Share

Hamil Dua Bulan

Penulis: BalqizAzzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cahaya mentari menerobos masuk lewat celah jendela kamar. Silaunya membuat ketenangan mata Widia yang tertutup jadi terusik.

"Aduh, kepalaku sakit ...," keluh Widia sambil membuka mata dengan perlahan. Dia memperhatikan lingkungan sekitar sejenak dan tersadar kalau dirinya kini sedang berada di dalam kamar sebuah rumah sakit.

Semalam Widia pingsan, suhu tubuhnya turun dan membuat Agam panik. Agam segera membawa Widia ke rumah sakit terdekat karena tidak mau terjadi apa-apa pada istri pertamanya itu.

Agam sangat mencintai Widia, dia menikahi Sarah karena terpaksa atas desakan ibunya yang ingin segera memiliki cucu. Akan tetapi, pada akhirnya Agam jatuh hati juga pada Sarah, wanita kalem yang ternyata pandai menarik hati Agam dengan servis plus-plus-nya.

"Akhirnya kamu bangun juga," ucap seseorang yang berjalan masuk ruangan menghampiri Widia. Meski lemah, Widia mencoba untuk bangkit dan duduk di atas ranjang saat melihat sosok ibu mertuanya datang.

"Bu," lirih Widia menyapa.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Masih sedikit pusing, Bu. Mana Mas Agam?" Widia mencari-cari ke setiap sudut ruangan.

"Dia sedang pergi ke luar beli kopi."

"Bu, Mas Agam punya istri lain selain aku, Bu," tutur Widia mengadu. Air mata kembali jatuh membasahi pipinya. Wanita itu tak bisa menahan emosi yang meluap dari hatinya.

Widia berharap ibu mertuanya akan memihak padanya. Hanya wanita itu satu-satunya harapan yang Widia punya saat ini untuk menasihati Agam agar mau mengakhiri hubungannya dengan Sarah.

Anehnya, perempuan tua berumur lima puluh tahunan itu hanya diam saja saat mendapat aduan dari menantunya. Wajahnya datar tanpa ekspresi yang berarti.

Widia jadi menaruh curiga pada Ibu mertuanya. Jangan-jangan dia sudah tahu segalanya.

"Apa Ibu sudah tahu tentang pernikahan kedua Mas Agam?" tanya Widia penasaran.

Lagi, Bu Endah hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Jawab pertanyaan aku, Bu! Jangan diam aja," desak Widia.

"Ibu sudah tahu, Nak. Maafkan Ibu karena tidak memberi tahu kamu, " sahut Endah jujur.

Widia terdiam sejenak. Sungguh ia tidak menyangka. "Apa anggota keluarga Ibu yang lain juga sudah tahu?" lanjut Widia.

Ibu mertuanya menjawab dengan anggukan beberapa kali.

Sakit itu rasanya menjalar dari hati ke seluruh tubuh Widia. Bahkan ia seperti sedang dikuliti hidup-hidup. Bagaimana bisa keluarga suaminya memperlakukan Widia seperti orang asing, juga membantu Agam merahasiakan perbuatan busuknya?

"Kalian semua jahat!" maki Widia. Dia menangis histeris sambil melempar bantal ke lantai. Widia yang awalnya berusaha untuk bersikap tenang pun gagal, dia kembali seperti orang yang sedang kesurupan.

"Tenanglah, Widia! Kamu tahu 'kan, Agam itu anak semata wayang Ibu? Apa jadinya kalau dia nggak memiliki keturunan? Kalian sudah lama menikah, tapi kamu belum juga hamil!" Endah memberikan pernyataan yang menohok tentang Widia.

"Jadi, Ibu merestui Mas Agam menikah lagi karena aku belum bisa hamil?"

"Iya," jawab Endah to the point.

"Tak bisakah kalian menunggu? Aku juga sedang berobat ke dokter spesialis agar bisa segera hamil," protes Widia tak terima.

"Menunggu? Sampai kapan? Sampai Ibu sekarat dan meninggal dunia?" Endah menatap Widia dengan tatapan kesal. "Dengar ini، Widia! Terimalah takdirmu dan bersikap baiklah pada Sarah. Saat ini dia sedang hamil dua bulan, dia calon anak pertama Agam, calon anakmu juga."

Kenyataan yang barusan didengarnya membuat Widia merasa kalah sebelum bertarung. Bagaimana bisa dia merebut hati dan cinta Agam dari Sarah, sementara wanita itu telah memiliki apa yang selama ini diidam-idamkan oleh Agam dan keluarga besarnya?

Haruskan Widia mengalah dan menerima nasib saja?

Tidak, Widia tidak mau dimadu walaupun jaminannya adalah surga sekali pun. Widia hanya manusia biasa yang penuh dengan emosi, amarah, dan hawa nafsu. Bukan manusia istimewa berhati malaikat!

'Ayah, Ibu, aku ingin pulang. Aku ingin menceritakan semua ini pada kalian dan meminta sedikit saran,' keluh Widia dalam hati.

Agam kembali ke dalam ruangan. Dia membawa secangkir kopi hangat serta satu plastik buah naga kesukaan Widia. Dia meletakkannya di atas meja, kemudian duduk di samping istrinya.

Agam menatap wajah sang istri dan juga ibunya bergiliran. Sesuatu pasti telah terjadi selama dia pergi, terlihat jelas dari raut wajah kedua wanita itu.

"Ada apa? Kenapa matamu sembab?" Agam meraih wajah sang istri dengan kedua tangannya.

Widia melempar pandangan ke arah lain. Dia enggan menatap wajah seorang pembohong yang telah membuat hatinya kecewa dan hancur.

"Mas, tolong antar aku pulang ke rumah orang tuaku. Aku rindu sama mereka berdua," lirih Widia.

"Baik, aku akan mengantarmu ke sana setelah dokter memperbolehkan kamu keluar dari rumah sakit," janji Agam.

Bersambung...

Bab terkait

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Aku Mau Kita Cerai!

    Keesokan harinya, Widia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Agam langsung mengantarnya ke rumah orang tua Widia. Sepanjang perjalanan wanita itu terus menutup mulutnya. Pandangan matanya kosong dan tangannya sibuk meremas-remas ujung dress yang dia kenakan. Agam sedikit cemas, wanita itu pasti akan mengadu kepada orang tuanya tentang hubungan Agam dengan Sarah. Sudah pasti ayah dan ibu Widia akan mengamuk dan meminta Agam untuk menceraikan Widia. "Kamu mau menginap berapa hari di rumah Ibu?" tanya Agam memecah kesunyian. "Aku nggak tahu. Mungkin selamanya," sahut Widia sekenanya. "Aku nggak ngizinin kamu menetap di rumah ibu selamanya. Aku butuh kamu!" protes Agam. "Bukankah Mas sudah punya Sarah? Dia sedang hamil muda sekarang. Mas harus selalu ada untuknya," imbuh Widia sebal. "Apa ibuku yang memberitahumu soal itu?" tebak Agam tepat sasaran. "Iya." Widia memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia mencoba menyembunyikan air mata yang hendak menetes dari Agam. "Widia

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Bukan Kesayanganmu Lagi

    Cafe DMD, pukul 10.00 pagi. Widia melihat ke segala penjuru cafe, mencari keberadaan Sarah, mantan sahabatnya. Rupanya wanita cantik itu sudah berada di sana, sedang duduk manis di kursi paling belakang dekat jendela sambil melamun. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya, yang jelas Widia tak lagi menaruh kepercayaan dan simpati terhadapnya. Widia menghampiri Sarah, dia menarik kursi dan duduk menghadap wanita berambut panjang itu. Sarah melempar senyum kecil, dia memasang wajah ramah seolah-olah tidak ada masalah dalam hubungan persahabatan mereka. "Hal apa yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Widia terus terang. "Aku mau minta maaf sama kamu. Aku harap hubungan persahabatan kita bisa kembali baik seperti dulu," ucap Sarah. "Aku sudah memaafkan kamu. Dalam kasus ini, suamiku yang paling bersalah. Tapi jangan harap hubungan kita bisa kembali harmonis seperti dulu," tegas Widia. Sarah menggigit ujung bibirnya, dia menangis tanpa suara. Jelas sekali ada penyesalan yang

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Permohonan Cerai Dikabulkan

    Rini memperhatikan Widia yang tengah sibuk menyiapkan makan malam di dapur. Dia nampak serius memotong sayur dan bahan makanan lainnya. Rasa iba muncul di hati Rini pada Widia, baru saja berumur dua puluh delapan tahun sudah mau jadi janda. Padahal, teman-temannya yang lain sudah memiliki anak dua atau bahkan tiga. Nasib orang memang tidak ada yang tahu, dan segala hal yang terjadi pada mahluk hidup di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya. Sebagai manusia, kita hanya bisa menjalaninya serta menerima dengan lapang dada. Tak terasa air mata Rini jatuh membasahi pipi, dia segera menyekanya sebelum Widia melihatnya menangis. "Mau Ibu bantu nggak, Wid?" tanya Rini sambil berjalan menghampiri putrinya. "Mau Bu, biar cepat selesai," sahut Widia. "Mau masak apa hari ini?" "Sup ayam, tahu goreng dan sambal tomat," "Di kulkas ada ikan bawal, kenapa nggak sekalian dimasak?" "Nggak Bu, Widia kesal kalo lihat ikan bawal. Jadi ingat sama Mas Agam Bu," ujar Widia. Karena memang Ag

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Gosip Miring

    Hari yang paling ditunggu oleh Widia tiba, hari dimana dia resmi menyandang gelar seorang janda. Proses perceraian keduanya berjalan lancar tanpa hambatan apapun. Widia juga tidak menuntut harta gono-gini pada mantan suaminya untuk menghindari gesekan dengan Sarah dimasa depan. Berita tentang perceraian Widia dan Agam tersebar, tetangga rumah Widia syok saat mendengarnya. Selama ini rumah tangga Widia terlihat adem ayem tanpa gosip miring dan isu buruk lainnya walaupun Widia belum punya anak setelah sekian lama menikah. "Nggak nyangka ya Bu, Widia bakal cerai sama suaminya," ucap salah seorang tetangga yang sedang belanja sayur pada penjual sayur keliling. Kebetulan penjual sayur itu biasa mangkal di depan gerbang rumah Widia. "Wajar sih Bu mereka berdua cerai, jarang sekali ada suami mau menerima istri mandul," sambung ibu-ibu yang lain. "Jadi Widia mandul?" si tukang sayur melongo tak percaya. "Sepertinya begitu Bang," sahut dua ibu-ibu tukang gosip itu kompak. Sayup-sayu

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Mencari Pekerjaan

    Empat bulan kemudian.... Hari-hari yang Widia lalui tanpa Agam sungguh terasa berat. Semua kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama terkadang masih melintas dalam ingatannya. Ternyata mencoba untuk segera move on itu tidak semudah membalikan telapak tangan, jerat rindu terasa sangat menyiksa jiwa dan raga. Sudah waktunya bagi Widia mencari aktifitas lain di luar rumah. Hari itu Widia memutuskan untuk pergi ke restoran milik temannya bernama Varo untuk mencari pekerjaan di sana. Hubungannya dengan Vina memang tidak begitu dekat, tapi Widia tau Varo adalah teman yang bisa diandalkan. Restoran Pesona Alam lumayan ramai siang itu. Wajar saja, Widia datang pas dengan jam makan siang. Widia mematung sejenak mencari keberadaan Vana diantara beberapa pegawai berseragam pink, beberapa menit kemudian akhirnya Widia bisa menemukan sosok pria bertubuh tinggi kurus itu. "Varo....!" panggil Widia sambil melambaikan tangan kanannya. Varo menoleh ke arah Widia, kemudian melempar senyum.

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Dokter Dion

    Widia menyambut paginya dengan ceria dan penuh semangat. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja, dia harus melakukan segalanya dengan baik dan sempurna agar tidak mengecewakan teman sekaligus Bosnya. Awalnya Widia mengira berdiri selama tiga belas jam di dapur tidak akan menjadi masalah, tapi yang terjadi baru saja tiga jam berdiri kaki Widia terasa pegal dan kesemutan. Ini bukan faktor usia, tapi memang Widia tidak pernah berdiri dalam waktu lama. Sesekali Widia mengayun-ayunkan kan kakinya ke kanan dan ke kiri secara bergantian agar peredaran darahnya lancarnya. Dia terlihat seperti anak katak yang sedang belajar menari dan memancing tawa orang di sekitarnya. "Sepertinya kamu nggak biasa kerja keras," celetuk pria berseragam koki yang berdiri tak jauh dari widia. Dia berusaha menahan senyum karena ulah lucu Widia sambil membolak balik sayuran yang sedang dimasaknya di atas wajan. "Aku biasa kerja keras kok, hanya saja aku sudah lama nggak melakukannya," Widia meringis. "Oh

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Teman Kecil

    Pulang kerja, Widia merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur. Dia menutup matanya sebentar sambil menikmati sensasi pegal libu yang menjalar di sekujur tubuhnya. Susahnya cari uang, tapi lebih susah lagi kalau tidak punya uang. Pikiran Widia teringat pada omongan teman kerjanya tadi, nampak jelas kalau dia merasa iri dan dengki pada Widia. Padahal, Widia tidak melakukan apapun yang merugikan orang lain selama bekerja di sana. Sepertinya Widia harus banyak bersabar, dia juga tidak bisa memuaskan semua orang untuk suka padanya bukan? Merasa cukup beristirahat, Widia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia berganti pakaian, menunaikan solat isya lalu pergi ke dapur untuk mencari camilan. Widia sudah makan di tempat kerja, tapi saat ini mulutnya ingin ngemil makanan manis-manis. "Belum tidur Nak?" Rini muncul sambil menenteng gelas kosong. "Belum, aku lapar pengen ngemil," sahut Widia. "Di kulkas ada biskuit, Ibu baru beli tadi," "Kok Ibu belum tidur?" tanya Wid

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Pernyataan Cinta

    Ting .... Tong .... Bel berdering, Widia meninggalkan dapur untuk membuka pintu dan melihat siapa tamu yang datang. Alangkah terkejutnya Widia saat tau yang datang adalah Dokter Dion. 'Dari mana dia tau alamat rumahku? Mau apa dia datang kemari?' batin Widia. "Hallo, Wid. Kita bertemu lagi," Dion menyunggingkan senyum kecil. "Pak Dokter tau rumahku dari mana?" "Dari Bapakku lah, aku kesini mau ambil kacamata punya Bapak yang ketinggalan," "Bapak? Oh ..... Jadi Pak Dokter ini anaknya ...." "Iya, betul sekali. Pangling ya sama aku?" Widia memperhatikan Dion dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia yang dulu berbeda sekali dengan dia yang sekarang. Wajar jika Widia tidak mengenali Dion, pria itu berubah begitu banyak. Ibarat kata, dulu Dion seperti burung hantu, sekarang berubah jadi burung merpati. "Kenapa melihatku seperti itu? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" "Ah, nggak kok, nggak ada yang salah. Ayo masuk, aku ambilkan kacamatanya dulu," Dion masuk ke dal

Bab terbaru

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Janji Agam

    Sarah mencoba untuk menghibur Agam, dia membeli alat pancing baru berharga mahal agar Agam semangat menyalurkan hobinya itu saat sedang libur. Reaksi dari Agam diluar dugaan, begitu datar dan dingin. Tidak ada senyum apa lagi kata terimakasih.Kehilangan orang yang paling dicintai memang menyedihkan, tapi dulu Agam juga pernah berkata akan mencintai Sarah dan menyayangi Sarah sama seperti Widia. Tapi yang terjadi kini malah kebalikannya, Sarah kecewa pada Agam."Apa Mas sudah nggak cinta sama aku lagi?" Tanya Sarah pada Agam."Tentu saja aku masih cinta sama kamu," ucap Agam tanpa menoleh kearah Sarah."Bohong! Mas hanya mencintai Widia seorang, aku bisa lihat itu dari duka mendalam-mu saat ini. Ditinggal nikah oleh Widia seperti ditinggal mati saja," celetuk Sarah kesal."Sarah, jaga ucapanmu!""Jangan marah, memang itu kenyataanya. Mas nggak bisa move on dari Widia, atau lebih tepatnya menolak untuk move on. Mas, jika Mas nggak bisa mencintai aku seperti dulu maka ceraikan saja aku,

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Sah

    Widia dan Dion akhirnya sah menjadi pasangan suami istri, keduanya melangsungkan acara pernikahan secara sederhana agar terkesan lebih sakral. Hanya kerabat dan sahabat dekat saja yang diundang, termasuk Bu Endah dan Agam mantan suami Widia. Agam tidak datang ke acara itu, Endah datang seorang diri sekaligus mewakili anaknya untuk mengucapkan selamat. Endah merasa sedikit iri saat itu, Widia terlihat sangat bahagia dengan suami barunya. Sementara Agam? Meski dia sudah punya anak, Agam belum sepenuhnya bisa merasakan bahagia. "Selamat menempuh hidup baru, semoga samawa," ucap Endah sambil menyalami Widia dan Dion. "Terimakasih Bu. Sarah dan Mas Agam mana? Nggak ikut datang?" Widia basa-basi. Padahal dia sudah tau kalau dua orang itu tidak akan datang ke acaranya. "Maaf, mereka tidak bisa datang karena sedang sibuk mengurus si kecil. Sarah juga belum terlalu fit untuk keluar rumah," sahut Endah. "Ah, iya. Tidak apa apa, sampaikan salamku padanya," "Nanti Ibu sampaikan pada m

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Keraguan Agam Tentang Anaknya

    Berkali-kali Endah menasehati Agam agar bisa melupakan mantan istrinya, tapi nyatanya nasihat itu tidak dipakai. Agam tetap saja menginginkan wanita itu kembali, bahkan saat wanita itu telah menjadi tunangan pria lain.Walaupun hidup Widia kini terlihat jauh lebih beruntung daripada hidup Agam, setidaknya Agam bisa memiliki keturunan dari Sarah. Sampai detik ini Endah yakin kalau Widia mandul, oleh karena itu dia tidak kunjung hamil saat menjadi istri dari Agam."Ayo temui anak dan istrimu di dalam," ajak Endah pada Agam."Ibu saja yang masuk duluan, nanti aku nyusul," sahut Agam lesu."Mau sampai kapan kamu melamun disini? Apa kamu sedang meratapi Widia? Sudahlah, lupakan wanita mandul itu!""Dia nggak mandul Bu, aku sendiri yang membaca hasil pemeriksaannya,""Kalau dia nggak mandul, lalu siapa yang mandul? Kamu? Pasti Widia yang mandul, buktinya kamu bisa punya anak setelah menikah dengan Sarah,""Berhenti menjelekan Widia Bu!" bentak Agam."Sudah lah, jangan bahas dia lagi. Ayo ce

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Sarah Melahirkan

    Pagi buta, pinggang Sarah terasa pegal dan perut bagian bawahnya terasa panas. Mungkin ini sudah waktunya melahirkan, dia segera menghampiri suaminya di ruang tamu. Seperti biasa kalau ada bola, Agam suka nonton sampai ketiduran di atas sofa. "Mas, bangun," Sarah menggoyang-goyangkan tubuh suaminya. "Hem...." lirih Agam. Dia malas membuka mata dan memilih untuk mengabaikan istrinya. "Mas, bangun. Punggung dan perutku sakit, sepertinya aku mau melahirkan," ucap Sarah sambil merintih. Agam membuka mata, dia duduk dan mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih ada di dalam mimpi. Dia memperhatikan istrinya, keringat keluar sebesar biji jagung, juga nampak sedikit pucat. "Ayo kita ke rumah sakit sekarang," "Ayo, aku kabari Ibuku dulu," Agam mengambil ponsel dan mengirim pesan pada Ibunya. Setelah itu dia pergi ke rumah sakit. *** Tiba di rumah sakit, Sarah makin kuat menangis. Karena sakit yang dia rasakan makin sering dan semakin sakit. Pembukaan sudah menuju lengkap, tap

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Bukan Janda Biasa

    Tit... Tit... Tit...Terdengar suara klakson mobil beberapa kali di halaman rumah Widia, Akbar membuka pintu dan keluar dari rumah. Dia syok melihat sebuah mobil mewah berwarna ngejreng terparkir disana.'Mobil siapa itu? Bagus sekali,' gumam Akbar dalam hati.Widia menyusul Akbar, dia penasaran dengan tamu yang berkunjung ke rumahnya pagi itu. Tak lama, pintu mobil terbuka, Dion dan seorang pria asing seperti supir pribadi keluar dari dalam mobil itu.Widia ternganga, Dion benar-benar membelikannya mobil baru. Bahkan bentuknya bagus juga cantik. Cocok sekali jika dikendarai oleh perempuan. Ternyata Dion menepati janji yang baru dia buat semalam, Widia merasa tersentuh."Pagi Wid, pak" sapa Dion ramah."Pagi, mobil baru nih," ucap Akbar."Iya pak, aku beli buat Widia,""Oh.... Apa? Buat Widia?""Iya, sekalian aku kasih supir satu, namanya Edi.""Baik sekali kamu ya, baru jadi tunangan sudah kasih mobil. Anakku benar benar beruntung punya calon suami royal,""Jangan berlebihan mujinya

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Cemburu Buta

    Widia keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan sahabatnya, dia kaget dengan tatapan para tetangga yang berubah pada dirinya. Padahal tidak ada yang salah dengan penampilannya hari ini, busana bebas tapi sopan. Apa karena statusnya yang kini menjadi tunangan seorang dokter? Mana bujang pula. "Mau kemana Neng?" tanya tetangga rumah Widia "Antar pesanan kue Bu," sahut Widia singkat. "Sekarang jadi tampil cantik terus ya, bawaanya ceria," sambung tetangga satunya lagi. "Ya... iya lah, calon suaminya kan dokter. Biar nggak ke banting nanti. Ha.... Ha.... Ha...." celetuk yang satunya lagi tanpa dosa. Widia kesal, dia memilih untuk diam dan segera pergi dari tempat itu. Padahal bisa saja Widia menanggapinya, tapi dia tidak mau ribut dan bertengkar dengan tetangga sendiri. Hidup punya tetangga julid memang membuat hati dan pikiran pusing. Widia harus punya banyak stok sabar dan membuat telinganya tuli dari omongan tetangga kanan kiri. Kalau tidak, dia bisa mati muda karena terke

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Lamaran Diterima

    Malam itu, Widia tampil cantik dengan mengenakan baju kurung khas Melayu dan make up sedikit menor. Jangankan orang tuanya, Varo, dan Celine pangling dengan penampilan Widia saat itu. Bisa dipastikan Dion dan Ayahnya akan pangling juga."Alhamdulillah, anak ibu cepat dapat calon suami. Mudah mudahan sama yang ini bisa langgeng sampai tua ya," Rini menyeka air matanya yang jatuh membasahi pipi. Rasa sedih bercampur haru menyelimuti hati wanita paruh baya itu.Tak hanya Rini, Akbar juga ikut menahan haru. Pasalnya dia dan Juned yang memiliki rencana menjodohkan Dion dengan Widia. Baru mau lamaran saja sudah begini apa lagi menikah nanti? Mungkin Akbar akan menangis sesenggukan.Rini dan Akbar telah membesarkan Widia dari bayi hingga dewasa, mereka tak rela anaknya disakiti oleh pria manapun. Siang malam mereka berdoa semoga Widia diberi pengganti yang jauh lebih baik dari Agam dan Tuhan malah memberinya lebih. Dion, bujang tampan, pintar, baik dan juga seorang dokter tajir.Ingin rasany

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Melamar

    Dion tidak bisa tidur semalaman, dia terus membayangkan kejadian tadi siang saat dirinya mencium pipi Widia. Janda cantik itu terpaku, wajahnya memerah karena malu. Banyak pengunjung yang melihat kejadian tadi, wajar saja kalau Widia merasa malu. Saat cemburu, seorang pria bisa melakukan hal gila. Tapi Dion tak menyangka dirinya akan segila itu, mencium seorang janda ditempat umum. Beruntung Widia mau memaafkannya, tapi mungkin mulai detik ini dia akan menjaga jarak dengan Dion. "Sebaiknya besok aku datang saja ke sana dan melamarnya, takut keduluan mantan suaminya datang minta rujuk," ucap Dion. Dion mengambil ponselnya, dia mengirim pesan singkat pada Widia. "Besok malam, aku akan datang ke rumahmu bersama dengan Ayahku. Aku mau melamar mu," tulis Dion di ponsel dan mengirimkannya pada nomor wisuda. Tring... Bunyi pesan masuk di ponsel Widia. Widia yang sudah bersiap pergi tidur langsung bangun dan memeriksa ponselnya. "Hah? Dion besok mau kesini untuk melamar ku? Baga

  • Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku   Menyesal?

    Widia baru saja selesai mengantar pesanan kue dari sahabatnya, dalam perjalanan pulang dia mampir ke rumah makan padang untuk membeli tiga bungkus makanan enak khas Nusantara itu. Widia memarkir sepeda motornya, mencopot helm dan bersiap masuk ke dalam rumah makan. Tiba-tiba saja Agam muncul, dia menahan langkah kaki Widia dengan menarik tangannya. Widia yang panik langsung berontak, tapi cengkraman Agam begitu kuat hingga tidak bisa di lepaskan. "Mas, lepaskan aku!" "Nggak, aku mau kita bicara," "Mau bicara soal apa Mas? Sampai-sampai Mas perlu mencengkram lenganku sekuat ini? Tolong lepaskan aku Mas," "Berjanjilah kamu nggak akan kabur," "Iya, aku janji nggak akan kabur," Agam melepaskan cengkraman tangannya, Widia menggerakkan lengannya ke kanan dan ke kiri untuk menghempas rasa linu yang tadi hinggap. Keduanya masuk ke dalam rumah makan, menarik kursi dan duduk berhadapan. Widia tau bicara dengan jarak sedekat itu dengan suami orang adalah sebuah kesalahan, tapi di

DMCA.com Protection Status