Share

Bab 14

Penulis: Irstia88
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 11:40:35

Aluna melangkah pelan memasuki sebuah kantor barunya tempat dia bekerja. Senyuman mengembang di bibir wanita berhijab itu tatkala melihat seorang sahabat yang setengah berlari mendekat ke arahnya.

‘’Aluna?’’ Wanita itu merentangkan tangan, berhambur memeluk Aluna, meluapkan rasa rindu yang teramat dalam.

‘’Nazwa. Kamu kerja di sini juga?’’ Tak menyangka Aluna bertemu dengan teman kuliahnya dulu.

Nazwa mengurai pelukan dan mengangguk cepat sebagai jawaban dari pertanyaan Aluna barusan.

‘’Kamu?’’ Nazwa mengangkat sebelah alisnya.

‘’Ini hari pertamaku masuk kerja di sini,’’ jelas Aluna dan Nazwa pun manggut-manggut.

‘’Kamu kerja lagi, memangnya suamimu mengizinkan kamu kerja? Bukannya dulu kamu sempat bilang kalau kamu resign dari perusahaan lama karena gak dibolehin kerja sama suamimu?’’ cerca Nazwa penasaran.

Raut wajah Aluna yang semula dihiasi senyuman seketika berubah diselimuti kabut kesedihan. Hal itu membuat Nazwa penasaran.

‘’Ada apa?’’ Nazwa memicingkan mata. ‘’Jangan bilang k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Satu Atap dengan Maduku    Aluna hamil?

    ‘’Kamu baik-baik saja?’’ tanya salah satu rekan kerja Aluna yang berada di satu toilet yang sama.Aluna mengulas senyum meski rasa pusing di kepalanya membuatnya kurang nyaman. ‘’Aku baik-baik saja, kok.’’‘’Wajahmu pucat, sebaiknya kamu izin pulang ke bos,’’ ujar rekan kerjanya tadi.‘’Ini hari pertama aku kerja. Gak mungkin aku izin, gak enak juga kan sama yang lain. Nanti juga sembuh, kayaknya cuma masuk angin biasa.’’ Aluna mencuci tangan di wastafel. Memperbaiki make-up yang sedikit berantakan setelah muntah-muntah.‘’Tadi pagi udah kerasa? Seharusnya kamu gak usah masuk tau lagi sakit. Walaupun hari pertama kerja, tapi kan bisa mengganggu kerjaan kamu kalau keadaan kamu sendiri kurang sehat. Bos kita itu baik, dia pasti ngerti,’’ balas wanita itu.‘’Tadi pagi sih baik-baik saja. Tiba-tiba mual sama pusing, gak tahu kenapa,’’ timpal Aluna.‘’Jangan-jangan kamu hamil. Kamu udah nikah kan?’’ ‘’Hamil?’’ Seketika Aluna terdiam. Dia memang sudah telat datang bulan, tapi dia tidak ber

  • Satu Atap dengan Maduku    Ibu ingin kamu ceraikan dia!

    ‘’Kamu pikir hanya karena sakit kepala dan mual muntah lantas kamu berpikir kamu hamil?’’ sungut Megan yang juga muncul bersama Adelia dan Shela.‘’Palingan kamu meriang,’’ celotehnya sambil diiringi tawa.‘’Merindukan kasih sayang, maksudnya?’’ celetuk Shela dengan tawa yang semakin pecah menertawakan Aluna.‘’Tapi, aku beneran hamil.’’ Aluna merogoh saku pakaiannya bermaksud mengeluarkan alat tes kehamilan yang dia simpan di dalam sana. Belum sempat ia menunjukkan benda itu kepada Faisal, Adelia sudah lebih dulu mengajak Faisal masuk ke dalam.‘’Mas, ayo kita ke kamar. Kamu pasti capek kan? Oh iya, bayi kita tadi menendang-nendang terus. Kayaknya dia nyariin kamu, pengen di elus,’’ ujar Adelia menggiring Faisal masuk ke ruangan lain, sengaja ingin menjauhkan dia dari Aluna.Faisal berlalu begitu saja bersama Adelia dari hadapan Aluna yang belum selesai menjelaskan perihal kehamilannya. Faisal merasa penasaran, tapi dia bingung karena Adelia memaksanya pergi dari sana.Megan dan Shel

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 1

    ‘’Nikahi wanita itu, Mas!’’ gumam Aluna dengan suara bergetar.‘’Kamu ini bicara apa? Wanita mana yang kamu maksud?’’ tanya Faisal tak mengerti apa yang dikatakan oleh istrinya.‘’Adelia. Siapa lagi?’’ tegas Aluna. Dadanya begitu sesak saat berkata. Meski sakit dia tetap harus menyampaikan hal ini.Faisal terlihat gelagapan. Fajar baru saja menjelang, dia baru pulang dari apartemennya yang ditempati oleh sang sekretaris bernama Adelia. Suatu hal telah terjadi di antara dia dengan Adelia. Entah bagaimana ceritanya, Faisal tiba-tiba bangun dalam keadaan tanpa busana, berbaring di tempat tidur yang sama dengan wanita itu.Faisal tidak ingat apa-apa. Semalam dia datang ke apartemen atas permintaan Adelia. Melindungi wanita itu dari gangguan mantannya yang terus mengusik kehidupan Adelia. Suatu hari Adelia sempat meminta tolong karena mendapat ancaman dari mantannya yang saiko. Hingga Faisal menyuruh Adelia menempati apartemen miliknya demi keamanan wanita itu. Dan semalam, Adelia menghub

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 2

    ‘’Kamu harus segera menikahi Adelia!’’ Suara Sarah menggema mengisi seluruh penjuru ruangan. Mengundang semua penghuni rumah bermunculan dari kamar mereka di suasana subuh yang memilukan.‘’Bu, aku tidak melakukan apa-apa dengannya. Ini salah paham!’’ bela Faisal.‘’Mas, kamu lupa kalau semalam kita ….’’ Kalimat Adelia terputus karena tangisnya pecah. Dia berlaku seolah menjadi korban yang paling tersakiti di sini. Senyatanya apa yang sedang dilakukannya saat ini hanya sebuah akting belaka.‘’Ada apa ini?’’ Megan, anak sulung Sarah muncul dan pura-pura terkejut mendengar keributan yang terjadi di depan kamar Faisal.‘’Mbak Adel? Kenapa pagi-pagi sudah ada di sini? Kenapa kamu menangis?’’ tanya Shela, adik Faisal. Anak nomor tiga di keluarga itu.‘’Mas kalian telah merenggut kehormatan Adelia. Sekarang, ibu meminta agar Faisal mau bertanggung jawab dan menikahi Adelia,’’ jelas Sarah membuat dua anak perempuannya membuka mulut lebar dan melotot karena terkejut. Ralat! Mereka hanya pura-

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 3

    ‘’Bagaimana para saksi sah?’’ ujar penghulu.‘’Sah!’’ Kompak semua yang ada di ruangan itu berseru.Tak perlu menunggu lama setelah kejadian tempo hari. Sarah segera menentukan tanggal pernikahan putranya bersama Adelia.Pernikahan digelar di sebuah rumah seorang pemuka agama di kota itu. Wali nikah yang merupakan ayah dari Adelia datang dari luar kota setelah mengetahui putrinya akan menikah secara siri dengan atasannya.Raut-raut bahagia terpancar di wajah mereka. Keluarga Faisal maupun keluarga mempelai wanita. Namun Faisal sendiri sama sekali tak menyangka ia akan menikahi wanita lain, mengkhianati cinta sucinya kepada sang istri, Aluna. Faisal masih berharap ini hanya mimpi baginya, meski tak dipungkiri secara sadar dia menyadari jika semua ini adalah kenyataan.‘’Selamat atas pernikahan kalian, semoga langgeng.’’ Megan menyalami kedua mempelai. Adik kandung serta iparnya yang kini tengah berbahagia di hari pernikahan mereka.‘’Aamiin, makasih,’’ ujar Adelia dengan wajah sumringa

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 4

    Oliv menutup pintu rumah lalu menguncinya. Dia menatap iba wajah kakak iparnya yang masih mematung berdiri di ruang utama dengan raut wajah pilu.‘’Sabar Mbak Alun. Aku tahu Mbak orangnya kuat,’’ ujar Oliv mengelus bahu Aluna, mencoba menenangkan hati wanita itu. Meski tidak berpengaruh banyak, setidaknya masih ada yang peduli pada Aluna.‘’Makasih, Liv,’’ gumam Aluna dengan suara serak. Lalu keduanya melangkah masuk ke dalam ruangan lain.Terdengar Sarah memanggil asisten rumah tangga mereka.‘’Mbok Painem!’’ sahutnya dan yang dipanggil pun tergopoh-gopoh berjalan keluar dari arah dapur.‘’Iya, Bu?’’ Wanita berusia senja yang sudah mengabdi puluhan tahun di keluarga Aditama, kini berdiri di hadapan majikannya dengan badan merengkuh sopan.‘’Kamu sudah siapkan kamar pengantin untuk Faisal dan Adel?’’ tanya Sarah.‘’Sudah, Bu. Semuanya sudah rapi,’’ jawab wanita tua itu. Sekilas melirik ke arah Aluna yang baru muncul dari ruang depan. Pancaran mata Aluna menyiratkan kesedihan, membuat

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 5

    Selepas sholat subuh, seperti biasa Aluna segera ke dapur membantu Mbok Painem menyiapkan sarapan.‘’Mbak Alun gak usah bantuin Mbok. Biar Mbok kerjain semuanya sendiri,’’ ujar wanita berusia senja mencegah Aluna membantunya di dapur.‘’Gak apa-apa, Mbok. Biasanya juga aku bantu, kenapa sekarang gak boleh?’’ tukas Aluna sambil tersenyum.Mbok Painem menatap wajah Aluna yang sembab. Dia tahu jika semalaman wanita muda ini pasti tak bisa tidur. Ia bisa merasakan apa yang Aluna rasakan. Bisa jadi semalaman ini Aluna menghabiskan waktu dengan menangis. Hati perempuan mana yang tidak akan terluka saat suaminya menghabiskan malam pertama bersama wanita lain, bahkan harus seatap dengannya. Tak bisa dibayangkan seperti apa hancurnya hati Aluna.‘’Kenapa Mbok menatapku seperti itu?’’ tanya Aluna menyadari tatapan Mbok Painem yang begitu dalam memindai wajahnya.‘’Mbok tahu Mbak Alun sedang sedih. Makanya Mbok gak mau Mbak Alun bantuin Mbok di dapur. Lebih baik Mbak Alun istirahat saja di kamar

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 6

    ‘’Bicara apa kamu? Kamu tak pantas berkata seperti itu pada Aluna,’’ tegas Faisal kini tak tinggal diam melihat istrinya selalu diperolok.‘’Maaf.’’ Adelia tertunduk dalam setelah mendapat bentakan dari Faisal.‘’Kamu juga jangan bersikap kasar pada Adelia. Dia istrimu. Apa yang salah dengan perkataan Adelia pada Aluna? Apa yang Adel katakan benar. Aluna memang lebih pantas meminum jus itu agar rahimnya subur,’’ tegas Sarah membela menantu barunya.‘’Tapi, ibu sudah sering memberikan jus apapun untuknya. Aluna tetap tidak bisa hamil,’’ lanjut wanita itu memperparah rasa sakit yang dirasakan oleh Aluna.Tak kuat menghadapi hinaan yang ditujukan kepada dirinya, Aluna segera bangkit berdiri. ‘’Maaf, saya duluan.’’ Gegas wanita itu meninggalkan ruang makan. Berjalan menuju kamarnya.Kabut tipis menghalangi pandangan mata Aluna. Ia tak dapat membendung lagi air matanya, hingga akhirnya tumpah juga.‘’Ibu keterlaluan!’’ Faisal bangkit berdiri menyusul istrinya.‘’Mas!’’ Adelia menahan lenga

Bab terbaru

  • Satu Atap dengan Maduku    Ibu ingin kamu ceraikan dia!

    ‘’Kamu pikir hanya karena sakit kepala dan mual muntah lantas kamu berpikir kamu hamil?’’ sungut Megan yang juga muncul bersama Adelia dan Shela.‘’Palingan kamu meriang,’’ celotehnya sambil diiringi tawa.‘’Merindukan kasih sayang, maksudnya?’’ celetuk Shela dengan tawa yang semakin pecah menertawakan Aluna.‘’Tapi, aku beneran hamil.’’ Aluna merogoh saku pakaiannya bermaksud mengeluarkan alat tes kehamilan yang dia simpan di dalam sana. Belum sempat ia menunjukkan benda itu kepada Faisal, Adelia sudah lebih dulu mengajak Faisal masuk ke dalam.‘’Mas, ayo kita ke kamar. Kamu pasti capek kan? Oh iya, bayi kita tadi menendang-nendang terus. Kayaknya dia nyariin kamu, pengen di elus,’’ ujar Adelia menggiring Faisal masuk ke ruangan lain, sengaja ingin menjauhkan dia dari Aluna.Faisal berlalu begitu saja bersama Adelia dari hadapan Aluna yang belum selesai menjelaskan perihal kehamilannya. Faisal merasa penasaran, tapi dia bingung karena Adelia memaksanya pergi dari sana.Megan dan Shel

  • Satu Atap dengan Maduku    Aluna hamil?

    ‘’Kamu baik-baik saja?’’ tanya salah satu rekan kerja Aluna yang berada di satu toilet yang sama.Aluna mengulas senyum meski rasa pusing di kepalanya membuatnya kurang nyaman. ‘’Aku baik-baik saja, kok.’’‘’Wajahmu pucat, sebaiknya kamu izin pulang ke bos,’’ ujar rekan kerjanya tadi.‘’Ini hari pertama aku kerja. Gak mungkin aku izin, gak enak juga kan sama yang lain. Nanti juga sembuh, kayaknya cuma masuk angin biasa.’’ Aluna mencuci tangan di wastafel. Memperbaiki make-up yang sedikit berantakan setelah muntah-muntah.‘’Tadi pagi udah kerasa? Seharusnya kamu gak usah masuk tau lagi sakit. Walaupun hari pertama kerja, tapi kan bisa mengganggu kerjaan kamu kalau keadaan kamu sendiri kurang sehat. Bos kita itu baik, dia pasti ngerti,’’ balas wanita itu.‘’Tadi pagi sih baik-baik saja. Tiba-tiba mual sama pusing, gak tahu kenapa,’’ timpal Aluna.‘’Jangan-jangan kamu hamil. Kamu udah nikah kan?’’ ‘’Hamil?’’ Seketika Aluna terdiam. Dia memang sudah telat datang bulan, tapi dia tidak ber

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 14

    Aluna melangkah pelan memasuki sebuah kantor barunya tempat dia bekerja. Senyuman mengembang di bibir wanita berhijab itu tatkala melihat seorang sahabat yang setengah berlari mendekat ke arahnya.‘’Aluna?’’ Wanita itu merentangkan tangan, berhambur memeluk Aluna, meluapkan rasa rindu yang teramat dalam.‘’Nazwa. Kamu kerja di sini juga?’’ Tak menyangka Aluna bertemu dengan teman kuliahnya dulu.Nazwa mengurai pelukan dan mengangguk cepat sebagai jawaban dari pertanyaan Aluna barusan.‘’Kamu?’’ Nazwa mengangkat sebelah alisnya.‘’Ini hari pertamaku masuk kerja di sini,’’ jelas Aluna dan Nazwa pun manggut-manggut.‘’Kamu kerja lagi, memangnya suamimu mengizinkan kamu kerja? Bukannya dulu kamu sempat bilang kalau kamu resign dari perusahaan lama karena gak dibolehin kerja sama suamimu?’’ cerca Nazwa penasaran.Raut wajah Aluna yang semula dihiasi senyuman seketika berubah diselimuti kabut kesedihan. Hal itu membuat Nazwa penasaran. ‘’Ada apa?’’ Nazwa memicingkan mata. ‘’Jangan bilang k

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 13

    Aluna tak mau terus terpuruk menjadi bahan hinaan di keluarga ini. Harga dirinya seakan terinjak-injak oleh mereka, keluarga suaminya. Ditambah lagi Faisal– suaminya sudah tak bisa berpihak lagi kepadanya. Aluna tak lebih dijadikan seorang pembantu di rumah ini. Kehadirannya tak dianggap sebagai istri pertama Faisal di mata mertua serta iparnya. Dia dianggap wanita mandul yang tak berguna sehingga dipandang sebelah mata.Kini saatnya Aluna bangkit. Dia lelah terus bersabar menghadapi orang-orang yang malah semakin menginjaknya saat diam tak melawan. Bersabar bukan berarti harus tunduk dan rela diinjak harga dirinya. ‘’Aluna? Kamu mau kemana?’’ tanya Sarah terkejut saat pagi itu di meja makan tengah sarapan bersama anggota keluarga yang lain.Aluna duduk di kursi biasa, tak segera menjawab pertanyaan mertuanya.‘’Aluna, kamu kenapa pakai pakaian itu?’’ tanya Faisal yang juga heran melihat Aluna berpakaian layaknya wanita kantoran.‘’Maaf, Mas, aku belum sempat bilang ke kamu kalau ak

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 12

    ‘’Tidak bisa begitu, Bu. Aku harus bersikap adil pada kedua istriku. Aluna istri pertamaku. Istri yang sah di mata agama maupun hukum. Dia punya hak menerima nafkah dariku. Aku akan membagi jatah sesuai dengan kebutuhan masing-masing.’’Faisal menolak perintah ibunya yang memintanya agar memberi jatah lebih besar pada Adelia dibandingkan pada Aluna.‘’Aluna gak butuh apa-apa. Dia paling beli keperluan sendiri, mempercantik dirinya sendiri supaya tidak makin kalah oleh Adelia. Sementara Adelia sudah jelas akan banyaik kebutuhannya sebab dia sedang hamil anakmu!’’ Sarah tetap kekeh dengan keinginannya.‘’Bu, tolong! Biarkan urusan ini menjadi urusan kami bertiga. Ibu jangan ikut campur masalah uang yang akan aku berikan pada mereka.’’ Faisal berkata dengan sangat hati-hati agar tak menyinggung perasaan ibunya.‘’Faisal, kamu harus ingat! Uang yang kamu dapatkan itu berasal dari perusahaan almarhum ayahmu, yakni suami ibu. Jadi, ibu masih punya hak untuk mengatur semuanya. Berikan uang l

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 11

    Kehamilan Adelia menjadi diagung-agungkan oleh keluarga Faisal, terutama oleh Sarah ibunya Faisal. Aluna semakin tersisih di rumah itu dan menjadi bahan hinaan bagi mereka karena Aluna belum bisa memberikan keturunan untuk Faisal, seperti Adelia yang kini telah hamil di usia pernikahan yang masih baru.Adelia diperlakukan seperti ratu di rumah itu oleh mertua dan ipar-iparnya. Hal tersebut membuat Adelia semakin besar kepala dan merasa paling berkuasa sehingga dia bisa semena-mena kepada Aluna.‘’Mbak Alun, bisa tolong bikinin aku salad buah?’’ tanya Adelia sambil duduk bersantai di ruang televisi dan kaki selonjoran di atas sofa.‘’Kamu mau salad? Aku beliin ya? Ada penjual salad langgananku rasanya enak,’’ tawar Megan.‘’Enggak. Aku maunya buatan Mbak Alun. Mungkin bawaan bayi,’’ ujar Adelia sambil memegang perutnya yang masih rata.‘’Aluna! Segera buatkan!’’ titah Sarah. ‘’Aku tidak mau nanti cucuku ngeces hanya gara-gara gak dituruti pengen makan salad,’’ lanjut wanita itu.Aluna

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 10

    ‘’Tadi malam kamu tidur di mana?’’ tanya Sarah menyelidik.‘’Apa ibu harus tahu aku  tidur di mana?’’ Faisal sedikit kesal.‘’Adelia bilang kamu tidak masuk ke kamarnya setelah pulang kerja. Padahal Adelia menunggumu semalaman.’’ Sarah menatap tajam wajah putranya.‘’Aluna juga berhak atas aku, Bu. Dia istri pertamaku. Ibu juga tidak berhak mengatur urusan rumah tanggaku terus menerus.’’Perbincangan ibu dan anak itu seketika terhentikan oleh Adelia yang tiba-tiba muntah-muntah.‘’Adelia?’’ Sarah mengikuti langkah Adelia yang pergi ke toilet dan muntah-muntah di sana.‘’Adelia!’’ Sarah mengetuk pintu toilet yang berada di ruang tengah. Saat ini keluarga Aditama sedang berkumpul di sana selepas sarapan. Hari sedang libur kerja, sehingga seluruh anggota keluarga ada di rumah.Tak lama Adelia keluar dari toilet tersebut. Wajahnya pias dan matanya berair selepas memuntahkan isi dalam perut.

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 9

    Malam sekali Faisal datang. Dia berjalan ke arah kamar Aluna. Sudah beberapa minggu ini dia tidur dengan Adelia. Semenjak menikahi istri keduanya itu, Faisal jarang menyentuh Aluna lagi.Kini dia ingin bersama Aluna. Dia merindukan istri pertamanya. Pintu kamar untungnya tidak dikunci oleh Aluna sehingga Faisal bisa masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Faisal mengetahui Aluna ketiduran di atas sajadah yang tergelar, dengan masih lengkap mengenakan mukena berwarna putih bersih yang merupakan mas kawin darinya dulu ketika menikah.Faisal menutup dan mengunci pintu kamar. Menyimpan tas kerja di atas sofa. Melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya lalu mendekat ke arah Aluna. Dia berjongkok di hadapan istrinya yang tak terjaga dalam tidur. Mengelus lembut pipi bersemu merah dengan penuh cinta. Gegas dia gendong Aluna dan dipindahkan ke tempat tidur.Wanita itu menggeliat terkejut ketika merasakan tubuhnya melayang di udara.‘’Mas Faisal?’’ Mata Aluna membulat ketika membuka mata, menyada

  • Satu Atap dengan Maduku    Bab 8

    ‘’Apa Faisal tahu kamu sedang hamil?’’ ‘’Diam!’’ Adelia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Memastikan tak ada yang mendengar perkataan Nando saat ini.‘’Oh aku tahu. Kau pasti mau menipu Faisal kan? Kalau sebenarnya saat ini kamu sedang hamil dan kamu mengambil kesempatan ini agar bayi dalam kandunganmu itu memiliki ayah. Bodoh sekali ternyata adik iparku itu ya. Dia tak bisa membedakan mana perawan dan mana yang bodong,’’ kekeh Nando, mulutnya seakan tidak disekolahkan.‘’Kamu diam dan tak perlu ikut campur jika kamu sendiri tak mau bertanggung jawab!’’ tegas Adelia seraya menunjuk wajah Nando dengan geram.‘’Aku bertanggung jawab?’’ Nando memiringkan bibir. ‘’Bagaimana mungkin aku bertanggung jawab, sedangkan aku sangsi kalau benih yang tumbuh di dalam perutmu itu adalah benihku. Siapa tahu kan itu benih pria lain,’’ sergah Nando asal.Plak!Adelia mendaratkan satu tamparan keras di pipi pria itu.‘’Berani sekali kau menamparku!’’ Nando hendak memukul Adelia, membalas tamparan ya

DMCA.com Protection Status