataanmu itu bukan hanya untuk Megan dan Shela kan? Tapi juga untuk ibu,’’ sergah Sarah, merasa tersindir.‘’Aku tidak bilang begitu, tapi jika ibu merasa tersindir berarti ibu sama seperti mereka.’’ Oliv begitu santainya berkata demikian.‘’Sudah mulai kurang ajar kamu sama Ibu?’’ seloroh Megan, merasa adiknya sudah tidak sopan.‘’Aku hanya mengatakan fakta. Permintaan maaf kalian terhadap Mas Faisal bahkan belum tulus. Buktinya kalian masih merasa tidak berdosa atas apa yang kalian lakukan.’’ Olive menghela napas panjang dalam sejenak. ‘’Mudah sekali bagia

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 29

    Aluna mengintip di balik kaca jendela kamarnya. Melihat kepergian Faisal dengan langkah gontai setelah mendapat penolakan dari sang ayah ketika pria itu ingin bertemu dengannya.Rasa kecewa kedua orang tua Aluna begitu besar terhadap Faisal. Pria yang mereka pikir akan bertanggung jawab penuh dan menjamin kebahagiaan putri mereka, namun justru sebaliknya. Faisal malah menorehkan luka yang paling dalam, terlebih saat ini Aluna sedang hamil muda.Gurat penyesalan terlukis di wajah Faisal yang menghentikan langkah sejenak, melirik ke arah jendela. Seolah tahu di sana Aluna tengah memperhatikannya. Gegas tangan Aluna melepas tirai yang semula disibaknya sedikit. Perasaan cinta masih tersimpan di dalam hati Aluna terhadap suaminya, tetapi rasa sakit dan kecewa pun tak kalah besar dari rasa cintanya pada pria itu.Aluna belum punya keputusan apa-apa untuk menentukan nasib rumah tangganya. Mobil Faisal terdengar pergi meninggalkan halaman rumah Aluna. Separuh jiwa Aluna seakan ikut pergi be

  • Satu Atap dengan Maduku    Penyesalan dan penebusan

    Suasana di rumah sakit tampak cemas. Koridor-koridor yang biasanya sibuk dengan lalu-lalang orang, seolah terhenti sejenak ketika berita buruk datang. Sarah, ibu dari Faisal, Megan, Shela, dan Oliv, terjatuh di rumah akibat serangan jantung mendadak. Dengan tergesa-gesa, ia dibawa ke rumah sakit, namun keadaan Sarah tetap belum stabil. Faisal, anak laki-laki satu-satunya di keluarga Aditama, tampak kebingungan dan cemas, berdiri di ruang tunggu rumah sakit dengan mata yang penuh kekhawatiran.Melihat Faisal yang semakin gelisah, Megan dan Shela mencoba memberikan dukungan, tetapi mereka sendiri pun tak bisa menyembunyikan kecemasan mereka. Oliv, anak bungsu yang masih remaja, hanya bisa terdiam di sudut ruang tunggu, berusaha keras menahan air matanya. Tapi tidak ada yang bisa menandingi beban pikiran Faisal. Tidak hanya memikirkan ibunya yang terbaring lemah, namun juga nasib rumah tangganya yang sedang berada di ujung tanduk.Faisal mendoakan ibunya dengan penuh harapan, berharap Sa

  • Satu Atap dengan Maduku    Terkuaknya sebuah pengkhianatan

    ‘’Aku akan pergi, tapi aku akan membawa suamimu,’’ tegas Adelia dengan tatapan nyalang. Perkataannya membuat semua yang ada di sana sangat terkejut. Sedang Nando semakin gelisah karena ucapan Adelia barusan.Adelia membongkar kebusukan Nando, suami Megan. "Suamimu yang telah menghamiliku. Kau pasti tidak tahu kan, jika Mas Nando itu kekasihku?"Megan terdiam, mulutnya tercekat oleh kata-kata Adelia yang begitu tajam. Pandangannya yang semula tajam berubah kabur, seperti ada yang menghimpit dadanya. "Apa maksudmu, Adelia? Jangan bicara sembarangan!" jawab Megan, suaranya bergetar.Nando pun segera membela diri, berusaha untuk menutupi kebohongannya yang sudah terancam terbongkar. "Jangan dengarkan dia, Megan! Ini semua hanya fitnah. Adelia hanya ingin menghancurkan hidup kita!"Namun, semua yang ada di ruangan itu tampak terkejut mendengar pengakuan Adelia. Jantung Megan berdebar kencang, rasa sakit mulai merambat dalam dirinya. Adelia melanjutkan, "Megan, aku hanya ingin kau tahu kebe

  • Satu Atap dengan Maduku    Aku akan membawa suamimu

    Aluna berdiri di carport rumah mereka, tubuhnya kaku dengan raut wajah penuh ketegasan. Ia menatap Faisal, suaminya, yang kini berdiri di depannya dengan wajah penuh harap dan kebingungan. Wajah Faisal yang biasanya penuh dengan senyuman kini terlihat muram, matanya memancarkan ketakutan akan kehilangan.Faisal melangkah maju, berusaha meraih tangan Aluna, tetapi dengan cepat Aluna menepisnya. Gerakan tangannya begitu tegas, seolah ingin memberi jarak antara mereka yang semakin melebar."Aluna, tolong jangan pergi!" Faisal memohon, suaranya penuh dengan kesedihan yang mendalam. Ia menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada, seolah memohon kepada Tuhan agar bisa membalikkan keputusan yang telah diambil oleh istrinya.Aluna menatap suaminya dengan tajam. Matanya yang biasanya lembut kini dipenuhi kemarahan dan kekecewaan. Ia merasa cukup lama disakiti, merasa terhimpit dalam hubungan yang dipenuhi dengan tekanan dari keluarga Faisal yang tak pernah memberi ruang untuknya."Aku h

DMCA.com Protection Status