Share

Bab 6

Author: Irstia88
last update Last Updated: 2024-11-14 20:18:00

‘’Bicara apa kamu? Kamu tak pantas berkata seperti itu pada Aluna,’’ tegas Faisal kini tak tinggal diam melihat istrinya selalu diperolok.

‘’Maaf.’’ Adelia tertunduk dalam setelah mendapat bentakan dari Faisal.

‘’Kamu juga jangan bersikap kasar pada Adelia. Dia istrimu. Apa yang salah dengan perkataan Adelia pada Aluna? Apa yang Adel katakan benar. Aluna memang lebih pantas meminum jus itu agar rahimnya subur,’’ tegas Sarah membela menantu barunya.

‘’Tapi, ibu sudah sering memberikan jus apapun untuknya. Aluna tetap tidak bisa hamil,’’ lanjut wanita itu memperparah rasa sakit yang dirasakan oleh Aluna.

Tak kuat menghadapi hinaan yang ditujukan kepada dirinya, Aluna segera bangkit berdiri. ‘’Maaf, saya duluan.’’ Gegas wanita itu meninggalkan ruang makan. Berjalan menuju kamarnya.

Kabut tipis menghalangi pandangan mata Aluna. Ia tak dapat membendung lagi air matanya, hingga akhirnya tumpah juga.

‘’Ibu keterlaluan!’’ Faisal bangkit berdiri menyusul istrinya.

‘’Mas!’’ Adelia menahan lengan suaminya yang hendak pergi, namun pria itu menyentak tangannya dan berlalu pergi meninggalkan makanannya yang belum habis.

Sarah menghela napas panjang melihat sikap putranya pada Adelia.

‘’Maafkan Faisal. Ibu akan membuat Faisal lebih menyayangi kamu dibanding wanita mandul itu. Kamu bersabar sebentar ya,’’ ujar Sarah mencoba menghibur hati Adelia.

Mendapat dukungan penuh dari mertua serta ipar-iparnya, Adelia pun semakin percaya diri bisa menjadi ratu di rumah ini. Menyingkirkan Aluna dari kehidupan Faisal, agar hanya dia yang menjadi satu-satunya istri Faisal di rumah ini.

**

‘’Aluna, buka pintunya!’’ Faisal mengetuk pintu kamar yang tertutup rapat.

Aluna menangis tersedu. Punggung wanita itu bersandar pada daun pintu, enggan membuka pintu untuk suaminya yang kini berada di balik pintu.

Suara tangis Aluna terdengar sampai ke telinga Faisal. Membuat hati pria itu semakin merasa bersalah karena telah mengkhianati istrinya, meski karena terpaksa.

‘’Aluna, kumohon. Kita harus tetap berkomunikasi. Jangan menjauh dariku. Aku tahu, aku salah. Tapi tolong, maafkan aku.’’ Faisal membujuk istrinya supaya mau memaafkan kesalahannya karena telah menikah dengan Adelia. Gilanya lagi malam tadi Faisal telah melakukan ritual malam pertama dengan wanita itu, yang tentunya akan menyakiti hati sang istri.

Perlahan Aluna membuka pintu. Setelah dia mengumpulkan sisa keberaniannya untuk menghadapi takdir yang begitu kejam. Aluna menghentikan sejenak tangisnya. Dia tak boleh lemah seperti ini. Dia harus bangkit dari keterpurukan. Jika bukan dia yang menguatkan diri sendiri, lantas siapa yang bisa dia andalkan untuk menghapus luka yang begitu dalam.

Faisal? Tidak. Pria itu bahkan menambah luka baru untuknya. Tetapi kesadaran Aluna terhadap statusnya sebagai seorang istri, membuatnya harus tetap menghormati suaminya, apapun yang terjadi.

‘’Maafkan keluargaku, Aluna. Mereka memang keterlaluan.’’ Pintu terbuka, Faisal segera meminta maaf dengan wajah penuh sesal.

‘’Sstt!’’ Aluna menyimpan telunjuknya di bibir sang suami. ‘’Apa yang mereka katakan benar. Aku mungkin belum bisa menjadi istri yang baik untukmu karena sampai detik ini aku belum bisa memberikan keturunan.’’

‘’Tidak, Aluna. Kamu yang terbaik dan selalu menjadi nomor satu untukku. Kamu tahu kalau aku tak pernah mempermasalahkan soal anak!’’ tegas Faisal merangkul bahu istrinya. Menatap lekat manik mata yang masih meninggalkan basah itu.

Dalam keadaab hati yang terluka, Aluna mencoba tersenyum meski sakit sekali.

‘’Tapi aku telah mematahkan harapan ibumu. Sehingga kehadiran Adelia menjadi harapan baru beliau untuk mendapatkan cucu dari wanita itu.’’

‘’Aku tidak mencintainya.’’

Bola mata Aluna bergerak menata kedua manik berwarna coklat milik suaminya. ‘’Tidak mencintainya tapi kamu sudah menyatukan dirimu dengan dirinya. Apa bisa seseorang melakukan sesuatu yang sakral tanpa adanya cinta?’’

Faisal membeku. Lidahnya seperti kelu tak mampu berkata apapun. Dia tahu kemana arah pembicaraan Aluna saat ini.

Aluna menurunkan tangan suaminya yang memegang kedua sisi tubuhnya. Dia berjalan ke arah jendela, menatap keadaan di luar sana dengan tatapan mengawang.

‘’Aku lupa kalau kamu laki-laki yang hasratnya akan lebih cepat terpancing apalagi ketika harus sekamar dengan wanita cantik seperti Adelia.’’ Aluna tersenyum miris, menertawakan nasibnya sendiri yang begitu malang.

‘’Aluna, tolong jangan salah sangka. Malam tadi aku—’’

‘’Tak perlu merasa bersalah. Dia istrimu sekarang. Kamu dan dia sudah seharusnya melaksanakan kewajiban masing-masing. Aku saja yang belum terbiasa dengan keadaan ini. Tapi, aku akan berusaha ikhlas. Demi kebahagiaan kamu, Mas.’’ Aluna menatap mata suaminya yang bersemu merah.

Faisal kehilangan kata-kata. Dia hanya bisa memeluk istrinya, mendekap wanita itu erat. Berharap bisa meringankan rasa sakit yang pastinya begitu hebat dirasakan oleh Aluna saat ini.

Perasaan cinta bercampur dengan luka yang kini Aluna rasakan saat berada dalam dekapan Faisal. Semua tak sama seperti yang dulu ia rasakan. Jika dulu Aluna akan merasa tentram saat berada dalam dekapan Faisal. Kini ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Entahlah. Mungkin Aluna harus mulai menerima semua dengan ikhlas. Berdamai dengan nasib yang menimpanya.

‘’Malam ini, aku akan tidur denganmu di sini,’’ ucap Faisal kemudian mencium puncak kepala Aluna yang tertutup oleh hijab.

Aluna menggelengkan kepala cepat. ‘’Kamu tidur dengan Adelia dulu. Ibu pasti tak akan mengizinkan kamu tidur denganku. Kamu tau sendiri kalau ibu sedang menaruh harapan pada Adelia. Menggantungkan mimpi memiliki seorang cucu. Jangan membuat keadaan menjadi runyam. Kalian baru menikah, mana mungkin kamu membiarkan Adelia tidur sendirian.’’

Aluna membantah keinginan Faisal.

‘’Tapi Aluna— aku ….’’

‘’Sudah, Mas. Aku akan terbiasa jika kamu juga membantuku membiasakan diri tidur tanpamu. Lama-lama semua akan terasa mudah jika kita sudah terbiasa. Insya Allah aku ikhlas dan akan bahagia jika memang Allah akan menitipkan benihmu di rahim Adelia hingga tumbuh menjadi calon bayi. Saat itu terjadi, ibu akan berhenti menuntut keturunan, dan aku harap sikapmu padaku masih sama seperti sekarang. Perhatian dan penuh cinta.’’

‘’Pasti, Aluna. Aku akan berusaha adil apapun yang terjadi nanti.’’ Faisal kembali mendekap istrinya. ‘’Kamu tetap satu-satunya wanita yang menempati tahta tertinggi dalam hatiku. Pernikahanku pada Adelia semata-mata hanya bentuk tanggung jawab.’’

**

Setiap malam, Aluna harus menahan sakit sendirian. Membiarkan suaminya tidur di kamar madunya. Bahkan hampir setiap hari juga Aluna harus kenyang dengan ocehan mertua serta ipar yang tak pernah puas menghina dirinya. Seolah Aluna hanya wanita mandul di mata mereka. Wanita yang tak bisa memiliki keturunan.

Semua itu Aluna terima dengan ikhlas. Dia berusaha lebih kuat saat menghadapi cambuk dalam rumah tangganya yang sudah rapuh ini.

Suara bel berbunyi. Seorang pria menunggu pintu dibuka. Nando– suami Megan baru saja pulang dari luar kota. Saat ini dia tak sabar ingin melihat istri baru dari Faisal, adik iparnya.

Pintu dibuka oleh seseorang. Adelia yang kebetulan berada di ruang tengah membukakan pintu setelah mendengar bunyi bel berulang kali.

‘’Kau?’’ Nando tak percaya melihat wanita yang membukakan pintu untuknya saat ini.

‘’Mas Nando?’’ Adelia tak kalah terkejutnya dari Nando.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kenapa kau g pergi aja, aluna? seharusnya kau menghargai dirimu sendiri daripada berharap orang lain menghargaimu. ngapain juga tetap memilih ting seatap dg madu juga keluarga suamimu yg bermulut tajam. berarti kau yg tidak tau diri dan sdh tak waras. kadi nikmati aja rasa sakit itu setiap hari.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 7

    ‘’Mau apa kamu datang kesini?’’ sergah Adelia kaget melihat Nando, mantan kekasihnya tiba-tiba datang.‘’Kamu yang ngapain di sini?’’ seru Nando seraya masuk ke dalam rumah, sementara Adelia memundurkan tubuhnya.Tiba-tiba dari arah lain seseorang menyahut.‘’Mas Nando?’’ Megan segera berhambur memeluk suaminya yang baru saja datang dari luar kota. Setelah hampir satu bulan tak bertemu, dia merasa kangen pada suaminya.Dahi Adelia mengernyit melihat Megan memeluk mantan kekasihnya.‘’Oh iya, Mas, ini Adelia, istri baru Faisal.’’ Megan memperkenalkan Adelia kepada suaminya. ‘’Adel, kenalin, Mas Nando suami Mbak,’’ lanjutnya melirik ke arah dua orang itu secara bergantian.Perlahan Nando menjulurkan tangan dan dijabat oleh Adelia.‘’Nando.’’‘’Adel.’’Tangan mereka sesaat saling menjabat, lalu Adelia gegas melepaskannya. Adelia baru tahu jika Nando– mantan kekasihnya ini merupakan suami dari iparnya. Selama menjalin hubungan dengan Nando dulu, Adelia tak tahu jika pria ini sudah berist

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 8

    ‘’Apa Faisal tahu kamu sedang hamil?’’ ‘’Diam!’’ Adelia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Memastikan tak ada yang mendengar perkataan Nando saat ini.‘’Oh aku tahu. Kau pasti mau menipu Faisal kan? Kalau sebenarnya saat ini kamu sedang hamil dan kamu mengambil kesempatan ini agar bayi dalam kandunganmu itu memiliki ayah. Bodoh sekali ternyata adik iparku itu ya. Dia tak bisa membedakan mana perawan dan mana yang bodong,’’ kekeh Nando, mulutnya seakan tidak disekolahkan.‘’Kamu diam dan tak perlu ikut campur jika kamu sendiri tak mau bertanggung jawab!’’ tegas Adelia seraya menunjuk wajah Nando dengan geram.‘’Aku bertanggung jawab?’’ Nando memiringkan bibir. ‘’Bagaimana mungkin aku bertanggung jawab, sedangkan aku sangsi kalau benih yang tumbuh di dalam perutmu itu adalah benihku. Siapa tahu kan itu benih pria lain,’’ sergah Nando asal.Plak!Adelia mendaratkan satu tamparan keras di pipi pria itu.‘’Berani sekali kau menamparku!’’ Nando hendak memukul Adelia, membalas tamparan ya

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 9

    Malam sekali Faisal datang. Dia berjalan ke arah kamar Aluna. Sudah beberapa minggu ini dia tidur dengan Adelia. Semenjak menikahi istri keduanya itu, Faisal jarang menyentuh Aluna lagi.Kini dia ingin bersama Aluna. Dia merindukan istri pertamanya. Pintu kamar untungnya tidak dikunci oleh Aluna sehingga Faisal bisa masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Faisal mengetahui Aluna ketiduran di atas sajadah yang tergelar, dengan masih lengkap mengenakan mukena berwarna putih bersih yang merupakan mas kawin darinya dulu ketika menikah.Faisal menutup dan mengunci pintu kamar. Menyimpan tas kerja di atas sofa. Melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya lalu mendekat ke arah Aluna. Dia berjongkok di hadapan istrinya yang tak terjaga dalam tidur. Mengelus lembut pipi bersemu merah dengan penuh cinta. Gegas dia gendong Aluna dan dipindahkan ke tempat tidur.Wanita itu menggeliat terkejut ketika merasakan tubuhnya melayang di udara.‘’Mas Faisal?’’ Mata Aluna membulat ketika membuka mata, menyada

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 10

    ‘’Tadi malam kamu tidur di mana?’’ tanya Sarah menyelidik.‘’Apa ibu harus tahu aku  tidur di mana?’’ Faisal sedikit kesal.‘’Adelia bilang kamu tidak masuk ke kamarnya setelah pulang kerja. Padahal Adelia menunggumu semalaman.’’ Sarah menatap tajam wajah putranya.‘’Aluna juga berhak atas aku, Bu. Dia istri pertamaku. Ibu juga tidak berhak mengatur urusan rumah tanggaku terus menerus.’’Perbincangan ibu dan anak itu seketika terhentikan oleh Adelia yang tiba-tiba muntah-muntah.‘’Adelia?’’ Sarah mengikuti langkah Adelia yang pergi ke toilet dan muntah-muntah di sana.‘’Adelia!’’ Sarah mengetuk pintu toilet yang berada di ruang tengah. Saat ini keluarga Aditama sedang berkumpul di sana selepas sarapan. Hari sedang libur kerja, sehingga seluruh anggota keluarga ada di rumah.Tak lama Adelia keluar dari toilet tersebut. Wajahnya pias dan matanya berair selepas memuntahkan isi dalam perut.

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 11

    Kehamilan Adelia menjadi diagung-agungkan oleh keluarga Faisal, terutama oleh Sarah ibunya Faisal. Aluna semakin tersisih di rumah itu dan menjadi bahan hinaan bagi mereka karena Aluna belum bisa memberikan keturunan untuk Faisal, seperti Adelia yang kini telah hamil di usia pernikahan yang masih baru.Adelia diperlakukan seperti ratu di rumah itu oleh mertua dan ipar-iparnya. Hal tersebut membuat Adelia semakin besar kepala dan merasa paling berkuasa sehingga dia bisa semena-mena kepada Aluna.‘’Mbak Alun, bisa tolong bikinin aku salad buah?’’ tanya Adelia sambil duduk bersantai di ruang televisi dan kaki selonjoran di atas sofa.‘’Kamu mau salad? Aku beliin ya? Ada penjual salad langgananku rasanya enak,’’ tawar Megan.‘’Enggak. Aku maunya buatan Mbak Alun. Mungkin bawaan bayi,’’ ujar Adelia sambil memegang perutnya yang masih rata.‘’Aluna! Segera buatkan!’’ titah Sarah. ‘’Aku tidak mau nanti cucuku ngeces hanya gara-gara gak dituruti pengen makan salad,’’ lanjut wanita itu.Aluna

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 12

    ‘’Tidak bisa begitu, Bu. Aku harus bersikap adil pada kedua istriku. Aluna istri pertamaku. Istri yang sah di mata agama maupun hukum. Dia punya hak menerima nafkah dariku. Aku akan membagi jatah sesuai dengan kebutuhan masing-masing.’’Faisal menolak perintah ibunya yang memintanya agar memberi jatah lebih besar pada Adelia dibandingkan pada Aluna.‘’Aluna gak butuh apa-apa. Dia paling beli keperluan sendiri, mempercantik dirinya sendiri supaya tidak makin kalah oleh Adelia. Sementara Adelia sudah jelas akan banyaik kebutuhannya sebab dia sedang hamil anakmu!’’ Sarah tetap kekeh dengan keinginannya.‘’Bu, tolong! Biarkan urusan ini menjadi urusan kami bertiga. Ibu jangan ikut campur masalah uang yang akan aku berikan pada mereka.’’ Faisal berkata dengan sangat hati-hati agar tak menyinggung perasaan ibunya.‘’Faisal, kamu harus ingat! Uang yang kamu dapatkan itu berasal dari perusahaan almarhum ayahmu, yakni suami ibu. Jadi, ibu masih punya hak untuk mengatur semuanya. Berikan uang l

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 13

    Aluna tak mau terus terpuruk menjadi bahan hinaan di keluarga ini. Harga dirinya seakan terinjak-injak oleh mereka, keluarga suaminya. Ditambah lagi Faisal– suaminya sudah tak bisa berpihak lagi kepadanya. Aluna tak lebih dijadikan seorang pembantu di rumah ini. Kehadirannya tak dianggap sebagai istri pertama Faisal di mata mertua serta iparnya. Dia dianggap wanita mandul yang tak berguna sehingga dipandang sebelah mata.Kini saatnya Aluna bangkit. Dia lelah terus bersabar menghadapi orang-orang yang malah semakin menginjaknya saat diam tak melawan. Bersabar bukan berarti harus tunduk dan rela diinjak harga dirinya. ‘’Aluna? Kamu mau kemana?’’ tanya Sarah terkejut saat pagi itu di meja makan tengah sarapan bersama anggota keluarga yang lain.Aluna duduk di kursi biasa, tak segera menjawab pertanyaan mertuanya.‘’Aluna, kamu kenapa pakai pakaian itu?’’ tanya Faisal yang juga heran melihat Aluna berpakaian layaknya wanita kantoran.‘’Maaf, Mas, aku belum sempat bilang ke kamu kalau ak

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 1

    ‘’Nikahi wanita itu, Mas!’’ gumam Aluna dengan suara bergetar.‘’Kamu ini bicara apa? Wanita mana yang kamu maksud?’’ tanya Faisal tak mengerti apa yang dikatakan oleh istrinya.‘’Adelia. Siapa lagi?’’ tegas Aluna. Dadanya begitu sesak saat berkata. Meski sakit dia tetap harus menyampaikan hal ini.Faisal terlihat gelagapan. Fajar baru saja menjelang, dia baru pulang dari apartemennya yang ditempati oleh sang sekretaris bernama Adelia. Suatu hal telah terjadi di antara dia dengan Adelia. Entah bagaimana ceritanya, Faisal tiba-tiba bangun dalam keadaan tanpa busana, berbaring di tempat tidur yang sama dengan wanita itu.Faisal tidak ingat apa-apa. Semalam dia datang ke apartemen atas permintaan Adelia. Melindungi wanita itu dari gangguan mantannya yang terus mengusik kehidupan Adelia. Suatu hari Adelia sempat meminta tolong karena mendapat ancaman dari mantannya yang saiko. Hingga Faisal menyuruh Adelia menempati apartemen miliknya demi keamanan wanita itu. Dan semalam, Adelia menghub

Latest chapter

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 13

    Aluna tak mau terus terpuruk menjadi bahan hinaan di keluarga ini. Harga dirinya seakan terinjak-injak oleh mereka, keluarga suaminya. Ditambah lagi Faisal– suaminya sudah tak bisa berpihak lagi kepadanya. Aluna tak lebih dijadikan seorang pembantu di rumah ini. Kehadirannya tak dianggap sebagai istri pertama Faisal di mata mertua serta iparnya. Dia dianggap wanita mandul yang tak berguna sehingga dipandang sebelah mata.Kini saatnya Aluna bangkit. Dia lelah terus bersabar menghadapi orang-orang yang malah semakin menginjaknya saat diam tak melawan. Bersabar bukan berarti harus tunduk dan rela diinjak harga dirinya. ‘’Aluna? Kamu mau kemana?’’ tanya Sarah terkejut saat pagi itu di meja makan tengah sarapan bersama anggota keluarga yang lain.Aluna duduk di kursi biasa, tak segera menjawab pertanyaan mertuanya.‘’Aluna, kamu kenapa pakai pakaian itu?’’ tanya Faisal yang juga heran melihat Aluna berpakaian layaknya wanita kantoran.‘’Maaf, Mas, aku belum sempat bilang ke kamu kalau ak

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 12

    ‘’Tidak bisa begitu, Bu. Aku harus bersikap adil pada kedua istriku. Aluna istri pertamaku. Istri yang sah di mata agama maupun hukum. Dia punya hak menerima nafkah dariku. Aku akan membagi jatah sesuai dengan kebutuhan masing-masing.’’Faisal menolak perintah ibunya yang memintanya agar memberi jatah lebih besar pada Adelia dibandingkan pada Aluna.‘’Aluna gak butuh apa-apa. Dia paling beli keperluan sendiri, mempercantik dirinya sendiri supaya tidak makin kalah oleh Adelia. Sementara Adelia sudah jelas akan banyaik kebutuhannya sebab dia sedang hamil anakmu!’’ Sarah tetap kekeh dengan keinginannya.‘’Bu, tolong! Biarkan urusan ini menjadi urusan kami bertiga. Ibu jangan ikut campur masalah uang yang akan aku berikan pada mereka.’’ Faisal berkata dengan sangat hati-hati agar tak menyinggung perasaan ibunya.‘’Faisal, kamu harus ingat! Uang yang kamu dapatkan itu berasal dari perusahaan almarhum ayahmu, yakni suami ibu. Jadi, ibu masih punya hak untuk mengatur semuanya. Berikan uang l

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 11

    Kehamilan Adelia menjadi diagung-agungkan oleh keluarga Faisal, terutama oleh Sarah ibunya Faisal. Aluna semakin tersisih di rumah itu dan menjadi bahan hinaan bagi mereka karena Aluna belum bisa memberikan keturunan untuk Faisal, seperti Adelia yang kini telah hamil di usia pernikahan yang masih baru.Adelia diperlakukan seperti ratu di rumah itu oleh mertua dan ipar-iparnya. Hal tersebut membuat Adelia semakin besar kepala dan merasa paling berkuasa sehingga dia bisa semena-mena kepada Aluna.‘’Mbak Alun, bisa tolong bikinin aku salad buah?’’ tanya Adelia sambil duduk bersantai di ruang televisi dan kaki selonjoran di atas sofa.‘’Kamu mau salad? Aku beliin ya? Ada penjual salad langgananku rasanya enak,’’ tawar Megan.‘’Enggak. Aku maunya buatan Mbak Alun. Mungkin bawaan bayi,’’ ujar Adelia sambil memegang perutnya yang masih rata.‘’Aluna! Segera buatkan!’’ titah Sarah. ‘’Aku tidak mau nanti cucuku ngeces hanya gara-gara gak dituruti pengen makan salad,’’ lanjut wanita itu.Aluna

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 10

    ‘’Tadi malam kamu tidur di mana?’’ tanya Sarah menyelidik.‘’Apa ibu harus tahu aku  tidur di mana?’’ Faisal sedikit kesal.‘’Adelia bilang kamu tidak masuk ke kamarnya setelah pulang kerja. Padahal Adelia menunggumu semalaman.’’ Sarah menatap tajam wajah putranya.‘’Aluna juga berhak atas aku, Bu. Dia istri pertamaku. Ibu juga tidak berhak mengatur urusan rumah tanggaku terus menerus.’’Perbincangan ibu dan anak itu seketika terhentikan oleh Adelia yang tiba-tiba muntah-muntah.‘’Adelia?’’ Sarah mengikuti langkah Adelia yang pergi ke toilet dan muntah-muntah di sana.‘’Adelia!’’ Sarah mengetuk pintu toilet yang berada di ruang tengah. Saat ini keluarga Aditama sedang berkumpul di sana selepas sarapan. Hari sedang libur kerja, sehingga seluruh anggota keluarga ada di rumah.Tak lama Adelia keluar dari toilet tersebut. Wajahnya pias dan matanya berair selepas memuntahkan isi dalam perut.

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 9

    Malam sekali Faisal datang. Dia berjalan ke arah kamar Aluna. Sudah beberapa minggu ini dia tidur dengan Adelia. Semenjak menikahi istri keduanya itu, Faisal jarang menyentuh Aluna lagi.Kini dia ingin bersama Aluna. Dia merindukan istri pertamanya. Pintu kamar untungnya tidak dikunci oleh Aluna sehingga Faisal bisa masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Faisal mengetahui Aluna ketiduran di atas sajadah yang tergelar, dengan masih lengkap mengenakan mukena berwarna putih bersih yang merupakan mas kawin darinya dulu ketika menikah.Faisal menutup dan mengunci pintu kamar. Menyimpan tas kerja di atas sofa. Melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya lalu mendekat ke arah Aluna. Dia berjongkok di hadapan istrinya yang tak terjaga dalam tidur. Mengelus lembut pipi bersemu merah dengan penuh cinta. Gegas dia gendong Aluna dan dipindahkan ke tempat tidur.Wanita itu menggeliat terkejut ketika merasakan tubuhnya melayang di udara.‘’Mas Faisal?’’ Mata Aluna membulat ketika membuka mata, menyada

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 8

    ‘’Apa Faisal tahu kamu sedang hamil?’’ ‘’Diam!’’ Adelia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Memastikan tak ada yang mendengar perkataan Nando saat ini.‘’Oh aku tahu. Kau pasti mau menipu Faisal kan? Kalau sebenarnya saat ini kamu sedang hamil dan kamu mengambil kesempatan ini agar bayi dalam kandunganmu itu memiliki ayah. Bodoh sekali ternyata adik iparku itu ya. Dia tak bisa membedakan mana perawan dan mana yang bodong,’’ kekeh Nando, mulutnya seakan tidak disekolahkan.‘’Kamu diam dan tak perlu ikut campur jika kamu sendiri tak mau bertanggung jawab!’’ tegas Adelia seraya menunjuk wajah Nando dengan geram.‘’Aku bertanggung jawab?’’ Nando memiringkan bibir. ‘’Bagaimana mungkin aku bertanggung jawab, sedangkan aku sangsi kalau benih yang tumbuh di dalam perutmu itu adalah benihku. Siapa tahu kan itu benih pria lain,’’ sergah Nando asal.Plak!Adelia mendaratkan satu tamparan keras di pipi pria itu.‘’Berani sekali kau menamparku!’’ Nando hendak memukul Adelia, membalas tamparan ya

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 7

    ‘’Mau apa kamu datang kesini?’’ sergah Adelia kaget melihat Nando, mantan kekasihnya tiba-tiba datang.‘’Kamu yang ngapain di sini?’’ seru Nando seraya masuk ke dalam rumah, sementara Adelia memundurkan tubuhnya.Tiba-tiba dari arah lain seseorang menyahut.‘’Mas Nando?’’ Megan segera berhambur memeluk suaminya yang baru saja datang dari luar kota. Setelah hampir satu bulan tak bertemu, dia merasa kangen pada suaminya.Dahi Adelia mengernyit melihat Megan memeluk mantan kekasihnya.‘’Oh iya, Mas, ini Adelia, istri baru Faisal.’’ Megan memperkenalkan Adelia kepada suaminya. ‘’Adel, kenalin, Mas Nando suami Mbak,’’ lanjutnya melirik ke arah dua orang itu secara bergantian.Perlahan Nando menjulurkan tangan dan dijabat oleh Adelia.‘’Nando.’’‘’Adel.’’Tangan mereka sesaat saling menjabat, lalu Adelia gegas melepaskannya. Adelia baru tahu jika Nando– mantan kekasihnya ini merupakan suami dari iparnya. Selama menjalin hubungan dengan Nando dulu, Adelia tak tahu jika pria ini sudah berist

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 6

    ‘’Bicara apa kamu? Kamu tak pantas berkata seperti itu pada Aluna,’’ tegas Faisal kini tak tinggal diam melihat istrinya selalu diperolok.‘’Maaf.’’ Adelia tertunduk dalam setelah mendapat bentakan dari Faisal.‘’Kamu juga jangan bersikap kasar pada Adelia. Dia istrimu. Apa yang salah dengan perkataan Adelia pada Aluna? Apa yang Adel katakan benar. Aluna memang lebih pantas meminum jus itu agar rahimnya subur,’’ tegas Sarah membela menantu barunya.‘’Tapi, ibu sudah sering memberikan jus apapun untuknya. Aluna tetap tidak bisa hamil,’’ lanjut wanita itu memperparah rasa sakit yang dirasakan oleh Aluna.Tak kuat menghadapi hinaan yang ditujukan kepada dirinya, Aluna segera bangkit berdiri. ‘’Maaf, saya duluan.’’ Gegas wanita itu meninggalkan ruang makan. Berjalan menuju kamarnya.Kabut tipis menghalangi pandangan mata Aluna. Ia tak dapat membendung lagi air matanya, hingga akhirnya tumpah juga.‘’Ibu keterlaluan!’’ Faisal bangkit berdiri menyusul istrinya.‘’Mas!’’ Adelia menahan lenga

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 5

    Selepas sholat subuh, seperti biasa Aluna segera ke dapur membantu Mbok Painem menyiapkan sarapan.‘’Mbak Alun gak usah bantuin Mbok. Biar Mbok kerjain semuanya sendiri,’’ ujar wanita berusia senja mencegah Aluna membantunya di dapur.‘’Gak apa-apa, Mbok. Biasanya juga aku bantu, kenapa sekarang gak boleh?’’ tukas Aluna sambil tersenyum.Mbok Painem menatap wajah Aluna yang sembab. Dia tahu jika semalaman wanita muda ini pasti tak bisa tidur. Ia bisa merasakan apa yang Aluna rasakan. Bisa jadi semalaman ini Aluna menghabiskan waktu dengan menangis. Hati perempuan mana yang tidak akan terluka saat suaminya menghabiskan malam pertama bersama wanita lain, bahkan harus seatap dengannya. Tak bisa dibayangkan seperti apa hancurnya hati Aluna.‘’Kenapa Mbok menatapku seperti itu?’’ tanya Aluna menyadari tatapan Mbok Painem yang begitu dalam memindai wajahnya.‘’Mbok tahu Mbak Alun sedang sedih. Makanya Mbok gak mau Mbak Alun bantuin Mbok di dapur. Lebih baik Mbak Alun istirahat saja di kamar

DMCA.com Protection Status