Share

Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku
Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku
Author: BalqizAzzahra

Istri Rahasia Suamiku

Widia baru saja keluar dari rumah, dan dia membawa kue buatannya untuk sahabat baiknya yang bernama Sarah.Wanita itu memang mempunyai hobby bereksperimen dalam hal per-baking-an. Sarah tak hanya sekedar sahabat bagi Widia, kedekatan mereka berdua bahkan lebih dari saudari kandung.

"Kue sudah jadi. Waktunya meluncur ke apartemen Sarah untuk memberikan kejutan kecil ini," ucap Widia semringah.

Widia menyetop taxi dan meluncur menuju ke apartemen Sarah yang letaknya tak begitu jauh dari rumahnya. Dua puluh menit kemudian, Widia tiba di tempat tujuan. Usai membayar ongkos taxi sesuai tarif, Widia melangkah dengan hati senang menuju kamar apartemen Sarah.

Widia membayangkan bagaimana ekspresi wajah Sarah saat menerima kejutan darinya. Wanita itu paling suka diberi kejutan, khususnya dari Widia.

Ting ...! Tong...!

Widia menekan bell. Ia harus menunggu lumayan lama sampai akhirnya seseorang muncul membuka pintu kamar apartemen itu.

"Wi–Widia ...?" Sarah memasang wajah kaget. Kedua bola matanya berlarian ke sana kemari seperti orang yang sedang ketakutan karena telah menyembunyikan sesuatu.

Widia mengamati penampilan Sarah dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dia tampil begitu seksi dengan daster tipis pres body dan make up menor ala biduan. Sedikit aneh, mengingat Sarah biasa tampil tertutup dan mengenakan make up ala kadarnya.

"Surpriseeee ...!" Widia menyodorkan kue yang masih tersimpan rapih di dalam box mika. "Ini kue resep terbaru, loh!"

"Eh ... i–ya, terima kasih." Sarah pun mengambil kue dari tangan Widia.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau mau datang ke sini?" tanya Sarah dengan suara lirih.

"Loh, kenapa memangnya? Biasanya aku juga 'kan ...."

"Honey, siapa yang datang?" Tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari dalam kamar membuat Widia terdiam. Suara itu dirasa sangat familiar di telinganya.

Tak lama, seorang pria bertubuh tinggi besar muncul hanya dengan mengenakan selembar handuk sebatas lutut saja.

Widia ternganga, dia syok bukan main saat melihat Agam—suaminya— sedang berada di apartemen Sarah.

Tiga hari lalu, Agam pamit pergi ke luar kota pada Widia dengan alasan menemani Bosnya dalam urusan bisnis. Tapi ternyata pria itu berbohong, dia ada di apartemen Sarah. Apa keduanya telah berselingkuh? Sejak kapan? Bagaimana Widia bisa tidak tahu?

Lutut Widia terasa lemas, dia hampir saja ambruk karena kedua kakinya tak sanggup lagi berdiri.

"Widia?" lirih Agam. Dia terpaku melihat sosok istrinya, terlebih wanita itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca dan penuh benci.

"Widia, aku bisa jelaskan semuanya sama kamu!" ucap Sarah panik.

"Apa yang mau dijelaskan, heh? Menjelaskan kalau kalian berdua sudah berselingkuh di belakang aku gitu? Dasar wanita murahan!" maki Widia.

"Stop, Widia! Sarah bukan wanita yang seperti itu!" bentak Agam.

"Hanya wanita murahan yang mau berselingkuh dengan pria yang telah beristri! Terlebih kamu adalah suamiku, teman dekatnya sendiri!" Air mata yang ditahan sejak tadi akhirnya tumpah juga. Bersamaan dengan emosi yang meluap-luap.

Sarah ikut menangis di sana.

Entah mengapa Widia merasa jijik. Untuk apa dia menangis? Merasa bersalah karena telah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga sahabatnya?

"Sarah, dengar ini baik-baik. Mulai detik ini juga hubungan persahabatan kita berakhir! Dan kamu, Mas! Aku tunggu kepulanganmu di rumah kita!" Usai mengatakan hal itu, Widia beranjak pergi dari apartemen Sarah.

***

Ketika tiba di rumahnya, Widia mengamuk sambil menangis meraung-raung seperti orang gila.

Vas bunga, guci keramik, bahkan tv lcd dihancurkannya secara membabi buta. Dia juga membanting frame berisi foto pernikahannya dengan Agam.

Widia tidak menyangka rumah tangga yang telah dibina selama tujuh tahun akan berakhir seperti ini. Agam pria baik, perhatian, dan lembut, tapi ternyata di balik kesempurnaannya itu ada kelakuan bejat yang dia tutupi.

"Aaaaaa ...!" Widia berteriak sekeras-kerasnya. Dia menjambak rambut panjangnya dan membenturkan kepalanya sendiri ke tembok.

Agam yang baru saja tiba terkejut dan langsung menghambur memeluk tubuh istrinya erat. Lelaki itu mencoba untuk menenangkan istrinya.

"Widia, tenanglah Widia!" ucap Agam cemas.

Widia berontak, dia mendorong tubuh suaminya menjauh dan menampar kedua pipi pria itu secara bergantian. "Berengs*k kamu, Mas!"

Plak! Plak!

Bunyinya begitu nyaring dan renyah di telinga.

Agam meringis kesakitan, baru kali ini dia mendapatkan perlakuan kasar dan tidak baik dari istrinya sendiri.

"Sejak kapan kamu berselingkuh dengan Sarah, Mas?!" tanya Widia sambil terus menangis tergugu.

"Kami ... kami nggak berselingkuh."

"Nggak berselingkuh kata kamu? Lalu yang barusan aku lihat itu apa, hah?!" sergah Widia dengan sorot nyalang. Air mata berderaian membasahi wajah cantiknya.

"Widia, maafkan aku. Harusnya aku mengatakan hal ini sejak lama padamu tapi aku takut. Aku takut kamu tidak bisa menerima dan pergi meninggalkan aku. Sebenarnya aku dan Sarah sudah menikah secara siri sejak enam bulan lalu," jawab Agam jujur.

Duar!

Bagaikan petir di siang bolong, pengakuan Agam sangat mengagetkan Widia. Tak hanya membuat kaget, tapi juga hampir membuat jantung Widia berhenti, hingga ia merasa kesulitan untuk bernapas.

Jadi selama ini Widia telah dimadu oleh suaminya, dan madunya itu adalah sahabat baiknya sendiri.

Kepala Widia mendadak diserang rasa pusing, pandangan matanya kabur, kemudian dia jatuh ke lantai dan tak sadarkan diri.

Bersambung....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status